1.
FAIL ( فاعل )
a.
Definisi
·
Pengertian Fa’il menurut bahasa adalah: yang mengerjakan
pekerjaan (subjek), contoh:
كتب الطالبُ
= Zaid telah datang;
= Hindun seorang Juru tulis.
= Zaid-zaid itu berdiri;
= orang-orang yang saleh itu mendapat keberuntungan.
= dua Zaid itu berdiri.
= mereka berdua sedang melakukan (sesuatu);
= kamu berdua sedang melakukan (sesuatu);
= mereka sedang melakukan (sesuatu);
= kalian sedang melakukan (sesuatu);
= kamu (seorang perempuan) sedang melakukan sesuatu.
II. Kalau kalam-nya tidak memenuhi persyaratan tersebut, maka hal itu adalah sebagai berikut:![]()
Lafazh yang di-istitsna dengan illâ harus di-nashab-kan bilamana keadaan kalamnya bersifat sempurna dan mujab.
Kalam yang sempurna itu ialah:
![]()
Kalam yang disebutkan mustatsna dan mustatsna minhu-nya (lafazh yang dikecualikan dan lafazh pengecualiannya, seperti dalam contoh:= Kaum itu telah datang kecuali Zaid).
Lafazhadalah mustatsna minhu, sedangkan lafazh
menjadi mustatsna-nya.
Mujab adalah:
![]()
Kalam mutsbat, yaitu kalam yang tidak disisipi nafi, nahi dan tidak pula istifham.
Contoh:
= kaum itu telah datang kecuali Zaid.
= murid-murid itu telah masuk (sekolah) kecuali Bakar.
Jadi, syarat lafazh yang di-istitsna harus di-nashab-kan itu ialah:
- Kalam tam (lengkap), ada mustatsna dan mustatsna minhu-nya.
- Mujab, yaitu tidak kemasukan nafi, nahi dan tidak pula istifham.
![]()
Apabila kalam-nya ternyata tam (sempurna) lagi manfi (di- nafi-kan), maka lafazh mustatsna-nya boleh di-nashab-kan karena istitsna dan boleh di-badal-kan (bergantung kepada i'rab mustatsna minhu-nya).
Contoh:
= tiadalah kaum itu berdiri kecuali Zaid.
Lafazh Zaid, boleh di-nashab-kan karena istitsna dan boleh pula di-badal-kan dengan memakai harakat dhammah, sebab mubdal minhu-nya lafazhberharakat dhammah.
= aku tidak melihat kaum itu kecuali Zaid.
Lafazh Zaid itu boleh di-nashab-kan karena istitsna, dan boleh dijadikan badal dari lafazh.
= aku tidak bersua dengan kaum itu kecuali Zaid.
Lafazh Zaid itu boleh di-nashab-kan karena istitsna dan boleh pula di-jar-kan karena menjadi badal dari lafazh.