Konsep dan Pentingnya Penelitian dan Pengembangan
Metode Penelitian dan Pengembangan
(Research and Development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.
Menurut Sujadi (2003:164) Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D)
adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu
produk baru, atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat
dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau
perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti
program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas,
perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan,
pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen, dll.
Untuk dapat menghasilkan produk tertentu
digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji
keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas,
maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut.
Jadi penelitian dan pengembangan bersifat longitudinal (bertahap bisa
multy years). Penelitian Hibah Bersaing, adalah penelitian yang
menghasilkan produk, sehingga metode yang digunakan adalah metode
penelitian dan pengembangan.
Penelitian-penelitian
di bidang pendidikan, umumnya tidak diarahkan pada pengembangan suatu
produk, tetapi ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru berkenaan
dengan fenomenafenomena yang bersifat fundamental, serta
praktik-praktik pendidikan. Penelitian tentang fenomena-fenomena
fundamental pendidikan dilakukan melalui penelitian dasar (basic research), sedang penelitian tentang praktik pendidikan dilakukan melalui penelitian terapan (applied research). Beberapa
penelitian terapan secara sengaja diarahkan pada pengembangan suatu
produk, beberapa penelitian lain melakukan pengembangan produk secara
tidak sengaja, karena dalam penelitiannya mengandung atau menuntut
pengembangan produk. Untuk mengetahui keampuham model pembelajaran jarak
jauh dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka, menuntut pengembangan
modul atau bahan ajar yang akan digunakan dalam pembelajaran jarak
jauh. Pembuatan modul atau bahan ajar yang baik menuntut penelitian
pengembangan.
Penelitian dan pengembangan merupakan
metode penghubung atau pemutus kesenjangan antara penelitian dasar
dengan penelitian terapan. Sering dihadapi adanya kesenjangan antara
hasil-hasil penelitian dasar yang bersifat teoretis dengan penelitian
terapan yang bersifat praktis. Kesenjangan ini dapat dihilangkan atau
disambungkan dengan penelitian dan pengembangan. Sesuatu produk yang
baik yang akan dihasilkan apakah itu perangkat keras atau perangkat
lunak, memiliki karakteristik-karakteristik tertentu. Karakteristik
tersebut merupakan perpaduan dari sejumlah konsep, prinsip, asumsi,
hipotesis, prosedur berkenaan dengan sesuatu hal yang telah ditemukan
atau dihasilkan dari penelitian dasar.
Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, ada beberapa metode yang digunakan, yaitu metode: deskriptif, evaluatif, dan eksperimental. Metode penelitian deskriptif, digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada. Kondisi yang ada mencakup: (1) kondisi produk-produk yang sudah ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar (embrio) untuk produk yang akan dikembangkan, (2) kondisi pihak pengguna, seperti sekolah, guru, kepala sekolah, siswa, Berta pengguna lainnya, (3) kondisi faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan dan penggunaan dari produk yang akan dihasilkan, mencakup unsur manusia, saran-prasarana, biaya, pengelolaan, dan lingkungan.
Metode evaluatif, digunakan untuk
mengevaluasi proses uji coba pengembangan suatu produk. Produk
dikembangkan melalui serangkaian uji coba, dan setiap kegiatan uji coba
diadakan evaluasi, baik evaluasi hasil maupun evaluasi proses.
Berdasarkan temuan-temuan hasil uji coba diadakan
penyempurnaan-penyempurnaan.
Metode eksperimen digunakan untuk
menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan. Walaupun dalam tahap uji
coba telah ada evaluasi (pengukuran), tetapi pengukuran tersebut masih
dalam rangka pengembangan produk, belum ada kelompok pembanding. Dalam
eksperimen telah diadakan pengukuran selain pada kelompok eksperimen
juga pada kelompok pembanding atau kelompok kontrol. Pemilihan kelompok
eksperimen dan kelompok kontro dilakukan secara acak atau random.
Pembandingan hasil eksperimen men pada kedua kelompok tersebut dapat
menunjukkan tingkat keampuhan dari produk yang dihasilkan.
Strategi penelitian dan pengembangan
banyak digunakan dalam teknologi instruksional atau teknologi
pembelajaran yang sekarang lebih difokuskan pada sistem instruksional
atau sistem pembelajaran. Strategi ini banyak digunakan untuk
mengembangan model-model: desain atau perencanaan pembelajaran, proses
atau pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan model-model
program pembelajaran. Penelitian dan pengembangan juga banyak digunakan
untuk mengembangkan bahan ajaran, media pembelajaran serta manajemen
pembelajaran. Penggunakan strategi penelitian dan pengembangan dalam
teknologi instruksional banyak digunakan dalam pendidikan dan pelatihan
bidang industri, bisnis, kemiliteran, teknologi, kedokteran, dll.
Pendekatan ini digunakan untuk pengembangan segi software, hardware, teknoware maupun manage ware.
Metode penelitian dan pengembangan ini
telah banyak digunakan pada bidang-bidang ilmu alam dan teknik. Hampir
semua produk teknologi, seperti alat-alat elektronik, kendaraan
bermotor, pesawat terbang, kapal laut, senjata, obat-obatan, alat-alat
kedokteran, bagunan gedung bertingkat dan alat-alat rumah tangga yang
moderen diproduk dan dikembangkan melalui penelitian dan pengembangan.
Tapi juga model ini juga bisa digunakan dalam bidang ilmu-ilmu sosial
seperti psikologi, sosiologi, pendidikan, manajemen, dan lain-lain.
Langkah-langkah Penelitian Pengembangan
Menurut Borg dan Gall (1989) ada
langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan yang dilakukan
untuk menghasilkan produk tertentu an untuk menguji keefektifan produk
yang dimaksud. Adapun langkah-langkah penelitian dan pengembangan adalah
:
Potensi dan Masalah- Pengumpulan data –
Desain Produk – Validasi Desain – Revisi Desain – Ujicoba Produk –
Revisi Produk – Ujicoba Pemakaian – Produksi Massal
Potensi dan masalah
Penelitian ini dapat berangkat dari
adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila
didayagunakan akan memiliki suatu nilai tambah pada produk yang
diteliti. Pemberdayaan akan berakibat pada peningkatan mutu dan akan
meningkatkan pendapatan atau keuntungan dari produk yang diteliti.
Masalah juga bisa dijadikan sebagai potensi, apabila kita dapat
mendayagunakannya. Sebagai contoh sampah dapat dijadikan potensi jika
kita dapat merubahnya sebagai sesuatu yang lebih bermanfaat. Potensi dan
masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data
empirik.
Masalah akan terjadi jika terdapat
penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Masalah ini
dapat diatasi melalui R&D dengan cara meneliti sehingga dapat
ditemukan suatu model, pola atau sistem penanganan terpadu yang efektif
yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut.
Mengumpulkan Informasi dan Studi Literatur
Setelah potensi dan masalah dapat
ditunjukan secara faktual, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai
informasi dan studi literatur yang dapat digunakan sebagai bahan untuk
perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah
tersebut.
Studi ini ditujukan untuk menemukan
konsep-konsep atau landasan-landasan teoretis yang memperkuat suatu,
produk. Produk pendidikan, terutama produk yang berbentuk model,
program, sistem, pendekatan, software dan sejenisnya memiliki
dasar-dasar konsep atau teori tertentu. Untuk menggali konsep-konsep
atau teori-teori yang mendukung suatu produk perlu dilakukan kajian
literatur secara intensif. Melalui studi literatur juga dikaji ruang
lingkup suatu produk, keluasan penggunaan, kondisi-kondisi pendukung
agar produk dapat digunakan atau diimplementasikan secara optimal, serta
keunggulan dan keterbatasannya. Studi literatur juga diperlukan untuk
mengetahui langkah-langkah yang paling tepat dalam pengembangan produk
tersebut.
Produk yang dikembangkan dalam
pendidikan dapat berupa perangkat keras seperti alat bantu pembelajaran,
buku, modul atau paket belajar, dll., atau perangkat lunak seperti
program-program pendidikan dan pembelajaran, model-model pendidikan,
kurikulum, implementasi, evaluasi, instrumen pengukuran, dll. Beberapa
kriteria yang harus dipertimbangkan dalam memilih produk yang akan
dikembangkan.
- Apakah produk yang akan dibuat penting untuk bidang pendidikan?
- Apakah produk yang akan dikembangkan memiliki nilai ilmu, keindahan dan kepraktisan?
- Apakah para pengembang memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam mengembangkan produk ini?
- Dapatkah produk tersebut dikembangkan dalam jangka waktu yang tersedia?
Desain Produk
Produk yang dihasilkan dalam produk
penelitian research and development bermacam-macam. Sebagai contoh dalam
bidang tekhnologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimafaatkan
untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi,
menarik, harga murah, bobot ringan, ergonomis, dan bermanfaat ganda.
Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat
digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya serta memudahkan
fihak lain untuk memulainya Desain sistem ini masih bersifat hipotetik
karena efektivitasya belum terbukti, dan akan dapat diketahui setelah
melalui pengujian-pengujian.
Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses
kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini sistem
kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak.
Dikatakan secara rasional, karena validasi disini masih bersifat
penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan.
Validasi produk dapat dilakukan dengan
cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah
berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap
pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat
diketahui kelemahan dan kekuatannya. Validasi desain dapat dilakukan
dalam forum diskusi. Sebelum diskusi peneliti mempresentasikan proses
penelitian sampai ditemukan desain tersebut, berikut keunggulannya.
Perbaikan Desain
Setelah desain produk, divalidasi
melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya . maka akan dapat
diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk
dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki
desain adalah peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut.
Uji coba Produk
Desain produk yang telah dibuat tidak
bisa langsung diuji coba dahulu. Tetapi harus dibuat terlebih dahulu,
menghasilkan produk, dan produk tersebut yang diujicoba. Pengujian dapat
dilakukan dengan ekperimen yaitu membandingkan efektivitas dan
efesiensi sistem kerja lama dengan yang baru.
Revisi Produk
Pengujian produk pada sampel yang
terbatas tersebut menunjukkan bahwa kinerja sistem kerja baru ternyata
yang lebih baik dari sistem lama. Perbedaan sangat signifikan, sehingga
sistem kerja baru tersebut dapat diberlakukan
Ujicoba Pemakaian
Setelah pengujian terhadap produk
berhasil, dan mungkin ada revisi yang tidak terlalu penting, maka
selanjutnya produk yang berupa sistem kerja baru tersebut diterapkan
dalam kondisi nyata untuk lingkup yang luas. Dalam operasinya sistem
kerja baru tersebut, tetap harus dinilai kekurangan atau hambatan yang
muncul guna untuk perbaikan lebih lanjut.
Revisi Produk
Revisi produk ini dilakukan, apabila
dalam perbaikan kondisi nyata terdapat kekurangan dan kelebihan. Dalam
uji pemakaian, sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi bagaimana
kinerja produk dalam hal ini adalah sistem kerja.
Pembuatan Produk Masal
Pembuatan produk masal ini dilakukan
apabila produk yang telah diujicoba dinyatakan efektif dan layak untuk
diproduksi masal. Sebagai contoh pembuatan mesin untuk mengubah sampah
menjadi bahan yang bermanfaat, akan diproduksi masal apabila berdasarkan
studi kelayakan baik dari aspek teknologi, ekonomi dan ligkungan
memenuhi. Jadi untuk memproduksi pengusaha dan peneliti harus bekerja
sama.
Tahap-tahap Penelitian dan Pengembangan yang Dimodifikasi
Penelitian dan pengembangan yang
dimodifikasi dari sepuluh langkah penelitian dan pengembangan dari Borg
dan Gall. Secara garis besar dikembangkan oleh Sukmadinata dan
kawan-kawan terdiri atas tiga tahap, yaitu: 1) Studi Pendahuluan, 2)
Pengembangan Model, dan ke 3) Uji Model.
Studi Pendahuluan
Tahap pertama studi pendahuluan merupakan tahap awal atau persiapan untuk pengembangan. Tahap ini terdiri atas tiga
langkah, pertama studi kepustakaan, kedua survai lapangan dan ketiga
penyusunan produk awal atau draf model (karena yang dikembangkan
umumnya berbentuk model). Studi kepustakaan merupakan kajian untuk
mempelajari konsep-konsep atau teori-teori yang berkenaan dengan produk
atau model yang akan dikembangkan. Umpamanya untuk penyusunan model
pembelajaran bagi pengembangan kemampuan berkomunikasi anak SD kelas
tinggi, studi kepustakaan difokuskan mengkaji konsep dan teori-teori
tentang model-model pembelajaran bahasa, khususnya dalam pengembangan
berkomunikasi. Studi kepustakaan juga mengkaji perkembangan,
karakteristik anak SD kelas tinggi (kelas 5 dan 6) khususnya dalam
kemampuan berkomunikasi. Selain dari itu studi kepustakaan juga
mengkaji hasil-hasil. penelitian terdahulu yang berkenaan dengan
pembelajaran bahasa dan berkomunikasi.
Draf model tersebut selanjutnya direvisi
dalam sebuah pertemuan yang dihadiri oleh para ahli dalam bidang
kurikulum dan pembelajaran, pendidikan bahasa Indonesia, dan beberapa
guru SD senior yang punya pengalaman dalam pembelajaran dan pelatihan
bahasa Indonesia. Berdasarkan masukan-masukan dari pertemuan reviu di
atas, tim peneliti mengadakan penyempurnaan draf model tersebut. Draf
yang telah disempurnakan, digandakan sesuai dengan kebutuhan.
Uji Coba Terbatas dan Uji Coba Lebih Luas
Selesai kegiatan pada tahap pertama
Studi Pendahuluan, kegiatan dilanjutkan dengan tahap kedua, Uji Coba
Pengembangan Produk pendidikan (model pembelajaran komunikatif). Dalam
tahap ini ada dua langkah, langkah pertama melakukan uji coba terbatas
dan langkah kedua uji coba lebih lugas.
Penyusunan satpel. Sebelum uji
coba dilaksanakan keenam guru yang mengajar di kelas 5 dan 6 tersebut
diundang untuk bersamasama menyusun satpel Bahasa Indonesia dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran komunikatif. Kerangka satpel
mengikuti format yang berlaku di sekolah, tetapi segi-segi yang
dikembangkan dan langkah-langkah pembelajarannya mengikuti acuan dalam
draf model pembelajaran komunikatif.
Uji coba terbatas. Dalam
pelaksanaan uji coba terbatas, guru-guru pelaksana uji coba melaksanakan
pembelajaran berdasarkan satpel yang mereka susun. Selama kegiatan
pembelajaran, peneliti melakukan pengamatan, mencatat hal-hal penting
yang dilakukan guru, baik hal-hal baik maupun kekurangan, kelemalian,
kesalahan dan penyimpangan yang dilakukan guru. Selain kegiatan guru,
pengamatan dan pencatatan juga dilakukan terhadap respon, aktivitas dan
kemajuan-kemajuan yang dicapai siswa. Selesai satu pertemuan, peneliti
mengadakan diskusi dengan guru membicarakan apa yang sudah berjalan,
terutama kekurang/kelemahan dan kesalahan/penyimpangan yang dilakukan.
Berdasarkan masukan-masukan tersebut
guru mengadakan perbaikan terhadap satpelnya atau mencatat beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran. Peneliti
mengadakan memberikan catatan penyempurnaan terhadap draf model
pembelajaran yang digunakan. Selesai pembelajaran satu satpel para
peneliti mengadakan pertemuan membicarakan temuantemuan dari uji coba.
Berdasarkan temuan-temuan tersebut peneliti mengadakan penyempurnaan
terhadap model pembelajaran yang dikembangkan. Kalau ada perubahan yang
sangat berarti dalam draf model pembelajaran tsb., maka peneliti memberi
tahukan kepada guru pelaksana uji coba agar dalam penyusunan satpel
disesuikan dengan perubahan tersebut. Demikian dilakukan dengan satpel
atau pokok bahasan berikutnya. Setelah beberapa putaran dilakukan dan
masukan-masukan perbaikan satpel dan draf model pembelajaran tidak ada
lagi, maka kegiatan uji coba dihentikan. Selesai putaran uji coba
terbatas para peneliti mengadakan pertemuan untuk menibahas
temuan-temuan dan melakukan penyempurnaan terakhir sebelum uji coba
lebih luas.
Uji coba lebih luas. Uji coba
lebih luas dilakukan dengan sampel sekolah dan guru yang lebih banyak,
yaitu 6 sekolah dan 12 orang guru kelas 5 dan 6. Sekolah yang diambil
berbeda dengan uji coba terbatas. Penentuan sampel dilakukan berdasarkan
stratified-cluster random, yaitu diambil satu sekolah
baik di pusat kota dan satu di pinggiran kota, satu sekolah sedang di
pusat dan satu di pinggiran dan satu sekolah kurang di kota dan satu di
pinggiran kota. Pada masing-masing sekolah diambil dua orang guru, yaitu
guru kelas 5 dan kelas 6, sehingga jumlah guru pelaksana uji coba lebih
luas ini berjumlah 12 orang.
Langkah kegiatan selanjutnya sama dengan
uji coba terbatas, dimulai dengan penyusunan satpel, pembelajaran pada
masingmasing kelas dengan pengamatan dari peneliti dan diskusi
pelaksanaan pembelajaran uji coba, kemudian penyempurnaan satpel.
Kegiatan selanjutnya penyempurnaan model pembelajaran oleh para peneliti
dengan memperhatikan masukan-masukan dari pelaksanaan pembelajaran.
Pengamatan, diskusi dan penyempurnaan dilakukan terus sampai dinilai
tidak ada lagi kekurangan atau kelemahan, sehingga uji coba dapat
dihentikan. Para peneliti mengadakan pertemuan penyempurnaan draf
terakhir, dan setelah kegiatan ini draf sudah dinilai final.
Uji Produk dan Sosialisasi Hasil
Uji produk merupakan tahap pengujian
keampuhan dari produk yang dihasilkan. Dalam pelaksanaan pengujian
digunakan dua kelompok sampel, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Jumlah kelompok eksperimen sebanyak kelompok uji coba lebih
luas, dalam penelitian kami berjumlah 12 guru atau 12 kelas dari 6
sekolah masing-masing satu sekolah dari kategori baik di pusat kota,
pinggiran kota, sekolah sedang di pusat dan sekolah pinggiran kota dan
sekolah kurang dari pusat kota dan pinggiran kota. Kelompok kontrol
jumlah dan kategorinya sama dengan kelompok eksperimen. Di samping
pertimbangan kategori dan lokasi pemilihan kelompok kontrol juga
didasarkan atas kesamaan statusnya sebagai SD inti atau imbas, latar
belakang dan pengalaman guru, sarana dan fasilitas pembelajaran yang
dimiliki. Dengan dasar-dasar pertimbangan pemilihan tersebut
masingmasing pasangan kelompok dinilai sama atau setara sehingga
memenuhi syarat sebagai berpasangan atau matching.
Dengan gambaran kelompok eksperimen dan kelompok kontrol seperti di etas desain eksperimen yang digunakan termasuk “The Matching Only Pretest-Posttest Control Group Design”.
Dalam pelaksanaan eksperimen guru pada
kelas-kelas kelompok eksperimen dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran komunikatif sedang pada kelompok kontrol menggunakan
pembelajaran biasa. Pokok bahasan yang diajarkan, buku sumber dan alat
bantu yang digunakan relatif sama. Sebelum dirnulai pembelajaran
diberikan pretest yang sama dan setelah selesai seluruh pembelajaran
pokok bahasan juga diberi post test yang sama. Dalam kegiatan eksperimen
tidak ada perbaikan model pembelajaran maupun satpel, keduanya
menggunakan model yang telah dikembangkan pada uji coba lebih luas.
Setelah selesai eksperimen dan pemberian
post tes, diadakan analisis statistik uji perbedaan. Uji perbedaan yang
dihitung adalah antara hasil pretest dengan posttest pada kelompok
eksperimen, dan pada kelompok kontrol, uji perbedaan pretest antara
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, post test antara kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol, dan antara perolehan (gain) kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol. Produk yang dihasilkan
disosialisasikan ke sekolah-sekolah untuk diterapkan.
Laporan Penelitian Dan Pengembangan ( R & D )
Seperti yang telah dikemukakan bahwa
metode penelitian dan pengembangan adalah merupaka metode penelitian
yang digunakan untuk meneliti sehingga menghasilkan produk baru,
selanjutnya menguji keefektifan produk tersebut.
Dengan demikian laporan penelitian yang
dibuat harus selalu dilampiri dengan produk yang dihasilkan berikut
spesifikasi dan penjelasannya.
Sistematika laporan adalah sebagai berikut :
HALAMAN
ABSTRAK
PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Tujuan
- Manfaat
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
- Deskripsi Teori
- Kerangka Berfikir
- Hipotesis ( Produk Yang Akan Dihasilkan)
Bab III PROSEDUR PENELITIAN
- Langkah – Langkah Penelitian
- Metode Penelitian Tahap
- Populasi Sampel Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Data
- Instrumen Penelitian
- Analisis Data
- Perencanaan Desain Produk
- Validasi Desain
- Imetode Penelitian Tahap Ii
- Model Rancangan Eksperimen Untuk Menguji
- Populasi Dan Sampel
- Teknik Pengumpulan Data
- Instrumen Penelitian
- Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
- Desain Awal Produk ( Gambar Dan Penjelasan)
- Hasil Pengujian Pertama
- Revisi Produk ( Gambar Setelah Revisi Dan
- Hasil Pengujian Tahap Ke Ii)
- Revisi Produk ( Gambar Setelah Direvisi Dan
- Pengujian Tahap Ke III (Bila Perlu)
- Penyempurnaan Produk ( Gambar Terakhir Dan
- Pembahasan Produk
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN PENGGUNAANNYA
- Kesimpulan
- Saran Penggunaan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN INSTRUMEN
LAMPIRAN DATA
LAMPIRAN PRODUK YANG DIHASILKAN BERIKUT BUKU PENJELASANNYA
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Jakarta : Alfhabeta
Sujadi, 2002. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineka cipta
Sukmadinata, Nana Sy. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Kesuma Karya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar