STIT AT-TAQWA CIPARAY BANDUNG

Minggu, 21 Agustus 2011

KONSEP DASAR PENDIDIKAN

DEFINISI
  1. Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoatmojdo, 2003).
  2. Pendidikan adalah usaha dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang (Mudyaharjo, 2008).
  3. Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengn nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan (Faud Ihsan, 2010).
  4. Kamus Besar Bahasa Indonesia : pendidikan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, pembuatan mendidik.

JENIS PENDIDIKAN
  • Jenis pendidikan adalah satuan pendidikan yang dikelompokkan sesuai dengan sifat dan tujuannya.
1). Menurut Philip H. Coombs mengklasifikasikan pendidikan kedalam tiga bagian yaitu: 

a). Pendidikan informal (pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan)
  • Pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan adalah proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar, pada umumnya tidak teratur dan sistematis, sejak seseorang lahir sampai mati, seperti di dalam keluarga, tetangga, pekerjaan, hiburan, pasar, atau di dalam pergaulan sehari-hari.
b). Pendidikan formal (pendidikan sekolah)
  • Pendidikan sekolah adalah pendidikan disekolah, yang teratur, sistematis, mempunyai jenjang dan yang dibagi dalam waktu-waktu tertentu yang berlangsung dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.
c). Pendidikan non-formal (pendidikan luar sekolah yang dilembagakan)
  • Pendidikan luar sekolah yang dilembagakan adalah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, terarah dan berencana di luar kegiatan persekolahan. Dalam hal ini, tenaga pengajar, fasilitas, cara penyampaian, dan waktu yang dipakai, serta komponen-komponen lainya disesuaikan dengan keadaan peserta, atau peserta didik supaya mendapatkan hasil yang memuaskan (Fuad Ihsan, 2010).

2). Jenis pendidikan dalam system pendidikan nasional terdiri dari:

a). Pendidikan sekolah
  • Jenis pendidikan sekolah adalah jenis pendidikan yang berjenjang dan berkesinambungan, sampai dengan pendidikan tinggi. Jenis pendidikan sekolah mencakup pendidikan umum, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, dan pendidikan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.
b). Pendidikan luar sekolah
  • Pendidikan luar sekolah adalah jenis pendidikan yang tidak selalu terikat oleh jenjang dan struktur persekolahan, tetapi dapat berkesinambungan. Pendidikan luar sekolah menyediakan program pendidikan yang memungkinkan terjadinya perkembangan peserta didik dalam bidang sosial, keagamaaan, budaya, ketrampilan, dan keahlian (Fuad Ihsan, 2010).

Jenjang Pendidikan

1). Pendidikan Dasar
  • Pendidikan Dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan ketrampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah.
2). Pendidikan Menengah
  • Pendidikan Menengah diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar, dan dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi.
3). Pendidikan Tinggi
  • Pendidikan Tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian (Mudyahardjo, 2008)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENDIDIKAN

a). Usia
  • Usia adalah yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat ia akan berulang tahun. Berbagai macam pendidikan atau sekolah dibatasi oleh umur. Sehingga umur mempengaruhi seseorang dalam mengakses pendidikan (Ahmadi, A dan Uhbiyati, 2001).
b). Pekerjaan
  • Pekerjaan adalah serangkaian tugas atau kegiatan yang harus dilaksanakan atau diselesaikan oleh seseorang sesui dengan jabatan dtau profesi masing-masing. Status pekerjaan yang rendah mempengaruhi tingkat pendidikan seseorang.
c). Status Ekonomi
  • Status ekonomi berpengaruh terhadap status pendidikannya. Individu yang berasal dari keluarga yang status ekonominya menengah dan tinggi dimungkinkan lebih memiliki pendidikan yang tinggi pula.
d). Sosial Budaya
  • Lingkungan sosial budaya mengandung dua unsur yaitu yang berarti interaksi antara manusia dan unsur budaya yaitu bentuk kelakuan yang sama terdapat dikeluarga. Manusia mempelajari kelakuanya dari orang lain di lingkungan sosialnya. Budaya ini diterima dalam keluarga meliputi bahasa dan nilai-nilai kelakuan adaptasi kebiasaan dan sebagainya yang nantinya berpengaruh pada pendidikan seseorang.
e). Lingkungan
  • Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkebangan dan perilaku orang atau kelompok. Lingkungan adalah input kedalam diri seseorang sehingga sistem adaptasi yang melibatkan baik faktor internal maupun faktor eksternal. Seseorang yang hidup dalam lingkungan berpendidikan tinggi akan cenderung untuk mengikuti lingkunganya

DAFTAR PUSTAKA

  1. Alimul. 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta. Rineka Cipta.
  2. Abu. 2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi. http://janetniez.blogspot.com/2009/12/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html. Diakses 12/02/2011.
  3. Aisyiah. 2007. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Indonesia.
  4. Arikunto, (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Salemba Medika.
  5. Depdiknas. 2008. Data PAUD di Indonesia. http://www.paud.depdiknas.go.id. Diakses 13/02/2011.
  6. Dinas Pendidikan Jatim. 2009. http://disdikdki.net/news.php?tgl=2009-11-25&cat=1&id=209. Diakses 13/02/2011.
  7. Effendy. 2004. Dasar-dasar Kepewatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. EGC.
  8. Fuad Ihsan. 2010. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
  9. Hibana. 2002. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta. PGTWI Press.
  10. Mudyahardjo. 2008. Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
  11. Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
  12. Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.
  13. Notoatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
  14. Nugraha. 2008. Program Pelibatan Orang Tua dan Masyarakat. Jakarta: Universitas Terbuka.
  15. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian. Jakarta. Salemba Medika.
  16. Purwanto. 1998. Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan. Jakarta. EGC.
  17. Sayuti. 2007. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi. http://repository.usu.ac.id/. Diakses 20/02/2011.
  18. Sobur. 2009. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia.
  19. Uhbiyati. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
  20. Wijana. 2008. Kurikulum Pendidikan Anak Usia dini. Jakarta. Universitas Terbuka.
  21. Yufiarti. 2008. Profesionalitas Guru PAUD. Jakarta. Universitas Terbuka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar