STIT AT-TAQWA CIPARAY BANDUNG

Jumat, 27 Mei 2011

NEOLOGISME

BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Latar Belakang
Bahasa indonesia yang sedang berkembang masih memerlukan banyak istilah yang akan memperkaya perbendaharaan kata bahasa indonesia, untuk seterusnya dapat digunakan sebagai wadah atau wahana yang akan menampung ide dan konsep yang di ucapkan dalam bahasa indonesia.
Dan salah satunya adalah neologisme yang merupakan salah satu cara untuk kita menemukan istilah baru dengan cepat.

1.3. Rumusan Masalah
1.3.1. Pengetahuan neologisme
1.3.2. Contoh-contoh neologisme
1.4. Tujuan
Tujuan saya membuat karya tulis ini agar teman-teman mengetahui asal mula istilah-istilah itu sendiri dan supaya teman-teman bisa menemukan istilah-istilah yang baru dengan cara mudah.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1. Pengertian Neologisme
Pengertian neologisme adalah kata bentukan atau nama baru untuk kata lama yang dipakai dalam bahasa yang memberi ciri pribadi atau demi pengembangan kosakata (moeliyono, 1998: 612).
Membuat kata-kata baru dalam bahasa indonesia jarang benar kita dapati atau mungkin belum ada sama sekali. Yang banyak adalah memberi pengertian baru pada kata-kata yang telah ada.
Perubahan yang menunjukkan bahwa ciri khusus yang pada mulanya dihubungkan dengan benda-benda bunyi bahasa yang bersangkutan luntur atau hilang sama sekali, namun katanya masih tetap hidup dalam pemakaian bahasa.
2.1.2. Contoh-Contoh Neologisme
Sebagai contoh kita ambil kata “pujangga”. Semula berarti ular, kemudian berarti sarjana (dalam bahasa jawa kuno) dalam bahasa jawa baru dan indonesia teah luntur. Yang menjadi pusat perhatian ialah bakat srta kepandaian mengarang. Oleh karena itu dalam perkembangan-perkembangan selanjutnya di dalam bahasa indonesia atau pujangga diberi makna orang yang pandai membuat puisi (mulyana, 1964: 19).
Dalam bahasa indonesia neologisme seperti contoh yang diberikan Mulyana itu banyak kita dapati. Ada kata-kata atau istilah-istilah itu yang berasal dari bahasa asing dan ada yang berasal dari bahasa daerah.
Kata ‘tuna’ umpamanya berasal dari bahasa jawa dan artinya rugi. Kata ini diambil dan terbentuklah kata-kata:
Tanusila - pelacur
Tunawisma - gelandangan
Tunanetra - buta
Tunakarna - tuli
Kata ‘tuna’ disini bukan lagi berarti rugi, tapi sudah berubah dan berarti tidak mempunyai.
Kata ‘tata’ umpamanya yang mula sekali digabung dengan kata buku sehingga menjadi tata buku sekarang yang tergabung dengan kata itu banyak seperti:
Tatabahasa - grammar
Tatabunyi - fonologi
Tatakata - morfologi
Tatakalimat -sintaksis
Ini semua dari bidang bahasa. Disamping itu kita dapati pula tatawarna, tatacara, tatabusana, tatacahaya, tatahidup, tatahukum, tatakerja, tatakota, tatakrama, tataniaga, tataruang, tatasusia, tatatertib, dan tatatanam.
Begitu juga dengan ‘para’ dan ‘swa’. Kata-kata yang diawali dengan ‘pra’ berjumlah lebih dari 40 buah. Sebagian di antaranya adalah:
Praduga praanggapan prakarsa
Prakarya prakata prakita
Prasangka prasaran prasarana
Prasejarah prasekolah prasyarat
Yang memakai “swa” adalah sebagai berikut:
Swadana swadarma swadaya
Swakaji swakarsa swakelola
Swalayan swapraja swasembada
Swasta swausaha swatantara
Berjumlah kurang lebih hanya 16 buah.
Demikian juga kata “ganyang” (bahasa jawa) yang artinya aslinya memakan sesuatu samapai hancur lumat. Kata ini diserap ke dalam bahasa indinesia dan berarti memerangi atau memukul seseorang tak berdaya lagi.
Dari bahasa sansakerta banyak benar kita ambil kata-kata dab kita beri arti baru kepadanya. “Laksamana” mula-mula adalah nama adik Rama. Pahlawn ramayana. Kita ambil dan sekarang berarti panglima angkatab laut.
Begitulah juga bilal bebahasa arab. Dalam bahasa aslinya bilal adalah nama orang yang melakukann pekerjaan yang dilakukan bilal dulu, dinamakan bilal. Begitu juga kata kuliah yang mula-mula berarti fakultas dalam bahasa arab berubah menjadi belajar di perguruan tinggi dalam bahasa indonesia.
Juga kata ulama yang berarti orang yang pintar, kita ambil kita arti baru yaitu orang yang mengtahui soal-soal agama saja. Kata iklanjuga bersal dari berasal arab yang artinya pemberitahuan dan kita ubah menjadi reklame.
Memang demikianlah hidupnya bahasa, datang yang baru dan hilangnya yang lama.


BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Neologisme seperti dalam pembahasan banyak benar kita jumpai dalam bahasa indonesia dan jelas bahwa neologisme ini bukanlah monopoli bahasa indonesia, baik bahasa inggris, arab, francis, jerman , cina, rusia, dan bahasa-bahasa lainnya mengalami porses seperti dalam pembahasan.
Memang demikianlah hidupnya bahasa. Datang yang baru dan hilang yang lama.
3.2.Saran-Saran
Bahasa indonesia sudah banyak berkembang dilingkungan kita dan kita menemukan istilah baru dan bukannya bahasa memerlukan istilah baru yang selama ini tidak ada dala, bahasa itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar