STIT AT-TAQWA CIPARAY BANDUNG

Selasa, 01 November 2011

Beriman kepada Para Malaikat

Orang Muslim beriman kepada malaikat-malaikat Allah Ta’ala. Bahwa mereka adalah makhluk-Nya yang paling mulia, hamba-hamba-Nya yang dimuliakan di antara hamba-hamba-Nya. Allah Ta’ala menciptakan mereka dari cahaya, sebagaimana Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar. Dan menciptakan jin dari nyala api yang tidak ada asap di dalamnya. Bahwa Allah Ta’ala memberikan tugas-tugas kepada para malaikat, kemudian mereka menjalankannya. Di antara mereka ada yang ditugaskan menjaga hamba-hamba-Nya, ada yang ditugaskan mencatat amal perbuatan manusia, ada yang ditugaskan menjaga surga dan kenikmatannya, ada yang ditugaskan menjaga neraka dan siksanya, ada yang ditugaskan bertasbih pada malam hari, dan ada yang ditugaskan bertasbih pada siang hari tanpa merasa lelah sedikitpun.
Serta bahwa Allah Ta’ala melebihkan sebagian malaikat atas sebagian malaikat yang lain di antara mereka ada malaikat-malaikat yang didekatkan kepada-Nya seperti Malaikat Jibril, Malaikat Mikail, dan Malaikat Israfil, dan ada malaikat-malaikat yang tidak didekatkan pada-Nya.
Orang Muslim mengimani itu semua karena petunjuk Allah Ta’ala kepadanya, kemudian karena dalil-dalil wahyu, dan dalil-dalil akal.
Dalil-Dalil Wahyu
  1. Perintah Allah Ta’ala untuk beriman kepada para malaikat, dan penjelasan-Nya tentang mereka, “Barang siap kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (An-Nisa’: 136).
    “Barang siapa menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.” (Al-Baqarah: 98).

    “Al-Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah).” (An-Nisa’: 172).
    “Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. “Dan pada hari itu, delapan malaikat menjunjung Arasy Tuhanmu di atas (kepala) mereka.” (Al-Haqqah: 17).
    “Dan kami tidak menjadikan penjaga neraka melainkan dari malaikat.” (Al-Muddatstsir: 31)
    “Dan malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu. (sambil mengucapkan), ‘Salam sejahtera atas kalian karena kesabaran kalian. ‘Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu...” (Ar-Ra’du: 23-24)
    “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. ‘Mereka berkata, ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau? Tuhan berfirman, ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui’.” (Al-Baqarah: 30).
  2. Penjelasan dan sabda Rasulullah saw. tentang para malaikat, “Ya Allah Tuhannya Jibril, Tuhannya Mikail, Tuhannya Israfil, Pencipta langit dan bumi, Yang mengetahui alam ghaib dan alam nyata, Engkau memutuskan di antara hamba-hamba-Mu dalam apa yang mereka perselisihkan, berilah aku petunjuk kepada kebenaran yang mereka berselisih di dalamnya dengan izin-Mu, karena Engkau memberi petunjuk siapa yang Engkau kehendaki ke jalan yang lurus.” (Diriwayatkan Muslim).
    “Langit bersuara, dan ia layak bersuara. Di dalamnya tidak ada satu tempat pun untuk empat jari-jari, melainkan di atasnya terdapat malaikat yang sujud.” (Diriwayatkan Ibnu Abu Hatim, namun hadits ini cacat).
    “Sesungguhnya Al-Bait Al-Ma’mur (rumah di langit ke tujuh yang dikelilingi para malaikat) dalam setiap hari dimasuki tujuh puluh ribu malaikat dan mereka tidak keluar daripadanya.” (Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim).
    “Pada hari Jum’at, di setiap pintu-pintu masjid terdapat malaikat-malaikat yang menulis. Orang pertama dan seterusnya. Jika imam telah duduk, maka para malaikat menutup buku catatannya, kemudian mereka mendengarkan dzikir.” (Diriwayatkan Imam Malik, Hadits ini shahih).
    “Terkadang malaikat menjelma kepadaku seperti orang laki-laki, kemudian ia berbicara kepadaku dan aku memahami apa yang ia ucapkan.” (Diriwayatkan Al-Bukhari).
    “Malaikat malam dan malaikat siang secara bergantian datang kepada kalian.” (Diriwayatkan Al-Bukhari).
    “Allah menciptakan malaikat dari cahaya, menciptakan jin dari nyala api, dan menciptakan Adam dari apa yang telah disifatkan (dijelaskan) kepada kalian.” (Diriwayatkan Muslim).
  3. Penglihatan sejumlah besar sahabat kepada para Malaikat di Perang Badar, dan penglihatan mereka secara kolektif lebih dari sekali kepada Malaikat Jibril, penyampai wahyu, sebab terkadang Malaikat Jibril datang dalam bentuk kera betina, dan para sahabat bisa melihatnya. Yang paling terkenal dalam hal ini ialah hadits Umar bin Khaththab r.a. dalam Shahih Muslim di mana di dalamnya Rasulullah saw. bersabda, “Tahukah kalian siapa penanya tadi?” Para sahabat menjawab, “Allah, dan Rasul-Nya lebih tahu.” Rasulullah saw. bersabda, “Penanya tadi adalah Malaikat Jibril. Ia datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kepada kalian.”
  4. Keimanan miliaran orang dari kaum Mukminin pengikut para rasul di semua zaman dan tempat kepada para malaikat, dan pembenaran mereka terhadap penjelasan para rasul tentang para malaikat tersebut tanpa ragu-ragu.
Dalil-Dalil Akal
  1. Sesungguhnya akal tidak memustahilkan keberadaan para malaikat, dan tidak memungkiriya, karena akal hanya memustahilkan dan memungkiri pertemuan dua hal yang saling berlawanan, seperti sesuatu itu ada dan tidak ada pada saat sama, atau keberadaan dua hal yang saling bertentangan, seperti keberadaan gelap dan terang pada saat yang sama. Iman kepada para malaikat tidak mengharuskan itu semua.
  2. Jika telah diterima kalangan manusia, bahwa bekas sesuatu itu menunjukkan keberadaan sesuatu tersebut, maka para malaikat juga mempunyai bekas yang banyak sekali yang mengharuskan dan menegaskan keberadaan mereka, di antaranya:
    • Sampainya wahyu kepada para nabi, dan para rasul, sebab pada umumnya wahyu sampai pada mereka melalui perantaraan malaikat Jibril yang ditugaskan menyampaikan wahyu. Ini bekas nyata yang tidak bisa dipungkiri, dan itu menegaskan dan menguatkan keberadaan para makaikat.
    • Banyak sekali manusia wafat karena nyawanya dicabut oleh malaikat. Ini juga bekas nyata yang menegaskan keberadaan Malaikat Pencabut Nyawa, dan malaikat-malaikat lainnya. Allah Ta’ala berfirman, “Katakanlah, ‘Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa) kalian akan mematikan kalian.” (As-Sajdah: 11).
    • Penjagaan malaikat terhadap manusia dari gangguan jin, dan gangguan syetan, serta kejahatan keduanya sepanjang hidup manusia. Manusia hidup di antara jin, dan syetan. Jin dan syetan bisa melihat manusia sedang manusia tidak dapat melihat keduanya, dan keduanya mampu mengganggu manusia, sedang manusia tidak sanggup mengganggu keduanya, atau bahkan menolak gangguan keduanya saja manusia tidak sanggup melakukannya. Itu semua adalah bukti keberadaan Malaikat Penjaga Manusia yang melindungi manusia, dan menolak gangguan dari mereka. Allah Ta’ala berfirman, “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.” (Ar-Ra’du: 11).
  3. Ketidakmampuan seseorang untuk melihat sesuatu, karena penglihatannya lemah, atau karena ia tidak mempunyai persiapan sempurna untuk melihat sesuatu tersebut itu tidak memungkiri keberadaannya sesuatu tersebut, sebab di dunia ini banyak sekali hal-hal yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, namun sekarang bisa dilihat dengan jelas dengan perantaraan mikroskop.
Sumber: Diadaptasi dari Abu Bakr Jabir al-Jazairi, Minhaajul Muslim, atau Ensiklopedi Muslim: Minhajul Muslim, terj. Fadhli Bahri (Darul Falah, 2002), hlm. 19-23.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar