A. Pendahuluan
Pada dasarnya metode ilmiah itu merupakan suatu cara yang logis untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Metode ilmiah inilah yang merupakan dasar metode yang digunakan dalam IPA.
Dinamakan metode ilmiah itu berasal dari suatu pengetahuan teori yang diperoleh/disusun dengan cara yang – khas – khusus, yaitu melakukan observasi eskperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, dan demikian seterusnya kait –mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lainnya.
Sejak abad ke-16 para ilmuwan mulai menggunakan metode itu dalam mempelajari alam semesta ini . dalam memecahkan suatu masalah itu dilakukan tahap demi tahap, kemudian dikumpulkan fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah tersebut dan mengujinya berulang-ulang, sehingga penelitiannya itu berjalan dengan khusus.
Dengan demikian, maka peroses kegiatan ilmiah mulai berputar lagi dalam suatu daur sebagaimana yang telah ditempuh rangka mendapatkan teori ilmiah tersebut.
B. Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan bagian yang palingh penting dalam mempelajari Ilmu Alamiah. Langkah-langkah dalam menerapkan metode ini tidak harus selalu berurutan langkah demi langkah, tetapi yang penting ialah pemecahan masalah untuk mendapatkan kesimpulan umum (generalisasi) hanya didasarkan atas data diuji dengan data bukan oleh keinginan, kepercayaan atau pertimbangan.
Adapun langkah-langkah penerapan metode ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Menentukan dan memberikan batasan kepada masalah yang dihadapi atau ditemukah ketika mengadakan kontak dengan fakta dan gejala alam harus dengan pasati, kemudian disusun suatu rumusan yang tepat masalahnya. Ini akan memberi bantuan dalam mencari jalan menemukan data, yakni fakta-fakta yang terorganisasi yang relevan untuk menemukan masalah itu.
2. Menentukan hipotesis atau rumusan pemecahan masalah yang bersifat sementara.
Ada dua pendekatan untuk memperoleh hipotesis atau dugaan yang mungkin benar, yaitu rumusan atau pernyataan untuk memecahkan masalah: Pertama, disebut pendekatan induksi, diawali dengan data kemudian menggunakan data tersebut sebagai perumusan hipotesis. Kedua, pendekatan masing-masing mempunyai kesempurnaan yang sama, yang penting bukan pendekatan yang mana yang didahulukan, tetapi keduanya dapat dipergunakan terhadap pengujian dan pemeriksaan.
3. Menguji dan mengadakan verifikasi kesimpulan
Di dalam Alamiah Dasar, suatu kesimpulan bersifat sementara. Kesimpulan adalah sesuatu yang harus diuji. Pengujian-pengujia seperti itu memerluka data tambahan. Dengan demikian, generalisasi baru akan diperoleh, dan terjadilah proses yang berkesinambungan secara terus-menerus sehingga akan diperoleh kemajuan.
Ditinjau dari sejarah cara berfikir manusia, pada dasarnya terdapat dua cara pokok untuk memperoleh pengetahuan yang benar, ialah:
1) Cara yang didasarkan pada rasio; paham yang dikembangkan dikenal dengan rasionalisme. Tokoh sekaligus pelopor rasionalisme adalah Desvartes. Menurutnya rasio merupakan sumber dan pangkal dari segala pengertian, hanya rasio sajalah yang dapat membawa orang kepada kebenaran dan dapat memberi pimpinan dalam segala jalan pikiran.
2) Cara yang didasarkan pada pengalaman; paham yang dikembangkan disebut empirisme. Kaum ini berpendapat bahwa pengetahuan manusia tidak diperoleh lewat penalaran yang abstrak, tetapi lewat pengalaman yang konkret. Bagi kaum empiris, kebenaran-kebenaran dan fakta atau obek tersebut harus didasarkan pada pengalaman manusia.
C. Sikap Ilmiah
Salah satu aspek tujuan mempelajari Ilmu Alamiah adalah pembentukan sikap ilmiah. Orang yang berkecimpung dalam Ilmu Alamiah akan terbentuk sikap ilmiah yang antara lain ialah:
1. Jujur
Seorang ilmuwan wajib melaporkan hasil pengamatannya secara objektif. Seorang ilmuwan juga telah dilatih untuk memperhatikan kontrol internal dalam setiap penelitiannya. Dengan ini suatu penelitian tentang pengaruh sejenis obat tertentu dibuat kelompok penderita yang diberi obat tertentu dan kelompok lain yang tida diberi obat sebagai kelompok kontrol.
Di samping kontrol internal adapula kontrol eksternal. Dalam hal ini, ilmuwan lain akan mengulangi ilmuwan sebelumnya, dengna kondisi yang dibuat serupa dan seterusnya ilmuwan lain akan dapat menguji penelitian di atas. Maka dari itu seorang ilmuwan harus jujur dalam melaksanakan laporan penelitiannya.
2. Terbuka
Seorang ilmuwan mempunyai pandangan luas, terbuka, bebas dari praduga dan prasangka. Ia tidak akan berusaha memperoleh dugaan bagi buah pikirannya atas dasar prasangka, dan ia pun tidak akan meremehkan suatu gagasan baru. Ia akan menghargai setiap gagasan baru dan mengujinya sebelum menerima atau menolaknya. Jadi, ia terbuka akan pendapat orang lain.
3. Toleran
Seorang ilmuwan tidak merasa bahwa ia paling hebat. Tapi ia bersedia mengakui orang lain, mungkin lebih banyak pengetahuannya dan pendapatnya mungkin saja salah, sedangkan pendapat orang setelah diuji benar. Ia tidak akan memaksakan suatu pendapat kepada orang lain. Ia mempunyai tenggang rasa atau sikap toleran yang tinggi, jauh dari sikap angkuh.
4. Skpetis
Ilmuwan mencari kebenaran akan bersikap hati-hati, meragui, skeptis. Ia akan menyelidikin bukti-bukti yang melatarbelakangi suatu kesimpulan. Untuk memperoleh data yang menjadi dasar suatu kesimpulan tanpa didukung bukti-bukti yang kuat ia akan bersikap kritis.
Sikap skeptis ini perlu dikembangkan oleh orang yang berniat memecahkan masalah. Bila ia tidak kritis dalam perolehan informasinya, maka akan menimbulkan suatu akibat kesimpulan yang salah. Oleh kaena itu, setelah bukti-bukti cukup, ilmuwan bari boleh mengambil kesimpulan dan akhirnya memberikan keputusan.
5. Optimis
Seorang ilmuwan selalu berpengharapan baik. Ia tidaka kan berkata bahwa sesuatu itu tidak dapat dikerjakan, tetapi ia akan mengatakan, “Berikan saya kesempatan untuk memikirkan dan mencoba mengerjakan.” Bahkan rasa humor seorang ilmuwan ada hubungannya dengan tingkat kecerdasan maupun sikap optimis seseorang, ia selalu optimis.
6. Pemberani
Ilmuwan merupakan hasil usaha keras dan sifatnya personal. Ilmuwan sebagai pencari kebenaran harus berani melawan semua ketidakbenaran, penipuan, kepura-puraan, kemunafikan, dan kebatilan yang akan menghambat kemajuan.
7. Kreatif
Ilmuwan dalam mengembangkan ilmunya harus kreatif, seperti Lousi al-Varez, ilmuwan Berkeley, juga pemain golf, mengkreasikan analisator strobaskop untuk meningkatkan cara bermain golf. Dengan alat itu, pada pemukulan golf fase-fase gerak dapat dipelajari.
Menurut Torrance (1964 M.) ia mendefiniskan kreativitas sebagai proses pertumbuhan hinga peka akan masalah, kekurangsempurnaan, kekurangtahuan, ketidaklengkapan, ketidakharmonisan dan seterusnya; mengenal kesulitan, mencari pemecahan, membuat dugaan, merumuskan, menguji dan mengubah hipotesis, serta melaporkan hasil penelitian.
D. Langkah-langkah Operasional Metode Ilmiah
Salah satu syarat ilmu pengetahuan ialah materi pengetahuan itu harus diperoleh melalui metode ilmiah. Ini berarti bahwa cara memperoleh pengetahuan itu menentukan apakah pengetahuan itu termasuk ilmiah atu tidak. Metode ilmiah tentu saja harus menjamin akan menghasilkan pengetahuan yang ilmiah, yaitu yang bercirikan abjektivitas, konsisten dan sistematik.
Langkah-langkah operasional metode ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Permusan Masalah; Yang dimaksud dengan masalah di sini adalah pernyataan apa, mengapa, ataupun bagaimana tentang objek yang diteliti. Masalah itu harus jelas batasan-batasannya serta dikenal faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Penyusunan Hipotesis; Yang dimaksud hipotesis adalaha suatu pernyataan yang menunjukkan kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, hipotesis merupakan dugaan yang tentu saja didukung oleh pengetahuan yang ada. Hipotesis juga dapat dipandang sebagai jawaban sementara dari permasalahan yang harus diuji kebenarannya.
3. Pengujian Hipotesis; yaitu berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang releban dengan hipotesis yang telah diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.
4. Penarikan Kesimpulan; Penarikan kesimpulan ini didasarkan atas penilaian melalui analisis dari fakta (data) untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan itu diterima atau tidak. Hipotesis itu dapat diterima bila fakta yang terkumpul itu mendukung pernyataan hipotesis. Hipotesis yang diterima merupakan suatu pengetahuan yang kebenarannya telah diuji secara ilmiah, dan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan.
Dari keterangan-keterangan tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang disusun secara sistematis, berlaku umum dan kebenarannya telah teruji secara empiris.
E. Kesimpulan
Dalam mempelajari Ilmu Alamiah itu yang paling penting ialah menerapkan metode ilmiah ini tidak harus selalu berurutan langkah demi langkah, tetapi yang paling penting ialah pemecahan masalah untuk mendapat kesimpulan umum (generaliasi) yang didasarkan atas keinginan, prsangka, kepercayaan atau pertimbangan lain.
Aspek tujuan dalam mempelajari ilmu alamiah adalah pembentukan sikap ilmiah. Orang yang berkecimpung dalam ilmu alamiah akan terbentuk sikap ilmiah, di antaranya, jujur, terbuka, toleran, skeptis, optimis, pemberani, dan kreatif. Adapun langkah-langkah operasionalnya adalah perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis, dan penarikan kesimpulan.
Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan merupakan penegtahuan yang disusun secara sistematis, berlaku umum, dan kebenarannya telah teruji secara empiris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar