STIT AT-TAQWA CIPARAY BANDUNG

Tampilkan postingan dengan label Organisasi dan MSDM. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Organisasi dan MSDM. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 20 Agustus 2011

PERAN PENDIDIKAN DALAM MENCIPTAKAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS

Oleh : Subagio,M.Pd

Penyelenggaraan lembaga–lembaga pendidikan di negara manapun di dunia dipandang sebagai suatu program yang bernilai strategis. Hal ini berdasarkan satu asumsi bahwa proses pendidikan merupakan sebuah proses yang dengan sengaja dilaksanakan semata–semata bertujuan untuk mencerdaskan bangsa. Melalui proses pendidikan akan terbentuk sosok–sosok individu sebagai sumber daya manusia yang akan berperan besar dalam proses pembangunan bangsa dan negara. Oleh karena itu peran pendidikan demikian sangat penting sebab pendidikan merupakan kunci utama untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.
Hubungan antar proses pendidikan dengan terciptanya sumber daya manusia merupakan suatu hubungan logis yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini sesuai dengan pengertian pendidikan itu sendiri. Mc. Donald memberikan rumusan tentang pendidikan : “… is a process or an activity which is directed at producing desirable in the behavior of human beings.” Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang bertujuan menghasilkan perubahan tingkah laku manusia. Secara sederhana,perubahan tingkah laku yang terjadi disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tiga unsur meliputi unsur kognitif, afektif dan psikomotor ( Taksonomi Bloom ).
Pendapat lainnya, yaitu pendapat Mc. Donald yang didalammnya sejalan dengan pendapat Winarno Surakhmad yang mengemukakan bahwa : Pendididkan atau dipersempit dalam pengertian pengajaran, adalah satu usaha yang bersifat sadar tujuan, dengan sistematis terarah pada perubahan tingkah laku. Menuju ke kedewasaan anak didik. Perubahan itu menunjuk pada suatu proses yang harus dilalui. Tanpa proses itu perubahan tidak mungkin terjadi, tanpa proses itu tujuan tak dapat dicapai. Dan proses yang dimaksud di sini adalah proses pendidikan.

Minggu, 07 Agustus 2011

Definisi dan karakteristik Organisasi (Tinjauan Teoritis)

Definisi organisasi

Definisi Organisasi
Dalam buku Abdul Azis Wahab (2008:2-3) beberapa pendapat mengenai definisi organisasi adalah sebagai berikut:
  1. Hicks dan gullet, 1976:22 mengemukakan definisi berdasarkan lima fakta yang umum terdapat pada setiap organisasi adalah sebagai berikut: 1) Organisasi selalu berikan orang-orang; 2) Orang-orang tersebut saling terlibat dan melalui cara-cara  tertentu  mereka itu saling berinteraksi; 3) Interaksi-interaksi tersebut selalu dilakukan secara teratur atau ditentukan oleh sejenis struktur; 4) Semua orang dalam organisasi  mempunyai tujuan –tujuan pribadi dan beberapa diantaranya itulah mendasari tindakan-tindakan mereka. Setiap orang mengharapkan bahwa partisipasi mereka dalam organisasi akan membantu mencapai tujuan tujuan-tujuan individu; 5) Interaksi-interaksi tersebut dapat juga membantu mencapai tujuan-tujuan yang memiliki keterkaitan yang mungkin berbeda tetapi berhubungan dengan tujuan-tujuan pribadi.
  2. Chester I Bernard mengemukakan organisasi adalah suatu sistem kerja sama (Cooperative activies) antara dua orang atau lebih.
  3. Gibson (2005:5) berpendapat mengenai organisasi bahwa: Organisasi  adalah unit yang dikoordinasikan  dan berisi paling  tidak dua orang atau lebih yang fungsinya adalah untuk mencapai tujuan bersama atau seperangkat tujuan bersama.
  4. Moorehead dan Griffin (1989:392) mengatakan bahwa : Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan.
  5. Robinns (1998:4) menjelaskan bahwa organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar yang berfungsi secara relative terus menerus untuk mencapai tujuan bersama atau seperangkat tujuan.

Manajemen Rekruitmen Peserta Didik

A.         Pendahuluan

Keberhasilan dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan (sekolah) akan sangat bergantung kepada Manajemen komponen-komponen pendukung pelaksanaan kegiatan seperti kurikulum, peserta didik, pembiayaan, tenaga pelaksana, dan sarana prasarana.  Komponen-komponen tersebut merupakan satu kesatuan dalam upaya pencapaian tujuan lembaga pendidikan (sekolah), artinya bahwa satu komponen tidak lebih penting dari komponen lainnya.  Akan tetapi satu komponen memberikan dukungan bagi komponen lainnya sehingga memberikan kontribusi yang tinggi terhadap pencapaian tujuan lembaga pendidikan (sekolah) tersebut.
Komponen peserta didik keberadaannya sangat dibutuhkan, terlebih bahwa pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah, peserta didik merupakan subyek sekaligus obyek dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan.  Oleh karena itu keberadaan peserta didik tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan saja, akan tetapi harus merupakan bagian dari kebermutuan dari lembaga pendidikan (sekolah).  Artinya bahwa dibutuhkan Manajemen peserta didik yang bermutu bagi lembaga pendidikan (sekolah) itu sendiri. Sehingga peserta didik itu dapat dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.

PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DAN PERAN SERTA ALUMNUS

Pembangunan pendidikan bukan hanya terfokus pada penyediaan factor input pendidikan tetapi juga harus lebih memperhatikan factor proses pendidikan. Input yang baik tidak otomatis menjadi jaminan terjadinya peningkatan mutu. Bahkan selain input dan proses masih juga memperhatikan keragaman peserta didik, kondisi lingkungan dan peran serta masyarakat (termasuk alumnus).

Pendekatan baru yang dipertimbangkan lebih cocok untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah pendekatan yang berbasis pada sekolah masing-masing. Pendekatan ini dikenal dengan "Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah". Konsep ini menawarkan kerjasama yang erat antara sekolah (Yayasan), masyarakat (Masyarakat setempat, Masyarakat pengguna, Masyarakat "peduli" dan Alumnus) dan pemerintah (Dinas Pendidikan dan pemerintahan setempat) dengan peran dan tanggungjawabnya masing-masing. Sekolah harus kreatif dan dinamis dalam mengusahakan peningkatan mutu dengan peningkatan kemandirian sekaligus masih dalam kerangka acuan kebijakan pendidikan Yayasan, nasional dan daerah.

Kamis, 28 Juli 2011

Orientasi dan Penempatan Tenaga Pendidikan dan Kependidikan

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Dalam perkembangan organisasi dari waktu ke waktu bahwa sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting, karena konstribusi sumber daya manusia dinilai sangat signifikan dalam pencapaian tujuan organisasi. Dalam rangka pencapaian tujuan organisasi melalui pengelolaan sumber daya manusia yang dimiliki secara tepat dan relevan maka aktifitas yang berkenaan dengan manajemen sumber daya manusia menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dinamika suatu organisasi. Mengacu pada era globalisasi yang menuntut keunggulan
bersaing dari setiap organisasi, persaingan global telah meningkatkan standar kinerja. Penting pula disadari bahwa standar tersebut senantiasa dinamis, sehingga membutuhkan pengembangan lebih lanjut dari organisasi dan para pegawainya. Dengan menerima tantangan yang ditimbulkan dari standar yang makin meningkat ini, organisasi yang efektif bersedia melakukan hal-hal penting untuk dapat bertahan dan meningkatkan kemampuan strateginya. Hanya dengan mengantisipasi tantangan ini, organisasi dapat meningkatkan kemampuannya dan para tenaga kependidikan dapat mempertajam keahlian mereka.

Sistem Perilaku Organisasi

PENGERTIAN
Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi).
Perilaku organisasi juga dikenal sebagai Studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang Sumber daya manusia dan psikologi industri serta perilaku organisasi.

Kepemimpinan

Stogdill (1974) menyimpulkan bahwa banyak sekali definisi mengenai kepemimpinan. Hal ini dikarenakan banyak sekali orang yang telah mencoba mendefinisikan konsep kepemimpinan tersebut. Namun demikian, semua definisi kepemimpinan yang ada mempunyai beberapa unsur yang sama.
Sarros dan Butchatsky (1996), “leadership is defined as the purposeful behaviour of influencing others to contribute to a commonly agreed goal for the benefit of individual as well as the organization or common good”. Menurut definisi tersebut, kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi. Sedangkan menurut Anderson (1988), “leadership means using power to influence the thoughts and actions of others in such a way that achieve high performance”.

Landasan Teori : Kepemimpinan dan Gaya Kepemimpinan

Kedudukan dan peranan seorang pemimpin sangat penting dalam mengarahkan dan menggerakkan bawahannya untuk mau dan mampu bekerja aktif dan efektif guna mewujudkan tujuan organisasi.

Kepemimpinan seseorang dalam prakteknya akan bertumpu pada kemampuan mengimplementasikan konsep kepemimpinan. Hal ini berarti, seorang pemimpin dengan kepemimpinannya harus mampu mempengaruhi bawahannya dalam melaksanakan pekerjaan guna mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian, kepemimpinan adalah proses di mana seseorang berusaha mempergunakan pengaruhnya terhadap para bawahan (pengikutnya) dengan tujuan mempengaruhi perilaku mereka sesuai dengan keinginannya.

Hal ini sejalan dengan pendapat Stogdill (1974:10) yang mengemukakan “leadership is a process (act) of influencing the activities of an organized group in its efforts toward goal setting and goal achievement” (proses tindakan mempengaruhi aktifitas kelompok yang terorganisasi dalam usaha menetapkan tujuan dan pencapaian tujuan). Sementara itu Cowley (dalam Stogdill 1974:12) menjelaskan bahwa “leader is a person who has a program and moving toward an objective with his group in a definite manner”. Dengan kata lain bahwa pemimpin merupakan individu yang memiliki program dan bersama anggota kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara yang pasti.

KEPEMIMPINAN MELALUI MOTIVASI & FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DALAM ORGANISASI

KEPEMIMPINAN MELALUI MOTIVASI

I. Pendahuluan
Pengertian kepemimpinan adalah: The process of inspiring others to work
hard to accomplish important task (Schermerhorn, 1996). Pengertian
tersebut dapat dapat dijabarkan sebagai berikut:

• Memberikan inspirasi pada orang lain untuk termotivasi/memotivasi
dirinya bekerja keras agar produktif.
• Mengarahkan/mempengaruhi usaha orang lain untuk pencapaian tujuan
bersama melalui komunikasi efektif.

ORGANISASI DAN METODE

Sebelum kita menguraikan pengertian dari organisasi dan metode, terlebih dahulu kita dapat mengenal masing-masing arti kata dari organisasi dan metode.Organisasi adalah sekumpulan orang atau kelompok yang mempunyai tujuan yang sama dan terstruktur atau mempunyai kerja sama.

Menurut J.M.Gaus organisasi adalah tata hubungan antar orang-orang untuk dapat memungkinkan tercapainya tujuan bersama dengan adanya pembagian tugas dan tanggung jawab. Metode adalah suatu cara atau tata kerja dari setiap anggota organisasi yang memajukan pekerjaan mereka, agar dapat pencapaian yang efesien dan maksimal pada organisasi. Jadi Pengertian dari organisasi dan metode adalah :
Rangkaian proses kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kegunaan segala sumber dan faktor yang menentukan bagi berhasilnya proses manajemen terutama dengan memperhatikan fungsi dan dimanika organisasi atau birokrasi dalam rangka mencapai tujuan yang sudah direncanakan.

Kajian KOMUNIKASI dalam ORGANISASI

Sebelum membahas pengertian komunikasi organisasi sebaiknya kita uraikan terminologi yang melekat pada konteks komunikasi organisasi, yaitu komunikasi dan organisasi. Komunikasi berasal dari bahasa latin “communis” atau ‘common” dalam Bahasa Inggris yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita berusaha untuk mencapai kesamaan makna, “commonness”. Atau dengan ungkapan yang lain, melalui komunikasi kita mencoba berbagi informasi, gagasan atau sikap kita dengan partisipan lainnya. Kendala utama dalam berkomunikasi adalah seringkali kita mempunyai makna yang berbeda terhadap lambang yang sama.

Minggu, 24 Juli 2011

Kepemimpinan dalam organisasi


Pemimpin dan Kepemimpinan merupakan suatu kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional. Banyak muncul pengertian-pengertian mengenai pemimpin dan kepemimpinan, antara lain :


  • Pemimpin adalah figur sentral yang mempersatukan kelompok (1942)



  • Kepemimpinan adalah keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam kelompok, dalam proses mengontrol gejala-gejala sosial



  • Brown (1936) berpendapat bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kelompok, akan tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi di lapangan. Dalam hal sama, Krech dan Crutchfield memandang bahwa dengan kebaikan dari posisinya yang khusus dalam kelompok ia berperan sebagai agen primer untuk penentuan struktur kelompok, suasana kelompok, tujuan kelompok, ideologi kelompok, dan aktivitas kelompok.



  • Kepemimpinan sebagai suatu kemampuan meng-handel orang lain untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan friksi sesedikit mungkin dan kerja sama yang besar, kepemimpinan merupakan kekuatan semangat/moral yang kreatif dan terarah.
  • Pemimpin sebagai Agen Perubahan

    Layaknya seorang menejer sebuah tim sepak bola ataupun seekor pemimpin belalang, seorang pemimpin organisasi perlu memikirkan bagaimana melakukan perubahan baik secara internal maupun eksternal agar strategi dan kebijakan yang diambilnya sesuai dengan tuntutan lingkungan yang senantiasa berubah. Pemimpin seperti ini oleh Burns (1978) disebut sebagai pemimpin transformasional (Transformational Leadership) atau disebut juga pemimpin penerobos atau breakthrough leadership (Sarros dan Butchatsky, 1996). Karakteristik utama pemimpin transformasional ini diantaranya memiliki kemampuan untuk bertindak sebagai agen perubahan (agent of change) bagi organisasi, sehingga dapat menciptakan strategi-strategi baru dalam mengembangkan praktik-praktik organisasi yang lebih relevan.

    Jumat, 22 Juli 2011

    SOLUSI MASALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

    I. PENDAHULUAN
    Kepemimpinan merupakan bagian penting dari manajemen yaitu merencanakan dan mengorganisasi, tetapi peran utama kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini merupakan bukti bahwa pemimpin boleh jadi manajer yang lemah apabila perencanaannya jelek yang menyebabkan kelompok berjalan ke arah yang salah. Akibatnya walaupun dapat menggerakkan tim kerja, namun mereka tidak berjalan kearah pencapaian tujuan organisasi. Kepemimpinan berkaitan dengan proses yang mempengaruhi orang sehingga mereka mencapai sasaran dalam keadaan tertentu. Kepemimpinan telah digambarkan sebagai penyelesaian pekerjaan melalui orang atau kelompok dan kinerja manajer akan tergantung pada kemampuannya sebagai manajer. Hal ini berarti mampu mempengaruhi terhadap orang atau kelompok untuk mencapai hasil yang diinginkan dan ditetapkan bersama

    Kamis, 14 Juli 2011

    STRATEGI FUNDRISING

    I. PENDAHULUAN
    Menghimpun atau menggalang dana adalah usaha untuk mengumpulkan dana dari berbagai sumber yang ada,baik itu dari luar maupun dari dalam.
    Jelasnya menggalang dana adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengumpulkan dana dari berbagai sumber yang sekiranya berpotensi untuk mendapatkan dana yang diharapkan, baik dari dalam maupun dari luar. Guna terrealisasinya program-program dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dalam rangka untuk kepentingan,kemajuan dan kesejahtraaan bersama. Namun cita-cita dari tujuan itu tidaklah akan pernah berhasil kalau dalam melakukannya tanpa dibarengi dengan cara yang baik dan tepat. Untuk itu diperlukan penyusunan strategi yang handal,efektif dan efisien. Agar penggalangan dana yang dilakukan dapat menarik perhatian banyak orang/donator sehingga mereka tertarik untuk menyumbagkan dana yang mereka miliki untuk program yang akan kita lakukan dengan begitu hasil yang diperolehpun akan sesuai dengan apa yang kita harapkan.

    MEMBANGUN JEJARING (NETWORKING)

    A.PENDAHULUAN
    Membangun jejaring dalam fundraising zakat dan wakaf merupakan salah satu aspek yang urgensi dalam kegiatan Fundraising zakat dan wakaf.[1]. Membangun jejaring dengan para orang sukarelawan dermawan dan orang terkenal merupakan suatu modall memperoleh sumbangan sebanyak mungkin
    Dalam rangka meningkatkan nilai dan kualitas kehidupan, kita memerlukan teman, relasi, kolega, mitra atau orang-orang yang dapat mendukung kita baik dalam pengembangan kehidupan pribadi maupun profesional kita. Kualitas kehidupan kita sangat ditentukan oleh kualitas Jejaring (network) orang-orang dalam kehidupan kita. Sehingga penting bagi kita untuk dapat memahami dan menguasai keterampilan membangun dan memelihara jejaring ( networking)

    Minggu, 03 Juli 2011

    TEORI KONFLIK

          Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.[1]
    Teori konflik yang muncul pada abad  ke sembilan belas dan dua puluh dapat dimengerti sebagai respon dari lahirnya dual revolution, yaitu demokratisasi dan industrialisasi, sehingga kemunculan sosiologi konflik modern, di Amerika khususnya, merupakan pengikutan, atau akibat dari, realitas konflik dalam masyarakat Amerika (Mc Quarrie, 1995: 65). Selain itu teori sosiologi konflik adalah alternatif dari ketidakpuasaan terhadap analisis fungsionalisme struktural Talcot Parsons dan Robert K. Merton, yang menilai masyarakat dengan paham konsensus dan integralistiknya. Teoritisi konflik melihat masyarakat sebagai berada dalam konflik yang terus menerus diantara kelompok dan kelas, sekalipun Marx memusatkan perhatiannya pada pertentangan antar kelas. Untuk pemilikan atas kenyataan yang produktif, para teoritisi konflik modern berpandangan sedikit lebih sempit. Mereka melihat perjuangan meraih kekuasaan penghasilan sebagai suatu proses yang berkesinambungan terkecuali satu hal dimana orang-orang muncul sebagai penantang kelas, bangsa, kewarganegaraan dan bahkan jenis kelamin.[2]

    Rabu, 29 Juni 2011

    Teori-Teori Organisasi

    Perkembangan teori-teori organisasi dapat dilihat dan dikaji sejak sejak tahun-tahun pertama abad keduapuluh, yang secara garis besar dapat diikhtisarkan menjadi 4 (empat) kelompok besar yakni: (1) classic; (2) behavioral, (3) system, dan (4) contingency.
    1. Classic
    Pada mulanya teori administrasi/manajemen atau organisasi telah dirancang secara tradisional/klasik. Terdapat 3 kategori pokok pendekatan klasik ini: (1) scientific management; (2) administrative management; dan (3) the bureaucratic model of organization (Beach, 1980: 133).

    a. Scientific management.
    Pendiri gerakan manajemen ilmiah ini adalah Frederick W. Taylor (1856-1915), seorang insinyur dan ahli manajemen Amerika. Dia tidak menciptakan teori umum mengenai organisasi; namun hanya mengusulkan sejumlah teknik dan filsafat yang diturunkan dari pengalamannya yang lebih luas di bidang manajemen dan konsultan. Dia menaruh perhatian pada manajemen pabrik dan efisiensi, memperkenalkan konsep dan teknik analisa/studi jabatan, analisa waktu, standarisasi jabatan, spesialisasi tugas, penentuan keseimbangan kerja, seleksi pegawai secara teliti, teknik pelatihan staf, dan kompensasi berupa insentif gaji untuk membantu mencapai hasil kerja yang lebih tinggi.

    Selasa, 28 Juni 2011

    MANAJEMEN PERENCANAAN PENDIDIKAN

    Beberapa Pendekatan dalam Perencanaan Pendidikan:

    1. Social demand approach (pendekatan tuntutan masyarakat):
    Pendekatan yang dibuat berdasarkan kebutuhan masyarakat/ lebih menekankan pada pemerataan kesempatan atau kuantitatif dibandingkan dengan aspek kualitatif.

    2. Man power (pendekatan ketenagakerjaan) :
    Pendekatan yang dibuat berdasarkan adanya lapangan pekerjaan yang dibutuhkan/ mengutamakan pada keterkaitan lulusan sistem pendidikan dengan tuntutan terhadap tenaga kerja pada berbagai sektor pembangunan dengan tujuan yang akan dicapai adalah bahwa pendidikan itu diperlukan untuk membantu lulusan memperoleh kesempatan kerja yang lebih baik hingga tingkat kehidupannya dapat diperbaiki.

    KEPEMIMPINAN DALAM MASYARAKAT ISLAM

    A. Pemimpin, Kepemimpinan, dan Signifikansinya dalam Islam

    Pendefinisian ini membantu kita untuk memahami dan mensistematiskan alur pembahasan. Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin, yang artinya adalah orang yang berada di depan dan memiliki pengikut, baik orang tersebut menyesatkan atau tidak. Ketika berbicara kepemimpinan maka ia akan berbicara mengenai prihal pemimpin, orang yang memimpin baik itu cara dan konsep, mekanisme pemilihan pemimpin, dan lain sebagainya. Terdapat ragam istilah mengenai Kepemimpin ini, adanya yang menyebutkan Imamah dan ada Khilafah. Masing–masing kelompok Islam memiliki pendefinisian berbeda satu sama lain, namun ada juga yang menyamakan arti Khilafah dan Imamah.
    Seorang ulama bernama Syekh Abu Zahra dari kelompok Sunni menyamakan arti Khilafah dan Imamah. Ia berkata, ”Imamah itu disebut juga sebagai Khilafah. Sebab orang yang menjadi khilafah adalah penguasa tertinggi bagi umat Islam yang menggantikan Rasul SAW. Khalifah itu juga disebut sebagai Imam (pemimpin) yang wajib ditaati. Manusia berjalan di belakangnya, sebagaimana manusia shalat di belakang imam.”[2]
    Kelompok Syiah dalam hal kepemimpinan membedakan pengertian antara khilafah dan Imamah. Hal ini dapat dilihat berdasarkan fakta sejarah kepemimpinan dalam Islam setelah Rasulullah SAW wafat. Kelompok Syiah sepakat bahwa pengertian Imam dan Khilafah itu sama ketika Ali Bin Abi Thalib diangkat menjadi pemimpin. Namun sebelum Ali menjadi pemimpin mereka membedakan pengertian Imam dan Khilafah. Abu Bakar, Umar Bin Khattab, dan Utsman adalah Khalifah, namun mereka bukanlah Imam.[3]