STIT AT-TAQWA CIPARAY BANDUNG

Selasa, 09 Agustus 2011

Uyun al-Akbar

Adalah Ibnu Qutaibah, intelektual muslim yang tergolong produktif menulis. Kenyataan bahwa ia telah melahirkan seabreg karya adalah bukti nyata dari produktifitasnya.Bahkan di mata al-Khathib al-Baghdadi, Ibnu Khalikan, al-Qifthi, dan as-Suyuthi, Ibnu Qutaibah adalah seorang yang kredibilitasnya tak diragukan lagi, ahli agama, danorang yang mulia. Bahkan ia adalah salah satu sastrawan besar yang di miliki Islam. Nama lengkapnya adalah Abu Muhammad Abdullah bin al-Muslim bin Qutaibah ad-Dinawariy. Para sejarawan berbeda pendapat mengenai tempat kelahirannya. Menurut Ibnu Khalikan, ia lahir di Baghdad, sedangkan menurut an-Nadim dan Ibnu al-Anbar ia lahir di Kufah pada awal Rajab tahun 313 H. Dan meninggal pada tahun 276 M.
Ibnu Qutaibah hidup semasa dengan al-Jahith, seorang teolog terkemuka dari kalangan Muktazilah. Kendatipun demikian Ibnu Qutaibah bersebrangan dengan al-Jahith. Sebab, ia mengikut paham Ahli Sunnah sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Taimiyah. Namun masih saja ada orang yang menuduhnya sebagai penganut paham Musyabbihah (Antropormisme), tetapi fakta bahwa Ibnu Qutaibag menulis buku yang bertitel ar-Radd ala al-Musyabbihah menunjukkan tuduhan tersebut adalah salah dan harus ditolak.

Ibnu Qutaibah menetap di Baghdad, dan di kota ini pula ia belajar ilmu hadits secara mendalam kepada para pakar yang hidup pada saat itu. Salah satunya adalah Abu Ya’qub Ishaq bin Abi al-Hasan Ibrahim bin Makhlad bin Tamim bin Murrah al-Hanzhali al-Marwazi atau yang lebih dikenal dengan nama Ibnu Rawaih, seorang yang dianggap oleh al-Baihaqi sebagai pengikut Imam Syafii. Sedang gurunya yang lain ialah Abu Hatim as-Sijistani, seorang ahli bahasa, pakar ilmu-ilmu al-Quran, adab, syair, dan ahli di bidang ilmu arudh.

Disamping sebagai intektual yang produktif menulis, Ibnu Qutaibah juga adalah seorang pengajar. Di antara muridnya adalah anaknya sendiri yaitu Abu Ja’far Ahmad bin Abdullah bin Muslim bin Qutaibah. Kemudian Abu Muhammad Qasim bin Ashbagh bin Muhammad bin Yusuf bin Nashih bin Atha al-Bayani, seorang budak Walid bin Abdulmalik bin Marwan, yang kelak menjadi pakar hadits dan penulis yang produktif seperti gurunya.

Di antara buku-buku yang ditulis oleh Ibnu Qutaibah adalah; Ma’ani asy-Syi’r al-Kabir, Uyun asy-Syi’r, asy-Syi’r wa asy-Syu’ara, al-Maratib wa al-Manaqib min Uyun asy-Syi’r, Adab al-Katib, I’rab al-Qur`an, Ma’ani al-Qur`an, Musykil al-Qur`an, Ghari`ib al-Qur`an, ar-Radd ala al-Qa`il bi Khalq al-Qur`an, Adab al-Qira`ah, Gharib al-Hadits, Muktalaf al-Hadits, Ikhtilafu Ta`wil al-Hadits, Musykil al-Hadits, Ishlahu Ghalathi Abi Ubaid fi Gharib al-Hadits, al-Masail wa al-Jawab, Jami’ al-Fiqh, at-Tafqih, Dalail an-Nubuwwah, ar-Radd ala al-Musyabbihah, dan Uyun al-Akhbar. 


Buku yang terakhir disebut di atas (Uyun al-Akbar) adalah salah satu buku yang disebut Ibnu Duraid (w. 321 H/933 M) sebagi buku penghibur pikiran (George A. Maqdisi, Cita Humanisme Islam, h. 118). Bahkan menurut hemat saya buku ini juga merupakan penenang hati karena merupakan buku yang berbicara tentang petuah-petuah etika yang dikemas dengan model cerita dan dipenuhi bait-bait syair yang indah.

Dalam bukunya, Ibnu Qutaibah membagi sepuluh bab. Pertama, bab mengenai penguasa (sulthan), kedua, peperangan (harb), ketiga, pangkat dan kehormatan (su`dad), keempat, pelbagai tabiah dan akhlak tercela, kelima, ilmu pengetahuan, dan bayan, keenam, zuhud, ketujuh, pertemanan (al-ikhwan), kedelapan, kebutuhan-kebutuhan (al-hawa`ij), kesembilan, makanan, dan kesepuluh, tentang perempuan.

Setidaknya buku hadir untuk mengingatkan para pelajar kuttab (madrasah atau sekolah). Hal ini karena Ibnu Qutaibah telah melihat adanya kekurangan dalam hal etika dan ketidakpedulian penguasa pada saat itu memperhatikannya. [H: 42]. Kondisi ini kemudian mendorong Ibnu Qutaibah untuk menulis buku Uyun al-Akhbar.

Jadi, pada dasarnya buku ini disamping untuk mengingatkan orang yang melalaikan etika, ia juga ditujukan untuk kalangan masyarakat dan para pengatur kebijakan negara, serta untuk meringankan beban mereka (penguasa) dalam mengurusi etika masyarakatnya.

Dalam pengantarnya, Ibnu Qutaibah juga menyatakan bahwa meskipun isi bukunya tidak membahas tentang al-Quran, sunnah, ajaran agama, dan pengetahuan halal-haram, tetapi buku ini dapat mengarahkan kepada hal-hal yang luhur, etika yang baik, menghindari kehinaan, mencegah hal-hal yang tercela, dan mengarahkan kepada pengaturan yang baik, membuat keputusan yang baik, kesantuan dalam berpolitik (rifq as-siyasah), dan membangun bumi. [H: 42].

Pandangan Ibnu Qutaibah di atas setidaknya menunjukkan bahwa kebenaran bukan hanya tunggal dan terdapat di dalam al-Quran dan sunnah, tetapi kebenaran juga terdapat pada yang lainnya. Sikap Ibnu Qutaibah yang mengakui adanya kebenaran di luar Islam selaras dengan pernyaan sahabat Ali kw: “al-hikmah dhalah al-mu`min fa khud al-hikmah wa law min ahl an-nifaq” (Kebenaran adalah barang orang mukmin yang hilang, maka ambilah sekalipun dari orang-orang munafik). [Ali kw., Nahj al-Balaghah, h. 421].

Ibnu Qutaibah tidak hanya berhenti sampai di sini saja, tetapi ia juga sampai kepada pluralitas jalan menuju Allah. Baginya, jalan menuju Allah tidak tunggal dan kebaikan bukannya sebatas shalat malam, puasa terus menerus, mengetahui mana yang halal dan mana yang haram, tetapi jalan menuju Allah adalah sangat banyak dan pintu-pintu kebaikan terbuka lebar-lebar. Kemaslahatan agama terkait dengan kemaslahatan zaman, kemaslahatan zaman terkait dengan kemasalahatan dengan bimbingan dan pengajaran yang baik. [H: 42].

Jadi, bagi Ibnu Qutaibah ibadah kepada Allah bukan hanya sebatas shalat, puasa, dan zakat, tetapi berperilaku yang baik kepada sesama juga termasuk jalan menuju Allah. Dengan kata lain, etika yang baik adalah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan ini dan merupakan kebaikan yang bisa menghartakan kita wushul ilallah (sampai kepada Allah).

Tentang Buku:
Penulis    :Ibnu Qutaibah
Judul      :Uyun al-Akbar
Penerbit:Dar al-Kutub al-Ilmiah
Cet       :Ke 3, tahun 1424 H/2003 M
Tebal    :Dua jilid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar