STIT AT-TAQWA CIPARAY BANDUNG

Selasa, 05 Juli 2011

Pendekatan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam

BABI
PENDAHULUAN
 Latar Belakang Masalah
Kurikulum merupakan bagian dan sistem pendidikan yang tidak bisa dipisahkan dengan komponen sistern lainnya. Tanpa Kurikulum suatu sistem pendidikan tidak dapat dikatakan sebagai sistem pendidikan yang sempurna. Ia merupan ruh (spirit) yang menjadi gerak dinamik suatu sistem pendidikan, Ia juga merupakan sebuah idea vital yang menjadi landasan bagi terselenggaranya pendidikan yang baik. Bahkan, kurikulum seringkali menjadi tolok ukur bagi kualitas dan penyelenggaraan pendidikan. Baik buruknya kurikulum akan sangat menentukan terhadap baik buruknya kualitas output pendidikan, dalam hal ini, peserta didik.
Dalam kedudukannya yang strategis, kurikulum memiliki fungsi holistik dalam dunia pendidikan, ia memiliki peran dan fungsi sebagai wahana dan media konservasi, internalisasi, kristalisasi dan transformasi ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan nilai – nilai kehidupan ummat manusia.

Sebagai wahana dan media konservasi, kurikulam memiliki konstribusi besar dan strategis bagi pewarisan amanat ilmu pengetahuan yang diajarkan Allah SWT melalui para nabi dan rosul, para filosof, para cendikiawan, ulama, akademisi dan para guru, secara turun temurun, inter dan antar generasi melalui pengembangan potensi kogntif, afektif dan psikomotorik para muridnya. Sehingga ilmu pengetahuan dan nilai-nilai kehidupan dalam kerangka menciptakan situasi kondusif, dinamis dan kostruktif tatanan dunia ini berlangsung secara kontinum.
Sebagai wahana dan media intemalisasi, kurikulum berfungsi sebagai alat untuk memahami, menghayati dan sekaligus mengamalkan ilmu dan nilai-nilai itu. dalam spektrum relitas kehidupan yang sangat luas dan universal, juga kehidupan ini memiliki kebermaknaan, dalam arti nilai guna dan hasil guna.

Rumusan Masalah
Apa pengertian Kurikulum?
Apa  Fungsi kurikulum dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam ?
Apa Landasan Filosofis dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam ?
Apa Latar Belakang Pendekatan Humanistis dalam Pengembangan Kurikulum ?

Tujuan Pembahasan
Mengetahui pengertian Kurikulum
Mengetahui Fungsi kurikulum dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam
Mengetahui Landasan Filosofis dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam
Mengetahui Latar Belakang Pendekatan Humanistis dalam Pengembangan Kurikulum,

BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Kurikulum
Kurikulurn merupakan salah satu alat untuk membina dan mengembangkan siswa menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab[1].
Menurut Muhaimin kurikulum berasal dari kata Yunani yang semula digerakan dalam bidang olahraga yaitu currere yang berarti jarak tempuh lari, yakni jarak yang harus ditempuh dalam kegiatan berlari mulai dari start sumpai finish. Pengertian ini kemudian digunakan dalam pendidikan[2].  Menurut Muhaimin mengutip pendapat Saylor kurikulum adalah segala usaha sekolah/perguruan tinggi yang bisa menghasilkan atau menimbulkan hasil-hasil yang dikehendaki, apakah itu di dalam situasi sekolah maupun di luar sekolah[3]. Muhaimin mengemukakan bahwa pengembangan kurikulum itu berangkat dar ide yang pada gilirannya diwujudkan dalam bentuk program[4].


Fungsi Kurikulum
Kurikulum berperan dan berfungsi sebagai wahana dan media kristalisasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai kehidupan, sebab manusia baik sebagai objek maupun subjek pendidikan dan kurikulum, tidak hanya dituntut mengerti, memahami, menguasai, menghayati dan mengamalkan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai itu, tetapi juga dituntut untuk memiliki concern dan commitment terhadap ilmu dan nilai-nilai itu. Sehingga pemilik ilmu pengetahuan dan nilai-nilai itu merasa memiliki (sense of belonging) dan merasa tanggungjawab (sense of reponsibility) yang replektif terhadap diri dan lingkungannya, atas dasar amanat yang diembannya.
Lebih jauh kurikulum bukan hanya berfungsi sebagai wahana dan media konservasi, internalisasi dan kristalisai, tetapi ia juga merupakan wahana dan media transformasi. Pemilik ilmu pengetahuan dan nilai-nilai, untut mempelopori, memimpin dan mendesain peradaban ummat manusia konstruktif, dinamis, produktif dan innovatif, serta mengawal, membimbing, membina, dan mengarahkan perubahan- perubahnya secara proaktif dan dedikatif melalui perubahan-perubahan peradaban yang semakin baik[5].

Landasan Filosofis Kurikulum
Pendidikan berperan sangat penting dalam keseluruhan aspek kehidupan manusia, sebab pendidikan berpengaruh langsung kepada kepribadian umat manusia. Pendidikan sangat menentukan terhadap model manusia yang dihasilkannya.
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan, mempunyai kedudukan sentral menentukan kegiatan dan hasil pendidikan. Penyusunannya memerlukan fondasi yang kuat, didasarkan atas hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Kurikulum yang lemah akan mengahasilkan manusia yang lemah pula.
Pendidikan merupakan interaksi manusia pendidik dan terdidik untuk mencapai tujuan pendidikan. lnteraksi pendidik dan terdidik dalam pencapaian tujuan, bagaimana isi, dan proses pendidikan memerlukan fondasi filosofis, agar interaksi melahirkan pengertian yang bijak dan perbuatan yang bijak pula. Untuk mengerti kebijakan dan berbuat secara bijak, ia harus tahu dan berpengetahuan yang diproleh melalui cara berfikir sistematis, logis dan mendalam, secara radikal, hingga keakar-akarnya. Upaya menggambarkan dan menyatakan suatu pemikiran yang sistematis dan komprehensif tentang suatu fenomena alam dan manusia disebut berfikir secara filosofis. Filsafat mencangkup suatu kesatuan pemikiran manusia yang menyeluruh.
Pendekatan ilmu dengan filsafat berbeda, ilmu menggunakan pendekatan analitik, mengurai bagian-bagian hingga bagian yang terkecil. Filsafat mengintegrasikan bagian-bagian hingga menjadi satu kesatuan yang menyeluruh dan berrnakna. Ilmu berkaitan dengan fakta-fakta sebagaimana adanya. secara objektif dan menghindari subjektifitas. Filsafat melihat sesuatu seaara das sollen (bagaimana seharusnya), faktor subjektif sangat berpengaruh. Tetapi filsafat dan ilmu memiliki hubungan secara komplenter;  saling melengkapi dan mengisi. Filsafat memberikan landasan bagi ilmu, baik pada aspek ontologi, epistimologi, maupun aksiologinya[6].

Pengembangan Kurikulum
Pengembangan Kurikulurn (curriculum development) adalah: the planing of learning opportunities intended to bring about certain desered in pupils and assesment of the extent to wich these changes have taken piece (Audrey Nichols & S. Howard Nichools).
Rumusan ini menunjukkan bahwa pengembangan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa siswa ke arah pcrubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai hingga bagaimana perubahan-perubahan itu telah terjadi pada diri siswa.
Sedangkan yang dimaksud kesempatan belajar (learning Opportunity) ialah hubungan yang telah direncanakan dan terkontrol antara para siswa, guru, bahan peralatan, dan lingkungan dimana belajar yang diinginkan diharapkan terjadi. Ini terjadi bahwa semua kesempatan belajar direncanakan oleh guru, bagi para siswa sesungguhnya adalah “kurikulurn itu sendiri”.
Pengembangan kurikulum adalah proses siklus, yang meliputi empat unsur. yakni:
Tujuan : mempelajari dan menggambarkan semua sumber pengetahuan dan pertimbangan tentang tujuan-tujuan pengajaran, baik yang berkenaan dengan mata pelajaran (subject course) maupun kurikulum secara menyeluruh.
Metode dan material : mengembangkan dan mencoba menggunakan metode-metode dan material sekolahi untuk mencapai tujuan-tujuan tadi yang serasi menurut pertimbangan guru.
Penilaian (assesment) : menilai keberhasilan pekerjaan yang telah dikembangkan itu dalam hubungan dengan tujuan, dan bila mengembangkan tujuan-tujuan baru.
Balikan (feedIack) : umpan balik dari semua pengalaman yang telah diperoleh yang pada gilirannya menjadi titik tolak bagi studi selanjutnya.
Pengembangan kurikulum dan teknologi pendidikan sebagai satu disiplin ilmu perlu bahkan seharusnya mendapat perhatian secara khusus dan menempati kedudukan dan fungsi sentral dalam sistem pendidikan, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan secara multidimensional, sebagai berikut :
Kebijakan nasional dalam rangka pembangunan nasional berkenaan dengan sistem pendidikan nasional.
Kurikulum menempati kedudukan sentral.
Perkembangan ilmu pengetaluan dan teknologi yang relevan dengan kebutuhan pembangunan dan memenuhi keperluan sistem pendidikan.
Kebutuhan. tuntutan, aspirasi masyarakat yang terus berubah.
Tuntutan profesionalisasi dan fungsionalisasi ketenagaan.
Upaya pembinaan disiplin ilmu[7].


Pendekatan Humanistis dalam Pengembangan Kurikulum
Di dalam teori kurikulum setidak-tidaknya tedapat empat pendekatan yang dapat digunakan dalam pengembangan kurikulum, yaitu pendekatan subjek akademis, pendekatan humanistis, pendekatan teknologis, dan pendekatan rekonstruksi sosial. Pendekatan humanistik dalam pengembangan kurikulum bertolak dan ide “Memanusiakan manusia” penciptaan konteks yang akan memberi peluang manusia untuk menjadi lebih human, untuk mempertinggi harkat manusia merupakan dasar filosofis, dasar teori, dasar evaluasi dan dasar pengembangan program pendidikan[8].

BAB III
KESIMPULAN

Dan Uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
Kunikuum berperan dan berfungsi sebagai wahana dan media kristalisasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai kehidupan.
Filsafat memberikan landasan bagi ilmu, baik pada aspek ontologi, epistimologi, maupun aksiologinya.
Pendekatan humanistik dalam pengembangan kurikulum bertolak dan ide “Memanusiakan manusia” penciptaan konteks yang akan memberi peluang manusia untuk menjadi lebih human, untuk mempertinggi harkat manusia merupakan dasar filosofis.

DAFTAR PUSTAKA

Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan  Perguruan Tinggi,  PT Raja  Grafindo  Persada,  Jakarta 2005. h. 1.
Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam, Mengrai Benang Kusut Dunia Pendidikan, PT RajaGratindo Persada, Jakarta,2006. h. 80


[1] http://www.google.co.id/search?hl==id&q=Pendekatan+Kurikulum&meta=
[2] Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta 2005. h. 1
[3] Ibid …. H. 3
[4] Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam, Mengrai Benang Kusut Dunia Pendidikan, PT RajaGratindo Persada, Jakarta,2006. h. 80

[5] http://www.google.co.id/serach?hl=id&q=pendekatan_kurikulum&meta=
[6] Ibid ….
[7] Ibid ….
[8] Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan Pergaruan Tinngi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta 2005. h. 142

Tidak ada komentar:

Posting Komentar