STIT AT-TAQWA CIPARAY BANDUNG

Sabtu, 04 Juni 2011

MANUSIA MENURUT AL-QUR’AN SUATU TINJAUAN TEMATIK

A. Konsep Al-Insaniah Suatu Tinjauan Quaranik
Upaya untuk menyingkap hakikat manusia secara utuh telah banyak menyita perhatian baik kalangan ilmuan filosof bahkan para agamawan sepanjang masa. Pendefinisian ini dipandang perlu untuk membantu manusia mengenal dirinya serta mampu menentukan bentuk aktivitas yang dapat mengantarkannya pada makna kebahagiaan yang sesungguhnya namun upaya tersebut gagal. Manusia hanya mampu menyingkap hakikat dirinya pada batas instrumen dan bukan pada substansi. Sulitnya mengingkap substansi manusia bahkan disadari oleh Alexis carrel. Carrel menyebut manusia sebagai makhluk misterius dan uniknya tak mampu ditelusuri secara keseluruhan. Ketidak mampuan manusia dalam menelusuri substansi dirinya secara utuh, disebabkan karena keterbatasan pengetahuan manusia tentang dirinya, terutama dalam menyingkap hal-hal rohaniah yang bersifat abstrak. Keterbatasan ini menurut Quraish Shihab disebabkan tiga faktor, yaitu pertama dalam sejarah kehidupannya, manusia lebih tertarik melakukan penyelidikan tentang alam materi (konkrit) dibandingkan pada material yang bersifat immaterial (abstrak). Kedua keterbatasam akal manusia yang hanya mampu memikirkan hal-hal yang bersifat instrumental ketimbang hal-hal yang substansial dan kompleks. Ketiga kompleks dan uniknya masalah manusia.

1. Istilah manusia dalam al-qur’an
Setidaknya ada tiga kta yang digunakan untuk mewujudkan makna manusia yaitu Al-basar, al-insan, dan al-naf, meskiupn ketiga kata tersebutmenunjuk pada makna manusia namun secara khusus memiliki penekanan pengertian yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat pula di uraikan sebagai berikut:
a. Kata al-basyar dinyatakan dalam al-qur’an sebanyak 36 kali dan tersebar dalam 26 surat, secara etimologi, al-basyar berarti kulit kepala, wajah, atau tubuh yang menjadi tempat tumbuhnya rambut, penanaman ini menunjukkan makna bahwa secara biologis yang mendominasi manusia adalah pada kulitnya, dibandingkan rambut bulunya. pada aspek ini terlihat perbedaan umum biologis manusia dengan hewan yang lebih di dominasi bulu atau rambut. Firman Allah dalam Q.S. 18 : 110)
“Katakanlah sesunguhnya aku (Muhammad) hanyalah seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku………. (Q.S. 18 : 110).
Dengan pemaknaan yang diperkuat umat diatas dapat dipahami bahwa seluruh manusia (Bumi adam 4-5) akan mengalami proses reproduksi seksual dan senantiasa berupaya untuk memenuhi semua kebutuhan biologisnya, memerlukan ruang dan waktu, serta tunduk terhadap hukum alamiahnya. baik yang berupa sunnahtullah (sosial-kemasyarakatan) maupun takdir allah (hukum alam).
b. Kata al-ihsan yang berasal dari kata al-uns dinyatakan dalam al-qur’an sebanyak 73 kali dan tersebear dalam 43 surat. secara etimologi al-ihsan digunakan al-qura’n untuk menunjukkan totalitas manusia sebagai makhluk jasmani dan rohani. Perpaduan antara aspek fisik dan psikis telah membantu manusia untuk mengembangkan dimensi al-ihsan yaitu sebagai makhluk berbudaya yangmampu berbicara mengetahui baik dan buruk, mengembangkan ilmu pengetahuan yang mampu berbicara mengetahui baik dan buruknya, mengembangkan ilmu pengetahuan dan peradaban dan lain sebagainya, Allah berfirman :
“Ayahnya berkata : hai anakku, janganlah kamu ceritakan impianmu itu kepada sandara-saudaramu, maka mereka membuat makan (untuk membinasakanmu) sesungguhnya syaitan itu adalahmusuh yang nyata bagi manusia:. (Q.S. 12 : 5).
c. Kata al-nas dinyatakan dalam al-qur’an sebanyak 240 kali dan tersebar dalam 53 surat, kata al-nas menunjukkan pada eksistensi manusia sebagai makhluk sosial secara keseluruhan tanpa melihat status keimanan atau kekafirannya. dalam menunjukkan makna manusia, kata al-nas lebih bersifat umum bila dibandingkan dengan kata al-insan. seperti dalam firman Allah’ pada Q.S. 2 : 24.
“Maka jika kamu tidak dapat membuatnya dan pasti kamu tidak akan dapat membuanya, peliharalah dirimu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir (Q.S. 2 : 24).
2. Proses dan Tujuan Penciptaan Manusia
Pada hakikatnya penciptaan manusia dapat ditujukan dari dua asala pendekatan yaitu pertama proses penciptaan manusia pasca Adam (keturunan Adam) tercipta dari Nutfah dan kemudian mengalami proses panjang dan bertahap dalam hal ini allah SWT berfirman :
“Yang membuat segala sesuatu yang dia kemudian sebaik-baiknya dan yang memulai penciptann manusia dari tanah. Kemudian dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang bina (air mani) kemudian dia menyempurnakan dan meniupkan kedalam (tubuhnya) roh (ciptaan-nya) dan dia menjadikan bagi kalian pendengaran. penglihatan dan hati tetapi kalian sedikit sekali yang bersyukur (Q.S. 32 : 7-4).
Analisis leteran dari ayat diatas menunjukkan bahwa penciptaan manusia mengandung bagian atau komponen dan proses yaitu adanya penciptaan, adanya bahan (materi) cara atau metode penciptaan, transformasi dan model khusus dari hasil akhir tahapan proses kejadian manusia sebagaimana isyarat yang telah dilukiskan dalam al-qur’an dapat dilihat kepada beberapa proses antara lain : pertama, nutfah yaitu sati pati makanan yang telah berubah menjadi air mani yang masuk kedalam rahim. Hal ini dinukilkan allah dalam al-qur’an.
“Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (kedalam rahim). (Q.S. 75 : 37).
“Kedua sperma dalam rahim bercampur dengan ovum (gen sel produksi wanita kemudian terjadi pembuahan sel dalam rahim yang kemudian berproses menjadi segumpal darah.” dalam ayat lain allah juga berfirman
“kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu alllah menciptakannya dan menyempurnakannya (Q.S. 75 : 38).
ketika berproses menjadi segumpal daging untuk kemudian diciptakannya tulang belulang (kerangka manusia) yang dibalut dengan daging selama 40 har. fase-fase tersebut meliputi : Setelah terjadinya pembuahan antara sel sperma dan ovum dalam rahim berproses menjadi nutfah selama 40 hari, kemudian menjadi alaqah selama 40 hari dan kemudian menjadi mudlghah selama 40 hari, untuk kemudian ditiupkannya roh serta perlenkgpan manusia lainnya.
Keempat diciptakannya ruh dalam tubuh ciptaannya serta menetapkan ilmu, rezeki, ajal dan celaka-bahagia manusia pada tahap proses Allah berfirman :
“Kemudian dia menyempurnakan dan meniupkan kedalam tubuhnya juga roh (ciptaannya dan dia menkadi bagikamu pendengaran, penglihatan dan hati tetapi kamu sedikit sekali bersyukur (Q.S. 32 : 9).
Dari penjelasan diatas tergambarlah bahwa penciptaan manusia dalam proses alami (sunnatullah) terdiri dari 2 aspek pokok yairu aspek material dan aspek immaterial.
aspek material adalah jasmaniah (jasad) yaitu jisim manusia tubuh badan abu ishak menjelaskan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar