Pengertian Metode Pengajaran
Metode secara bahasa berarti cara, sedang dalam pemakaian yang umum metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep sistematis. Dalam dunia psikologi, metode berarti prosedur sistematis (tata cara yang berurutan) yang biasa digunakan untuk menyelidiki fenomena kejiwaan seperti metode klinik, metode eksperimen dan sebagainya.
Yang dimaksud dengan metode mengajar adalah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa (Tardif, 1989). Dan bagian penting yang sering dilupakan orang adalah strategi mengajar yang sesungguhnya melekat erat dalam metode mengajar (Muhibbin Syah, 1999: 201).
Dalam kaitannya dengan materi pelajaran pendidikan agama Islam di sekolah dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu:
1) Strategi Pengorganisasian
Yaitu suatu metode untuk mengorganisasi isi bidang studi pendidikan agama Islam yang dipilih untuk pembelajaran. Hal ini mengacu pada :
- Kegiatan pemilihan isi - Penataan isi
- Pembuatan diagram - Skema
- Format, Dsb.
2) Strategi Penyampaian
Yaitu metode penyampaian pembelajaran yang dikembngkan untuk membuat siswa dapat merespon dan menerima pelajaran yang diberikan dengan mudah, cepat dan menyenangkan.
3) Strategi Pengelolaan Pembelajaran
Yaitu metode yang dipergunakan untuk mengatur hubungan antara peserta didik dengan elemen-elemen metode pembelajaran lain, seperti pengorganisasian dan penyampaian isi pembelajaran. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini antara lain:
Proses penyusunan jadwal kegiatan pembelajaran yang di dalamnya terkandung tahap-tahap kegiatan yang harus ditempuh peserta didik
Proses pembuatan catatan perubahan belajar siswa melalui penilaian yang komprehensif selama proses pembelajaran berlangsung atau sesudahnya.
Proses pengelolaan motivasi belajar siswa dengan menciptakan cara-cara yang mampu meningkatkan prestasi belajar.
Kontrol belajar yang mengacu kepada pemberian kebebasan untuk memilih tindakan belajar sesuai dengan karakteristik peserta didik (Muhaimin, 2001: 151-152).
4) Strategi Transinternal
Transformasi nilai dilanjutkan dengan transinternalisasi pada siswa/ peserta didiksama-samaterlibat dalam komunikasi aktif, dan tidak hanya melibatkan komunikasi verbal dan fisik.
Namun, berbeda dengan strategi belajar (Teaching Strategy), metode mengajar tidak langsung berhubungan dengan hasil belajar yang dikehendaki. Artinya, dibandingkan dengan strategi, pada umumnya metode kurang berorientasi pada tujuan (Less Good Oriented) karena metode dianggap mempunyai konsep yang lebih luas dari pada strategi. Gagasan ini tidak berarti mengurangi signifikansi metode mengajar, lantaran strategi mengajar itu ada dan berlaku dalam kerangka metode mengajar.
2. Cirikhas Metode Mengajar
Setiap metode mengajar pasti memiliki keunggulan dan kelemahan yang khas. Namun, kenyataan ini tidak bisa dijadikan argumen “mengapa seorang Guru gagal dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar”.
Sebaliknya, Guru yang profesional dan kreatif justru hanya akan memilih metode mengajar yang lebih tepat setelah menetapkan topik pembahasan materi dan tujuan pelajaran serta jenis kegiatan belajar siswa yang dibutuhkan. Kegiatan ini dibandingkan dengan ciri khas atau karakteristik metode-metode mengajar yang akan dipilih (Muhibbin Syah, 1999: 202).
Metode secara bahasa berarti cara, sedang dalam pemakaian yang umum metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep sistematis. Dalam dunia psikologi, metode berarti prosedur sistematis (tata cara yang berurutan) yang biasa digunakan untuk menyelidiki fenomena kejiwaan seperti metode klinik, metode eksperimen dan sebagainya.
Yang dimaksud dengan metode mengajar adalah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa (Tardif, 1989). Dan bagian penting yang sering dilupakan orang adalah strategi mengajar yang sesungguhnya melekat erat dalam metode mengajar (Muhibbin Syah, 1999: 201).
Dalam kaitannya dengan materi pelajaran pendidikan agama Islam di sekolah dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu:
1) Strategi Pengorganisasian
Yaitu suatu metode untuk mengorganisasi isi bidang studi pendidikan agama Islam yang dipilih untuk pembelajaran. Hal ini mengacu pada :
- Kegiatan pemilihan isi - Penataan isi
- Pembuatan diagram - Skema
- Format, Dsb.
2) Strategi Penyampaian
Yaitu metode penyampaian pembelajaran yang dikembngkan untuk membuat siswa dapat merespon dan menerima pelajaran yang diberikan dengan mudah, cepat dan menyenangkan.
3) Strategi Pengelolaan Pembelajaran
Yaitu metode yang dipergunakan untuk mengatur hubungan antara peserta didik dengan elemen-elemen metode pembelajaran lain, seperti pengorganisasian dan penyampaian isi pembelajaran. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini antara lain:
Proses penyusunan jadwal kegiatan pembelajaran yang di dalamnya terkandung tahap-tahap kegiatan yang harus ditempuh peserta didik
Proses pembuatan catatan perubahan belajar siswa melalui penilaian yang komprehensif selama proses pembelajaran berlangsung atau sesudahnya.
Proses pengelolaan motivasi belajar siswa dengan menciptakan cara-cara yang mampu meningkatkan prestasi belajar.
Kontrol belajar yang mengacu kepada pemberian kebebasan untuk memilih tindakan belajar sesuai dengan karakteristik peserta didik (Muhaimin, 2001: 151-152).
4) Strategi Transinternal
Transformasi nilai dilanjutkan dengan transinternalisasi pada siswa/ peserta didiksama-samaterlibat dalam komunikasi aktif, dan tidak hanya melibatkan komunikasi verbal dan fisik.
Namun, berbeda dengan strategi belajar (Teaching Strategy), metode mengajar tidak langsung berhubungan dengan hasil belajar yang dikehendaki. Artinya, dibandingkan dengan strategi, pada umumnya metode kurang berorientasi pada tujuan (Less Good Oriented) karena metode dianggap mempunyai konsep yang lebih luas dari pada strategi. Gagasan ini tidak berarti mengurangi signifikansi metode mengajar, lantaran strategi mengajar itu ada dan berlaku dalam kerangka metode mengajar.
2. Cirikhas Metode Mengajar
Setiap metode mengajar pasti memiliki keunggulan dan kelemahan yang khas. Namun, kenyataan ini tidak bisa dijadikan argumen “mengapa seorang Guru gagal dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar”.
Sebaliknya, Guru yang profesional dan kreatif justru hanya akan memilih metode mengajar yang lebih tepat setelah menetapkan topik pembahasan materi dan tujuan pelajaran serta jenis kegiatan belajar siswa yang dibutuhkan. Kegiatan ini dibandingkan dengan ciri khas atau karakteristik metode-metode mengajar yang akan dipilih (Muhibbin Syah, 1999: 202).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar