Pembangunan pendidikan bukan hanya terfokus pada penyediaan factor input pendidikan tetapi juga harus lebih memperhatikan factor proses pendidikan. Input yang baik tidak otomatis menjadi jaminan terjadinya peningkatan mutu. Bahkan selain input dan proses masih juga memperhatikan keragaman peserta didik, kondisi lingkungan dan peran serta masyarakat (termasuk alumnus).
Pendekatan baru yang dipertimbangkan lebih cocok untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah pendekatan yang berbasis pada sekolah masing-masing. Pendekatan ini dikenal dengan "Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah". Konsep ini menawarkan kerjasama yang erat antara sekolah (Yayasan), masyarakat (Masyarakat setempat, Masyarakat pengguna, Masyarakat "peduli" dan Alumnus) dan pemerintah (Dinas Pendidikan dan pemerintahan setempat) dengan peran dan tanggungjawabnya masing-masing. Sekolah harus kreatif dan dinamis dalam mengusahakan peningkatan mutu dengan peningkatan kemandirian sekaligus masih dalam kerangka acuan kebijakan pendidikan Yayasan, nasional dan daerah.
Pendekatan baru yang dipertimbangkan lebih cocok untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah pendekatan yang berbasis pada sekolah masing-masing. Pendekatan ini dikenal dengan "Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah". Konsep ini menawarkan kerjasama yang erat antara sekolah (Yayasan), masyarakat (Masyarakat setempat, Masyarakat pengguna, Masyarakat "peduli" dan Alumnus) dan pemerintah (Dinas Pendidikan dan pemerintahan setempat) dengan peran dan tanggungjawabnya masing-masing. Sekolah harus kreatif dan dinamis dalam mengusahakan peningkatan mutu dengan peningkatan kemandirian sekaligus masih dalam kerangka acuan kebijakan pendidikan Yayasan, nasional dan daerah.
1. Peningkatan Mutu
Peningkatan mutu pendidikan, tidak dapat terlaksana tanpa pemberian kesempatan sebesar-besarnya pada sekolah yang merupakan ujung tombak terdepan untuk terlibat aktif secara mandiri mengambil keputusan tentang pendidikan. Sekolah harus menjadi bagian utama sedangkan masyarakat dituntut partisipasinya dalam peningkatan mutu yang telah menjadi komitmen sekolah demi kemajuan masyarakat.
Peningkatan mutu hanya akan berhasil jikalau ditekankan adanya kemandirian dan kreativitas sekolah. Proses pendidikan menyangkut berbagai hal diluar proses pembelajaran, seperti misalnya lingkungan sekolah yang aman dan tertib, misi dan target mutu yang ingin dicapai setiap tahunnya, kepemimpinan yang kuat, harapan yang tinggi dari warga sekolah untuk berprestasi, pengembangan diri, evaluasi yang terus menerus, komunikasi dan dukungan intensif dari pihak orang tua, masyarakat dan alumnus.
2. Pengertian Mutu
Mutu mengandung makna derajat atau tingkat keunggulan suatu produk (hasil kerja atau upaya) baik berupa barang maupun jasa. Dalam konteks pendidikan, dalam hal ini mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dalam "proses pendidikan" termasuk bahan ajar, metodologi, sarana sekolah, dukungan administrasi dan prasarana, dan sumber daya lain serta penciptaan suasana yang kondusif. Dalam "hasil belajar" mengacu pada prestasi yang dicapai oleh sekolah pada kurun waktu tertentu. Ini dapat berupa hasil tes kemampuan akademis, prestasi di bidang oleh raga, seni atau keterampilan yang lain, suasana disiplin, keakraban, kekeluargaan, kenyamanan, kebersihan dsb.
Proses dan hasil saling berhubungan. Akan tetapi agar proses itu memiliki arah yang jelas maka hasil atau target perlu dirumuskan terlebih dahulu. Sekolah bertanggungjawab tidak hanya pada proses tetapi juga pada hasil yang dicapai.
3. Kerangka Kerja
Sumber daya : adanya fleksibilitas dalam mengatur semua sumber daya sesuai dengan kebutuhan setempat. Keuangan selain untuk operasional juga hendaknya untuk memperkuat sekolah dalam menentukan prioritas peningkatan mutu.
Pertanggungjawaban : Perpaduan antara komitmen pengembangan mutu, harapan masyarakat dan peningkatan komunikasi dan kerjasama antara sekolah dengan masyarakat.
Kurikulum : Berdasarkan kurikulum nasional, sekolah mengembangkan kurikulum baik dari standar materi dan proses penyampaiannya. Sekolah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan melibatkan mereka sehingga siswa tumbuh dan berkembang secara intelektual, terampil, memiliki sikap arif dan bijaksana, berwatak dan memiliki kematangan emosional.
Personil Sekolah : pentingnya rekrutment yang obyektif dan sesuatu dengan standar mutu, pembinaan structural dan penciptaan suasana kondusif diantara para personil sekolah. Dan pada saatnya diperlukan pengembangan professional untuk menunjang peningkatan mutu dan penghargaan terhadap prestasi.
Masyarakat (para petaruh/stake-holders) : Masing-masing petaruh atau stakeholders dilibatkan sesuai dengan peran, tanggungjawab dan kemampuannya untuk bersama-sama dan bekerjasama meningkatkan mutu.
4. Hubungan Sekolah-Masyarakat
Esensi hubungan sekolah-masyarakat adalah untuk meningkatkan keterlibatan, kepedulian, kepemilikan, dan dukungan dari masyarakat terutama dukungan moral dan finansial. Masyarakat di sini meliputi masyarakat setempat dimana sekolah itu berada, orang tua murid, masyarakat pengguna dan alumnus.
Alumnus sebagai masyarakat yang memiliki hubungan khusus dan ikatan batin yang istimewa terhadap sekolah, tentu memiliki peranan dan tanggungjawabnya yang khas dan istimewa pula. Mereka merasakan dan mengalami sekian tahun menjadi warga sekolah, mereka menikmati dan memperoleh layanan jasa dari sekolah. Mereka merasakan visi dan misi apa yang mereka alami selama sekian tahun, mereka mengalami kualitas macam apa, yang menjadikan diri mereka seperti sekarang ini. Memang hanya tiga tahun atau empat tahun, tidak seberapa banyak dibandingkan dengan tahun-tahun kehidupan para alumni dalam hidup, namun tetap saja yang sedikit tahun itu memberikan kontribusi yang tidak kecil selama pendidikan.
5. Peran serta Alumnus
Alumnus sebagai warga istimewa dan memiliki ikatan batin yang kuat dengan sekolah, diharapkan peransertanya dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dimana mereka dahulu telah merasakan layanan jasa pendidikannya. Ada berbagai cara yang dapat diberikan oleh para alumni, misalnya sumbangan pemikiran untuk mencari konsep dan cara kerja meningkatkan mutu layanan pendidikan, memberikan sumbangan pelatihan atau informasi yang dibutuhkan oleh warga sekolah, mendukung secara moral dan finansial kebutuhan dan upaya sekolah dalam peningkatan mutu, memberikan bea siswa kepada anak-anak berprestasi tetapi tidak mampu secara ekonomi, menghubungkan dengan pihak-pihak terkait yang dapat memberikan kontribusi apapun terhadap almamater, dsb. Bantuan dan partisipasi yang diharapkan tentu tidak anya bersifat insidental, namun berkelanjutan. Di berbagai sekolah, juga di sekolah-sekolah Pangudi Luhur, telah terbentuk entah Ikatan Alumni, Perkumpulan Alumni, Yayasan Alumni, sebagai wadah secara "organisatoris" untuk berpartisipasi aktif meningkatkan mutu layanan pendidikan almamaternya.
Alumni sebagai salah satu petaruh atau stake-holders sekolah tentu saja diharapkan memiliki peran dan memberikan kontribusi yang tidak kecil terhadap sekolah. Memang sekolah pada umumnya sekarang ini membutuhkan bantuan finansial, tetapi sebenarnya bukan itu saja yang diharapkan tetapi juga menyangkut bantuan pengelolaan manajemen, peningkatan sumber daya termasuk para personilnya, sistem kepemimpinan dan organisasi, komunikasi dan kerjasama, dsb. Singkatnya dari berbagai segi, alumnus, dapat memberikan sumbangsihnya.
Sebagai contoh, beberapa alumni dapat mengupayakan dana untuk membantu memberikan beasiswa atau tambahan sarana yang dibutuhkan, beberapa alumni dapat ikut memikirkan mengenai proses pembelajaran, beberapa alumni dapat ikut membantu meningkatkan layanan ekstrakurikuler, beberapa alumni dapat membuat jaringan komunikasi antar alumni dan juga dengan pihak sekolah (Yayasan), dsb. Prinsipnya mengusahakan sesuai dengan kemampuan dan sumber yang ada.
Di era reformasi ini merupakan saat yang tepat bagi kita semua juga "mereformasi" pengelolaan jasa layanan pendidikan dengan melibatkan semua pihak yang terkait terutama stake-holders untuk meningkatkan mutu serta semakin terjadinya kesadaran siapa saja bahwa pengelolaan dan pelaksanaan layanan pendidikan tidak dapat dikerjakan hanya oleh sekelompok tertentu saja, tetapi membutuhkan kerjasama semua pihak. Dan khususnya kepada para alumni, tentu diharapkan lebih menunjukkan wujud kongkrit partisipasinya untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan almamaternya. Bagaimana konsep dan caranya, itu terserah Anda? Akhirnya selamat bereuni untuk "berjumpa dan berkomunikasi", bernostalgia dan mempererat tali silaturahmi satu dengan yang lainnya, tetapi juga dengan warga sekolah dan Yayasan. Sekali lagi profisiat dan selamat berbahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar