STIT AT-TAQWA CIPARAY BANDUNG

Selasa, 07 Juni 2011

Pancasila sebagai Idiologi Kehidupan

Kontradiksi perbicangan pendidikan moral pakah masih relevan melihat keadaan yannng semakin tidak karuan. Generasai bangsa yang menjadi pejabat suka menjerat, para rakyat pekerjaanya juga menjilat dan sebagainya . ini semua karena tidak adanya penanaman moral yang utuh pada para generasi. Moral sebagai seorang warga Negara Indonesia, moral beragama, moral bermasyarakat dan berkehidupan social. Pendidikan yang mempunyai tanggung jawab penuh terhadap hal ini tidak bisa menjamin secara penuh realita yang memalukan nasional. Meskipun dunia pendidikan yang mempunyai tanggung jawab penuh terhadap generasi bangsa yang nantinya menjadi manusia yang bermanfaat bagi dirinya, lingkunganya, masyarakatnya dan negaranya.
Pendidikan seharusnya sudah mempunyai formulasi agar pesertadidika mempunyai aklak dan moral yang baik dan benar, sebagai generasi bangsayang berazaskan pancasila. Andaikan pancasila sudah tertanam di hati para generasi bangsa sebagai idiologi dalam kehidupan pastinya peristiwa-peristiwa yang memalukan tidak akan menjadi kenyataan, namun permasalah sekarang jangankan tertanam sebagai idiologi kehidupan hafal saja tidak!cobalah kalau tidak percaya tanyakan dan suruh mengahafal mereka kebanyakan tidak bisa. Ini moral dasar saja tidak hafal apalagi nilai-nilai moral yang lainya.
Andaikan pancasila sudah bisa menjadi idiologi kehidupan pastinya kehidupan bernegara akan menjadi lebih baik. sila pertama mengajarkan manusia untuk bertuhan dan beragama sesuai dengan keyakinan masing-masing dan tidak ada sebuah agama yang mengajarkan keburukan kepada umatnya. Sila kedua mengajarkan bagaimana moral sebagai manusia yang adil dan beradap dan tidak ada norma adat yang mengajarkan kearah keburukan, dan norma adat di bentuk atas dasar keinginan menciptakan kehidupan yang adil dan beradap. Sila ketiga mengajarkan bagaimana persatuan antara individu yang satu dengan yang lain, antara suku yang satu dengan suku yang lain antara daerah yang satu dengan daerah yang lainya. Kebenareka ragaman dan perbedaan semakin mengangukuhkan kekuatan persatuan, semakin kita berbada maka akain semakin besar kekuatan kita. Sila ke empat mengajarkan bagaimana suatu system pemerintahan yang diterapakan. Suatu system pemeritahan yang berdasarkan kebijaksanaan tanpa adanya diskriminasi antara yang satu dengan yang lainya dan juga permusyawarahan berdasarkan kesepakatan bersama.
Sila kelima mengajarkan kita bagaimana hidup bersama, bermasyarakat, berbangsa dan beragama berdasarkan kedilan bersama. Jika suatu kedilan dirasakan oleh semua rakyat pastinya tidak akan ada perlawanan yang menentang pemerintahan. Ketika semua sudah adil tidak akan ada keinginan untuk saling memisahkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar