STIT AT-TAQWA CIPARAY BANDUNG

Sabtu, 01 Februari 2014

Hadits Tarbawi: PERILAKU TERPUJI (JUJUR, SALING MENYAYANGI)

A. Hadits yang berkaitan dengan perilaku terpuji (Jujur dan Saling menyayangi).
1. عن ابن مسعود رضي الله عنه عن النبي صلي الله عليه وسلم قال : عليكم بالصدق فإن الصدق يهدي الي البر وإن البر يهدي الي الجنة وما يزال الرجل يصدق ويتحري الصدق حتي يكتب عند الله صديقا, وإياكم من الكذب فإن الكذب يهدي الي الفجور وإن الفجور يهدي الي النار وما يزال الرجل يكذب و يتحري الكذب حتي يكتب عند االله كذابا. متفق عليه.
“ Berlaku jujurlah kamu karena sesungguhnya perbuatan jujur itu mengantarkan kepada kebaikan dan kebaikan itu mengantarkan pada surga. Dan hendaklah orang selalu berkata benar dan dia selalu memilih kebenaran sehingga ia dicatat disisi allah sebagai orang yang sangat benar. Dan jauhilah dusta karena sesungguhnya dusta itu menunjukkan pada kejelekan dan kejelekan itu menunjukkan pada neraka, dan orang yang senantiasa dusta dan memilih dusta akan dicatat disisi allah sebagai orang pendusta.”
2. عن ابي محمد الحسن بن علي بن ابي طالب رضي الله عنهما قال : حفظت من رسول الله صلي الله عليه وسلم, دع ما يريبك الي ما لا يريبك فإن الصدق طمأنينة والكذب ريبة. رواه الترمذي.
“ Tinggalkanlah apa-apa yang meragukanmu pada apa yang tidak meragukanmu, karena sesungguhnya benar/jujur itu adalah ketenangan dan dusta itu adalah keraguan”.
3. عن انس رضي الله عنه عن النبي صلي الله عليه وسلم : و الذي نفسي بيده لا يؤمن احدكم حتي يحب لأخيه ما يحب لنفسه. متفق عليه.
“ Demi tuhan yang nyawaku berada di tangan-Nya, tidaklah beriman seseorang sampai dia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri”.
4. عن ابي موسي رضي الله عنه قال, قال رسول الله صلي الله عليه وسلم: المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضا و شبك بين أصابعه. متفق عليه.
“ Orang mu’min satu dengan lainnya itu bagaikan sebuah bangunan dimana sebagian saling menguatkan sebagian yang lain, dengan menyilangkan jari-jarinya.”
5. عن جرير بن عبد الله رضي الله عنه قال, قال رسول الله صلي الله عليه وسلم : من لا يرحم الناس لا يرحمه الله. متفق عليه.
“ Barangsiapa yang tidak mencintai sesama manusia maka allah tidak akan mencintainya”.

6. عن النعمان بن بشير رضي الله عنه قال, قال ريول الله صلي الله عليه وسلم : مثل المؤمنين في توادهم وتراحمهم وتعاطفهم مثل الجسد إذا اشتكي منه عضوتداعي له سائر الجسد بالسهر والحمي. متفق عليه.
“ Perumpamaan orang yang beriman dalam kasih sayang dan cinta kasih seperti halnya satu badan, jika salah satu anggota merasa sakit maka yang lain ikut merasa panas dan tidak bisa tidur”.
7. عن ابي موسي رضي الله عنه قال,قال رسول الله صلي الله عليه وسلم: من مرَ في شيئ من مساجدنا او اسواقنا ومعه نبل فليمسك او ليقبض علي نصالها بكفه ان يصيب احدا من المسلمين منها شيئ. متفق عليه.
“ Barangsiapa yang lewat dimasjid atau dipasar dengan membawa panah maka hendaklah ia pegang ujungnya dengan tangannya agar tidak menyakiti orang muslim yang lainnya”.

B. Penjelasan (Syarah Hadits).
A. Jujur
Perilaku terpuji (Akhlakul Karimah) adalah merupakan ciri kepribadian muslim yang sempurna. Seorang muslim dikatakan memiliki kepribadian yang sempurna apabila telah tertanam dalam dirinya sifat-sifat dan perilaku yang terpuji. Perilaku terpuji dapat pula dikatakan sebagai pondasi yang mampu mendasari serta mengokohkan kepribadian suatu bangsa, sebagaimana dikatakan oleh Syauqi Bey dalam syairnya :
وإنما الأمم الأخلاق مابقيت # وإن هم ذهبت أخلاقهم ذهبوا.
“Suatu bangsa dikenal karena akhlaknya, jika budi pekertinya telah runtuh maka runtuh pulalah bangsa itu.”
Jadi perilaku terpuji itu harus dimiliki oleh setiap muslim karena pada dasarnya perilaku terpuji mencerminkan pribadi muslim yang baik. Adapun diantara macam-macam perilaku terpuji adalah jujur dan saling menyayangi.
Yang dimaksud jujur adalah kebenaran, yaitu sesuainya antara perkataan dan kenyataan atau i’tikad yang ada didalam hati. lawannya yaitu dusta, kebenaran adalah sesuatu yang sesuai dengan kenyataan, sedangkan dusta adalah sesuatu yang bertentangan dengan kenyataan. Perilaku jujur tidak hanya diwujudkan dalam ucapan tetapi juga dalam setiap tingkah laku dan perbuatan kita, bahkan untuk hal yang sekecil apapun dari setiap aspek kehidupan kita diminta untuk berlaku jujur.
Pada hadits yang pertama disebutkan bahwasanya jujur itu dapat mengantarkan kita pada kebaikan, kebaikan yang dimaksud disini adalah kebaikan dunia akhirat yang nantinya akan membawa kita menuju surga. Jadi dengan berkata dan berbuat jujur, kita sudah membuka jalan menuju surga. Orang yang dalam hidupnya selalu berkata dan berbuat jujur maka selamanya ia akan dicap sebagai orang yang jujur.
Allah menjadikan langit dan bumi dengan benar, dan Ia pun meminta manusia untuk membina hidupnya dengan benar pula. Yaitu kiranya mereka tidak berkata kecuali dengan benar dan tidak berbuat sesuatu kecuali dengan benar pula.
Kebingungan dan kecelakaan manusia berpangkal pada ketidak sadaran mereka akan dasar yang cukup jelas ini, serta kedustaan yang menguasai napsu dan pikiran mereka. Itulah yang menyebabkan mereka jauh dari jalan yang lurus dan menjauhkan mereka dari kebenaran-kebenaran yang seharusnya mereka pegang .
Dari sinilah maka berpegang teguh pada kebenaran itu sangat diperlukan setiap saat, dan harus diperhatikan dalam tiap persoalan serta dilaksanakan dalam setiap hokum. Dia menjadi soko guru yang tangguh bagi kepribadian muslim dan merupakan sibghah (cetakan) yang tegak dalam seluruh perbuatannya.
Kebenaran perkataan akan membawa kebenaran perbuatan dan kebaikan dalam seluruh tindakan. Kalau seseorang selalu berkata dan berbuat yang benar maka cahaya kebenaran itu akan memancar kedalam lubuk hati dan pikirannya. Begitulah sebagamana yang diungkapkan oleh allah “Hai orang yang beriman, takutlah pada Allah dan berkatalah yang benar, maka (perkataanmu yang benar) akan dapat memperbaiki perbuatanmu dan dapat menutupi dosa-dosamu, dan barangsiapa taat pada Allah dan Rasulnya maka sungguh ia akan mendapatkan keberuntungan yang besar” (Al-Ahzab:70).
Perbuatan yang benar itu tidak akan meragukan, karena dia adalah pancaran dari keyakinan seseorang. Tidak juga dipengaruhi oleh hawa nafsu karena ia bergandengan dengan ikhlas, tidak juga bengkok karena dia bersumber dari mata air kebenaran.
Kejujuran adalah ketenangan hati, artinya orang yang berkata jujur dalam hidupnya akan selalu merasa tenang, karena ia sudah menyampaikan apa yang sesuai dengan realita, dan ia tidak akan merasa ragu, karena ia yakin bahwa apa yang dilakukannya adalah benar
Kejujuran adalah merupakan satu pondasi yang mendasari iman seseorang karena sesungguhnya iman itu adalah membenarkan dalam hati akan adanya Allah, maka orang yang tidak jujur akan menghilangkan kepribadian mu’min dan melenyapkan iman.
Orang yang selalu memilih kebenaran atau kejujuran dalam tiap ucapan, tingkah laku dan perbuatannya, maka akan menjadi suatu kebiasaan dan merupakan tabiat atau akhlaknya. Jika dari hal yang kecil saja ia sudah terlatih untuk jujur maka untuk urusan yang lebih besar dalam hidupnya ia pun terbiasa jujur.
Keberhasilan bangsa-bangsa dalam menunaikan missinya adalah karena ia selalu berpegang pada kejujuran, kalau kekayaan yang diperoleh dari kejujuran itu sangat besar maka itu adalah suatu kemajuan yang luar biasa, tetapi jika tidak maka ia akan jatuh ditengah jalan, namun yang jelas daun yang kering, janji yang kosong dan badan yang kurus tidak bernilai dimata orang sedikitpun. Begitulah perumpamaannya. Sesungguhnya orang yang selalu berkata jujur dan berbuat benar akan diterima ucapannya dihadapan orang-orang dan diterima kesaksiannya dihadapan para hakim serta disenangi segala pembicaraannya.

B. Kasih Sayang (saling mengasihi)
Pada dasarnya sifat kasih sayang itu adalah fitrah yang dianugerahkan oleh allah pada semua makhluk yang bernyawa. Buan hanya manusia saja yang diberi sifat kasih sayang tapi binatang pun juga diberi-Nya. Naluri kasih sayang selalu ada pada manusia seperti kasih sayang kepada orangtua, anak, serta sesama manusia.
Manusia yang tidak memiliki kasih sayang terhadap sesama maka Allah pun tidak akan mengasihinya.
Dalam hadits-hadits diatas menjelaskan bahwasanya diantara sesama manusia harus saling mengasihi dan menyayangi, karena dengan kasih sayang itu maka antara manusia yang satu dengan yang lainnya akan merasa saudara sendiri sehingga tidak membedakan apa yang baik untuk dirinya dan orang lain. Disamping itu pada dasrnya manusia adalah makhluk social yang tidak mampu bertahan hidup sendiri dan akan selalu membutuhkan orang lain.
Manusia bukan hewan yang dapat hidup sendirian. Tidak seorangpun manusia yang senang hidup sendirian. Kesenangan akan terasa sekali jika kita bergaul dan bersosial dengan sesama. Menurut hikayat, nabi Adam tidak senang hidup sendirian tanpa temn disurga yang serba ada, sehingga ia minta diberi teman hidup maka diciptakanlah Hawa oleh Allah. Maka dengan saling ketergantungan ini akan tumbuh rasa saling mengasihi dan menyayangi. Dan sesungguhnya orang yang menyayangi sesamanya maka ia akan disayangi oleh Allah.
Islam memerintahkan kepada sesama muslim untuk saling menyayangi, sebagaimana hadits Nabi diatas, bahwasanya antara muslim satu dengan yang lainnya itu bersaudara, merekaa ibarat suatu bangunan, dimana antara bagian yang satu dengan yang lain saling menguatkan. Demikian halnya orang mukmin, mereka saling mendukung dan menguatkan, jika satu diantara mereka lemah, maka yang lain tidak dapat berdiri kokoh.
Tidak hanya seperti bangunan, perumpamaan orang mukmin dalam kasih sayang dan cinta kasih juga diibaratkan seperti satu badan yang terdiri atas beberapa anggota badan seperti tangan, kaki,dll. Jika ada satu bagian yang sakit maka seluruh anggota badan yang lain juga akan merasa sakit.
Islam menghendaki terciptanya perdamaian dikalangan pemeluknya, sehingga antara satu dengan yang lain dianjurkan untuk saling hormat menghormati, saling menyayangi. Oleh sebab itulah, maka islam menggariskan bahwa mencintai dan menyayangi orang lain seperti mencintai diri sendiri adalah termasuk sebagian dari cabang iman. Orang yang belum dapat merasakan senasib sepenanggungan dengan sesama muslim, berarti orang itu belum mempunyai iman yang sempurna.
Rasulullah SAW menegaskan pula tentang akhlak pekerti seorang mukmin yang sempurna, yaitu yang imannya subur dalam hati, sehingga rasa cinta dan kasih sayang dapat terwujud kepada orang lain. Orang yang demikian akan selalu berperangai manis kepada siapa saja yang seagama.
Pengertian cinta kasih dalam hadits tersebut adalah menghendaki adanya kebaikan terhadap saudara sesama muslim, baik kebaikan yang bersifat keduniaan maupun yang bersifat akherat. Didalam hadits tercakup pula pengertian bahwa kesempurnaaan iman dapat dicapai lewat membenci sesuatu yang dibenci oleh dirinya, manakala sesuatu itu menimpa orang lain yang seagama. Selain itu dalam hadits terkandung motivasi untuk selalu tawadlu’ (merendahkan diri) kepada sesama muslim, sehingga merasa tidak senang manakala sesama muslim diperlakukan tidak baik, atau bahkan dihina oleh perbuatannya. Sebab Islam menghendaki adanya tenggang rasa antara sesama muslim.
Begitu pentingnya kasih sayang terhadap sesama sehingga pada hadits yang terakhir dijelaskan bahwa ketika seseorang melewati masjid-masjid yang didalamnya banyak terdapat orang-orang muslim atau pasar-pasar yang juga tempat berkmpulnya orang, sementara kita membawa panah, maka supaya berhati-hati dengan panah yang kita bawa, jangan sampai ujung panah tersebut terkena atau melukai orang lain disamping kita, hal ini menunjukkan betapa berharganya persaudaraan dan kasih sayang diantara sesama muslim itu, sampai-sampai melukai sedikitpun saja tidak boleh.
Berbuat kasih sayang terhadap sesama merupakan ajaran islam yang fundamental, artinya dalam kehidupannya manusia harus mengutamakan kasih sayang terhadap sesama, karena dengan rasa kasih sayang itu akan lebih mendekatkan diri pada persaudaraan yang baik, yang akan mengantar pada terjalinnya hubungan social yang harmonis. Rasa “berdiri sama tinggi, duduk sama rendah” akan terwujud dikalangan kaum muslim. Dalam kenyataannya ummat manusia adalah sama. Mereka ibarat gigi sisir, yang sejajar dalam segala sepak terjang, demi mewujudkan kesejahteraan, kedamaian dan kebahagiaan. Hanya yang paling bertaqwa kepada Allah dan yang mampu merealisasi iman dalam perbuatan sajalah diantara mereka yang paling mulia dalam pandanganNya.

C. Kesimpulan
1. Jujur merupakan sifat terpuji yang menjadi ciri kepribadian muslim, yang memiliki arti menyampaikan sesuatu yang sesuai dengan realita.
2. Jujur dapat mengantarkan kita kepada kebaikan dan kebaikan akan mengantarkan kita pada surga.
3. Jujur merupakan ketenangan hati, dimana orang yang selalu berbuat dan berkata jujur hatinya akan selalu tenang dan tidak ragu-ragu.
4. Kasih sayang adalah fitrah manusia yang dianugerahkan tuhan, maka dimanapun dan kapanpun berada ia akan selalu membutuhkan orang lain.
5. Islam memerintahkan manusia untuk saling menyayangi, karena sesungguhnya kesempurnaan iman itu apabila ia mencintai orang lain seperti cintanya pada dirinya sendiri.
6. Orang mukmin itu bersaudara, ibaratnya sebuah bangunan yang saling menguatkan, danjuga seperti anggota badan yang saling bekerjasama antara satu dengan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar