Rabu, 06 Februari 2013

Hadits Tarbawi: LEMBAGA PENDIDIKAN DALAM HADITS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang
Lembaga merupakan tempat berlangsungnya pelaksanaan pendidikan. Keberadaan lembaga pendidikan sangat penting,  karena dengan  keberadaan lembaga  juga berfungsi sebagai tempat yang nyaman bagi para penuntut ilmupengetahuan dan para pendidik.
Pada masa rasulullah paling tidak ada empat macam lembaga pendidikan yaitu : rumah sahabat, kuttab, masjid dan suffat.
Rumah  pada umumnya di pahami sebagai tempat tinggal satu keluarga. Fungsi rumah, bermacam-macam, misalnya : tempat istirahat, tempat makan, tidur, tempat barang-barang berharga, dan sebagainya. Meskipun sifatnya sekunder, akan tetapi pada perkembangan teknologi seperti sekarang.
Langgar-langgar atau kutab sebelumnya merupakan tempat belajar membaca dan menulis semata-mata. Setelah islam tersebar luas, kegunaan kuttab tidak hanya sebagai tempat belajar baca tulis huruf arab, akan tetapi dipergunakann untuk mempelajari tulis baca al-qur’an serta menghafalnya.
Masjid yang didirikan pertama kali adalah masjid quba’ yang tempatnya diluar kota madinah, tepatnya di mirbad. Hal ini menunjukkan betapa pentingnyamasjid dalam kehidupan kaum muslimin, yakni bahwa masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, ritual saja, melainkan juga sebagai tempat aktifitas masyarakat islam baik dalam bidang keagamaan maupun bidang keduniaan.


1.2.    Rumusan Masalah
1.    Apa saja yang menjadi tempat pendidikan di zaman rasulullah?

1.3.    Batasan Pembahasan
1.    Menjelaskan tentang lembaga pendidikan.


BAB II
PEMBAHASAN
LEMBAGA PENDIDIKAN DALAM HADITS

2.1.    Pendidikan Dirumah
Rumah  pada umumnya di pahami sebagai tempat tinggal satu keluarga. Fungsi rumah, bermacam-macam, misalnya : tempat istirahat, tempat makan, tidur, tempat barang-barang berharga, dan sebagainya. Meskipun sifatnya sekunder, akan tetapi pada perkembangan teknologi seperti sekarang, di tambah lagi sinar matahari yang semakin panas, curah hujan yang dapat membuat sakit, menggeser posisi rumah dalam kehidupan sebagai kebutuhan primer.
Meskipun demikian, pada era awal islam, fungsi rumah disamping seperti yang disebutkan diatas, juga berfungsi sebagai lembaga pendidikan islam. Rumah sahabat yang paling dikenal sebagai lembaga pendidikan yang dikenal adalah rumah al-arqam. Dalam rumah tersebut dilaksanakan pendidikan yang langsung dibina oleh Rasulullah SAW. Para sahabat belajar tentang dasar-dasar agama islam, membaca ayat-ayat al-qur’an serta mendengarkan dakwah rasulullah.
Juga disarankan untuk memberi pengajaran dirumah  masing-masing sebagaimana riwayat yang artinya :
“ memberitakan kepada kami Muhammad, dianya adalah ibn salam, menceritakan kepada kami muharibi, ia berkata, menceritakan kepada kami salih ibn hayyan, ia berkata, telah berkata amir al-syafi’i, menceritakan kepada ku abu burdat, dari bapaknya, berkata, rasulullah SAW bersabda: tiga golongan mendapat dua pahala yaitu seorang ahli kitab yang beriman kepada nabinnya, kemudian beriman kepada Muhammad SAW, hamba sahaya apabila menunaikan hak allah ta’ala dan hak tuannya (dan dalam suatu riwayat: hamba sahaya yang beribadah kepada tuhannya dengan baik dan menunaikan kewajibannya terhadap tuannya yang merupakan hak , kesetiaan dan ketaatan: dan seorang laki-laki yang mempunyai budak wanita yang di didiknya secara baik serta diajarnya dengan baik, kemudian dimerdekakannya {kemudian menentukan maskawinnya, lalu di kawininya, maka ia mendapat dua pahala,” (HR. Bukhari)
Seperti yang disebutkan diatas, bahwa pada dasarnya rumah merupakan tempat untuk istirahat dari hiruk pikuk, letih lelah bekerja seharian. Tetapi karena terpaksa tidak ada pilihan, sehingga pada masa rasul rumah tetap sebagai tempat belajar. Karena jumlah sahabat yang semakin banyak, maka pendidikan dirumah harus di managemen agar pembelajara berlangsung secara efektif dan efisien. Berkaitan dengan hal ini Allah SWT. Berfirman :
      •                     •    •                                      •        
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah- rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk Makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang Maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), Maka mintalah dari belakang tabir. cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri- isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah Amat besar (dosanya) di sisi Allah.
Ayat tersebut mengisyaratkan, pelaksanaan pendidikan dirumah harus memiliki aturan sebagai berikut :
a.    Hendaknya minta izin untuk memasuki rumah, sebelum di izinkan masuk hendaknya jangan masuk, karena mengganggu penghuni rumah.
b.    Tidak menunggu-nunggu masak makanan, berkunjung hanya seperlunya.
c.    Tidak boleh memperpanjang pembicaraan didalam rumah.
d.    Jangan meminta kepada istri nabi secara langsung, tetapi memintanya sesuatu dari balik tabir.
e.    Tidak boleh menyakiti hati rasul dan istrinya.
f.    Tidak boleh menikahi istri rasul selamanya, meskipun rasul telah wafat.

2.2.    Pendidikan di kuttab
Kuttab merupakan salah satu pempat belajar dalam sejarah islam, kuttab sudah dikenal di negri arab sebelum islam, di pahami sebagai tempat yang sempit, terbatas. Terkadang disebut juga dengan maktab. Kuttab dikenal sebagai bangunan kecil, atau sebuah kamar dirumah atau kamar yang sebelahan dengan masjid.
Langgar-langgar atau kutab sebelumnya merupakan tempat belajar membaca dan menulis semata-mata. Setelah islam tersebar luas, kegunaan kuttab tidak hanya sebagai tempat belajar baca tulis huruf arab, akan tetapi dipergunakann untuk mempelajari tulis baca al-qur’an serta menghafalnya.
Muhammad Munir Mursi, mengatakan bahwa tujuan utama didirikan kuttab, adalah untuk menghafal al-qur’an al karim, mempelajari al-qur’an dengan menuliskannya. Menghafal al-qur’an bukan suatu perkara yang mudah, akan tetapi memiliki persyaratan, misalnya perlu fokus dalam menghafalnya, sehingga perlu menyendiri di kuttab. Di kuttab para sahabat ditugaskan untuk menulis ayat-ayat al-qur’an.
Kuttab sebagai lembaga pendidikan tetap di pakai pada zaman keemasan islam. Bangsa arab sebelum datannya islam, dikenal sebagai manusia buta aksara, setelah kedatangan islam, rasulullah SAW menggalakkan wajib belajar tulis baca, sehingga tidak berapa lama kemudian, bangsa arab menjadi masyarakat yang memiliki budaya baca yang kuat. Dua abad setelah rasulullah Wafat, islam meraih zaman keemasan, sebagai negara adikuasa super power pada masa itu.

2.3.    Pendidikan di masjid
Ketika rasulullah SAW. Di makkah, lembaga pendidikan di pusatkan dirumah sahabat dan kuttab setelah rasulullah dan para sahabat hijrah agenda pertama yang dilakukan nabi adalah membangun masjid. Masjid yang didirikan pertama kali adalah masjid quba’ yang tempatnya diluar kota madinah, tepatnya di mirbad. Hal ini menunjukkan betapa pentingnyamasjid dalam kehidupan kaum muslimin, yakni bahwa masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, ritual saja, melainkan juga sebagai tempat aktifitas masyarakat islam baik dalam bidang keagamaan maupun bidang keduniaan.
Muhammad Munir Mursi mengatakan bahwa, fungsi masjid pada era awal, bukan hanya sebagai tempat ibadah, akan tetapi masjid juga berfungsi sebagai pusat berbagi kaum muslimin, seperti kegiatan politik, sosial, kebudayaan, peradaban keagamaan. Masjid juga berfungsi sebagai rumah ibadah melaksanakan shalat. Tempat papan informasi yang berkaitan dengan kemaslahatan umum, misalnya jadwal persiapan perang, setelah rasulullah sampai di madinah, rasulullah mendirikan masjid nabawi berfungsi sebagai Islamic Centre. Semua kaum muslimin di pusatkan di tempat ini. ‘
Selanjutnya mareti yang diajarkan dimasjid adalah masalah-masalah keagamaan, peringatan kepada manusia tentang hari akhir, dengan menggunakan pendekatan cerita, hikmah dan mu’izat (nasihat). Terdapat juga tentang materi ilmu-ilmu agama, berupa pelajaran ilmu al-qur’an, tafsir dan hadits.
Jadi berrdasarkan tinjauan riwayat diatas, dapat disimpulkan bahwa masjid merupakan pusat pendidikan pada masa rasulullah, didalam masjid umat belajar kepada rasulullah SAW. Beliau menggunakan metode yang berfariasi agar sahabat yang belajar merasa tidak jenuh dan bosan. Rasulullah SAW. Juga menjadikan masjid sebagai sentral kegiatan dakwah islam, serta berbagai aktifitas lainnya.

2.4.    Suffat
Suffah merupakan bangunan atau ruang yang bersambung dengan masjid, suffah dapat dilihat sebagai sekolah karena kegiatan pengajaran dan pembelajaran dilakukan secara teratur dan sistematik. Contohnya : masjid nabawi yang mempunyai suffat yang digunakan untuk majlis ilmu, lembaga ini juga menjadi semacam asrama bagi para sahabat. Yang tidak atau belum mempunyai tempat tinggal yang permanen, dan memiliki kemampuan finansial, Abu hurairah menjelaskan bahwa ahlu al-suffat adalah tamu allah yang tidak mempunyai tempat tinggal, keluarga dan harta. Apabila rasulullah SAW diberi sedekah, beliau akan berikan kepada ahlul suffat, dan beliau tidak memakan sedikitpun darinya. Ketika fatimah dan ali bin abi thalib datang kepada rasulullah umtuk meminta pembantu, rasulullah menjawab “ demi allah! Saya tidak akan memberikan kepada kalian berdua. Bagaimana mungkin saya memberikan ahlul suffat, melipat perutnya, dan tidak ada sesuatu yang bisa saya berikan kepada mereka. Tetapi saya akan menjual mereka (tawanan) dan harganya akan saya berikan kepada mereka.
Imam bukhari meriwayatkan hadits yang semakna menyebutkan, “ bab dalil bahwa seperlima diberikan kepada rasulullah dengan orang-orang miskin dan itsar (mendahulukan orang lain daripada dirinya). Rasulullah mandahulukan kebutuhan penghuni suffat dan janda ketika beliau diminta oleh putrinya yang mengadu kepadanya bahwa ia menggiling gandum sendiri agar diberikan budak untuk membantunya, namun beliau menyerahkan kepada allah.
Dengan demikian, keberadaan orang yang tidak mempunyai biaya dan tempat tinggal, diberikan perhatian khusus oleh rasulullah. Bahkan rasulullah SAW mengutamakan hadiah yang diberikan kepada beliau untuk di serahkan kepada ahlul suffah. Kegiatan ahlul suffah disamping adalah sebagai ibadah dan belajar adalah juga membantu rasulullah SAW untuk perang.

BAB III
PENUTUP


3.1.   Kesimpulan
dari pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pada masa rasulullah paling tidak ada empat macam lembaga pendidikan yaitu :
1.    Rumah  pada umumnya di pahami sebagai tempat tinggal satu keluarga. Fungsi rumah, bermacam-macam, misalnya : tempat istirahat, tempat makan, tidur, tempat barang-barang berharga, dan sebagainya. Meskipun sifatnya sekunder, akan tetapi pada perkembangan teknologi seperti sekarang, di tambah lagi sinar matahari yang semakin panas, curah hujan yang dapat membuat sakit, menggeser posisi rumah dalam kehidupan sebagai kebutuhan primer.
2.    Kuttab merupakan salah satu pempat belajar dalam sejarah islam, kuttab sudah dikenal di negri arab sebelum islam, di pahami sebagai tempat yang sempit, terbatas. Terkadang disebut juga dengan maktab. Kuttab dikenal sebagai bangunan kecil, atau sebuah kamar dirumah atau kamar yang sebelahan dengan masjid.
3.    masjid merupakan pusat pendidikan pada masa rasulullah, didalam masjid umat belajar kepada rasulullah SAW. Beliau menggunakan metode yang berfariasi agar sahabat yang belajar merasa tidak jenuh dan bosan. Rasulullah SAW. Juga menjadikan masjid sebagai sentral kegiatan dakwah islam, serta berbagai aktifitas lainnya.
4.    Suffah merupakan bangunan atau ruang yang bersambung dengan masjid, suffah dapat dilihat sebagai sekolah karena kegiatan pengajaran dan pembelajaran dilakukan secara teratur dan sistematik. Contohnya : masjid nabawi yang mempunyai suffat yang digunakan untuk majlis ilmu, lembaga ini juga menjadi semacam asrama bagi para sahabat. Yang tidak atau belum mempunyai tempat tinggal yang permanen, dan memiliki kemampuan finansial.


DAFTAR PUSTAKA


Asrohah, Hanun, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.
Al-Attas, Muhammad al-Naquib, Konsep Pendidikan dalam Islam, terj, Haidar Bagir, Bandung; Mizan, 1984.
Ayuningsih, Rita, Sambut Tahun Baru dengan Kurikulum Baru, http://teknologipendidikan.com.
Al-‘Azim, Abu al-Thayyib Muhammad Syamsi ah-Haq, Syarah Sunan Abu Dau; Beirut; Dar al-Kutub al-Ilmiyah, t,t.,
Azra, Azyumardi, Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi Menuju Milennium Baru, Jakarta; PT Logis, 1999.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar