1. Definisi Minat
Kata minat dalam bahasa Inggris disebut interest yang berarti menarik atau tertarik. Menurut Slameto minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri, dengan sesuatu dan dengan luar, semakin kuat dan dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Higlard dalam Slameto (2003) menyatakan minat adalah kecenderungan untuk tetap memperhatikan dan menikmati beberapa kegiatan. Slameto sendiri mendefinisikan sebagai rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau sesuatu tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2003:57-180).
Shaleh dan Wahab (2004:263) mendefinisikan minat sebagai suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi obyek minat tersebut dengan disertai perasaan senang.
Minat belajar menurut Lester D. Crow, Alice D. Crow adalah kemampuan untuk memberikan stimulus yang mendorong untuk memperhatikan seseorang, suatu barang atau kegiatan (L. Crow & A. Crow, 1985:351). Sedangkan menurut W. S Wingkel (1984:30) menyatakan bahwa minat merupakan kecondongan merasa terbaik pada bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang-bidang itu.
Whitherington (1991:135) mendefinisikan minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu obyek seseorang, suatu soal atau situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. Dan minat harus dipandang sebagai suatu sambutan yang sadar, jika tidak demikian minat tidak mempunyai arti sama sekali.
Minat sangat berpengaruh pada pekerjaan seseorang. Jika seseorang menaruh minat pada sebuah pelajaran maka ia akan melaksanakan tugas dengan baik, sekalipun menyita waktu sehingga tanpa disadari ia bekerja melebihi batas waktu maupun kesehatannya. Dengan kata lain, minat erat hubungannya dengan rasa suka atau tidak suka seseorang terhadap sesuatu tindakan.
2. Cara Meningkatkan Minat
Adapun S. Nasution (1982:85) menyatakan bahwa minat dapat ditingkatkan dengan cara:
1. Bangkitkan suatu kebutuhan, kebutuhan untuk menghargai keindahan, untuk mendapatkan penghargaan dan sebagainya.
2. Hubungan dan masa lampau.
3. Beri kesempatan untuk mendapatkan yang terbaik.
4. Gunakan berbagai bentuk belajar seperti diskusi, kerja kelompok, membaca, demonstrasi dan sebagainya.
Terkait minat siswa terhadap mata pelajaran tertentu dapat mengarah pada adanya kebutuhan, usaha sadar dalam meningkatkan hasil pembelajaran, dan pengaruhnya terhadap keinginan untuk mencapai hasil yang maksimal sehingga akan membawa keberhasilan prestasi siswa (L.Crow & A. Crow, 1989:304). Dengan kata lain, semakin tinggi minat seseorang akan semakin tinggi kesadaran untuk belajar mendapatkan nilai tertinggi atau prestasi yang diharapkan.
3. Macam-Macam Minat
Minat dapat dibagi berdasarkan timbul, arah dan cara mengungkapkannya.
a. Berdasarkan timbulnya minat dapat dibedakan menjadi minat primitif dan minat kultural. Minat primitif adalah minat yang timbul karena kebutuhan biologis atau jaringan-jaringan tubuh, misalnya kebutuhan akan makanan, perasaan enak atau nyaman dan seks. Sedangkan minat kultural atau minat sosial adalah minat yang timbulnya karena proses belajar, minat ini tidak secara langsung berhubungan dengan diri kita. Misalnya keinginan untuk memiliki hobi, kekayaan dan lain-lain.
b. Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi minat instrinsik dan minat ekstrinsik. Minat intrinsik adalah minat yang langsung berhubungan dengan aktivitas itu sendiri, ia merupakan minat yang asli dan mendasar. Sebagai contoh, seorang belajar karena memang senang membaca bukan karena ingin dipuji. Minat ekstrinsik adalah minat yang berhubungan dengan tujuan akhir dari kegiatan tersebut. Misalnya, seseorang yang belajar dengan tujuan agar menjadi juara kelas atau lulus ujian.
c. Berdasarkan cara mengungkapkannya, minat dapat dibedakan menjadi empat yaitu: expressed interest, manifest interest, tested interest dan inventoried interest.
1). Expressed Interest (minat yang diekspresikan)
Adalah minat yang diungkapkan dengan cara meminta kepada subyek untuk menyatakan atau menuliskan kegiatan-kegiatan baik yang berupa tugas maupun bukan tugas yang disenangi dan yang paling tidak disenangi. Dari jawabannya dapat diketahui minatnya.
2). Manifest Interest (minat yang diwujudkan)
Adalah minat yang diungkapkan dengan cara mengobservasi atau melakukan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas-aktivitas yang dilakukan subyek atau dengan mengetahui hobinya.
3). Tested Interest
Adalah minat yang diungkapkan dengan cara menyimpulkan dari jawaban hasil tes obyektif yang diberikan, nilai-nilai yang tinggi pada suatu obyek biasanya menunjukkan minat yang tinggi pula terhadap hal tersebut.
4). Inventoried Interest
Adalah minat yang diungkapkan dengan menggunakan alat-alat yang sudah distandarkan, dimana biasanya berisi pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada subyek apakah ia senang atau tidak senang terhadap sejumlah obyek yang ditanyakan (Shaleh dan Wahab, 2004:263-265).
Dari konsep di atas, dapat diketahui perkembangan minat siswa dari rasa senang pada pelajaran yang diikutinya, dalam aplikasinya siswa akan senang mengerjakan tugas yang terkait dengan pelajaran tersebut.
4. Aspek-Aspek Minat
Hurlock (1993:116) membagi minat dalam dua aspek, yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Dalam aspek ini nantinya akan diketahui indikator peningkatan minat siswa dalam belajar Aqidah Akhlak. Adapun Aspek tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Aspek kognitif
Aspek kognitif minat berdasarkan atas konsep yang dikembangkan anak mengenai bidang yang terkait dengan minat, misalnya aspek kognitif dari minat anak terhadap mata pelajaran tertentu. Seorang siswa akan menganggap kelas adalah tempat yang menyenangkan untuk belajar, jika mereka dapat menemukan suasana yang tidak membosankan, misalnya dengan menemukan hal-hal yang baru, baik strategi pembelajaran maupun wawasan yang dipelajari, sehingga menimbulkan rasa ingin tahu yang terus menerus. Untuk mengetahui minat seorang siswa terhadap sesuatu yang disukai maka seorang siswa akan terus mencari tahu sesuatau yang terkait dengan minatnya.
1). Kebutuhan akan informasi
Siswa akan berminat terhadap pelajaran, jika dalam diri siswa merasa butuh terhadap tersebut, karena siswa secara sadar beranggapan bahwa sebuah materi bermanfaat dan penting bagi kehidupan sehari-hari. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut siswa akan memperhatikan hal-hal yang disampaikan oleh pengajar. Maka siswa akan berusaha menggali sebanyak mungkin informasi yang berkaitan dengan apa yang disukainya.
2). Rasa ingin tahu
Besarnya rasa ingin tahu siswa terhadap mata pelajaran dapat menentukan tingkat keterkaitan seseorang terhadap mata pelajaran tersebut, seorang siswa yang merasa ingin tahu lebih dalam tentang aqidah dan akhlak, maka siswa selalu memperhatikan dan aktif dalam kelas.
Semakin besar tingkat keingintahuan seseorang maka semakin banyak hal-hal yang dicari dalam memenuhi kebutuhannya. Demikian pula dengan siswa, jika besar rasa keingintahuannya pada Aqidah Akhlak secara otomatis akan menggalinya dengan banyak membaca buku-buku yang terkait.
b. Aspek afektif
Aspek afektif minat berkembang dari pengalaman pribadi yang berasal dari lingkungan keluarga maupun sekolah.
Lingkungan belajar akan lebih berpengaruh kepada suasana belajar di kelas maupun di luar. Dalam pembelajaran di kelas tentunya dipengaruhi oleh interaksi guru dan siswa, kondisi kelas yang aktif dan menyenangkan akan membangkitkan minat siswa dalam belajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Menurut L. Crow & A. Crow (1989:302-303 lingkungan belajar siswa yang terkait dengan keaktifan siswa akan berpengaruh pada arah berfikir seseorang barulah dapat terpengaruh jika minat seseorang dipengaruhi oleh situasi yang ditemuinya, dan pada gilirannya tingkah laku (sikap) seseorang terpengaruh oleh pengalaman indra dan kesadaran yang bersifat tanggapan sehingga memungkinkan berubahnya hubungan antara gagasan dan proses pemikiran ketika hal ini dialami dan diekspresikan.
Perasaan senang terhadap obyek yang diminati tentunya akan berpengaruh pada fikir sehingga mendorong rasa aktif dalam lingkungan.
Kedua aspek minat (aspek kognitif dan aspek afektif) di atas sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa, seperti yang diungkapkan Muhibbin Syah (1999:136-137) yang menyatakan pada dasarnya minat seseorang dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang tertentu, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa lebih giat dan pada akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.
Minat yang tumbuh pada peserta didik terhadap sebuah mata pelajaran tentunya dipengaruhi oleh lingkungan baik dari materi yang disajikan atua cara penyampaian materi. Dengan demikian seorang guru selalu dituntut untuk membuat pola-pola kreatif dalam pembelajaran sehingga menimbulkan minat terhadap siswa untuk belajar.
Sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.arminaperdana.blogspot.com, www.kmp-malang.com
Kata minat dalam bahasa Inggris disebut interest yang berarti menarik atau tertarik. Menurut Slameto minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri, dengan sesuatu dan dengan luar, semakin kuat dan dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Higlard dalam Slameto (2003) menyatakan minat adalah kecenderungan untuk tetap memperhatikan dan menikmati beberapa kegiatan. Slameto sendiri mendefinisikan sebagai rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau sesuatu tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2003:57-180).
Shaleh dan Wahab (2004:263) mendefinisikan minat sebagai suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi obyek minat tersebut dengan disertai perasaan senang.
Minat belajar menurut Lester D. Crow, Alice D. Crow adalah kemampuan untuk memberikan stimulus yang mendorong untuk memperhatikan seseorang, suatu barang atau kegiatan (L. Crow & A. Crow, 1985:351). Sedangkan menurut W. S Wingkel (1984:30) menyatakan bahwa minat merupakan kecondongan merasa terbaik pada bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang-bidang itu.
Whitherington (1991:135) mendefinisikan minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu obyek seseorang, suatu soal atau situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. Dan minat harus dipandang sebagai suatu sambutan yang sadar, jika tidak demikian minat tidak mempunyai arti sama sekali.
Minat sangat berpengaruh pada pekerjaan seseorang. Jika seseorang menaruh minat pada sebuah pelajaran maka ia akan melaksanakan tugas dengan baik, sekalipun menyita waktu sehingga tanpa disadari ia bekerja melebihi batas waktu maupun kesehatannya. Dengan kata lain, minat erat hubungannya dengan rasa suka atau tidak suka seseorang terhadap sesuatu tindakan.
2. Cara Meningkatkan Minat
Adapun S. Nasution (1982:85) menyatakan bahwa minat dapat ditingkatkan dengan cara:
1. Bangkitkan suatu kebutuhan, kebutuhan untuk menghargai keindahan, untuk mendapatkan penghargaan dan sebagainya.
2. Hubungan dan masa lampau.
3. Beri kesempatan untuk mendapatkan yang terbaik.
4. Gunakan berbagai bentuk belajar seperti diskusi, kerja kelompok, membaca, demonstrasi dan sebagainya.
Terkait minat siswa terhadap mata pelajaran tertentu dapat mengarah pada adanya kebutuhan, usaha sadar dalam meningkatkan hasil pembelajaran, dan pengaruhnya terhadap keinginan untuk mencapai hasil yang maksimal sehingga akan membawa keberhasilan prestasi siswa (L.Crow & A. Crow, 1989:304). Dengan kata lain, semakin tinggi minat seseorang akan semakin tinggi kesadaran untuk belajar mendapatkan nilai tertinggi atau prestasi yang diharapkan.
3. Macam-Macam Minat
Minat dapat dibagi berdasarkan timbul, arah dan cara mengungkapkannya.
a. Berdasarkan timbulnya minat dapat dibedakan menjadi minat primitif dan minat kultural. Minat primitif adalah minat yang timbul karena kebutuhan biologis atau jaringan-jaringan tubuh, misalnya kebutuhan akan makanan, perasaan enak atau nyaman dan seks. Sedangkan minat kultural atau minat sosial adalah minat yang timbulnya karena proses belajar, minat ini tidak secara langsung berhubungan dengan diri kita. Misalnya keinginan untuk memiliki hobi, kekayaan dan lain-lain.
b. Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi minat instrinsik dan minat ekstrinsik. Minat intrinsik adalah minat yang langsung berhubungan dengan aktivitas itu sendiri, ia merupakan minat yang asli dan mendasar. Sebagai contoh, seorang belajar karena memang senang membaca bukan karena ingin dipuji. Minat ekstrinsik adalah minat yang berhubungan dengan tujuan akhir dari kegiatan tersebut. Misalnya, seseorang yang belajar dengan tujuan agar menjadi juara kelas atau lulus ujian.
c. Berdasarkan cara mengungkapkannya, minat dapat dibedakan menjadi empat yaitu: expressed interest, manifest interest, tested interest dan inventoried interest.
1). Expressed Interest (minat yang diekspresikan)
Adalah minat yang diungkapkan dengan cara meminta kepada subyek untuk menyatakan atau menuliskan kegiatan-kegiatan baik yang berupa tugas maupun bukan tugas yang disenangi dan yang paling tidak disenangi. Dari jawabannya dapat diketahui minatnya.
2). Manifest Interest (minat yang diwujudkan)
Adalah minat yang diungkapkan dengan cara mengobservasi atau melakukan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas-aktivitas yang dilakukan subyek atau dengan mengetahui hobinya.
3). Tested Interest
Adalah minat yang diungkapkan dengan cara menyimpulkan dari jawaban hasil tes obyektif yang diberikan, nilai-nilai yang tinggi pada suatu obyek biasanya menunjukkan minat yang tinggi pula terhadap hal tersebut.
4). Inventoried Interest
Adalah minat yang diungkapkan dengan menggunakan alat-alat yang sudah distandarkan, dimana biasanya berisi pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada subyek apakah ia senang atau tidak senang terhadap sejumlah obyek yang ditanyakan (Shaleh dan Wahab, 2004:263-265).
Dari konsep di atas, dapat diketahui perkembangan minat siswa dari rasa senang pada pelajaran yang diikutinya, dalam aplikasinya siswa akan senang mengerjakan tugas yang terkait dengan pelajaran tersebut.
4. Aspek-Aspek Minat
Hurlock (1993:116) membagi minat dalam dua aspek, yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Dalam aspek ini nantinya akan diketahui indikator peningkatan minat siswa dalam belajar Aqidah Akhlak. Adapun Aspek tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Aspek kognitif
Aspek kognitif minat berdasarkan atas konsep yang dikembangkan anak mengenai bidang yang terkait dengan minat, misalnya aspek kognitif dari minat anak terhadap mata pelajaran tertentu. Seorang siswa akan menganggap kelas adalah tempat yang menyenangkan untuk belajar, jika mereka dapat menemukan suasana yang tidak membosankan, misalnya dengan menemukan hal-hal yang baru, baik strategi pembelajaran maupun wawasan yang dipelajari, sehingga menimbulkan rasa ingin tahu yang terus menerus. Untuk mengetahui minat seorang siswa terhadap sesuatu yang disukai maka seorang siswa akan terus mencari tahu sesuatau yang terkait dengan minatnya.
1). Kebutuhan akan informasi
Siswa akan berminat terhadap pelajaran, jika dalam diri siswa merasa butuh terhadap tersebut, karena siswa secara sadar beranggapan bahwa sebuah materi bermanfaat dan penting bagi kehidupan sehari-hari. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut siswa akan memperhatikan hal-hal yang disampaikan oleh pengajar. Maka siswa akan berusaha menggali sebanyak mungkin informasi yang berkaitan dengan apa yang disukainya.
2). Rasa ingin tahu
Besarnya rasa ingin tahu siswa terhadap mata pelajaran dapat menentukan tingkat keterkaitan seseorang terhadap mata pelajaran tersebut, seorang siswa yang merasa ingin tahu lebih dalam tentang aqidah dan akhlak, maka siswa selalu memperhatikan dan aktif dalam kelas.
Semakin besar tingkat keingintahuan seseorang maka semakin banyak hal-hal yang dicari dalam memenuhi kebutuhannya. Demikian pula dengan siswa, jika besar rasa keingintahuannya pada Aqidah Akhlak secara otomatis akan menggalinya dengan banyak membaca buku-buku yang terkait.
b. Aspek afektif
Aspek afektif minat berkembang dari pengalaman pribadi yang berasal dari lingkungan keluarga maupun sekolah.
Lingkungan belajar akan lebih berpengaruh kepada suasana belajar di kelas maupun di luar. Dalam pembelajaran di kelas tentunya dipengaruhi oleh interaksi guru dan siswa, kondisi kelas yang aktif dan menyenangkan akan membangkitkan minat siswa dalam belajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Menurut L. Crow & A. Crow (1989:302-303 lingkungan belajar siswa yang terkait dengan keaktifan siswa akan berpengaruh pada arah berfikir seseorang barulah dapat terpengaruh jika minat seseorang dipengaruhi oleh situasi yang ditemuinya, dan pada gilirannya tingkah laku (sikap) seseorang terpengaruh oleh pengalaman indra dan kesadaran yang bersifat tanggapan sehingga memungkinkan berubahnya hubungan antara gagasan dan proses pemikiran ketika hal ini dialami dan diekspresikan.
Perasaan senang terhadap obyek yang diminati tentunya akan berpengaruh pada fikir sehingga mendorong rasa aktif dalam lingkungan.
Kedua aspek minat (aspek kognitif dan aspek afektif) di atas sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa, seperti yang diungkapkan Muhibbin Syah (1999:136-137) yang menyatakan pada dasarnya minat seseorang dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang tertentu, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa lebih giat dan pada akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.
Minat yang tumbuh pada peserta didik terhadap sebuah mata pelajaran tentunya dipengaruhi oleh lingkungan baik dari materi yang disajikan atua cara penyampaian materi. Dengan demikian seorang guru selalu dituntut untuk membuat pola-pola kreatif dalam pembelajaran sehingga menimbulkan minat terhadap siswa untuk belajar.
Sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.arminaperdana.blogspot.com, www.kmp-malang.com
Terima kasih atas postingannya. Mohon ijin share di blog sekolah kami bu.
BalasHapus