STIT AT-TAQWA CIPARAY BANDUNG

Senin, 26 September 2011

KEGUNAAN MEDIA PENDIDIKAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

BAB 4
KEGUNAAN MEDIA PENDIDIKAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:
  1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
  2. Mengatasi keterbataasan ruang, waktu dan daya indera.
  3. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik.
  4. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda.
4.1 Dasar – Dasar Penggunaan Media Pembelajaran
Menurut Sudjana (2003: 68) bahwa perkembangan konsep teknologi pembelajaran dari komunikasi audio – visual menuju ke pendekatan sistem, disebabkan oleh adanya pemikiran yang memandang teknologi pendidikan sebagai suatu pendekatan sistem di dalam proses belajar mengajar yang dipesatkan pada desain, implementasi dan evaluasi terhadap proses mengajar dan belajar.
Mulyasa (2004: 148) mengemukakan bahwa pembaruan pembelajaran tidak harus disertai dengan pemakaian perlengkapan yang serba hebat. Dalam rangka pembangunan pendidikan guru dan pengembangan karier pendidikan seperti di atas perlu ditekankan pentingnya pengembangan cara-cara baru yang efektif dan sesuai dengan kemampuan masing-masing peserta didik. Adapun menggunakan media gambar (poster) pemakaian media tersebut untuk menunjang pembelajaran. Kriteria pemeliharaan media harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan dan sifat-sifat khasnya (karakteristik) media yang bersangkutan. Pemilihan media seyogyanya tidak terlepas dari konteksnya bahwasanya media merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan. Karena itu, meskipu tujuan dan isinya sudah diketahui, faktor-faktor lain seperti karakteristik siswa, strategi belajar mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber, serta prosedur penilaiannya harus dipertimbangkan (Ely dalam Arief, 2003: 83).
4.2 Media Poster
Poster adalah salah satu media yang terdiri dari lambang kata atau simbol yang sangat sederhana, dan pda umumnya mengandung anjuran atau larangan (Depdikbud, 1988:50). Menurut Sudjana dan Rivai (2002:51) poster adaah sebagai kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti didalam ingatannya.Poster disebut juga plakat, lukisan atau gambar yang dipasang telah mendapat perhatian yang cukup besar sebagai suatu media untuk menyampaikan informasi, saran, pesan dan kesan, ide dan sebagainya (Rohani, 1997:76-77). oster terdapat kelebihannya dengan harganya terjangkau oleh seorang guru tetapi ada juga kelemahannya dikarenakan media poster berdimensi dua, sehingga sukar untuk melukiskan sebenarnya.Media adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran (channel) untuk menyampaikan suatu pesan (message) atau informasi dari suatu sumber (resource) kepada penerimanya (receiver). Dalam dunia pengajaran, pada umumnya pesan atau informasi tersebut berasal dari sumber informasi, yaitu guru, sedangkan penerima informasinya adalah siswa. Pesan atau informasi yang dikomunikasikan tersebut berupa sejumlah kemampuan yang perlu dikuasai oleh para siswa. Oleh Bloom (dalam Rahmanto, 1998:14) mengemukakan bahwa kemampuan tersebut dikelompokkan menjadi tiga ranah (domain) yang kemudian dikenal dengan istilah “taksonomi”, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
Dalam setiap proses belajar-mengajar antara guru dan siswa mempunyai tujuan yang sama, yaitu siswa mengalami perubahan yang positif dan sebelum proses belajar-mengajar dilalui dan sesudah proses belajar-mengajar berlangsung meskipun ada perbedaan-perbedaan yang terdapat antara setiap siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Perbedaan itu dapat terjadi pada tingkat keterampilan kognitifnya, dapat terjadi pada cara siswa menangkap pengetahuan yang baru, dan dapat pula pada tingkat keterampilan motoriknya. Jikia guru bertolak dari pemahaman bahwa penggunaan media dalam proses belajar-mengajar bertujuan untuk memudahkan siswa belajar, maka dalam penggunaan media harus juga memperhatikan adanya perbedaan-perbedaan pada diri setiap siswa.
Banyak ahli telah mengemukakan teori tentang proses belajar-mengajar anak seiring dengan pertumbuhan mentalnya. Dalam proses belajar mengajar salah satu tugas utama guru adalah membangkitkan minat belajar siswanya Piaget dengan teori perkembangan intelektualnya mengatakan bahwa perkembangan anak mengikuti fase-fase perkembangan. Fase-fase itu telah kita kenal yaitu: fase sensori motor, fase praoperasional, fase konkret operasional, dan fase formal operasional.
Dengan mengetahui prinsip-prinsip pemilihan media, maka pertimbangan pokok dalam memilih media, terdiri atas beberapa kriteria sebagai berikut:
1)      Media yang dipilih hendaknya selalu menunjang tercapainya tujuan pengajaran;
2)      Media yang dipilih hendaknya selalu disesuaikan dengan kemampuan siswa;
3)      Media yang digunakan hendaknya tepat guna;
4)      Media yang dipilih hendaknya memang tersedia, artinya alat/bahannya atau tersedia waktu untuk mempersiapkan dan mempergunakannya;
5)      Media yang dipilih hendaknya disenangi oleh guru dan siswa;
6)      Persiapan dan penggunaan media hendaknya disesuaikan dengan biaya yang tersedia;
7)      Kondisi fisik lingkungan, turut mempengaruhi media. Olah karena itu , perlu diperhatikan baik-baik kondisi lingkungan pada saat merencanakan penggunaan media.
4.3 Pola Penggunaan Media
Guru harus mamahami tentang pola penggunaan media yang tepat. Pola penggunaan media yang dimaksud, yaitu:
  1. Pola Penggunaan Pola di Dalam Kelas
Media ini digunakan dengan tujuan untuk menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Ada beberapa hal yang harus dipikirkan pada penggunaan media tersebut yaitu:
  1. Media yang digunakan harus transparansi dan tersedia,
  2. Teknik atau metode yang digunakan oleh guru harus sesuai,
  3. Memperhatikan kondisi kelas yang digunakan dalam proses belajar-mengajar (Budinuryanta, 1998: 15).
  4. Pola Penggunaan di Luar Kelas
Pola ini dapat ditemukan pada beberapa contoh kasus seperti dalam pengajaran Senam Kesegaran Jasmani (SKJ). Pemakaian media seperti ini, dapat berlaku kapan saja, tergantung kepada tujuan yang hendak dicapai pemakainya.
  1. Prosedur Penggunaan Media Pengajaran
Telah diuraikan sebelumnya bahwa media pengajaran seharusnya dipilih secara sistematik, agar dapat digunakan secara efektif dan efisien. Menurut Budinuryanta (1998: 17) mengemukakan bahwa ada tiga langkah pokok dalam prosedur penggunaan media pengajaran yang perlu diikuti yaitu:
1)        Persiapan
Dilakukan sebelum menggunakan media. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar penggunaan media dapat dipersiapkan dengan baik, yaitu:
(1) pelajari buku petunjuk atau bahan penyerta yang telah disediakan, kemudian diikuti di dalamnya,
(2) siapkan peralatan yang diperlukan untuk menggunakan media yang dimaksud,
(3) tetapkan apakah media tersebut digunakan secara individual atau kelompok, dan
(4) atur tatanannya, agar peserta dapat melihat, dan mendengar pesan-pesan pengajarannya dengan baik.
2)      Pelaksanaan (Penyajian)
3)      Tindak Lanjut
Kegiatan ini bertujuan untuk memantapkan pemahaman peserta terhadap pokok-pokok materi atau pesan pengajaran yang hendak disampaikan melalui media tersebut.
4.4 Penggunaan Media Gambar Seri Dalam PBM
Baugh (dalam Sulaiman, 1998: 30) mengemukakan tentang perbandingan peranan tiap alat indera kita. Semua pengalaman belajar yang dimiliki seseorang dapat dipersentasikan yaitu: 90% diperoleh melalui indera lihat, 5% melalui indera dengar, dan 5% melalui indera lain. Keefektifan penggunaan alat bantu gambar dalam proses belajar-mengajar, dapat dilihat dari hasil penelitian Spaulding (dalam Soeparno, dkk, 1998: 25) menguraikan tentang bagaimana siswa belajar melalui gambar, sebagai berikut:
1)      Gambar merupakan perangkat pengajaran yang dapat menarik minat siswa secara efektif,
2)      Gambar harus dikaitkan dengan kehidupan nyata, agar minat siswa menjadi efektif, dan gambar membantu para siswa membaca buku pelajaran terutama dalam menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi teks yang menyertainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar