STIT AT-TAQWA CIPARAY BANDUNG

Jumat, 17 Juni 2011

Teori Karier Donald Super

Donald Super mencanangkan suatu pandangan tentang perkembangan karier yang berlingkup sangat luas , karena perkembangan jabatan itu dipandang sebagai suatu proses yang mencakup banyak faktor. Faktor tersebut untuk sebagian terdapat pada individu sendiri dan untuk sebagian terdapat dalam lingkungan hidupnya yang semuanya berinteraksi satu sama lain dan bersama-sama membentuk proses perkembangan karier seseorang. Pilihan jabatan merupakan suatu perpaduan dari aneka faktor pada individu sendiri seperti kebutuhan , sifat-sifat kepribadian , serta kemampuan intelektual , dan banyak faktor di luar individu , seperti taraf kehidupan sosial-ekonomi keluarga , variasi tuntutan lingkungan kebudayaan , dan kesempatan/kelonggaran yang muncul. Titik berat dari hal-hal tersebut diatas terletak pada faktor-faktor pada individu sendiri.
Donald Super menaruh perhatian pada psikologi diferensial sebagai cabang ilmu psikologi yang mempelajari perbedaan bermakna antara individu-individu , antara lain dengan menggunakan alat-alat tes untuk memperoleh data tentang berbagai ciri kepribadian yang jelas mempunyai kaitan dengan memegang suatu jabatan , seperti kemampuan intelektual , bakat khusus , minat , dan sifat-sifat kepribadian. Donald Super mengakui sumbangan positif dari teori Trait and Factor, yang untuk sebagian bergerak dalam psikologi diferensial (differential psychology). Data hasil testing psikologis (measurement, assessment) memungkinkan untuk memperoleh gambaran agak objektif tentang seseorang dalam perbandingan dengan orang lain (appraisal, evaluation).

Unsur yang mendasar dalam pandangan Donald Super adalah konsep diri atau gambaran diri sehubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan dan jabatan yang akan dipegang (vocational self-concept) yang merupakart sebagian dari keseluruhan gambaran tentang diri sendiri. Data hasil penelitian memberikan indikasi yang kuat bahwa gambaran diri yang vokasional berkembang selama pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif ; perkembangan ini berlangsung melalui observasi terhadap orang-orang yang memegang jabatan tertentu , melalui identifikasi dengan orang-orang dewasa yang sudah bekerja , melalui penghayatan pengalaman hidup , dan melalui pengaruh yang diterima dari lingkungan hidup. Penyadaran kesamaan dan perbedaan di antara diri sendiri dan semua orang lain , akhirnya terbentuk suatu gambaran diri yang vokasional. Gambaran diri ini menumbuhkan dorongan internal yang mengarahkan seseorang ke suatu bidang jabatan yang memungkinkan untuk mencapai sukses dan merasa puas (vocational satisfication). Hal ini menyebabkan seseorang mampu mewujudkan gambaran diri dalam suatu bidang jabatan yang paling memungkinkan untuk mengekspresikan diri sendiri , misalnya : seorang muda yang memandang dirinya sebagai orang yang berkemampuan tinggi , berjiwa mengabdi , dan rela mcngorbankan dirinya , serta dibesarkan dalam keluarga yang telah mencetak beberapa dokter dan memperoleh kesan serba positif tentang perkembangan seorang dokter , akhirnya membentuk gambaran diri yang membayangkan dirinya sendiri sebagai seorang dokter yang ulung dan tulen.
Proses perkembangan karier dibagi atas lima tahap, yaitu :
  1. Tahap Pengembangan (Growth) mulai dari saat lahir sampai umur lebih kurang 15 tahun à anak mengembangkan berbagai potensi , pandangan khas , sikap , minat , dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam struktur gambaran diri (self-concept structure)
  2. Tahap Eksplorasi (Exploration) dari umur l5 sampai 24 tahun à orang muda memikirkan berbagai alternatif jabatan , tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat.
  3. Tahap Pemantapan (Establishment) dari umur 25 sampai 44 tahun à bercirikan usaha tekun memantapkan diri melalui seluk-beluk pengalaman selama menjalani karier tertentu.
  4. Tahap Pembinaan (Maintenance) dari umur 45 tahun sampai 64 tahun à orang yang sudah dewasa menyesuaikan diri dalam penghayatan jabatannya.
  5. Tahap Kemunduran (Decline) à orang memasuki masa pensiun dan harus menemukan pola hidup baru sesudah melepaskan jabatannya.
Kelima tahap ini dipandang sebagai acuan bagi munculnya sikap­-sikap dan perilaku yang menyangkut keterlibatan dalam suatu jabatan , yang tampak dalam tugas-tugas perkembangan karier (vocational developmental tasks).
Pada masa-masa tertentu dalam hidupnya individu dihadapkan pada tugas-tugas perkembangan karier tertentu , yaitu :
  1. Perencanaan garis besar masa depan (Crystalization) antara 14-18 tahun yang terutama bersifat kognitif dengan meninjau diri sendiri dan situasi hidupnya.
  2. Penentuan (Specification) antara umur 18-24 tahun yang bercirikan mengarahkan diri ke bidang jabatan tertentu dan mulai memegang jabatan itu.
  3. Pemantapan (Establishment) antara 24-35 tahun yang bercirikan membuktikan diri mampu memangku jabatan yang terpilih.
  4. Pengakaran (Consolidation) sesudah umur 35 tahun sampai masa pensiun yang bercirikan mencapai status tertentu dan memperoleh senioritas.
Berkaitan dengan tugas-­tugas perkembangan karier , Super mengembangkan konsep kematangan vokasional (career maturity ; vocational maturity) yang menunjuk pada keberhasilan seseorang menyelasaikan semua tugas perkemlbangan vokasional yang khas bagi tahap perkembangan tertentu. Indikasi relevan bagi kematangan vokasional adalah misalnya kemampuan untuk membuat rencana , kerelaan untuk memikul tanggung jawab , serta kesadaran akan segala faktor internal dan eksternal yang harus dipertimbangkan dalam membuat pilihan jabatan atau memantapkan diri dalam suatu jabatan. Beraneka indikasi ini dapat dijabarkan lebih lanjut pada rnasing-masing tahap perkembangan vokasional , lebih-lebih selama masa remaja dan masa dewasa muda. Berkenaan dalam rangka meneliti dan menilai kematangan vokasional telah dikembangkan alat tes yang dikenal dengan nama Career Development Inventory , Career Maturity Test , dan Vocational Maturity Test.
Beberapa karya tulis Super yang terkenal adalah The Psychology of Careers (l957) , Work Values Inventory (1970) , Appraising Vocational Fitness by Means of Psychological Tests (1962) , Career Development: Self-Concept Theory (1963) , Measuring Vocational Maturity for Counseling and Evaluation (1974) , dan Career and Life Development (1984). Hal yang menarik perhatian ialah pernyataan Super dalam karya tulis terakhir  bahwa teori tentang self-concept adalah “Essentially a matching theory in which individuals consider both their own attributes and the attributes required by an occupation”. Gagasan ini mirip dengan teori Trait and Factor, meskipun pada Super mengandung makna yang lebih komprehensif.
Pandanga:n Super oleh banyak pakar Psikologi Vokasional dinilai sebagai teori yang paling komprehensif dan mendapat banyak dukungan dari hasil penelitian. Pandangan Super mengandung beberapa implikasi bagi pendidikan karier dan konseling karier yang sangat relevan. Konsepsi Super tentang gambaran diri dan kematangan vokasional menjadi pegangan bagi seorang tenaga kependidikan bila merancang program pendidikan karier dan bimbingan karier , yang membawa orang muda ke pemahaman diri dan pengolahan informasi tentang dunia kerja , selaras dengan tahap perkembangan karier tertentu.
KEPUSTAKAAN
Manrihu, Muhammad Thayeb . 1992 . Pengantar Bimbingan dan Konseling Karier . Jakarta . Bumi Aksara
Osipow Samuel H . 1983 . Theories of Career Development . New Jersey . Prentice Hall, Inc . Englewood Cliffs
Winkel, W.S & Sri Hastuti . 2005 . Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan . Jakarta: PT. Grasindo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar