Kamis, 24 Januari 2013

PERANAN LINGKUNGAN PENDIDIKAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN

PENDAHULUAN
Salah satu sistem yang memungkinkan proses pendidikan berlangsung secara konsisten dan berkesinambungan dalam mencapai tujuannya adalah institusi atau lembaga pendidikan. Lingkungan pendidikan merupakan institusi atau lembaga pendidikan di mana pendidikan itu berlangsung. Selain itu, lingkungan pendidikan merupakan salah satu faktor eksternal yang ikut berperan dalam menciptakan prestasi belajar dalam proses kependidikan.
Dan dalam makalah ini kami akan membahas hal tersebut lebih mendalam. Apa yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan? Apa sajakah yang termasuk dalam lingkungan pendidikan? Serta bagaimana pengaruh lingkungan pendidikan terhadap pendidikan itu sendiri?.
Semoga pemaparan dari kami dapat bermanfaat, kritik dan saran sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah kami.
A. Pengertian Lingkungan.
Dalam arti yang luas lingkungan mencakup iklim dan geografis, tempat tinggal, adat istiadat , pengetahuan, pendidikan dan alam. Dengan kata lain lingkungan ialah segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang. Ia adalah seluruh yang ada, baik manusia maupun benda buatan manusia, atau alam yang bergerak atau tidak bergerak, kejadian-kejadian atau hal-hal yang mempunyai hubungan dengan dengan seseorang.[1]
Sedangkan menurut Sartain, yang dimaksud dengan lingkungan meliputi semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan, atau life proccess kita kecuali gen-gen.[2]
Dan Zakiah Daradjat berpendapat, bahwa sejauh mana seseorang berhubungan dengan lingkungaannya, sejauh itu pula terbuka peluang masuknya pengaruh pendidikan kepadanya. Tetapi tidak selamanya keadaan tersebut bernilai pendidikan, karena bisa saja malah merusak perkembangan seseorang.

B. Lingkungan Pendidikan.
Lingkungan pendidikan merupakan lingkungan yang dapat menunjang suatu proses kependidikan atau bahkan secara langsung digunakan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pendidikan. Dan dari sisi pendidikan Islam, lingkungan pendidikan Islam merupakan suatu lingkungan yang di dalamnya terdapat ciri-ciri keislaman yang memungkinkan terselenggaranya pendidikan Islam dengan baik.[3]
Lingkungan pendidikan menunjuk kepada situasi dan kondisi yang mengelilingi dan mempunyai pengaruh terhadap perkembangan pribadi. Lingkungan pendidikan dibagi menjadi dua:[4]
1. Lingkungan sekitar (milieu)
Yaitu segala keadaan: benda, orang, serta kejadian atau peristiwa di sekeliling peserta didik. Dan lingkungan sekitar ini terdiri atas lingkungan alam dan lingkungan sosial.
Lingkungan alam yang mempunyai pengaruh terhadap pendidikan antara lain sebagai berikut:
a. Kondisi iklim seperti daerah beriklim dingin, sedang, dan panas. Kondisi ini dapat menyebabkan orang mempunyai kebiasaan dan sifat tertentu.
b. Letak geografis, seperti daerah pantai dan daerah pedalaman. Daerah pantai dengan kehidupan nelayan yang selalu bertempur melawan gelombang dapat membuat orang berwatak keras, sementara daerah pedalaman dengan kehidupan pertanian dapat membuat orang berwatak lemah lembut.
c. Demikian pula keadaan tanah seperti kering, tandus, dan gersang, mempunyai pengaruh yang berbeda dari daerah-daerah yang subur, dimana penghidupan tidak merupakan beban yang berat.
Sedangkan lingkungan sosial sendiri meliputi lingkungan sosial keluarga dan lingkungan sosial masyarakat. Dan keadaan dalam lingkungan keluarga yang dapat berpengaruh terhadap pendidikan antara lain:
a. Perlakuan orang tua terhadap anak
b. Kedudukan anak dalam keluarga
c. Status anak dalam keluarga
d. Besar kecilnya keluarga
e. Ekonomi keluarga dan pola hidupnya
f. Pendidikan orang tua
Adapun lingkungan masyarakat yang turut berpengaruh terhadap perkembangan dan pendidikan antara lain:
a. Situasi politik, seperti keadaan perang atau damai, dan pemerintahan yang memberi atau menindas kebebasan
b. Situasi ekonomi, seperti negara miskin, negara berkembang, atau negara maju.
2. Pusat-pusat pendidikan.
Yaitu tempat, organisasi, dan kumpulan manusia yang dirancang sebagai sarana pendidikan.
Sejak Islam melembagakan pendidikan anak sebagai kewajiban dan tanggung jawab orang tua, keluarga menjadi pusat pendidikan pertama. Selanjutnya, pendidikan berlangsung di dalam masyarakat atas dasar kewajiban menjalankan menjalankan amar ma’ruf nahi mungkar. Di luar pendidikan keluarga, pendidikan Islam tidak membatasi diri pada pusat pendidikan tertentu. Tempat manapun yang dapat memberi kesempatan kepada orang muslim untuk memperoleh pendidikan, tempat itu dalam pendidikan Islam dipandang sebagai pusat pendidikan.[5]
a. Keluarga.
Sebagai pusat pendidikan pertama, keluarga mempunyai tugas fundamental dalam mempersiapkan anak bagi peranannya di masa depan. Di sini pendidikan berlangsung dengan sendirinya sesuai dengan tatanan pergaulan yang berlaku di dalamnya.[6]
Lingkungan keluarga yang baik sekurang-kurangnya mempunyai dua ciri sebagai berikut:
Pertama, keluarga memberikan suasana emosional yang baik bagi anak-anak seperti perasaan senang, aman, disayangi, dan dilindungi.
Kedua, mengetahui dasar-dasar kependidikan, terutama berkenaan dengan kewajiban dan tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak serta tujuan serta tujuan dan isi pendidikan yang diberikan kepadanya.
Ketiga, bekerjasama dengan pusat pendidikan tempat orang tua mengamanatkan pendidikan anaknya, seperti madrasah dan pesantren. Menitipkan anak pada pusat pendidikan bukan melepaskan tanggung jawab. Hal itu justru menunjukkan tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya, apabila ia sendiri merasa tidak mampu untuk memberikan pendidikan yang dibutuhkan anaknya.
b. Masjid.
Pada masa awal-awal penyebaran Islam, masjid merupakan pusat berbagai aktivitas. Yang terpenting ialah sebagai berikut:
1) Pusat peribadatan shalat.
2) Pusat pendidikan dan pengembangan kebudayaan. Di situ para ulama’ membentuk forum studi dalam bentuk lingkaran (halaqah) untuk mengkaji alQur’an, fiqh, dan bahasa, serta penyampaian fatwa.
3) Sebelum didirikan kantor-kantor pemerintahan, masjid merupakan pusat berbagai kegiatan pemerintahan.
c. Perpustakaan.
Perpustakaan umum yang biasanya berpusat di kota kadang-kadang mempunyai bangunan sendiri dan kadang-kadang berdampingan dengan masjid, sekolah, ribath, atau rumah sakit.
d. Madrasah atau Sekolah.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang penting setelah keluarga. Dan peran sekolah bagi pembentukan kepribadian anak sangat besar, ini terbukti dengan keberhasilan sekolah dalam membina kecerdasan, sikap, minat dan sebagainya.
Dan untuk lingkungan pendidikan yang di luar sekolah, Zakiah
Daradjat menambahkan:
1. Asrama.
Setiap asrama memiliki suasana tersendiri yang amat diwarnai oleh para pendidik atau pemimpinnya dan oleh sebagian besar anggota kelompok dari mana berasal. Demikian pula tatanan dan cara hidup kebersamaan serta jenis kelamin dari pengguninya turut membentuk suasana asrama yang bersangkutan.
2. Perkumpulan remaja.
Disinilah letak kesempatan yang baik bagi remaja untuk mengorganisir dirinya dan menyalurkan segala kehendak hati, keinginan dan angan-angan sebagai pembuktian bahwa merekapun patut mendapat pengakuan dari masyarakat.[7]
C. Pengaruh Lingkungan Dalam Pendidikan.
Secara umum ada tiga macam pengaruh lingkungan dalam pendidikan, khususnya pendidikan Islam yaitu:[8]
1. Pengaruh positif, yaitu lingkungan yang memberikan dorongan atau
memberikan motivasi dan rangsangan kepada anak untuk menerima,
memahami, meyakini serta mengamalkan ajaran Islam.
2. Pengaruh negatif, yaitu lingkungan yang menghalangi atau kurang menunjang kepada anak untuk menerima, memahami, meyakini, dan mengamalkan ajaran Islam.
3. Pengaruh netral, yaitu lingkungan yang memberikan dorongan untuk meyakini atau mengamalkan agama, demikian pula tidak menghalangi anak-anak untuk meyakini dan mengamalkan ajaran Islam.
D. Menciptakan Lingkungan Sekolah Yang Kondusif.
Lingkungan pendidikan yang kondusif merupakan lingkungan yang dapat membangkitkan semangat belajar dan menjadi faktor pendorong yang dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses belajar. Untuk menciptakan lingkungan yang kondusif harus ditunjang oleh berbagai fasilitas belajar yang menyenangkan dengan pengaturan ruang belajar, sarana belajar, susunan tempat duduk, pemanasan sebelum masuk ke materi yang akan dipelajari, serta sikap dan hubungan yang harmonis antara pendidik dan peserta didik dan lain-lain.
Lingkungan yang kondusif dapat dikembangkan melalui berbagai layanan dan kegiatan sebagai berikut:
1. Memberikan pilihan bagi siswa yang lambat maupun yang cepat dalam melakukan tugas pembelajaran.
2. Memberikan pembelajaran remidial bagi peserta didik yang kurang berprestasi.
3. Memberikan organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman dan aman bagi perkembangan potensi seluruh peserta didik secara optimal.
4. Menciptakan kerjasama saling menghargai, baik antara peserta didik maupun antara peserta didik dengan guru dan pengelola pembelajaran lain.
5. Melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan belajar dan pembelajaran.
6. Mengembangkan proses pembelajaran sebagai tanggungjawab bersama antara peserta didik dan guru, sehingga guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan sebagai sumber belajar.
7. Mengembangkan sistem evaluasi belajar dan pembelajaran yang menekankan pada evaluasi diri sendiri (self evaluation).[9]
E. Mendayagunakan Lingkungan.
Pendayagunaan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran ysng menjadikan lingkungan sebagai sumber belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akan lebih menarik minat siswa apabila apa yang dipelajari diangkat dari lingkungannya sehingga siswa mendapatkan pemahaman dan kompetensi dengan cara mengamati dan melakukan langsung terhadap apa yang terjadi di lingkungannya, sehingga pada akhirnya siswa akan memiliki rasa cinta, peduli, dan bertanggung jawab terhadap lingkungannya. Pembelajaran berdasarkan pendekatan lingkungan dapat dilakukan dengan cara:
1. Membawa peserta didik ke lingkungan untuk kepentingan pembelajaran seperti karya wisata, metode pemberian tugas, dan lain-lain.
2. Membawa sumber-sumber dari lingkungan sekolah (kelas) untuk kepentingan pembelajaran. Sumber tersebut bisa sumber asli, seperti narasumber, atau sumber tiruan seperti model, gambar, dan lain-lain.
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah di atas dapat kami simpulkan, bahwa lingkungan pendidikan merupakan lingkungan yang sangat menunjang suatu proses pendidikan atau bahkan secara langsung digunakan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pendidikan.
Dan ternyata lingkungan pendidikan juga mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan anak didik. Baik berupa pengaruh yang positif ataupun pengaruh yang negatif. Maka menjadi tugas guru dan orang tualah untuk menuntun anak didiknya agar dapat memanfaatkan lingkungan pendidikan ini menuju ke arah yang positif.
DAFTAR PUSTAKA
Abudinata, MA. 1997. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos wacana Ilmu.
Aly, Hery Noer. 1999. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Logos wacana Ilmu.
Daradjat, Zakiah, Dr. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
E Mulyasa, M.Pd. 2006. Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Purwanto, M. Ngalim, MP. 2000. Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Uhbiyati, Nur. 1998. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Pelita.


[1] Zakiah Daradjat, dkk. Ilmu Pendidikan Islam, hal.64.
[2] M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, hal.72
[3] Abudinata, Ilmu Pendidikan Islam, hal.211
[4] Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, hal. 209.
[5] Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, hal.211
[6] Zakiah Daradjat, dkk. Ilmu Pendidikan Islam, hal.66
[7] Zakiah Daradjat, dkk. Ilmu Pendidikan Islam, hal.70
[8] Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, hal.211
[9] E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, hal. 16-17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar