Pokok-pokok Pengertian
1.
Dasadarma
adalah ketentuan moral. Karena itu, Dasadarma memuat pokok-pokok moral yang
harus ditanamkan kepada anggota Pramuka agar mereka dapat berkembang menjadi
manusia berwatak, warga Negara Republik Indonesia yang setia, dan sekaligus
mampu menghargai dan mencintai sesama manusia dan alam ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa.
2. Republlik Indonesia
adalah Negara hukum yang berdasarkan falsafah Pancasila, Karena itu, rumusan
Dasadarma Pramuka berisi penjabaran dari Pancasila dalam kehidupannya
sehari-hari.
3. Dasadarma
yang berarti sepuluh tuntunan tingkah laku adalah sarana untuk melaksanakan
satya (janji, ikar, ungkapan kata hati). Dengan demikian, maka Dasa darma
Pramuka pertama-tama adalah ketentuan pengamalan dari Tri satya dan kemudian
dilengkapi dengan nilai-nilai luhur yang bermanfaat dalam tata kehidupan.
Penjelasan masing-masing Darma
1. Darma pertama: Takwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa
1.Takwa
1. Pengertian takwa adalah
bermacam-macam, antara lain: bertahan, luhur, berbakti, mengerjakan yang
utama dan meninggalakan yang tercela, hati-hati, terpelihara, dan lain-lain.
2. Pada hakekatnya takwa adalah
usaha dan kegiatan seseorang yang sangat utama dalam perkembangan hidupnya.
Bagi bangsa Indonesia yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang menjadi tujuan
hidupnya adalah keselamatan, perdamaian, persatuan dan kesatuan baik didunia
maupun diakhirat, Tujuan hidup ini hanya dapat dicapai semata-mata dengan
takwa kepada Tuhan Ynag Maha Esa, yaitu:
1. Bertahan terhadap
godaan-godaan hidup, berkubu dan berperisal untuk memelihara diri dari
dorongan hawa nafsu.
2. Taat melaksanakan
ajaran-ajaran Tuhan, mengerjakan yang baik dan berguna serta menjauhi segala
yang buruk dan yang tidak berguna bagi dirinya maupun bagi masyarakat serta
seluruh umat manusia.
3. Mengembalikan, menyerahkan
kepada Tuhan segala darma bakti dan amal usahanya untuk mendapatkan
penilaian; sebagaimana Tuhan menghendaki sikap ini merupakan sikap seseorang
kepada pribadi lain yang dianggap mengatasi dirinya, bahkan mengatasi
segala-galanya, sehingga seseorang menyatakan hormat dan baktinya, serta
memuji, meluhurkan dan lain-lain terhadap pribadi lain yang dianggap
Mahaagung itu.
2. Tuhan
Di sini kita dapat mencoba
memahami pengertian kita tentang Tuhan baik berpangkal dari kemanusiaan yang
antara lain dianugerahi akal budi, maupun dari wahyu Tuhan sendiri yang
terdapat dalam kitab suci yang diturunkan kepada kita melalui para Nabi/
Rosul.
1. Dari segi kemanusiaan (akal
budi), Tuhan adalah zat yang ada secara mutlak yang ada dengan Zat yang
menjadi sumber atau sebab adanya segala sesuatu di dalam alam semesta (couse
prima atau sebab pertama).
Karena itu, Dia tidak dapat
disamakan atau dibandingkan dengan apa saja yang ada. Dia mengatasi,
melewati, dan menembus segala-galanya.
2. Dari wahyu Tuhan sendiri
yang dianugerahkan kepada kita melalui firman atau sabda-Nya di dalam Kitab
suci, kita dapat mengetahui bahwa Dia adalah pencipta Yang Maha Kuasa, Maha
Murah, lagi Maha Penyayang. Tuhan menjadikan alam semesta termasuk manusia
tanpa mengambil suatu bahan atau menggunakan alat. Hanya karena firman-Nya,
alam semesta ini menjadi ada. Yang semula tidak ada menjadi ada, dari tingkat
yang paling rendah sampai tingkat yang paling tinggi dan luhur. Dari yang
tiada bernyawa kepada yang bernyawa dan berjiwa, Dari hasil karya Tuhan itu,
kita dapat mengenal segala macam sifat Tuhan yang melebihi dan mengatasi apa
yang terdapat di dalam alam semesta ini, terutama dari wahyu Tuhan sendiri.
Kita juga dapat memahami kegaiban Tuhan. Oleh karena itu, kita tidak dapat
membandingkan zat kodrat sifat Illahi dengan yang ada dalam alam ini. Hal ini
juga termasuk dengan sifat Tuhan Yang Maha Esa. Namun sebagai insan manusia,
kita akan berusaha memahami apa arti Esa pada Tuhan itu.
3. Esa= satu/tunggal.
Maksudnya bukanlah “satu” yang
dapat dihitung. Satu yang dapat dihitung adalah satu yang dapat dibagi atau
dibanding-bandingkan. Maka, satu atau esa pada Tuhan adalah mutlak.
Satu/tunggal yang tidak dapat dibagi-bagi dan dibandingkan.
“Tiada Tuhan selain Allah”.
3. Berbicara tentang pengertian
takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa tidak dapat dipisahkan dari pengertian
moral, budi pekerti, dan akhlak.
Moral, budi pekerti atau akhlak
adalah sikap yang digerakan oleh jiwa yang menimbulkan tindakan dan perbuatan
manusia terhadap Tuhan, terhadap sesama manusia, sesama makhluk, dan terhadap
diri sendiri. Akhlak terhadap Tuhan Yang Maha Esa meliputi cinta, takut,
harap, syukur, taubat, ikhlas terhadap Tuhan, mencintai atau membenci karena
Tuhan. Akhlak terhadap Tuhan Yang Maha Esa mengandung unsur-unsur takwa,
beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti yang luhur.
Akhlak terhadap sesama manusia
atau terhadap masyarakat mencakup berbakti kepada orang tua, hubungan baik
antara sesama, malu, jujur, ramah, tolong menolong, harga- menghargai, memberi
maaf, memelihara kekeluargaan, dan lain-lainnya. Akhlak terhadap sesama
manusia mengandung unsur hubungan kemanusiaan mengandung unsur hubungan
kemanusiaan yang baik akhlak terhadap sesama akhlak Tuhan yang hidup ataupun
benda mati mencakup belas kasih, suka memelihara, beradab, dan sebagainya,
Akhlak terhadap sesama makhluk
Tuhan mengandung unsur peri kemanusiaan.
Akhlak terhadap diri sendiri
meliputi: memelihara harga diri, berani membela hak, rajin tanggungjawab,
menjauhkan diri dari takabur, sifat-sifat bermuka dua sifat pengecut, dengki,
loba, tamak, lekas putus asa, dan sebagainya.
Akhlak terhadap diri sendiri
mengandung unsur budi pekerti yang luhur, berani mawas diri, dan mampu
menyesuaikan diri.
3. Pelaksanaan
1. Sesuai dengan tujuan Gerakan
Pramuka yang mengarahkan anak didik menjadi manusia yang berkepribadian dan
berwatak luhur, dan juga karena falsafah hidup bangsa Indonesia berdasarkan
Pancasila, maka sudah seharusnyalah iman kepada Tuhan dari masing-masing anak
didik itu diperdalam dan diperkuat. Iman anak didik kepada Tuhan itu belum
cukup kalau hanya kita berikan pengajaran lisan/tertulis tanpa ada perwujudan
kongkret dalam tingkah laku kehidupan anak didik.
Maka, apa yang diimani dari
agama dan kepercayaan tentang Tuhan haruslah dijabarkan dalam sikap hidupnya
yang nyata dan dapat dirasakan oleh lingkungannya, karena itu akan terdapat
kepicangan apabila Gerakan Pramuka hanya dapat mengemukakan ajaran tentang
takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ini, tetapi kurang memberikan bimbingan dan
kesempatan kepada peserta didik untuk melaksanakan darmanya yang pertama ini.
Untuk mewujudkan cita-cita Gerakan Pramuka, dalam hal ini banyak cara dan
metode yang dapat dilaksanakan, sesuai dengan tingkat umur dan kemampuan anak
didik dan kepercayaan masing-masing.
Cara atau metode dapat
berlainan, tetapi tujuannya kiranya hanya satu, ialah terciptanya manusia
Indonesia yang utuh dan sempurna (Pancasilais).
Segala macam ketentuan
moral/kebaikan yang tersimpan dalam ajaran agama (seperti tertera dalam darma-darma
yang berikut) seharusnyalah dikembangkan dalam sikap hidup anak didik.
Darma-darma itu merupakan bentuk-bentuk perwujudan kongkret dari takwanya
kepada Tuhan di samping do’a, sembahyang, dan bentuk peribadatan lain.
Sebagai Contoh.
Sikap cinta dan kasih sayang, setia,
patuh, adil, jujur, suci,dan lain-lain adalah merupakan pengejawantahan dan
perwujudan dari ketakwaan seseorang kepada Tuhan. Sulit untuk mengatakan
bahwa sebenarnya tidak jujur orang mengarahkan dia itu takwa kepada Tuhan,
tetapi dalam hidupnya dia bertindak dan bersikap membenci, curang, tidak
adil, dan sebagainya terhadap sesamanya.
2. Maka dari itu, dalam
prakteknya, mengembangkan ketakwaan kepada Tuhan dapat dilaksanakan dalam
segala kegiatan kepramukaan mulai dari bermain sampai kepada bekerja sama dan
hidup bersama.
Dalam kegiatan permainan, kita
sudah dapat menamkan sifat-sifat jujur, patuh, setia dan tabah.
Kalau anak sudah dibiasakan
bermaian seperti itu, maka dia akan berkembang menjadi pribadi yang baik,
berwatak luhur dan berkepribadian.
Akhirnya, akan berguna bagi
sesama manusia, masyarakat, bangsa dan negaranya. Semua ini tiada lain
didasarkan pada takwanya kepada Tuhan.
3. Menuntun anak untuk
melaksanakan ibadah,
4. Menyelenggarakan
peringatan-peringatan hari besar agama.
5. Menghormati orang beragama
lain.
6. Menyelenggarakan cermah
keagamaan.
7. Menghormati orang tua.
2. Darma kedua: Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
a. Pengertian
1. Tuhan Yang Maha Esa telah
menciptakan seluruh alam semesta yang terdiri dari manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan,
dan benda-benda alam.
Bumi, alam, hewan, dan
tumbuh-tumbuhan tersebut diciptakan Allah bagi kesejahteraan manusia. Karena
itu, sudah selayaknya pemberian Allah ini dikelola, dimanfaatkan, dan
dibangun.
Sebagai makhluk Tuhan yang
lengkap dengan akal budi, rasa, karsa dan karya, serta dengan kelima indera
manusia patut mengetahui makna seluruh ciptaan-NYa.
Wajar dan pantaslah Pramuka secara
alamiah, melimpahkan cinta kepada alam sekitarnya (benda alam, satwa, dan
tumbuh-tumbuhan), kasih sayang kepada sesama manusia dan sesama hidup serta
menjaga kelestariannya.
Kelestarian benda alam, satwa,
dan tumbuh-tumbuhan perlu dijaga dan dipelihara karena hutan, tanah, pantai,
fauna, dan flora serta laut merupakan sumber alam yang perlu dikembangkan
untuk menunjang kehidupan generasi kini dan dipelihara kelestariannya untuk
kehidupan generasi mendatang.
Di samping itu, sebagai Negara
kepulauan pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan yang sekaligus memelihara
kelestarian sumber alam ini dengan menanggulangi pencemaran laut, perawatan
hutan, hutan bakau dan hutan payau, serta pengembangan budi daya laut
menduduki tempat yang penting pula.
2. Yang dimaksud dengan cinta
dan kasih sayang apabila manusia dapat ikut merasakan suka dan derita alam
sekitarnya khususnya manusia. Kelompok-kelompok manusia ini merupakan
bangsa-bangsa dari Negara yang terdapat di dunia ini. Bila kita ingin dan mau
mengerti dan bergaul dengan bangsa lain maka rasa kasih sayanglah yang dapat
mendekatkan kita dengan siapa pun. Dengan demikian, akan terciptalah
perdamaian dan persahabatan antar manusia maupun antar bangsa.
Khususnya sebagai seorang
Pramuka menganggap Pramuka lainnya baik dan Indonesia maupun dari bangsa lain
sebagai saudaranya karena masing-masing mempunyai satya dan darma sebagai ketentuan
moral. Pramuka Indonesia yang bertujuan menjadi manusia yang berkepribadian
dan berwatak luhur sudah sepantasnyalah jika ia berusaha meninggalkan watak
yang dapat menjauhkan ia dengan ciptaan Tuhan lainnya dengan memiliki
sifat-sifat yang penuh rasa cinta dan kasih sayang.
3. Darma ini adalah tuntunan
untuk mengamalkan sila kedua dari Pancasila
b. Pelaksanaan dalam hidup
sehari-hari.
1) Membawa peserta didik kea lam
bebas kebun raya agar mengetahui dan mengenal berbagai jenis
tumbuhn-tumbuhan, Anjurkanlah kepada meereka memelihara tenaman di rumah
masing-masing. Hal ini dapat dijadikan persyaratan untuk mencapai tanda
kecakapan khusus.
2) Begitu pula halnya sikap kita
terhadap binatang, perkenalakan peserta didik dengan sifat masing-masing
jenis binatang untuk mengetahui manfaatnya. Anjurkan juga memelihara dengan
baik binatang yang mereka miliki.
1.Kasih sayang sesama manusia
tidak lepas dari perwujudan kerendahan diri manusia sebagai makhluk terhadap
keagungan pencipta-Nya. Ketakwaan kita kepada Tuhan Yang Mahaesa wajib
dihayati sepanjang hidup. Di samping itu, perlu membangun watak utama antara
lain, tidak mementingkan diri pribadi, menghargai orang lain meskipun tidak
sebangsa dan seagama. Demikian pula, bersaudara dengan Pramuka sedunia.
2.Siapa pun yang kita kenal dan
kita dekaaaaati lambaat-laun akan timbul rasa cinta alam dan kasih saying
sesama manusia. Rasa inilah yang dapat menggugah rasa dekat dengan Alkhalik,
karena tidak terhalang oleh rasa benci, marah dan sifat-sifat yang tidak
terpuji, dengan demikian, kita menyadari keagungan Tuhan Yang Mahaesa.
3. Darma Ketiga : Patriot yang sopan dan ksatria
a. Pengertian
1. Patriot berarti putra tanah
air, sebagai seorang warga Negara Reoublik Indonesia, seorang Pramuka adalah
putra yang baik, berbakti, setia dan siap siaga membela tanah airnya.
2. Sopan adalah tingkah laku
yang halus dan menghormati orang lain. Orang yang sopan bersikap ramah tamah
dan bersahabat bukan pembenci dan selalu disukai orang lain.
3. Ksatria adalah orang yang
gagah berani dan jujur. Ksatria juga mengandung arti kepahlawanan, sifat
gagah berani dan jujur. Jadi, kata ksatria mengandung makna keberanian,
kejujuran, dan kepahlawanan.
4. Seorang Pramuka yang
mematuhi darma ini, bersma-sama dengan warga Negara yang lain mempunyai satu
kata hati dan satu sikap mempertahankan tanah airnya, menjunjung tinggi
martabat bangsanya.
5. Darma ini adlah tuntunan
untuk mengamalkan Pancasila ketiga.
b. Pelaksanaan dalam Hidup
Sehari-hari
1. Membiasakan dan mendorong
anggota Pramuka untuk:
1. menghormati dan memahami
serta menghayati lambing Negara, bendera sang Merah Putih dan lagu kebangsaan
Indonesia Raya.
2. mengenal nilai-nilai luhur
bangsa Indonesia sepeerti kekeluaargaan, gotong-royong, rmah tamah,
religious, dan lain-lain.
3. Mencintai bahasa, seni
budaya, dan sejarah Indonesia.
4. Mengerti, menghayaati,
mengamalkan dan mengamankan Pancasila.
2. Mengenal adapt-istiadat
suku-suku bangsa di Indonesia.
3. Mengutamakan kepentingan
umum dari pada kepentingan diri pribadi. Selalu membantu dan membela yang
lemah dan yang benar.
4. Membiasakan diri berani
mengakui kesalah dan membenaarkan yang benar.
5. Menghormati orng tua, guru
dan pemimpin.
4. Darma keempaat: Patuh dan suka bermusyawarah.
1. Pengertian
-
1. Patuh berarti
setia dan bersedia melakukan sesuaaatu yang sudah disepakati dan ditentukan.
2. Musyawarah
adalah laku utama seorang democrat yang menghormati pendapat orang lain.
Orang yang suka bermusyawarah terhindar dari sikap yang otoriter dan semau
sendiri. Dalam setiap gerak dan tindakan yang menyangkut orang lain, seorang
lain baik dengan orang-orang yang terikat dalam pekerjaan atau dalam
bentuk-bentuk organisasi.
3. Darma adalah
tuntunan untuk mengamalkan Pancasila keempat.
2. Pelaksanaan dalam Hidup
Sehari-hari
-
1. Membiasakan
diri untuk menepati janji, mematuhi peraturan yang ditetapkan di gugusdepan
dan mematuhui peraaaaturan di RT/RK, kampung dan desa, sekolah dan peratur
perundang-undangan yang berlaku.
Misalnya, setia mengikuti
latihan membayar iuran, menaati peraturan lalu llintas dan lain-lain.
-
1. Belajar
mendengar pendapat orang, menghargai gagasan orang lain.
2. Membiasakan
untuk merumuskan kesepakatan dengan memperhaaatikan kepentingan orang banyak
3. Membiasakan
diri untuk bermusyawarah sebelum melaksanakan suatu kegiatan (misalnya akan
berkemah, widyawisata dan lain-lain.
5. Darma kelima: Rela menolong dan tabah
a. Pengertian
1. Rela atau ikhlas adalah
perbuatan yang dilakukan tanpa memperhitungkan untung dan rugi (tanpa
pamrih). Rela menolong berarti melakukan perbuatan baik untuk kepentingan
orang lain yang kurang mampu. Dengan maksud, agar orang yang ditolong itu
dapat menyelesaikan maksudnya atau kemudian mampu merampungkan masalah seta tantangan
yang dihadapi.
2. Tabah atau ulet adalah suatu
sikap jiwa tahan uji. Meskipun seseorang mengetahui bahwa menjalankan
tugasnya akan menghadapi kesulitan, tetapi ia tidak mundur dan tidak ragu.
3. Darma ini adalah tuntunan
untuk mengamalkan Pancasila sila kelima.
b. Pelaksanaan dalam Hidup
sehari-hari
1. Membiasakan diri cepat
menolong kecelakaan tanpa diminta
2. Membantu menyeberang jalan
untuk orang tua, wanita.
3. Memberi tempat di tempat
umum kepada orang tua dan wanita.
4. Membiasakan secara bertahap
untuk mengatasi masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari di rumah, dan
dimasyarakat..
6. Darma keenam : Rajin, terampil, dan gembira
a. Pengertian
1. Rajin
Manusia dibedakan dengan
makhluk hidup yang lain kaarena ia diciptakan mempunyai akal budi. Dengan
demikian harus mengmbangkan diri dengan membaca, menulis, dan belajar, Dengan
perkataan lain, ia menjalani proses kodrati dalam mendidik diri.
Lebih-lebih lagi, perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi telah melejit demikian cepat, maka menjadi
kewajiban kita semua untuk mendorong anak didik (juga orang dewasa) untuk
selalu rajin belajar, selalu berusaha dengan tekun, senantiasa tetap
mengembangkan dirinya, dan selalu tertib melaksanakan tugas.
2. Terampil
Setiap manusia haarus
beeerupaya untuk dapat berdiri di atas kaki sendiri. Untuk hal itu, yang
menjadi syarat utama adalah keahlian dan keterampilan serta dapat mengerjakan
suatu tugas dengan cepat dan tepat dengan hasil yang baik.
3. Gembira
Manusia itu hidup dan
menghidupi dengan mencari jalan bagaimana hidup yang baik. Untuk itu ia harus
bekerja mencari nafkah, dan bersama-sama dengan orang lain ia bekerja sama.
Banyak kesulitan, rintangan,
dan hambatan yang dihadapi. Dan tantangan ini akan diatasi dengan dorongan
motivasi yang kuat. Suatu upaya untuk mendapat motivasi ini adalah manusia
harus dapat berfikir cerah, berjiwa tenang, dan seimbang.
Hal ini dapat dicapai bila
manusia selalu mencari hal-hal yang positip dan optimistis.
Sikap ppositip, optimis ini
diperoleh dengan laku yang riang sehingga menimbulkan suasana gembira.
Kegembiraan adalah perasaan senang dan bangga yang menimbulkan kegiatan dan
bahkan rasa keberanian.
4. Rajin, terampil, dan gembira
perlu selalu diterapkan dalam setiap usaha dan kegiatan.
b. Pelaksanaan dalam Hidup
Sehari-haari
1) Rajin
1.Biasakan membaca buku yang
baik.
2.Biasakan untuk membuaat karya
tulis.
3.Selenggarakan diskusi-diskusi
untuk belajar; mengolah pikiran, mengemukakan pendapat.
4.Tentukan jadwal harian yang
tetap untuk belajar.
Belajar selama dua jam sehari
adalah layak.
5.Atur kegiatan dengan
menyesuaikan dengan kegiatan di sekolah, di rumah dan Gerakan Pramuka.
6.Membiasakan untuk menyusun
jadwal kegiatan sehari-hari.
2) Bekerja
1. Jelaskan bahwa dibalik
kesulitan, kegagalan, dan kekewaan selalu terdapat hal-hal yang baik dan
berguna.
2. Biasakan bekerja menurut
manfaat dan disesuaikan dengan kemampuan.
3. Jangan terlula cepat
menegur, mengkertik atau menyalahkan orang lain.
4. Hargai dan atonjolkan suatu
prestasi kerja.
5. Berikan beban dan tugas yang
terus berkembang.
6. Berusaha untuk bekerja
dengan rencana.
7. Bergembiralah dalam tiap
usaha.
8. Selesaikan setiap tugas
pekerja, jangan tunda sampai esok hari.
3) Terampil
1. Pilihlah suatu jenis
kemahiran dan keahlian yang sesuai dengan bakat.
2. Latih terus-menerus.
3. Jangan cepat puas setelah
selesai mengerjakan sesuatu.
4. Mintalah tuntunan dari orang
yang lebih berpengalaman.
5. Jangan menolak tugas
pekeerjaan apa pun yang diberikan pada Saudara.
Laksanakan tugas dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan yang ada.
7. Darma ketujuh: Hermat, cermat, dan bersahaja
a. Pengertian
1) Hemat
1. Hemat bukan beraaati “kikir”
tetapi lebih terarah kepada dapatnya seorang Pramuka melakukan dan mengunakan
suatu secara tepat menurut kegunaannya.
2. Secara rohaniah, dapat
berarti suatu usaha memerangi hawa nad\fsu manusia dari keinginan berlebihan
yang merugikan diri sendiri dan orang lain; (uang, mendisiplinkan diri
sendiri).
Menghemat bukan berarti a
social tapi untuk lebih memungkinkan dalam memberi kemungkinan usaha social
ke pihak lain, (luang, tenaga, waktu dan sebagainya) yang lebih
menguntungkan.
3. Secara material, dapat
berarti memanfaaatkan sesua(materi) menurut keperluan sehingga usaha tidak
berguna dapat dibendung sehingga dapat berguna bagi dia sendiri dan ornag
lain.
2) Cermat
Cermat lebih berarti “ teliti”
sikap lakku seorang Pramuka harus senantiasa teliti baik terhadap dirinya
sendiri (introspeksi) maupun yang datangnya dari laur dirinya sehingga ia
senantiasa waspada.
Hal ini dapat dilakukan melalui
proses berfikir, mengitung, dan mempertimbangkan segala sesuatu, untuk
berbuat. Seorang Pramuka harus cerdas, terampil agar ia senantiasa terhindar
dari kekeliruan dan kesalahan.
Ia harus berusaha untuk berbuat
sesuatu dengan terencana dan yang bermanfaat.
3) Bersahaja
Hal ini lebih berarti,
sederhana kesederhanaan yang wajar dan tidak berlebih-lebihan sehingga dapat
memberi kemungkinan penggambaran jiwa untuk (penampilan diri) dan menimbulkan
kemampuan untuk hidup dengan apa yang didapat secaara halal tanpa merugikan
diri sendiri dan ornag lain. Ia harus dapat menyerasikan antara keinginkan
dan kemampuan, Bersahaja juga dapat berarti keberanian untuk menyatakan
sesuatu yang sebenarnya.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar