PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua lini
kehidupan manusia dimana berbagai permasalahan sulit sekali dipecahkan kecuali
ada upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tentunya perubahan tersebut
juga membawa manusia ke ajang persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu
berperan serta tidak tereliminasi dari persaingan global, maka diperlukan pengembangan
dan peningkatan kualitas sumberdaya manusianya. Oleh karena itu, peningkatan
sumberdaya manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terarah,
intensif, efektif dan efisien.
Berkenaan dengan peningkatan
kualitas sumberdaya manusia, pendidikan masih memegang peranan penting. Dengan
kata lain, peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang
terintegrasi dengan proses pengembangan kualitas sumberdaya manusia itu
sendiri.
Berbicara tentang
pendidikan, pastinya tidak akan lepas keterkaitan antara pendidik/guru dengan peserta
didik/siswa. Hubungan antara guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar
dapat berjalan dengan lancar dan tercapai tujuan yang diinginkan dibutuhkan
sebuah upaya atau metode yang tepat. Pastinya hal tersebut diperlukan kreatifitas
guru untuk menciptakan suasana belajar yang baik dan menyenangkan bagi siswa,
sehingga siswa mempunyai minat dan motivasi dalam belajar. Salah satu cara yang
bisa dipakai adalah dengan penggunaan media pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal
dari bahasa latin dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau
“Pengantar, yakni perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Sementara
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif
mewarnai interaksi yang terjadi antara pendidik dan peserta didik.
Beberapa
pendapat para ahli tentang definisi media pembelajaran:
Schramm
mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sedang menurut Briggs media
pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran
seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sementara Dinje Borman Rumumpuk
menjabarkan media pengajaran adalah alat, baik software maupun hardware yang dipergunakan
sebagai media komunikasi dan bertujuan meningkatkan efektifitas proses belajar
mengajar. Hal yang sama juga dituturkan oleh Syaifulbahri Djamarah dan Aswan zain yang
mengemukakan media sebagai wahana/alat penyalur informasi atau pesan. Sementara
pembelajaran adalah sebuah proses transferring knowledge.
Dari
definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan
kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada
diri peserta didik.
Dalam proses belajar
mengajar, media mempunyai arti yang cukup penting. Ketidakjelasan suatu bahan
atau materi pembelajaran dapat terbantu dengan adanya media yang berperan sebagai
perantara atau pemberi pesan informasi. Setidaknya, penyampaian bahan dan
materi yang sulit bagi siswa dapat disederhanakan dan diperjelas dengan bantuan
media.
Namun yang juga perlu
diperhatikan adalah kesesuaian penggunaan media terhadap materi yang
disampaikan. Karena apabila penggunaan media tidak sesuai dengan materi yang
akan disampaikan pada siswa dan tujuan yang akan dicapai maka media bukan lagi
sebagai alat bantu dalam pembelajaran, tetapi sebagai penghambat dalam
pencapaian tujuan.
2.2. Fungsi dan Peranan Media Pembelajaran
Kehadiran media pembelajaran
ditengah-tengah proses belajar mengajar memiliki peran yang sangat vital.
Pendidikan selama ini sering diartikan sebagai proses pembelajaran yang
diberikan guru kepada murid. Pandangan ini meletakkan guru dalam posisi yang
sangat dominan. Murid cenderung menjadi objek, dan guru mengambil alih hampir
semua peran pembelajaran.
Namun dengan adanya media
pembelajaran, posisi guru atau pendidik adalah sebagai pengarah atau pemandu
terhadap materi yang disajikan. Hadirnya media diharap menjadi sarana
interaksional antara pendidik dengan peserta didik.
Akan tetapi dalam penggunaan
media, pendidik juga dituntut untuk mengetahui karakteristik peserta didiknya.
Pemilihan media yang sesuai dengan karakteristik siswa/peserta didik akan lebih
membantu keberhasilan pengajar dalam pembelajaran.
Peranan media akan terlihat
jika pendidik pandai menggunakannya. Ketika fungsi-fungsi media pembelajaran
diaplikasikan ke dalam proses belajar mengajar maka akan terlihat peranannya
sebagai berikut:
a) Media
yang digunakan pendidik sebagai penjelas dari materi yang disajikan.
b) Media
dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh
para peserta didik.
c) Media
sebagai salah satu sumber belajar peserta didik.
Secara umum media pengajaran
berfungsi sebagai:
1.
Alat bantu untuk
mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif
2.
Bagian integral dari
keseluruhan situasi mengajar
3.
Peletakan dasar yang
konkret dari konsep yang abstrak yang hasil akhirnya mengurangi pemahaman yang
bersifat verbalis
4.
Membangkitkan
motivasi belajar peserta didik
5.
Mempertinggi mutu
belajar mengajar
Sementara Derek Rowntrie
membagi fungsi media menjadi enam bagian, yaitu:
1. Engange
the students ( mambangkitkan motivasi belajar )
2. Recall
ealier leaning ( mengulang yang telah dipelajari )
3. Provide
new leaning stimuli ( menyediakan stimulus belajar )
4. Active
the student’s response ( mengaktifkan respon peserta didik )
5. Give
speedy feedback ( memberikan umpan balik dengan cepat )
6. Encourage
appropriate practice ( menggalakkan latihan yang serasi )
Secara terperinci diantara
kegunaan media dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Sebagai
sarana untuk menyaksikan benda atau peristiwa pada masa lampau. Dengan adanya
perantara gambar, potret, video atau media sejenis, peserta didik dapat melihat
gambaran yang nyata tentang benda atau peristiwa sejarah.
2. Sebagai
sarana pengamatan benda-benda yang sukar dikunjungi, baik karena faktor jarak,
keamanan, ataupun yang lain. Misalnya, tentang kehidupan binatang buas di hutan
belantara.
3. Sebagai
alat untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai benda atau hal-hal yang
sukar diamati karena ukuran yang tidak memungkinkan, baik besar atau kecilnya
benda tersebut. Seperti halnya penjelasan mengenai amuba, bakteri, susunan tata
surya, dan lain sebagainya.
4. Sebagai
alat untuk menerangkan peristiwa atau proses yang bergerak lambat dan
membutuhkan waktu yang panjang. Seperti tentang proses perkembangan katak dari
telur hingga menjadi katak dewasa yang membutuhkan waktu panjang hanya dapat
diamati dalam beberapa menit dengan bantuan video atau media sejenisnya.
5. Sebagai
sarana untuk menjangkau audien/peserta didik yang besar jumlahnya dan mengamati
objek secara serempak. Dengan penggunaan siaran radio atau televisi, peserta
didik dalam jumlah besar bisa mengikuti materi yang disajikan dalam waktu yang
sama.
Selain sedikit gambaran
diatas, masih banyak kegunaan media dalam proses pembelajaran yang belum
disebutkan. Namun setidaknya kita sudah mengetahui peran dan fungsi media dalam
proses pembelajaran.
2.3. Macam-macam Media
Media dapat diklasifikasikan
dalam beberapa hal tergantung dari jenisnya, daya liputnya, dan bahan
pembuatannya.
A. Dilihat dari jenisnya,
media terbagi menjadi:
1.
Media Auditif
Adalah media yang hanya mengandalkan
suara saja seperi radio, kaset rekorder, piringan hitam. Tentunya media ini
tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan pendengaran
2.
Media Visual
Adalah media yang hanya mengandalkan
indera penglihatan. Media ini menampilkan gambar diam seperti rangkai film,
slides, foto, gambar, lukisan, dan cetakan. Ada pula yang menampilkan gambar atau simbol
yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.
3. Media Audio Visual
Adalah media yang menggabungkan antara
unsur suara dan unsur gambar. Tentunya jenis media ini mempunyai kemampuan yang
lebih baik dengan menggabungkan audio dan visual.
Media audio visual terbagi dua macam,
yaitu :
a) Audio visual
murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari satu sumber seperti
video kaset.
b) Audio visual
tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang
berbeda. Misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari slides
proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder.
B.
Dilihat dari daya liputnya, media terbagi menjadi:
1. Media dengan daya
liput luas dan serentak.
Penggunaan media ini tidak terbatas
oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak
dalam waktu yang sama. seperti radio dan televisi serta internet
2. Media dengan daya
liput terbatas oleh ruang dan tempat.
Media ini dalam penggunaannya
membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film, sound slides film
rangkai, yang harus menggunakan tempat tertutup dan gelap.
3. Media untuk
pembelajaran invidual
Media ini penggunaannya hanya untuk
seorang diri. Yang termasuk media ini adalah modul berprogram dan pengajaran
melalui komputer.
C. Dilihat dari
bahan pembuatannya, media terbagi menjadi:
1. Media sederhana
Media ini bahan dasarnya mudah
diperoleh dan harganya murah, cara pembuatan dan penggunaannya tidak sulit.
2.
Media kompleks
Media ini adalah media yang bahan
dasarnya kompleks sulit didapat serta mahal harganya, sulit membuatnya, dan
penggunaanya memerlukan keterampilan yang memadai.
2.4. Prinsip
Pemilihan Media
Adapun hal–hal yang harus
diperhatikan dalam pemilihan media sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran
yang diinginkan, yaitu;
a. Adanya
maksud dan tujuan yang jelas dalam pemilihan media.
Pemilihan media harus
mempunyai tujuan yang jelas apakah media itu digunakan untuk pembelajaran,
untuk pemberian infomasi atau sekedar sebagai hiburan saja. Apabila pemilihan
media tepat sesuai, maka proses pembelajaran yang diinginkan dapat berjalan
secara optimal.
b. Karakteristik
media pembelajaran.
Setiap media
mempunyai karakteristik tertentu baik dari keunggulannya, cara membuatnya
maupun cara menggunakannya. Mengetahui dan memahami karakteristik media
merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki pendidik dalam kaitannya dengan
keterampilan dalam memilih media. Dengan mengetahui dan memahami kerakteristik
media juga dapat membantu pendidik menggunakan berbagai jenis media pengajaran
secara bervariasi, efektif dan efisien.
c. Alternatif
pilihan.
Pendidik dapat
menentukan pilihan media mana yang akan digunakan, karena ada beberapa media
yang dapat diperbandingkan. Jadi pendidik bebas memilih media pembelajaran yang
akan digunakan untuk membantu menyampaikan materi, pesan atau informasi.
Disamping prinsip pemilihan
media terpenuhi, penggunaan media juga harus memperhatikan faktor-faktor
berikut:
a)
Objektivitas
b)
Program pengajaran
c)
Sasaran program
d)
Situasi dan kondisi
e)
Kualitas teknik
f)
Efektifitas dan
efisiensi penggunaan
2.5. Media Pembelajaran pada Mata Pelajaran
Akidah Akhlak
Pada prinsipnya media pembelajaran
merupakan sarana yang bisa mendukung proses kelancaran KBM. Setidaknya dengan
media pembelajaran ini peserta didik mudah menyerap apa yang diberikan oleh
pendidik. Begitu pula dalam pengajaran akidah akhlak juga dirasa perlu untuk
menggunakan media pembelajaran.
Selain modul dan guru itu sendiri
sebagai media pembelajaran, materi akidah akhlak juga bisa disampaikan dengan
media pembelajaran yang bersifat IT. Seperti ketika menjelaskan keimanan kepada
Allah kita bisa menampilkan video tentang proses penciptaan/perkembangan
manusia saat dalam kandungan.
Meski demikian, dalam prose
pembelajaran tersebut, hal yang perlu diperhatikan adalah strategi
pembelajarannya supaya siswa dengan mudah menyerap segala sesuatu yang
diterangkan.
Dalam
kaitannya dengan hal ini, pendekatan inkuiri lebih tepat jika diterapkan pada
siswa SMA yang notebene memiliki kemampuan analisi lebih mendalam. Inkuiri,
merupakan siklus proses dalam membangun pengetahuan/ konsep yang bermula dari
melakukan observasi, bertanya, investigasi, analisis, kemudian membangun teori
atau konsep. Siklus inkuiri meliputi; observasi, tanya jawab, hipoteis,
pengumpulan data, analisis data, kemudian disimpulkan. Dengan pendekatan
inkuiri maka segala sesuatu yang ada disekeliling KBM bisa menjadi media yang
efektif untuk menjelaskan materi ajar.
Sejalan
dengan pendekatan inkuiri, Armai Arief mengategorikan alam sebagai alat
pendidikan atau media pembelajaran. Seperti halnya pengamatan tentang perubahan
siang dan malam, atau kejadian-kejadian alam lainnya, yang bisa menunjukkan
Kemaha-Kuasaan Allah. Ini seirama dengan materi akidah tentang keimanan kepada
Allah melalui pemahaman sifat-sifat-Nya dalam asmaul husna (kelas X/I ). Tentu
ini merupakan media pembelajaran yang dapat kita rasakan dan kita lihat dalam
keseharian.
BAB III
PENUTUP
3.1. Penutup / Kesimpulan
Media
pembelajaran adalah adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat
merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Peranan
media ditengah-tengah proses belajar mengajar adalah, penjelas dari materi yang
disajikan, sebagai penghadiran permasalahan baru untuk dikaji lebih lanjut dan
dipecahkan oleh para peserta didik, dan juga sebagai salah satu sumber belajar
peserta didik.
Sementara
media dikelompokkan tergantung dari jenis, daya liput dan bahan pembuatannya.
Ditilik dari jenisnya, media terbagi tiga macam yaitu, auditif, visual, dan
audio visual. Dari daya liputnya terdiri atas; media dengan daya liput luas dan
serentak, media dengan daya liput terbatas oleh ruang dan tempat, dan media
untuk pengajaran individual. Sedang jika ditengok dari bahan pembuatannya,
media terbagi atas media sederhana dan media kompleks.
Jadi dengan mengetahui
peran, fungsi, dan karekteristik media, diharapkan pendidik mampu menghadirkan
pemilihan media yang tepat dihadapan peserta didiknya. Pemilihan media yang
tepat akan membuat peserta didik termotivasi. Dengan adanya minat dan motivasi
yang tinggi maka prestasi belajarnya pun akan meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Armai,
Busahdiar, Ilmu Pendidikan Islam,
Jakarta
: PT. Wahana Kardofa. 2009
Djamarah, Syaiful
Bahri, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rhineka Cipta,
2002.
Rukhiyat,
Adang, Paradigma Baru Hubungan Guru
dengan Murid, Jakarta:
Uhamka Press, 2003.
Taufik,
Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Inti Prima,
2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar