BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah
satu tujuan pendidikan adalah menghasilkan siswa yang mempunyai semangat untuk
terus belajar seumur hidup, penuh rasa ingin tahu dan keinginan untuk menambah
ilmu, meskipun pendidikan formal mereka telah berakhir. Kunci untuk mewujudkan
semua itu adalah adanya motivasi yang kuat dan terpelihara dalam diri siswa
untuk belajar.
Sebagai seorang guru tentu Anda pernah mengamati siswa-siswi di kelas tiba-tiba kurang motivasi belajar. Hal ini sering ditandai dengan sikap negatif, seperti malas mengerjakan tugas, tidak merespons pertanyaan guru, tidak mau memberi pendapat, berperan sebagai pengikut saja atau tidak punya inisiatif, dan mengganggu teman atau berkomentar yang menarik perhatian orang lain. Salah satu penyebab hal tersebut terjadi karena guru lupa atau jarang memberi penghargaan atau pujian kepada siswanya tentang hal kecil apapun yang sudah mereka lakukan ketika mereka telah melakukan perubahan dalam bidang akademik dan perilaku. Bagaimanapun, pujian sesederhana apapun secara verbal sebenarnya dapat memengaruhi rasa diterima dan dipercayai kemampuannya sebagai seorang manusia. Otomatis hal ini akan meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar dikelas.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana teknik-teknik memotivasi siswa agar semangat dalam belajar?
BAB II
PEMBAHASAN
Teknik-Teknik Memotivasi Siswa
Motivasi tidak selalu timbul dengan sendirinya . motivasi dapat
ditumbuhkan, dikembangkan , dan diperkuat atau ditingkatkan. Makin kuay
motivasi seseorang makin kuat usaha unutk mencapai tujuan . selain itu,
motivasi juga harus diberikan dengan cara yang tepat dan Waktu yng tepat pula.
Menurut Elliot (1996) dalam, ada tiga saat dimana seorang guru dapat membangkitkan
motivasi belajar pada siswa, yaitu : pada saat mengawali beljar, selama
belajar, dan mengakhiri belajar
1. Pada saat mengawali beajar
dua factor motivasi kunci dalam hal ini adalah sikap dan kebutuhan. Guru
harus membentuk sikap positif pada diri siswa dan menumbuhkan
kebutuhannya untuk belajar dan berprestasi. Setiap kali mengawali
pelajaran, guru dapat memulai dengan pertanyaan-pertanyaan untuk memancing
siswa mengungkapkan sikap dan kebutuhan mereka terhadap pelajaran. Lalu
perlahan-lahan siswa diarahkan untuk bersikap positif dan merasakan
kebutuhannya.
2. Selama belajar
Dua proses kunci yang penting dalam hal ini addalah stimulasi dan
pengaruh. Untuk menstimulasi siswa dapat dilakukan dengan menimbulkan daya
tarik pelajaran, juga dapat dilakukan dengan mengadakan permainan. Selain itu,
guru harus mempengaruhi atribusi siswa terhadap hasil perilakunya, bila ia
berhasil maka keberhasilan itu adalah atas usahanya akan tetapi jika gagal aka
itu bukanlah kesalahannya dan masih ada kesmpatan untuk memperbaiki.
3. Mengakhiri belajar
Proses kuncinya dalah kompetensi dan reinforcement. Guru harus membantu
siswa mencapai kompetensi dengan meyakinkan bahwa mereka memiliki kemampuan
yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sedangkan reinforcement
harus diberikan dengan segera dan sesuai dengan kadarnya
Ada banyak teknik yang dapat dilakukan oleh seorang pendidik atau guru
untuk memotivasi siswa?pemelajar unutk belajar. Sardiman (2001) mengemukakan
beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhakn motivassi dalam kegiatan belajar
disekolah melalui:
1. Memberi angka
2. Hadiah
3. Saingan/kompetisi
4. Ego involvement
5. memberi ulangan
6. mengetahui hasil
7. pujian
8. hukuamn
9. hasrat untuk belajar
10. minat
11. tujuan
yang diakui
Nasution (1988) mengemukakan ada beberapa cara untuk meningkatkan
motivasi belajar, yaitu
1. memadukan motif-motif yang sudah dimiliki
2. memperjelas tujuan yang hendak dicapai
sehingga siswa akan berbuat lebih efektif
3. mengadakan persaingan
4. memberitahukan hasil kerja yang telah
dicapai
5. pemberian contoh yang positif
azwar (dalam irfan dkk 200) teknik memotivasi siswa
1. ganjaran ( rewards ) . Pemberian ganjaran
atau hadiah berkaiatan dengan kebutuhan akan penghargaan pada diri siswa.
Bentuk ganjaran yang diberikan dapat bersifat simbolik seperti sertifikat,
dapat berupa materi seperti buku, dan dapat pula bersifat psikologis seperti
pujian dan pengakuan. Pada umumnya ganjaran materi akan lebih efektif diberikan
pada siswa tingkat rendah sedangkan ganjaran untuk tingkat yang lebih atas
harus lebih berbentuk simbolik atau psikologis.
2. Nilai prestassi. Nilai prestasi diberikan
sebagai hasil THB, EBTA dan untuk hasil pekerjaan rumah maupun tugas-tugas di
sekolah, akan memiliki nilai motivasi yang tinggi apabila diberikan dengan cara
yang tepat. Terutama dalam memberikan nilai terhadap tugas-tugas sekolah
sehari-hari hendaklah dilakukan berdasarkan kemajuan belajar siswa masing-masing,
tidak berdasarkan perbandingan deengan prestasi kelompok.
3. Kompetisi. Dalam situasi-situasi tertentu,
persaingan dapat menjadi sumber motivasi yang ampuh. Bila akan mengadakan suatu
bentuk kompetisi di kelas, haruslah diingat bahwa dalam kompetisi itu setiap
siswaa harus mempunyai kesempatan yang sama besar untuk menang. Bila kompetisi
itu menyangkut prestasi sekoliah, maka harus ada pengelompokan kemaampuan lebih
dahulu. Apabila akan dibuat daalam suatu kompetisi dalm menyelesaikan tugas
belajar sehari-hari, lebih baik bila tugas itu merupakan tugas kelompok.
4. Pengetahuan akan hasil belajar. Untuk setiap
tugas sekolah maupun rumah, sangat penting artinya dalam motivasi belajar
adalah pengetahuan akan hasil. Para siswa sedapat mungkin segera mengetahui
hasil pekerjaan mereka. Penelitian menunjukan bahwa pengetahuan akan hasil
pekerjaan sangat efektif dalam memotivasi siswa untuk belajar
Setiap siswa memiliki motif terhadap tugas belajarnya,mulai dari sekedar
mendapatkan pengakuan dari sekitarnya (need of recognation) yang
diwujudkan dalam bentuk perilaku ingin dihargai prestasi belajarnya sampai
mencapai kebutuhan berprestasi,berkompetisi dan menjadi juara disekolahnya
,need of achievement. Namun yang lebih penting adalah bagaimana
memotivasi siswa agar memiliki komitmen yang mendalam untuk terus
mempertahankan dan meningkatkan prestasi yang telah diraihnya,memiliki daya
saing dan akhlak mulia.Untuk itu dalam memotivasi siswa perlu menanmkan
kesadaran melalui
1. Cognitive Insight : Kesadaran siswa pada
tataran ini haya berdasarkan kognitif semata,siswa termotivasi hanya sebatas
informasi yang diterima,mulai membandingkan perilaku yang bakal dijalani dengan
perilaku orang sekitar dan rekan sebayanya sebagai pertimbangan untuk memutuskan
patuh pada “Nasehat” guru. Tingkat kesadaran pada tahap ini sangat
labil karena bisa saja siswa terpengaruh oleh informasi lain yang lebih
menarik pikirannya.Sehingga mereka bisa saja tidak termotivasi atau melanggar
karena mendapatkan pengetahuan baru yang “membuat nasehat guru menjadi tidak
logis.
2. Affective Insight ;Kesadaran pada tataran afeksi sangat
bergantung pada tingkat kepuasan siswa melakukan tindakan yang disarankan,dalam
hal belajar jika siswa merasa puas terhadap mata- pelajaran dan
pengalaman selama menjalani kegiatan belajar yang
diterimanya akan memiliki hasrat untuk terus mengulang. Aspek
kepuasan memang tidak serta merta membuat siswa konsisten dalam
belajar namun masih lebih baik dibandingkan cognitive ,karena pengalaman
yang berkesan diingatnya. Seorang guru patut menjaga kepuasan
belajar siswa agar mereka tidak terjebak dalam boring experience dengan
terus memotivasi dan menciptakan kegiatan yang kreatif ,value creation.
3. Cognative insight : siswa memiliki
komitmen yang kuat untuk menjalankan “nasehat gurunya lantaran percaya dan
memiliki hasarat yang besar meraih keberhasilan,mereka adalah siswa yang terus
mengkatkan pengatahuan guna mencapai prestasi yang diinginkannya.Guru perlu
terus memotivasi serta mampu memberikan pemaknaan lebih tinggi
atas upaya dan hasil yang dicapai siswa,agar siswa memiliki
cognitive consistency selama mengejar dan meraih prestasinya
serta tidak mudah tergoda bujuk rayu sekitarnya.
4. Action Insight ; pada tingkatan siswa terlibat dalam
aktivitas berprestasi ,guru hanya perlu menciptkan iklim kompetitif dikelas dan
disekolah ,dengan komunikasi persuasif yang merangsang need of
achievement yang ada dalam diri siswa.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pentingnya peranan motivasi
dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan
berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada siswa dalam proses pembelajaran,
motivasi belajar siswa dapat dianalogikan sebagai bahan bakar untuk
menggerakkan mesin. Motivasi belajar yang memadai akan mendorongsiswa
berperilaku aktif untuk beeprestasi dalam kelas, tetapi motivasi yang terlalu
kuat justru dapat berpengaruh negative terhadap keefektifan usaha belajar
siswa.
Peranan guru untuk mengelola
motivasi belajar siswa sangat penting dan dapat dilakukan melalui berbagai
aktivitas belajar yang didasarkan pada pengenalan guru kepada siswa secara
individual.
Usaha untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa memerlukan kondisi tertentu yang mengedepankan
keterlibatan dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Sejauh mungkin siswa perlu
didorong untuk mampu menata belajarnya sendiri dan menggunakan interaksi
antarpribadi dengan teman dan guru untuk mengembangkan kemampuan kognitif/
intelektual dan kemampuan sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Khodijah, Nyayu,2011.Psikologi Pendidikan.Grafika Telindo Press:
Palembang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar