1. Kutipan /Rujukan
Kutipan adalah Pinjaman kalimat atau pendapat dari seseorang, pengarang, atau ucapan seseorang yang terkenal, baik yang terdapat dalam buku-buku maupun majalah-majalah (Cipta pustaka, 2006 : 21).
Menurut Oksiana Jatiningsih, ada beberapa cara penulisan rujukan yaitu, footnote, backnote/innote/sidenote, dan endnote.
Footnote yaitu Tata cara penulisan rujukan yang kita posisikan dibagian bawah lembar yang mengandung kutipan. Footnote juga dapat berisi pendapat atau komentar penulis tentang sesuatu yang telah ditulisnya.
Cara footnote saat ini jarang digunakan karena dianggap kurang praktis. Cara yang saat ini yang lebih serina digunakan ialah backnote/innote/sidenote.Cara ini dilakukan dengan cara menuliskan nama penulis (nama belakang penulis, tahun, dan halaman) disamping bagian yang dikutip. Seperti halnya footnote dan endnote, jika nama pengarang tiga orang atau lebih (ada yang berpendapat empat), ditulis nama penulis pertama ditambah dengan kata dkk. Atau et al. Jika seorang penulis pada tahun yang sama menulis dua buah buku atau lebih dan kita kutip semuanya, maka dibelakang tahun ditulis abjad a, b dan seterusnya.
Footnote ditulis dengan cara menuliskan nama penulis sumber kutipan tanpa gelar akademik dan dengan cara “ apa adanya “ (tanpa pemblikan), disertai dengan judul, tempat dan tahun terbitan, serta halaman yang diruju. Sesuai dengan aturan penggunaan istila ibid, op cit, dan loc cit.
2. Teknik Penulisan Kutipan atau Rujukan
1. Kutipan langsung
Kutipan langsung adalah kutipan yang hanya mengambil isi atau maksud dari kalimat-kalimat yang ditulis dalam buku sumber.Kutipan langsung sama dengan bentuk asli yang dikutip dalam hal susunan kata dan tanda bacanya (Azra dkk, 2000:18). Mengutip langsung dilakukan jika gagasan yang dikutip itu tidak lebih dari 40 kata (sekitar 4 baris). Kutipan ditulis tanpa ada pengubahan ,cara penulisannya diapit dengan tanda kutip (“...”) dan diikuti dengan nama pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman.
2. Kutipan tidak langsung (parafrase)
Kutipan tidak langsung sebaiknya dilakukan sependek mungkin, sehingga tidak lebih dari satu alenia/setengah halaman. Jika karena suatu hal kutipan tidak langsung melebihi satu alenia , kutipan semacam itu disebut parafrase panjang.
3. Teknik Penulisan Rujukan dari Berbagai Sumber (Azzra dkk, 2000:18-22)
1. Prosa
Kutipan yang berbentuk prosa yang panjangnya tidak lebih dari lima baris dimasukkan sebagai bagian dari teks karya tulis dan dituliskan diantara tanda petik rangkap. Bila macam tulisan yang dikutip berbeda dengan macam tulisan teks (Latin dan arab atau sebaliknya), maka dipisahkan dari teks dan diketik sedeikian rupa sehingga tidak melanggar norma penulisan ilmiah dan estetika.
2. Puisi
Yang dimaksud dengan puisi atau syiir di sini termasuk “kata-kata mutiara”. Kutipan yang berbentuk puisi yang terdiri dari satu baris dimasukkan sebagai bagian teks karya tulis dan dituliskan diantara tanda petik rankap. Puisi yang terdiri dari dua baris atau lebih dipisahkan penulisannya dari teks karya tulis, tanpa tanda petik rangkap sebelum dan sesudahnya.
Contoh:
Kalau aku berbicara padamu, Tuhan
Bukan mau mengadukan dera dan derita
Tak kuharap kau berdiri di depan
Ke dahiku mengulaskan tangan mereka
3. Ayt Al-Qur'an atau Hadis
Kutipan Ayat-ayat al-Qur'an dan Hadist dituliskan dengan huruf Arab, sebagaimana aslinya. Caranya sama dengan yang tersebut pada prosa di atas. Khusus mengenai kutipan ayat-ayat al-Qur'an perlu disebutkan nama dan nomor surat serta ayat yang dikutip pada akhir kutipan. Untuk yang tersebut tarakhir ini nama nama dan nomor ayat dituliskan diantara kurung biasa. Kutipan Hadist harus dilengkapi dengan sanad dan rawinya.
4. Anotasi
Anotasi atau keterangan pendek dapat disisipkan sesudah kata-kata ungkapan kalimat yang diberi keterangan itu, dituliskan diantara tanda kurung besar. Kalau tanda ini tidak ada didalam mesin ketik, dapat dibubuhkan dengan tulisan tangan. Apabila anotasi itu sampai mencapai satu baris atau lebih dituliskan sebagai catatatn kaki.
Contoh anotasi yang kurang dari satu baris:
Kalifah Abu Ja'far al-Mansur (khalifah kedua dari daulah Abbasiyah) memerintahkan Anas bin Malik untuk mengumpulkan semua Hadist yang ia ketahui.
5. Kalimat Elips
Kalimat Elips adalah kalimat yang bagiannya ada yang dibuang. Kutipan yang terbentuk kalimat elips dimasukkan dalam bagian teks karya tulis dan kecuali dituliskan diantara petik rangkap dibatasi dengan tiga buah titik sebelum atau sesudahnya.
Contoh:
a. Kalimat Elips yang dibuang Bagian Akhirnya
Sehubungan dengan hal-hal yang memperkuat pendidikan akhlak itu prof. Dr. Ahmad Amin berpendapat diantaranya bahwa, “Yang lebih penting memberi dorongan kepada pendidikan akhlak ialah supaya orang mewajibkan dirinya melakukan perbuatan yang baik ....”
b. Kalimat Elips yang dibuang Bagian Awalnya
Mengingat macam-macam hadist para ulama' musthalahah telah menjelaskan menjadinya menjadi berpuluh-puluh macam. Sekalipun begitu” ...semuanya berpokok pangkal pada pokok yang ketiga, yaitu sahih, hasan dan daif”
c. Kalimat Elips yang dibuang Bagian Awal dan Akhirannya
Para Malaikat itu “...selalu taat menjalankan apa saja yang diperintahkan Allah...”
d. Kalimat Elips yang dibuang Bagian Tengahnya
“Malaikat ... selalu taat menjalankan apa saja yang diperintahkan Allak kepada mereka”
4 Teknik Penulisan Daftar Rujukan dari Berbagai Sumber Cetak dan Elektronik
(Maimunah, 2005:138-142)
a. Daftar rujukan
Bibliografi atau Daftar Pustaka adalah daftar yang berisi judul-judul buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbit lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sebuah karangan yang telah digarap.
Daftar Acuan adalah daftar alphabet yang memuat nama akhir (marga) pengarang yang hasil karyanya dikutip dalam suatu karya tulis.Unsur-unsur yang harus dimasukkan dalam daftar acuan adalah: (a) nama pengarang, nama belakang dahulu, baru kemudian nama depan (b) tahun penerbitan (c) judul buku (d) nama kota dimana buku diterbitkan (e) nama penerbit buku.
Fungsi bibliografi hendaknya secara tegas dibedakan dari sebuah catatan kaki. Refrensi pada catatan kaki digunakan untuk menunjuk kepada tempat, dimana pembaca dapat menemukan pernyataan atau ucapan itu. Dalam hal ini pengarang, jidul buku dan sebagainya ,harus dicantumkan pula nomor halaman pernyataan atau ucapan itubisa dibaca. Fungsi lain bibliografi yaitu sebagai pelengkap sebuah catatan kaki dan dapat mengetahui keterangan-keterangan yang lengkap mengenai tujuan dan harapan.
Untuk mempersiapkan agar tidak ada kesulitan dalam menyusun biografi, setiap penulis harus tahu pokok-pokok mana yang harus dicatat. Pokok persoalan penting yang harus masuk dalam sebuah bibliografi adalah:
- Nama pengarang, yang harus dikutip secara lengkap.
- Judul buku, termasuk judul tambahan.
- Daftar publikasi, penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan keberapa, nomor jilid, dan tebal buku tersebut.
Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid, nomor dan tahun.
b. Acuan dari buku
Yaitu dengan cara menuliskan nama pengarang yang diakhiri dengan tanda titik. Judul buku digarisbawahi atau ditulis dengan huruf mirng, dengan huruf besar pada huruf awal setiap kata, kecuali kata hubung. Tempat penerbitan dan nama penerbit dipisahkan dengan titik dua (:)
Contoh:
Dokker, N. 1992. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa: Dari Pilihan Satu-satunya ke Satu-satunya Azaz. Malang: FPIPS IKIP Malang.
Contoh:
Cornet, L. and Weeks, K. 1985a. Career Ladder Plants:Trends and Emerging Issue 1985. Atlanta , GA: Career ladder Clearinghouse.
c. Acuan dari antologi (buku yang berisi artikel)
Bila ada editornya maka penulisannya sebagai berikut:
Aminuddin (Ed.). 1990. Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra. Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.
Bila tidak ada editornya, penulisannya sebagai berikut:
Hasan, M. Z. 1990. “Karakteristi Penelitian Kualitatif.” Dalam Aminuddin (Ed.), Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam bidang Bahasa dan Sastra (hlm. 12-25) Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.
d. Acuan dari artikel yang dimuat dalam jurnal
Contoh:
Hanafi, A. 1950. “Partisipasi dalam Siaran Pedesaan dan Pengadopsian Invormasi”. Forum Penelitian, 1 (1): 33-37.
e. Acuan dari Artikel yang dimuat disurat Kabar atau Majalah
Contoh:
Huda, M. 1991, 13 November. “Menyiasati Krisis Listrik Musim Kering” Jawa Pos, hal. 6.
Suryadarma, S. V. C.1990.”Prosesor dan Interface: Komunikasi Data.” Info Komputer, 1V (4):46-48.
f. Acuan dari artikel yang dimuat di surat kabar atau majalah
Contoh:
Jawa Pos. 1995, 22 April. Waniata Kelas Bawah Lebih Mandiri.Hal.3.
g. Acuan dari publikasi resmi yang diterbitkan oleh penerbit tanpa nama pengarang atau nama lembaga yang menerbitka
Contoh:
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: Diperbanyak oleh PT Arnas Duta Jaya.
h. Acuan dari dokumen yang ditulis atas nama instansi
Contoh:
Pusat Pembina dan Pengembangan Bahasa. 1978. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
I. Acuan yang berasal dari karya terjemahan
Contoh:
Ary, D., Jocob, L. C. dan Razavieh, A. Tanpa tahun. Pengantar Penelitian Pendidikan.Terjemah oleh Arif Furchan. 1982. Surabaya: Usaha Nasional.
j. Acuan yang berasal dari skripsi, tesis, atau disertasi
Contoh:
Pengaribuan, T. 1922. Perkembangan Kompetensi Kewancanaan Pembelajar Bahasa Inggris di LPTK. Disertasi tidak diterbitkan. Program Pasca Sarjana IKIP Malang.
k. Acuan yang bersumber dari makalah yang disajikan dalam seminar atau lokakarya
Contoh:
Karim, Z. 1987. Tata Kota di Negara-negara Berkembang. Makalah di Sajikan pada Seminar Tatakota, BAPPEDA Jawa Timur, Surabaya, 1-2 September. (Wabab, 1999:65-68).
DAFTAR PUSTAKA
Halik, A. 1998. Tata Laporan: Khusus untuk Lingkungan Sendiri.
Azra, dkk. 2002. Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi: Universitas Islam Negeri Jakarta.
Jatiningsih, Oksiana. 2008. Sistem Proposal dan Usulan Penelitian Tindakan Untuk Guru-guru di Bawean: Universitas Negeri Surabaya..
Maimunah, Siti Annijat. 2005. Bahan Ajar Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi Malang:Universitas Islam Negeri Malang.
Jatiningsih, Oksiana. 2008. Sistem Proposal dan Usulan Penelitian Tindakan Untuk Guru-guru di Bawean: Universitas Negeri Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar