STIT AT-TAQWA CIPARAY BANDUNG

Senin, 14 November 2011

MANTHIQ SEBAGAI ILMU

Ada dua pertanyaan mengenai Manthiq sebagai ilmu, yaitu:
1. Apakah Manthiq itu benar-benar suatu ilmu?
2. Ilmu yang bagaimanakah Manthiq itu?

Kedua pertanyaan tersebut di atas berkaitan dengan syarat-syarat ilmu. Adapun syarat-syarat ilmu, adalah objek, metode, dan struktur organis ilmu.

Bila Manthiq memenuhi syarat-syarat ilmu termaksud di atas, maka Manthiq benar-benar merupakan ilmu; atau Manthiq sebagai ilmu.

Objek Material Ilmu Manthiq adalah pikiran manusia; sedangkan Objek Formal Ilmu Manthiq adalah alur jalannya pikiran; atau berpikir dengan lurus.

Metode Ilmu Manthiq adalah Metode Analitis dan Metode Sintetis. Bila seseorang memperhatikan pikirannya sendiri, maka ia sedang mengadakan analisis guna mendapatkan hukum-hukum atau patokan-patokan berpikir. Ia setelah memperoleh patokan-patokan berpikir itu, lalu ia menyusun dan menjadikan sekumpulan hukum, yakni  hukum berpikir. Kerja menyusun dan menjadikan sekumpulan hukum berpikir inilah yang disebut aktivitas sintetis.

Olah pikir berbentuk kerja analitis dan sintetis berkaitan dengan struktur yang organis, yaitu bahwa "Manthiq di dalam memberikan uraian, ia secara berturut-turut memberikan kupasan segala aspek berpikir dari yang paling sedarhana sampai yang paling kompleks, tanpa ada pertentangan di antara aspek-aspek tersebut, melainkan saling melengkapi".

Manthiq menguraikan dari masalah mengerti, kemudian berpendapat, dan akhirnya sampai pada penyimpulannya.

Ilmu terinci atas dasar objek, kegunaan, cara bekerja, dan cara berpikirnya. Ilmu atas dasar:
a). Objeknya terperinci 1). Ilmu Alamiah dan 2) Ilmu Rohaniah.
b). Kegunaannya terperincilah 1). Ilmu Teoretis dan 2). Ilmu Praktis.
c). Cara Kerjanya terperincilah 1). Ilmu Normatif dan 2). Ilmu Deskriptif atau Empirik.
d). Cara Berpikirnya terperincilah 1). Ilmu Finalistis atau Teleologis dan 2). Ilmu Kausalistis.

Nah, Manthiq masuk ke dalam Ilmu Rohanian, Teoretis-Praktis, Normatif-Deskriptif, dan Finalistis.

REFERENSI
A. Soedomo Hadi, Logika Filsafat Berpikir
Khalimi, Logika Teori dan Aplikasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar