Kamis, 07 Februari 2013

Hadits Tarbawi: PENDIDIK DALAM HADITS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang
Dalam UU sisdiknas No. 20,  Tahun 2003, Dijelaskan bahwa pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Maka dari itu, presentasi pada kali ini pemakalah membuat makalah yeng berjudul “ pendidik dalam Hadits” guna untuk memenuhi persyaratan tugas mata kuliah Hadits Tarbawi.

1.2.    Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka dapat diambil pokok permasalahan sebagai berikut :
1.    Siapa yang disebut pendidik dalam hadits?
2.    San apa fungsi pendidik bagi manusia?

1.3.    Batasan Pembahasan
Dari rumusan masalah diatas, maka dapat dibatasi dari materi yang akan di bahas sebagai berikut:
1.    Menjelaskan tentang pendidik dalam hadits.

BAB II
PEMBAHASAN
PENDIDIK DALAM HADITS

Secara bahasa pendidik adalah orang yang mendidik. Dan bahasa inggris di sebut dengan teacher, artinya pendidik, pengajar. Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh Zainal Efendi Hasibuan, dari hadits-hadits Rasulullah SAW, terdapat sejumlah istilah yang digunakan untuk menyebut guru, yaitu : murabbi, mu’allim, mudarris, muzakki, mursyid dan mutli yang akan dibahas pada lembaran berikut ini.

2.1.    Rasulullah SAW Sebagai Pendidik
Apabila di telaah sirat nabawiyat, sesungguhnya banyak sisi-sisi kehidupan rasulullah SAW, yang cocok di jadikan sebagai teladan. Dalam aspek politik, strategi perang, pengembangan ekonomi, konsep tentang ketuhanan dan sebagainya.pribadi rasul adalah orang yang patut diteladani. Allah SWT Berfirman dalam QS. AL-Ahzab : 21)
                   
Artinya :  Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.

Diantara keteladanan rasulullah SAW, adalah dari segi aspek sebagai pendidik ideal, hal ini ditegaskan oleh allah dalam al-qur’an :
             •      
Artinya : Ya Tuhan Kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.(QS. Al-Baqarah : 129)
Abu Ja’far Mengatakan, sebagaimana dikutip al-Tabari, bahwa ayat diatas merupakan do’a nabi ibrahim dan ismail khusus terhadap nabi muhammad SAW. Seperti dikatakan nabi SAW, “aku adalah do’a ayahku, ibrahim dan, kabar gembira yang dibawa kedatanganku, abu ja’far mengkuatkan bahwa hikmah adalah menhetahui hukum-hukum allah yang hnaya di ketahui melalui penjelasan rasulullah SAW. Dan hal-hal yang menunjukkan kearah hukum allah. Sementara yuzakkim artinya allah membersihkan (menyucikan) dari sifat syirik dan menyembah berhala, meningkatkan dan menambah ketaatan kepada allah.
Mustafa Muslim mengatakan, bahwa ayat diatas merupakan do’a nabi ibrahim AS. Rasulullah SAW memberitahukan bahwa penetapan beliau sebagau rasul dan sebagai pendidik adalah buah do’a dari ibrahim AS. Do’a nabi ibrahim di atas di jawab dengan firman allah surat ali imran ayat 164.
                           
Artinya : Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab dan Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
Ayat diatas yang menunjukkan rasulullah SAW sebagai pendidik, dan jawaban dari nabi ibrahim AS. Lebih dipertegas pada ayat berikut.
             •      
Artinya : Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.
Muhammad Hasbi al-Shyddiqiy, menjelaskan bahwa allah mneyempurnakan nikmatnya atas penduduk mekah, masyarakat arab, dengan jalan menguasai ka’bah dan menjadikannya kiblat bagi mereka. Allah memberikan kekuatan kepada  orang arab untuk menyucikan ka’bah itu dari penyembahan berhala sebagai kesempurnaan nikmatnya, allah mengutus seorang rasul, yaitu Muhammad SAW dari golongan mereka sendiri.
                       
Artinya : Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
Menurut Quraish Shihab, ayat diatas menjelaskan bahwa allah mengutus nabi muhammad SAW kepada masyarakat arab yang al-Ummi, tidak bisa baca tulis. Dan muhammad juga termasuk yang Ummi. Rasul yang ummi itu membacakan ayat-ayat allah kepada mereka, menyucikan mereka dari keburukan pikiran, hati dan tingkah laku serta mengajarkan kepada mereka al-Qur’an dan hikmah, yakni pemahaman agama ilmu amaliah dan amal ilmiah.
Ayat diatas menunjukkan bahwa keberadaan nabi muhammad SAW adalah sebagai pendidik, karena beliau terlahir, untuk mengajarkan al-Kitab, al-Hikmat kepada manusia. Sebagai pendidik, rasulullah SAW mensucikan jiwa mereka, mengajak umat betapa perlunya merenungkan ayat-ayat allah, baik ayat Qur’aniyat maupun ayat-ayat qauniyat, alam semesta ciptaannya.
2.2.    Istilah Pendidik Berdasarkan Tinjauan Hadits.
Sosok rasulullah SAW sebagai pendidik ideal dapat dilihat dari, profil rasulullah SAW sebagai murabbi, mu’alim, mu’addib, mudarris, dan mutli secara ringkas dapat dikemukakan sebagai berikut.
1.    Rasul sebagai murabbi
Istilah murabbi merupakan bentuk (shighat) al-ism al-fail yang berakar dari tiga kata. Pertama dari kata raba yarbu, yang artinya dzat dan nama (bertambah daan tumbuh). Kedua berasal dari kata rabiya, yarba, yang emmpunyai makna tumbuh (nasya’) dan menjadi besar (tara’a). Ketiga berasal dari kata Rabba yarubbu yang artinya memperbaiki, menguasai, memimpin, menjaga dan memelihara. Istilah murabbi berasal dari al-fi’l al-madhi tsulasi mazid bi harfin wahid, yaitu rabba setimbangan dengan fa’ala, yufa’ilu, taf’ilan, mufa’ilun.berdasarkan kajian ‘ilm al-sharaf, term murabbi merupakan bentuk al-ism al-fa’il artinya orang yang melakukan sesuatu, dalam hal ini kata murabbi artinya orang yang mendidik. Jadi istilah rabba, sebagai asal kata pendidikan secara bahasa difahami sebagai menumbuhkan dan mengembangkan.
Dalam hadits rasulullah tidak terdapat kata yang persis sama dengan murabbi, akan tetapi akar kata yang ada hubungannya dengan murabbi. Di abwah ini penulis mengemukakan hadits-hadits yang ada kaitannya dengan murabbi, baik dalam bentuk isim maupun dalam bentuk fiil. Seperti hadits berikut :
حدثنا اسماعيل بن ابراهيم اخبرنا ابوا خيان التيمي عن ابي زرعة عن ابي هريرة قال, " كان النبي صلى الله عليه وسلم يوم بارز اللناس فاتاه رجل فقال, ماالايمان ؟ قال, الايمان ان تؤمن بالله وملائكته وبلقائه ورسوله وتؤمن بالبعث. " قال, " مالاسلام؟ قال, ان تعبد الله ولاتشرك به, وتقيم الصلاة, وتؤدى الوكاة المفروضة, وتصوم رمضان. قال," مالاحسان؟ " قال, ان تعبد الله كانك تراه فإلم تكن تراه فإنه يركز قال: من الساعة؟ قال: " مالمسئول عنها اعلم من السائل, وسأخبرك عن اشراطها: اذا ولدت الامة ربها , واذا تطاول رعاة الابل البهم فى البنيات , فى خمس لا يعلمهن الاالله, ثم تلالاالنبى صلي الله عليه وسلم: " ان الله عنده علم الساعة ...... : لقمان : 34) الاية, ثم ادبر, فقال ردوه, فلم يرو شيئا فقال, " هذا جبريل جاء يعلم الناس دينهم." (رواه البخارى)
Artinya : menceritakan kepada kami ismail ibn ibrahim, memberikan kepada kami ibn hayyan al tamimi dari abi zar’at dari abi hurairat, ia berkata “ pada suatu hari ketika nabi duduk bersama sahabat, tiba-tiba datang seorang laki-laki yang bertanya, “apakah iman itu? Jawab nabi, “iman adalah percaya kepada allah, percaya kepada malaikatnya, dan pertemanan denganNya, para rasulNya, dan percaya kepada hari berbangkit dari kubur. Lalu laki-laki itu bertanya kembali, apakah islam itu? Jawab Nabi SAW, “ islam adalah menyembah kepada allah dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apapun, mendirikan sholat, menunaikan zakat yang difardukan dan berpuasa di bulan ramadhan. Lalu laki-laki itu bertanya lagi, apa ihsan itu? Nabi SAW menjawab “ ihsan adalah menyembah allah seolah-olah engkau menyembahNya,jika engkau tidak melihatNya, ketahuilah bahwa allah melihatmu. Lalu laki-laki itu bertanya lagi “ apakah hari kiamat itu? Nabi SAW menjawab “ Orang yang ditanya tidak lebih mengetahui dari pada orang yang bertanya, tetapi saya beritahukan kepadamu beberapa syarat (tanda-tanda) akan tiba hari kiamat, yaitu jika budak sahaya telah melahirkan majikannya, dan jika pengembala onta dan ternak lainnya berlomba-lomba membangun gedung. Dan termasuk dalam lima macam yang tidak mengetahuinya kecuali allah, yaitu tersebut dalam ayat : “ sesungguhnya allah ahnya pada sisinya sajalah yang mengetahui hari kiamat, dan dia pula yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada dalam rahim ibu, dan tidak seorangpun yang mengetahui dimanakah ia akan mati. Sesungguhnya allah maha mengetahui sedalam-dalamnya.” Kemudian pergilah orang itu. Lalu nabi menyuruh sahabat, “ antarkanlah ornag itu. Akan tetapi sahabat tidak melihat bekas orang itu. Maka nabi SAW bersabda, itu adalah malaikat jibril AS yang datang mengajarkan bagimu.” (HR. Bukhari).
Dalam konsep murabbi sebagai pendidik, ia berusaha untuk mencontoh sifat-sifat tuhan, sehingga akan muncul sifat-sifat yang baik pada diri seseorang pendidik.
Apabila ditelaah dalam hadits rasulullahSAW, ditemukan konsep murabbi sebagai pendidik adalah:
a.    Pendidik mempunyai wewenang penuh dalam mengemban amanatnya sebagai pendidik bagi peserta didik.
b.    Perlunya usaha pengembangan sifat profesionalisme pendidik agar tugasnya sebagai pendidik dapat dijalankan secara optimal
c.    Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab mengemban amanat allah untuk menciptakan manusia pengabdi kepada allah dan khalifah fi al-ardh.
d.    Pendidik semestinya memahami aspek psikologis anak.
e.    Pendidik adalah orang yang berkewajiban menumbuhkembangkan potensi anak.
f.    Pendidik senantiasa mengembangkan dan menanamkan sifat-sifat al-rububiyyat dalam dirinya.
g.    Pendidik menguasai konsep dan penerapan mamajemen kelas dan menciptakan suasana belajar yang dinamis, dialogis dan menyenangkan.

2.    Rasul sebagai mu’alim
Rasyid rida sebagaimana di kutip Samsul Nizar, mengartikan al-ta’lim sebagai proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu. Argumentasinya didasarkan pada surat al baqarah : 151
             •      
Artinya : Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.
Berdasarkan ilmu diatas, maka mualim adalah orang yang mampu merekonstruksi bangunan ilmu secara sistematis dalam pemikiran peserta didik dalam benytuk ide, wawasan, kecakapan, dan sebagainya yang ada kaitannya dengan hakikat sesuatu. Mu’alim adalah orang yang memiliki kemampuan unggul dibandingkan dengan peserta didik, yang dengannya ia dipercaya menghantarkan peserta didik kearah kesempurnaan dan kemandirian.

3.    Rasul sebagai Mu’addib
Menurut al-ghazali adab adalah melatih diri lahir dan batin untuk mencapai kesucian menjadi sufi. Adab itu menurutnya ada dua tingkatan:
a.    Adab al-khidmat, yaitu fana dari memandang ibadahnya memandang ibadah yang diperbiatnya hanya semata dengan izin dan anugrah allah SWT kepadanya.
b.    Adab ahli hadharah al-uluhiyyat bagi ahli al qurb (orang-orang yangd ekat dengan tuhan), yaitu adab mereka lakukan adalah mengikuti adab rasulullah lahir dan batin.
Dalam kitab munhaj al-muslim karya abu bakar asy-syidiq al-jazairi, disebutkan 13 macam adab muslim terhadap tuhan, nabi muhammad, sesama manusia dan diri sendiri. Adab tersebut sebagai berikut.
a.    Adab berniat.
b.    Adab terhadap tuhan
c.    Adab tergadap al-Qur’an
d.    Adab terhadap rasul
e.    Adab terhadap diri sendiri berupa taubat, muraqabat (kontrol) muhasabat (perhitungan) dan mujahadat (perjuangan)
f.    Adap terhadap sesama makhluk yang terdiri atas orang tua, anak, saudara, suamu istri sahabat karib dll.
g.    Adab persaudaraan (al-ukhwat) karena allah, cinta dan benci karena allah.
h.    Adab duduk menghadiri majlis pertemuan.
i.    Adab makan dan minum
j.    Adab bertamu
k.    Adab safar (bepergian)
l.    Adab berpakaian
m.    Adab tidur.

4.    Rasul sebagai mudarris
Secara terminologi mudarris adalah orang yang memiliki kepekaan intelektual dan informasi serta memperbaharui pengetahuan dan keahliannya secara berkelanjutan, dan berusaha mencerdaskan peserta didiknya, memberantas kebodohan mereka, serta melatih keterampilan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.
Konsep mudaris sebagai pendidik memiliki makna yang dalam. Implikasinya sebagai konsep pendidik dalam pendidikan islam sebagai berikut :
1.    Mudaris adalah orang memiliki profesionalitas untuk mengembangkan potensi peserta didik
2.    Mudaris mampu menciptakan suasana belajar yang harmonis.
3.    Mudaris mampu menciptakan kerja sama diantara pelajar untuk memperdalam ilmu pengetahuan.
4.    Mudarris mampu mengelola dan memilih materi pelajaran dan menyajikannya kepada peserta didik dengan baik.
5.    Mudaris adalah orang yang sering menelaah al-qur’an. Karena al-qur’an adalah suatu mukjizat yang banyak mengandung nilai-nilai pendidikan.

5.    Rasul sebagai mursyid
Mursyid adalah istilah lain yang dipergunakan untuk panggilan pendidik dalam pendidikan islam.
Secara terminologi mursyid adalah salah satu sebutan pendidik atau guru dalam pendidikan islam yang bertugas untuk membimbing peserta didik agar ia mampu menggunakan akal pikirannya secara tepat, sehingga ia mencapai keinsyafan dan kesadaran tentang hakikat sesuatu atau mencapai kedewasaan berfikir.

6.    Rasul sebagai mutli
Mutli adalah orang yang membaca sesuatu kepada orang lain. Apabila dihubungkan dengan pendidik dalam pendidikan islam adalah seorang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik, terutama yang berhubungan dengan membaca baik secara lisan maupun tertulis serta mampu memahaminya serta menterjemahkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kata yang ringkas, mutli adalah pendidik yang mengajarkan kepada peserta didik ketrampilan membaca.
Tinjauan pemahaman terhadap makna mutli adalah sebagai berikut :
1.    Seorang pendidik yang bertanggung jawab proses perkembangan anak.
2.    Harus mengamalkan hasil bacaan dan apa yang di sampaikan kepada peserta didik.
3.    Harus sering membaca al-qur’an yang dapat menerangi hatinya.
4.    Memotifasi anak didik untuk gemar membaca.

7.    Rasul sebagai muzakki
Muzakki adalah pendidik yang bertanggung jawab untuk memelihara, membimbing, dan mengembangkan fitrah peserta didik, agar ia selalu berada dalam kondisi suci dalam keadaan taat kepada allah terhindar dari perbuatan yang tercela.
Secara terminologi konsep muzakki berimplikasi terhadap pemakaian dan tugas pendidik dalam pendidikan islam sebagai berikut.
1.    Muzakki adalah salah satu istilah untuk sebutan guru yang bertanggung jawab terhadap proses penyucian diri anak, baik jiwa maupun raga, sehingga ia terhindar dari sifat-sifat buruk dan diganti dalam dirinya sifat-sifat mulia.
2.    Menghiasi jiwa dengan sifat-sifat terpuji sehingga kesucian jiwanya tetap terjaga.
3.    Lingkungan dapat mempengaruhi kesucian jiwa, baik lingkunga  internal maupun eksternal peserta didik itu sendiri.
4.    Menjaga kesucian jiwa adalah dengan mengekang hawa nafsu dengan kegiatan yang bermanfaat.



BAB III
PENUTUP


3.1.   Kesimpulan
Dalam pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.    pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
2.    Secara ringkas Istilah Pendidik Berdasarkan Tinjauan Hadits adalah sebagai berikut :
a.    Rasulullah sebagai murabbi.
b.    Rasulullah sebagai mu’allim.
c.    Rasulullah sebagai mudarris.
d.    Rasulullah sebagai muzakki.
e.    Rasulullah sebagai mursyid.
f.    dan Rasulullah sebagai mutli.


DAFTAR PUSTAKA


Azra, Azyumardi, Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi Menuju Milennium Baru, Jakarta; PT Logis, 1999.
............., Esei-Esei Muslim dan Pendidikan Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.
............., Surau, Pendidikan Islam Tradisional dalam Transisi dan Modernisasi, terj. Idin Rasidin dari; The Rise and Decline of the Minangkabau; A. Tradisional Islamic Education in West Sumatera During the Duck Colonial Goverenment, Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 2003.
Badawi, A. Zaki, Mu’jam Musthalahat al-‘Ulum al-Ijtima’iyat, Beirut: Maktabah Libnan, 1982.
Baihaqi, H., Mendidik Anak Dalam Kandungan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar