Kamis, 29 November 2012

APLIKASI METODE PEMBELAJARAN DALAM MATERI AQIDAH AKHLAK MADRASAH ALIYAH KELAS X

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Ada dua buah konsep kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning ) dan pembelajaran ( instruction ). Konsep belajar berakar pada pihak peserta didik dan konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik.
Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara peserta didik dan pendidik. Peserta didik adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai pencari, penerima pelajaran yang dibutuhkannya, sedang pendidik adalah seseorang atau sekelompok orang yang berprofesi sebagai pengolah kegiatan belajar mengajar dan seperangkat peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
            Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh pendidik, karena keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya enak menurut siswa, maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran yang diberikan, sehingga diharapkan akan terjadi perubahan dan tingkah laku pada siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motorik dan gaya hidupnya.

B.     Penegasan Istilah
1.      Metode
Metode adalah cara yang paling tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu.[1] Dalam proses pendidikan, metode adalah suatu cara dan siasat penyampaian bahan pelajaran tertentu dari suatu mata pelajaran, agar siswa dapat mengetahui, memahami, mempergunakan dan menguasai bahan pelajaran.[2]
2.      Aqidah Akhlak
Mata pelajaran Aqidah Akhlak bagian dari struktur kurikulum Madrasah Aliyah. Aqidah akhlak terdiri dari dua kata yaitu Aqidah dan Akhlak. Aqidah artinya ikatan hati “bahwa seseorang yang beriman mengikatkan hati dan perasaan dengan suatu kepercayaan yang tidak dapat ditukar dengan kepercayaan lain sehingga aiqdah juga dikenal dengan iman”.[3]  Sedangkan akhlak atau khuluq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul secara spontan bila diperlukan tanpa memerlukan penilaian atau pertimbangan terlebih dahulu tidak memerlukan dorongan dari luar.[4]

C.    Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari Metode Latihan, Metode Proyek, Metode Cerita, Metode Praktik, Metode Suri Tauladan, Metode Kerjasama, dan Metode Kerja Kelompok ?
2.      Metode apa sajakah yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran akidah akhlak kelas X madrasah aliyah ?
3.      Bagaimanakah penerapan metode pada maple akidah akhlak kelas X madrasah aliyah ?

D.    Tujuan
Agar pendidik mampu menerapakan metode yang sesuai dan tepat untuk Materi Aqidah Akhlak kelas X Madrasah Aliyah dan mendapatkan hasil pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar dan standar kompetensi yang diharapkan oleh pemerintah.

E.     Manfaat
1.      Teoritis
Memudahkan pendidik dalam memberikan pemahaman materi pada pesrta didik.
2.      Aplikatif
Memudahkan pendidik untuk menerapkan materi yang di ajarkan agar peserta didik tidak hanya mengetahui teori saja tetapi juga bisa segera mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

F.     Sistematika Penulisan Makalah

Bab I
:
Dalam bab ini memuat pendahuluan yang terdiri : latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sisitematika penulisan.

Bab II
:
Dalam bab ini diuraikan tentang penjelasan metode metode dalam  pembelajaran.

 Bab III
:
Dalam bab ini pembahasan dan analisis metode-metode dan penyesuaian dengan materi pembelajaran Aqidah dan Akhlak.

Bab VI
:
Penutup
a.         Kesimpulan
b.         Rekomendasi

Daftar pustaka






BAB II
KAJIAN TEORI

A.    Metode Pembelajaran Aqidah Akhlak
1.      Metode Latihan (Drilling Method)
a.      Pengertian
Metode drill atau disebut latihan adalah suatu metode mengajar dimana siswa langsung diajak menuju ketempat latihan keterampilan/ eksperimental, seperti untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya, dsb.
Metode drill / latihan siap dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan melakukan secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan.

b.      Kelebihan dan Kelemahan Metode Latihan
1)      Kelebihan
a)        Peserta didik memperoleh kecakapan motoris, contohnya menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
b)        Peserta didik memperoleh kecakapan mental, contohnya dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
c)        Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
d)       Peserta didik memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan sesuatu sesuai dengan yang dipelajarinya.
e)        Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa peserta didik yang berhasil dalam belajar telah memiliki suatu keterampilan khusus yang berguna kelak dikemudian hari.
f)         Guru lebih mudah mengontrol dan membedakan mana peserta didik yang disiplin dalam belajarnya dan mana yang kurang dengan memperhatikan tindakan dan perbuatan peserta didik saat berlangsungnya pengajaran.
2)      Kelemahan
a)      Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
b)      Dapat menimbulkan verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat menghapal. Dimana peserta didik dilatih untuk dapat menguasai bahan pelajaran secara hapalan dan secara otomatis mengingatkannya bila ada pertanyaan yang berkenaan dengan hapalan tersebut tanpa suatu proses berfikir secara logis.
c)      Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah-olah peserta didik melakukan sesuatu secara mekanis, dalam dalam memberikan stimulus peserta didik bertindak secara otomatis.
d)     Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan, dimana peserta didik menyelesaikan tugas secara statis sesuai dengan apa yang diinginkan oleh guru.[5]

c.       Langkah-langkah Metode Latihan
a)        Harus diusahakn latihan tersebut jangan sampai membosankan anak didik
b)        Latihan diatur sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian peserta didik
c)        Agar anak didik tidak ragu, maka anak didik lebih dahulu diberikan pengertian dasar tentang materi yang akan diberikan.[6]


2.      Metode Proyek (Project Method)
a.      Pengertian
Kata proyek berasal dari bahasa latin, yaitu proyektum yang berarti maksud tujuan, rancangan, rencana. Jadi memproyeksikan berarti : merancang, merencanakan dengan maksud dan tujuan tertentu. Mempunyai perencanaan yang baik (planning) di dalam kegiatan-kegiatan tahunan dan sebagainya.
Dengan kata lain, metode proyek yaitu cara mengajar dengan jalan memberikan kegiatan belajar kepada siswa, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih, merancang dan memimpin pikiran serta pekerjaannya. Anak-anak dilatih agar berencana di dalam tugas-tugasnya.
           Metode proyek ini untuk pertama kalinya, diperkenalkan oleh John Dewey. yang kemudian dikembangkan oleh W.H. Kilpatrik. Di Eropa abad XX ini giat sekali mengembangkan metode proyek ini. Di Indonesia metode proyek ini mendapat perhatian yang besar dari kalangan pembaharuan pendidikan dan pengajaran.[7]

b.      Langkah-langkah Metode Proyek
Langkah-langkah metode proyek menurut Dr. Zakiah Darojat adalah sebagai berikut:
a)      Merealisasi adanya masalah
b)      Menyusun hipotesis
c)      Mengumpulkan data dan informasi
d)     Menyimpulkan[8]

c.       Kelebihan dan Kelemahan Metode Proyek
1)      Kelebihan
a)        Dengan pengajaran proyek, dapat membangkitkan dan mengaktifkan siswa, dimana masing-masing belajar dan bekerja sendiri
b)        Melalui metode proyek memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk mempraktekkan apa yang telah dipelajari
c)        Melalui metode proyek memperhatikan segi minat, perbedaan serta kemampuan masing-masing individu siswa
d)       Dapat menumbuhkan sikap sosial dan bekerja sama yang baik
e)        Dapat membentuk siswa dinamis dan ilmiah dalam berbuat/berkarya. [9]
2)      Kelemahan
a)      Memerlukan perencanaan yang matang
b)      Bila proyek diberikan terlalu banyak, akan berakibat membosankan bagi siswa
c)      Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan kehlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum siap untuk ini.
d)     Harus dapat memilih topic unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yangdiperlukan.
e)      Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat menaguburkan pokok unit yang dibahas.[10]

3)      Metode Cerita (Narative Method)
a.       Pengertian
Menurut Armai Arif, pengantar ilmu dan metodologi pendidikan islam, (2002 : 160) metode kisah mengandung arti suatu cara dalam menyampaikan materi pelajaran dengan menceritakan secara kronologis tentang bagaimana terjadinya suatu hal, yang menuturkan perbuatan, pengalaman atau penderitaan orang lain baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan saja. Metode kisah yang disampaikan merupakan salah satu metode pendidikan yang masyhur dan terbaik, sebab kisah itu mampu menyentuh jiwa jika didasarkan oleh keputusan hati yang mendalam.[11]
Dalam metode bercerita baik guru maupun siswa dapat berperan sebagai orang yang menyampaikan materi tersebut. Dengan cara guru bisa memberi tugas kepada salah seorang siswa atau lebih untuk menceritakan suatau peristiwa atau topik dalam materi yang dipelajari.

b.      Kelebihan dan Kelemahan Metode Cerita
1)      Kelebihan
a)      Dapat mengasah daya imajinasi dan daya pikir siswa
b)      Media efektif untuk menanamkan berbagai nilai dan etika seta mennumbuhkan rasa simpati siswa
c)      Menumbuhkan mint abaca pada peserta didik
d)     Dapat memperbanyak kosa kata
2)      Kelemahan
a)      Sangat memerlukan daya rangsangan imajinasi atau menyajikan secara menarik
b)      Banyak dongeng yang mengandung kisah teladan yang buruk
c)      Muatan-muatan pada cerita harus dipertimbbangkan dengan kondisi ppsikologis, jangan sampai terjadi kesalahpahaman dari cerita tersebut.[12]

4)      Metode Praktik (Practicing Method)
a.      Pengertian
Metode ini sesuai dengan namanya, lebih menekankan pada kemampuan praktek.[13] Menurut Prof. Kukuh Fackhurrohman dimaksudkaan supaya mendidik dengan memberikan materi pendidikan baik menggunakan alat atau benda seperti diperagakan, dengan harapan anak didik akan menjadi lebih mudah dan jelas sekaligus dapat mempraktikkan materi yang dimaksudkan.. Metode ini adalah bentuk metode praktek yang sifatnnya untuk mengembangkan keterampilan peserta belajar (keterampilan mental maupun fisik/teknis).[14]
Pada tingkat-tingkat awal materi pelajaran praktis dapat dipilih dan diterapkan pada hal-hal yang sederhana, apakah itu lewat percakapan sehari-hari yang ada hubungannya dengan dunia sekolah anak didik atau lingkungan rumah tangga dan masyarakat lebih luas atau dapat pula menyebutkan rincian nama-nama benda dan kata kera sebagai dasar pembentukan bahasa percakapan. Sedangkan pada tingkat lanjutan atas materi pelajaran dikembangkan lebih luas dan kompleks melalui percakapan teoritis dan penalaran ilmiah.[15]

b.      Kelebihan dan Kelemahan Metode Praktik
1)      Kelebihan
a)      Siswa memperoleh ketrampilan langsung atau praktis.
b)      Siswa merasa tidak dipusingkan oleh aturan-aturan atau kaidah-kaidah gramatikal karena pelajaran gramatikal hanya diajarkan sambil lalu, sebagai penajam pemahaman
c)      Pengajaran dapat dinamis (hidup) dan menyenangkan, apalagi sesekali guru dapat menyelingi dengan percakapan lucu dan media peragaan yang menarik
2)      Kelemahan
a)      Memerlukan guru yang betul-betul mahir dan aktif dalam bidangnya
b)      Pada tingkat-tingkat dasar (awal) metode ini masih sulit diterapkan karena perbendaharaan kata dan bahasa anak didik masih terbatas, bahkan terasa kaku. Guru harus memperbanyak menghafalkan pola-pola kalimat yang baik kepada murid-murid
c)      Pada umumnya kemampuan aplikatif anak didik sangat ditentukan oleh faktor motivasi dari pihak guru disamping gaya dan simpatik kepribadian guru. Dan ini jarang dimiliki dalam satu pribadi guru. Guru perlu sering memotivasi anak didik disela-sela mengajar.
d)     Kekurangan media peraga sebagai penguat persepsi dan ingatan dapat merupakan sisi lain kekurangan metode ini
5)      Metode Suri Tauladan (Good Example Method)
a.      Pengertian
Menurut Prof. Pupuh Faturrohman metode suri tauladan dapat diartikan sebagai “keteladanan yang baik”. Dengan adanya teladan yang baik itu, maka akan menubuhkan hasrat bagi orang lain untuk meniru atau menngikutinya, karena memang pada dasarnya dengan adanya contoh ucapan, perbuatan, dan contoh tingkah laku yang baik dalam hal apapun maka hal itu merupakan suatu amaliah yang paling penting dan paling berkesan, baik bagi pendidikan anak, maupun dalam kehidupan dan pergaulan manusia sehari-hari.[16]
Metode ini merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dianggap besar pengaruhnya. Hal ini sudah dibuktikan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai hasilnya apapun yang diajarkan dapat diterima dengan segera dari dalam keluarga dan oleh masyarakat pengikutnya karena ucapannya menembus ke hati mereka.[17]

6)      Metode Kerjasama (Cooperation Method)
a.      Pengertian
Menurut Prof. Kukuh Faturrohman (2007 : 64) metode kerjasama adalah upaya saling membantu antara dua orang atau lebih, antara individu dengan kelompok lainnya dalam melaksanakan tugas atau menyelesaikan problema yang dihadapai dan menggarap berbagai program yang bersifat prospektif, guna mewujudkan kemaslahatan dan kesejahteraan bersama.[18]

7)      Metode Kerja Kelompok (Cup Cluster Method)
a.      Pengertian
Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok)[19]
Metode kerja kelompok ialah suatu cara menyajikan materi pelajaran dimana guru mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok atau grup tertentu untuk menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan dengan cara bersama-sama dan bergotong-royong.
Istilah kerja kelompok mengandung arti bahwa siswa-siswa dalam suatu kelas dibagi dalam beberapa kelompok baik kelompok yang kecil maupun kelompok yang besar. Pengelompokan biasanya didasarkan atas prinsip untuk mencapai tujuan bersama.[20]

b.      Langkah-Langkah Metode Kerja Kelompok
1)      Menentukan kelompok
2)      Memberi tugas-tugas kepada kelompok.[21]

c.       Kelebihan dan Kelemahan Metode Kerja Kelompok
1)      Kelebihan
a)      Dapat memupuk rasa kerjasama.
b)      Suatu tugas yang luas dapat segera diselesaikan.
c)      Adanya persaingan yang sehat.
2)      Kelemahan
a)      Adanya sifat-sifat pribadi yang ingin menonjolkan diri atau sebaliknya yang lemah merasa rendah diri dan selalu tergantung kepada orang lain.
b)      Bila kecakapan tiap anggota tidak seimbang, akan rnenghambat kelancaran tugas, atau didominasi oleh seseorang.[22]










BAB III
ANALISIS PROGRAM PEMBELAJARAN
A.    SK, KD, Materi, dan Metode Pembelajaran
1.      Akidah Akhlak Kelas X Semester I
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi
Metode
1
Memahami prinsip-prinsip dan metode peningkatan kualitas ibadah
1.      Menjelaskan prinsip-prinsip akidah
2.      Menjelaskan metode-metode peningkatan kualitas akidah
3.      Menerapkan prinsip-prinsip akidah dalam kehidupan
4.      Menerapakan metode-metode peningkatan kualitas akidah dalam kehidupan
a.       Pengertian akidah
b.      Prinsip-prinsip akidah
c.       Ruang lingkup akidah
d.      Metode peningkatan akidah
e.       Kualitas akidah dalam kehidupan
a)      Ceramah
b)      Singkronik analitik
c)      Empiris
d)     Suri tauladan
2
Memahami tauhid
1.      Menjelasakan pengertian tauhid dan istilah-istilah lainnya
2.      Mejelaskan macam-macam tauhid (uluhiyyah, rububuyyah, mulkiyah, dan rahmaniyah)
3.      Menunjukkan perilaku bertauhid
4.      Menerapkan perilaku bertauhid dalam
kehidupan sehari-hari

a.       Pengertian tauhid
b.      Makna kalimat tauhid La Ilaha Illallah
c.       Macam-macam tauhid
d.      Urgensi mengenal Allah
e.       Nilai positif tauhid
f.       Sosok teladan bertauhid
a)      Ceramah
b)      Suri tauladan
c)      Empiris praktik
3
Memahami syirik dalam islam
1.      Menjelasaka pengertian syirik
2.      Mengidentifikasi macam-macam syirik
3.      Menunjukkan perilaku orang yang berbuat syirik
4.      Menjelaskan akibat perbuatan syirik
5.      Membiasakan diri
menghindari hal-hal yang mengarah kepada
perbuatan syirik dalam kehidupan sehari-hari
a.       Pengertian syirik
b.      Klasifikasi syirik
c.       Macam-macam syirik
d.      Kriteria orang yang syirik
e.       Akibat negative perbuatan syirik
f.       Hikmah menghindari perbuatan syirik
a)      Ceramah
b)      Proyek
c)      Praktik
d)     deduktif
4
Memahami masalah akhlak
1.      Menjelaskan pengertian akhlak
2.      Menjelaskan induk-induk akhlak terpuji dan induk-induk
3.      Akhlak tercela
Menjelaskan macam-macam metode
peningkatan kualitas
akhlak
4.      Menerapkan metode-metode peningkatan kualitas akhlak dalam kehidupan
a.       Pengertian akhlak
b.      Ruang lingkup akhlak terpuji
c.       Gambaran umum aklak tercela
d.      Metode peningkatan kuualitas akhlak
e.       Kualitas akhlak dalam kehidupan
a)      Ceramah
b)      Tanya jawab
c)      Suri tauladan
d)      Praktik

2.      Akidah Akhlak Kelas X Semester II
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi
Metode
1.
 Meningkatkan keimanan kepada Allah melalui sifat-sifatnya dalam asmaul husna
1.      Menguraikan sepuluh Asmaul Husna (Al muqsit, Al Waris, An Nafi’, Al Basit, Al Hafiz, Al Waliyy, Al wadud, Ar Rofi’, Al Mu’izz, Al ‘Afuww)
2.      Menunjukkan bukti kebenaran tanda-tanda kebesaran melalui sifat Allah dalam sepuluh Asmaul Husna (Al muqsit, Al Waris, An Nafi’, Al Basit, Al Hafiz, Al Waliyy, Al wadud, Ar Rofi’, Al Mu’izz, Al ‘Afuww)
3.      Menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan sepuluh Asmaul Husna (Al muqsit, Al Waris, An Nafi’, Al Basit, Al Hafiz, Al Waliyy, Al wadud, Ar Rofi’, Al Mu’izz, Al ‘Afuww)
4.      Meneladani sifat-sifat Allah yang terkandung dalam sepuluh Asmaul Husna (Al muqsit, Al Waris, An Nafi’, Al Basit, Al Hafiz, Al Waliyy, Al wadud, Ar Rofi’, Al Mu’izz, Al ‘Afuww)
a.       Pengertian asmaul husna
b.      Menguraikan sepuluh asmaul husna
c.       Bukti kebenaran dalam sepuluh asmaul husna
d.      Perilaku orang yang mengamallakan sepuluh asmaul husna
e.       Meneladani sifat Allah dalam sepuluh asmaul husna
a)      Ceramah
b)      Praktik
c)      Cerita
d)     suri tauladan
2.
Membiasakan perilaku terpuji
1.      Menjelaska pengertian dan pentingnya
Husnudzan dan bertaubat.
2.      Mengidentifikasi bentuk dan contoh-contoh
 perilaku husnudzan dan bertaubat.
3.      Menunjukkan nilai-nilai positif dari husnudzan dan bertauabat dalam fenomena kehidupan
4.      Membiasakan perilaku husnudzzan dan
 bertaubat.
a.       Husnudzan
b.      Taubat
a)      Ceramah
b)      Proyek
c)      Cerita
d)      Tanya jawab
e)      Diskusi
f)       Praktik

3.
Menghidari perilaku tercela
1.      Menjelasakan pengertian ria,aniaya,dan diskriminasi.
2.      Mengidentifikasi bentuk dan contoh-contoh
 perbuatan ria,aniaya, dan diskriminasi.
3.      Menunjukkan nilai-nilai negatif akibat perbuatan ria,aniaya,dan diskriminasi.
4.      Membiasakan diri menghindari hal-hal yang mengarah pada perilaku ria,aniaya,dan diskriminasi.
a.       Ria
b.      Aniaya(Zalim)
c.       Diskriminasi
a)      Ceramah
b)      Proyek
c)      Cerita
d)      Tanya jawab
e)      Praktik
f)       Empiris
Sumber : Roli Abdul Rahman dan M. Khamzah, Menjaga Akidah dan Akhlak, jilid 1 untuk kelas X MA, Surakarta : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2007.

  1. Kegiatan pembelajaran
1.      Menurut analisa pemakalah dalam materi “memahami prinsip-prinsip dan peningkatan kualitas ibadah”, lebih tepat jika menggunakan metode ceramah, singkronik analitik, empiris, dan suri tauladan. Dimana materi yang dibahas membutuhkan penjelasan tentang prinsip-prinsip akidah serta bagaimana cara menerapkan prinsip-prinsip akidah dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya itu siswa dituntut untuk menerapkan metode-metode penningkatan kualitas akidah dalam kehidupan.
2.      Pada materi “memahami tauhid”, pemakalah mengambil kesimpulan metode yang tepat untuk materi ini adalaah metode ceramah, suri tauladan, empiris, dan praktik. Karena dalam materi ini dibutuhkan penjelasan dan pengertian tauhid. Tidak hanya itu, dalam  materi ini membahas tentang bagaimana perilaku orang yang  bertauhid dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
3.      Dalam materi memahami syirik dalam islam, pemakalah menerapkan metode ceramah, proyek, praktik, deduktif. Pendidik dituntut bisa menjelaskan pengertian syirik, mengidentifikasi macam-macam syirik, memberikan contoh perilaku orang yang berbuat syirik, menjelasakan akibat perbutan syirik serta menerapkan pada peserta didik tentang membiasakan diri menghindari hal-hal yang mengarah pada perbuatan syirik dalam kehidupan sehari-hari.
4.      Dalam materi “memahami maslah akhlak” pemakalah menerapkan metode ceramah, Tanya jawab, suri tauladan, dan praktik. Karena dalam materi ini dibutuhkan penjelasan tentang pengertian akhlak, induk-induk akhlak terpuji dan induk-induk akhlak tercela, macam-macam metode peningkatan kualitas akhlak serta penerapan metode-metode peningkatan kualitas akhlak dalam kehidupan. Dalam materi ini pendidik dapat menggunakan pendekatan CTL yaitu, peserta didik mampu menhindari akhlak-akhlak tercela dan menerapkan akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari.
5.      Pada materi “meningkkatkan keimanan pada Allah SWT melalui sifat-sifatnya dalam asmaul husna”, menurut pemakalah metode yang sesuai untuk diterapkan adalah metode ceramah, praktik, cerita, suri tauladan. Dalam materi ini pendidik dituntut untuk bisa menguraikan sepuluh asmaul husna, menunjukkan bukti kebenaran tanda-tanda kebesaran melalui sifat Allah SWT dalam asmaul husna, menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan sepuluh asmaul husna dan dapat meneladani sifat-sifat Allah SWT yang terkandung dalam sepuluh asmaul husna.
6.      Untuk materi “membiasakan perilaku terpuji”. Metode yang sesuai digunakan adalah metode ceramah, proyek, cerita, Tanya jawab, praktik, dan diskusi. Pendidik menjelaskan pengertian dan pentingnya husnudzon dan bertaubat, mengidentifikasi bentuk dan contoh-contoh perilaku husnudzon dan taubat, menunjukkan nilai-nilai positif dari husnudzon dan bertaubat dalam fenomena kehidupan. Kemudian pendidik mengajak peserta didik membiasakan perilaku husnudzon dan bertaubat, dalam hal ini pendidik bisa menggunakan pendekatan CTL agar peserta didik bisa diajak mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.
7.      Untuk materi yang terakhir yaitu “menghindari perilau tercela”, metode yang tepat yang digunakan adalah Metode Ceramah, cerita, Tanya jawab, praktik dan empiris.  Dalam materi ini pendidik diharuskan untuk bisa menjelaskan pengertian ria, aniaya, dan diskriminasi, mengidentifikasi bentuk dan contoh-contoh perbuatan ria, aniaya, an diskriminasi. Menunjukkan nilai-nilai negative akibat pebuatan ria, aniaya, dan diskriminasi. Kemudian siswa diharuskan bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan membiasakan diri menghindari hal-hal yang mengarah pada perilaku ria, aniaya, dan diskriminasi untuk hal ini bisa diterapakan dengan pendekatn CTL.





























BAB VI
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Pengertian metode latihan, metode proyek, metode cerita, metode praktik, metode suri tauladan, metode kerjasama, metode kerja kelompok.
a)      Metode drill atau disebut latihan adalah suatu metode mengajar dimana siswa langsung diajak menuju ketempat latihan keterampilan/ eksperimental, seperti untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya, dsb.
b)      Metode proyek yaitu cara mengajar dengan jalan memberikan kegiatan belajar kepada siswa, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih, merancang dan memimpin pikiran serta pekerjaannya. Anak-anak dilatih agar berencana di dalam tugas-tugasnya.
c)      Metode cerita atau metode kisah mengandung arti suatu cara dalam menyampaikan materi pelajaran dengan menceritakan secara kronologis tentang bagaimana terjadinya suatu hal, yang menuturkan perbuatan, pengalaman atau penderitaan orang lain baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan saja.
d)     Menurut Prof. Kukuh Fackhurrohman metode praktik dimaksudkaan supaya pendidik mendidik dengan memberikan materi pendidikan yang baik dengan menggunakan alat atau benda seperti diperagakan, dengan harapan anak didik akan menjadi lebih mudah dan jelas sekaligus dapat mempraktikkan materi yang dimaksudkan.
e)      Menurut Prof. Pupuh Faturrohman metode suri tauladan dapat diartikan sebagai “keteladanan yang baik”. Dengan adanya teladan yang baik itu, maka akan menubuhkan hasrat bagi orang lain untuk meniru atau mengikutinya.
f)       Menurut Prof. Kukuh Faturrohman (2007 : 64) metode kerjasama adalah upaya saling membantu antara dua orang atau lebih, antara individu dengan kelompok lainnya dalam melaksanakan tugas atau menyelesaikan problema yang dihadapai dan menggarap berbagai program yang bersifat prospektif, guna mewujudkan kemaslahatan dan kesejahteraan bersama.
g)      Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok).
2.      Metode yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran akidah akhlak Madrasah Aliyah
a.       Materi Memahami prinsip-prinsip dan metode peningkatan kualitas ibadah menggunakan metode ceramah, singkronik analitik, empiris, dan suri tauladan.
b.      Materi Memahami tauhid menggunakan metode ceramah, suri tauladan, empiris, dan praktik.
c.       Materi Memahami syirik dalam islam menggunakan metode ceramah, proyek, praktik, deduktif.
d.      Materi Memahami masalah akhlak menggunakan metode ceramah, Tanya jawab, suri tauladan, dan praktik.
e.       Materi Meningkatkan keimanan kepada Allah melalui sifat-sifatnya dalam asmaul husna menggunakan metode ceramah, praktik, cerita, suri tauladan.
f.       Materi Membiasakan perilaku terpuji menggunakan metode ceramah, proyek, cerita, Tanya jawab, praktik, dan diskusi.
g.      Materi Menghidari perilaku tercela menggunakan metode  Ceramah, cerita, Tanya jawab, praktik dan empiris.

B.     Saran
  1. Sebagai mahasiswa tarbiyah yang kelak akan mengampu mata pelajaran pendidikan agama islam, hendaknya mengetahiu dan memahami macam-macam metode pembelajaran, sehingga nantinya setelah menjadi pendidik kita dapat menggunakan metode apa saja yang sesuai dengan mata pelajaran pendidikan agam islam, sehingga tidak mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran.
  2. Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, hendaknya metode-metode pembelajaran yang ada dapat di aplikasikan dengan tepat sesuai dengan mata pelajaran dan materi yang diajarkan, sehingga tercapai hasil lpembelajaran yang maksimal.



















DAFTAR PUSTAKA
Daradjat, Zakiah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1995.
Kaeany, Islam, Iman dan Amal Soleh, Jakarta : Rineka Cipta, 2000.
Ilyas, Yunahar, Kuliah Akhlaq, Yogyakarta ; LPPI, 2002
Tafsir, Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2003 Cet ke-7.
Yusuf, Tayar dan Anwar, Syaiful., Metodologi Pengajaran Agama Dan Bahasa Arab, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1995.
Khoiri, Nur, Metode Pembelajaran PAI, 2011.
Sabri, Ahmad, Strategi Belajar Mengajar Dan Micro Teaching, Jakarta : Quantum Teaching, 2005.
Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno, Sabri., Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman, Bandung : PT. Refika Aditama, 2009, cet. III.
Roli Abdul Rahman dan M. Khamzah, Menjaga Akidah dan Akhlak, jilid 1 untuk kelas X MA, Surakarta : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2007.
http://www.docstoc.com/docs/70951291/PENDEKATAN-DAN-METODE-PENDIDIKAN ISLAM    
http://alhafizh84.wordpress.com/2010/02/07/metode-praktek-dan-teori-practice.html



[1] Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2003), Cet ke-7, hlm. 9
[2] Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), hlm.1
[3] Kaeany, Islam, Iman dan Amal Soleh, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000) hlm. 58
[4] Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta ; Lppi, 2002), hlm. 2
[6] Nur Khoiri, Metode Pembelajaran PAI, (2011), hlm. 55
[8] Nur Khoiri, Op. Cit., hlm. 56
[10] Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar., Metodologi Pengajaran Agama Dan Bahasa Arab, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1995), hlm. 89
[11]http://www.mizan-poenya.co.cc/2011/02/metode-kisah-cerita-dalam-pendidikan.html
[12] Nur khoiri., op. cit. hlm. 57
[13] http://alhafizh84.wordpress.com/2010/02/07/metode-praktek-dan-teori-practice.html
[14] Nur Khoiri, op. cit., hlm. 58
[15] http://alhafizh84. op cit.

[16] Pupuh Fathurrohman, dan Sabri Sutikno., Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman, (Bandung : PT. Refika Aditama, 2009), cet. III, hlm. 62
[17]http://www.docstoc.com/docs/70951291/PENDEKATAN-DAN-METODE-PENDIDIKAN ISLAM    
[18] Nur Khoiri, op., cit. hlm 59
[19] Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Dan Micro Teaching, (Jakarta : Quantum Teaching, 2005),hlm. 60
[21] Ibid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar