STIT AT-TAQWA CIPARAY BANDUNG

Minggu, 18 Desember 2011

TORIQOH QODIRIYAH WA NAQSABANDIYAH

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Toriqoh adalah jalan yang hrus ditempuh oleh seorang sufi, yang berdasarkan syari’at. Menurut para sufi, pendidikan mistik merupaka cabang dari jalan utama, yang berdiri atas hukum Illahi, tempat berpijak bagi umat muslim.
Tariqot merupakan jalan yang harus ditempuh oleh seorang murid yang berada dekat dengan Tuhan, dibawah bimbingan seorang guru (mursyid). Tariqot mencoba memberi rasa aman dan ketentraman dikehidupan akhirat pada para pengikutnya, setelah mereka merasa bahwa kehidupan mereka didunia sudah mendekati ahir.
Tariqat itu sendiri memiliki berbagai macam nama. Dan ajaran yang diberikan disetiap toriqoh adalah berbeda, salahsatunya adalah tariqah Qodiriyah Wa Naqsabandiyah yang berada di desa Sugihwaras Patianrowo kabupaten Nganjuk, yang dipimpin oleh seorang mursyid yang bernama KH Arif Mahfudz.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Toriqoh?
2. Apa pengertian Toriqat Qodiriyah wa naqsabndiyah?
3. Apa ajaran dari tariqoh Qodiriyah Wa Naqsabandiyah?
4. Apa amalan-amalan dalam tariqoh Qodiriyah Wa Naqsabandiyah?
5. Apa pantangan dalam tariqoh Qodiriyah Wa Naqsabandiyah?
6. Bagaimana silsilah kemursyidan tariqoh Qodiriyah Wa Naqsabandiyah desa Sugihwaras?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian Toriqoh.
2. Untuk mengetahui pengertian Toriqat Qodiriyah wa naqsabndiyah.
3. Untuk mengetahui ajaran dari tariqoh Qodiriyah Wa Naqsabandiyah?
4. Untuk mengetahui amalan-amalan dalam tariqoh Qodiriyah Wa Naqsabandiyah.
5. Untuk mengetahui pantangan dalam tariqoh Qodiriyah Wa Naqsabandiyah.
6. Untuk mengetahui silsilah kemursyidan tariqoh Qodiriyah Wa Naqsabandiyah desa Sugihwaras.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Toriqoh
Menurut Harun Nasution toriqo adalah jalan yang harus ditempuh seorang murid supaya berada dekat (sedekat mungkin) dengan tuhan dibawah bimbingan seorang guru (mursyid).
Toriqoh mencoba memberi rasa aman dan kesejahteraan dikehidupan ahirat kepada pengikutnya, setelah mereka merasa bahwa kehidupan mereka didunia sudah mendekati ahir. Disamping itu toriqoh berusaha membuka pintu surga bagi publik. Toriqoh adalah jalan untuk memastikan peluang untuk masuk surga. Bagi semua lapisan masyarakat, baik ‘alim, awam, miskin ataupun kaya.
Sebelum masuk ketubuh atau ruh, itu memang suci, namun setelah bersatu dengan tubuh, seringkali menjadi kotor yang disebabkan oleh hawa nafsu, maka agar dapat mendekatkan diri pada tuhan yang maha suci, ruh manusia harus terlebih dahulu disucikan. Para sufi besar kemudian membuka jalan untuk penyucian jiwa yang sekarang ini dikenal dengan nama toriqoh.

B. Pengertian Tariqoh Qodiriyah Wa Naqsabandiyah
Toriqoh adalah jalan yang harus ditempuh para sufi, dan digambarkan sebagai jalan yang berasal dari syari’at. Karena jalan utamanya disebut syar. Sedangkan anaknya disebut toriqoh. Kata turunan ini menunjukan bahwa menurut anggapan para sufi, pendidikan mistik merupakan cabang dari jalan utama yang terdiri atas hukum Illahi, tempat berpijak. Tak mungkin ada jalan utama tempat ia berpangkal.
Diantara berbagai macam nama toriqoh yang ada, salahsatunya adalah tariqoh Qodiriyah Wa Naqsabandiyah. Toriqoh tariqoh Qodiriyah Wa Naqsabandiyah merupakan gabungan dari dua toriqot besar, yaitu tariqoh Qodiriyah dan Naqsabandiyah, penggabungan keduanya diatur sedemikian rupa, sehingga terbentuk sebuah toriqoh yang berdiri sendiri yang berbeda dengan asalnya (Tariqoh Qodiriyah dan Toriqoh Naqsabandiyah).
Jadi tariqoh Qodiriyah Wa Naqsabandiyah yang ada di negara Indonesia merupakan toriqoh yang mandiri, yang didalamnya terdapat unsur-unsur Qodiriyah dan Naqsabandiyah.

C. Pokok Ajaran Tariqoh Qodiriyah Wa Naqsabandiyah
Tariqoh Qodiriyah Wa Naqsabandiyah memiliki beberapa ajaran yang diyakini kebenarannya, terutama dalam kehidupan kesufian, pada umumnya metode yang menjadi ajaran dalam toriqoh ini berdasarkan Al Qur’an, Hadits dan perkataan para sufi.
Ajaran pokok dalam tariqoh Qodiriyah Wa Naqsabandiyah diantaranya adalah ajaran suluk, para murid dan dzikir.
1. Kesempurnaan Suluk
Ajaran yang ditekankan dalam tariqoh Qodiriyah Wa Naqsabandiyah adalah suatu keyakinan bahwa kesempurnaan suluk adalah jiwa berada dalam tiga dimensi keimanan, yaitu islam, iman, dan ihsan. Ketiganya tersebut biasanya dikemas dalam satu ajaran yang dikenal dengan istilah syari’at Tariqoh dan hakikat.
Syari’at merupakan perundang-undangan dalam islam, syari’at adalah ketentuan yangvtelah ditentukan oleh Allah SWT melalui Rasulnya Muhammad SAW, baik yang berupa larangan atau perinyah.
Toriqoh merupakan pelaksanaan syari’at tersebut, sedangkan hakekat adalah penghayatan dalam mengamalkan toriqoh tersebut. Dengan penghayatan atas pengalaman syari’at itulah seseorang akan mendapatkan buahnya iman yang disebut dengan ma’rifat.
Para sufi menggambarkan hakikat suluk sebagai sarana untuk mencari mutiara berada didasar lautan. Sehingga syari’at, toriqot dan hakikat menjadi mutlak penting, karena berada dalam satu sistem dalam tariqoh Qodiriyah Wa Naqsabandiyah diajarkan bahwa toriqoh diamalkan dalam rangka menguatkan syari’at. Karena berserikat dengan mengabaikan syari’at bagaikan bermain diluar sistem. Sehingga tidak akan mendapatkan sesuatu, kecuali hanya kesia-siaan.
Ajaran tentang prinsip kesempurnaan suluk adalah ajaran yang selalu ditekankan oleh pendiri tariqoh Qodiriyah yaitu syeh Abdul Qodir Jailani.
2. Adab kepada Mursyid
Adab kepada Mursyid merupakan ajaran yang sangat prinsip dalam toriqoh. Adab murid dengan mursyidnya, adab sahabat pada Nabi SAW, kededukan murid menempati peran sahabat, sedangkan kedudukan mursyid merupakan peran nabi dalam bimbingan dan pengajarannya.
Seorang murid harus menghormati Syehnya, dia harus yakin bahwa maksudnya tidak akan tercapai melainkan ditangan syeh, serta menjauhkan diri dari segala sesuatu yang dibenci syehnya.

3. Berdzikir
Yang dimaksud dzikir dalam tariqoh Qodiriyah Wa Naqsabandiyah adalah aktifitas lidahmaupun hati sesuai dengan yang di bai’atkan oleh mursyid. Disini terdapat dua jenis dzikri, yaitu:
1. Dzikir Nafi Isbat
Adalah dzikir kepada Allah dengan menyebut kalimat “La Ilaha Illallah”( لااله الاالله) yang dilafadzkan secara keras. Dzikir ini merupakan inti ajaran tariqoh Qodiriyah.
2. Dzikir Ismu Dzat
Dikir ismu dzat adalah berdzikir kepada Allah dengan menyebut kalimat الله yang dilafdzkan secara siri (dalam hati). Dzikir ini merupakan ciri khas dalam tariqot Naqsabandiyah.
Kedua jenis dzikir ini dibaitkan sekaligus oleh seorang mursyid pada waktu Bai’at yang pertama kali.
D. Amalan-amalan dalam tariqoh Qodiriyah Wa Naqsabandiyah
Amalan Thoriqoh Qadiriyah wa Naqsyabandiyah Kemursyidan di desa Kelutan kecamatan Ngronggo kaupaten Nganjuk Jawa Timur Indonesia.
I. Amalan Harian
Seorang ahli thoriqah dalam setiap harinya harus senantiasa mengamalkan amaliyah-amaliyah berikut ini; Sholat-sholat sunnah, Dzikir karamat dan dzikir hasanat, Do’a-do’a dan kegiatan kemasyarakatan. Sebagai perwujudan atas kepeduliannya dalam pembinaan komunikasi yang harmonis dengan Allah dan komunikasi dengan sesama manusia.


A. Melaksanakan Sholat
Di samping melaksanakan sholat fardlu lima waktu dengan disiplin dan khusyu’, seorang ahli thoriqah setiap hari juga harus melaksanakan sholat-sholat sunnah. Khususnya sholat sunnah rawatib, sholat sunnah dhuha dan sholat shunnah tahajud.Walaupun hanya dua raka’at. (Tatacara sholat-sholat sunnah terlampir).
B. Mengamalkan dzikir
Dzikir yang harus dilakukan oleh pengamal thariqoh qadiriyah wa naqsyabandiyah ada dua macam, yaitu; dzikir karamat “wajib” dan dzikir hasanat (sunnah).
Dzikir karamat adalah dzikir yang tatacara pengamalannya telah ditetapkan oleh guru yang telah mengajarinya.
Sedangkan dzikir hasanat adalah amalan dzikir yang tatacara tidak ditetapkan atau tidak terikat oleh hitungan, tempat dan waktu tertentu.
Adapun secara garis besar dapat dikatakan bahwa seorang pengamal thariqoh ini setiap selesai sholat lima waktu harus melakukan dzikir laa ilaaha illa Allah 165 kali. Dengan tatacara sebagai berikut:
1. Membaca istighfar 3 x
2. Membaca sholawat 3 x.
3. Robithoh mursyid (mengingat guru yang mengajar dzikir,sebagai pernyataan batin bahwa dirinya mengikuti pengajaran guru tersebut).
Melakukan dzikir 165 x.(jumlah ini bisa berubah sesuai dengan jumlah jama’ah atau kesepakatan dengan mursyid).
Demikian juga harus melakukan dzikir ismu dzat (menyebut Allah,Allah, Allah) dalam hati sebanyak 5000 x dalam sehari se-malam.
Amalan dzikir ismu dzat ini bisa dilakukan satu kali duduk, bisa juga dilakukan secara kredit setiap selesai sholat fardlu atau di waktu-waktu lain yang memungkinkan. Kedua jenis dzikir itu ditalqinkan sekaligus oleh seorang mursyid pada waktu talqin pertama kali.
Agar dzikir dapat memberi hasil yang optimal dalam proses pembersihan jiwa, maka seorang dzakir sebelum melaksanakan dzikir harus memperhatikan adab atau etika dzikir. Yaitu :
1. Harus suci dari hadats dan najis, baik badan, pakaian maupun tempatnya.
2. Menghadap kiblat,(sebagai arah yang terbaik dalam beribadah).
3. Duduk aks’ tawarru’ (kebalikan duduknya takhiyat akhir),
4. Dan rabithah (mengingat rupa guru yang mengajar dzikir, sebagai pernyataan batin,bahwa dirinya makmum kepada guru tersebut).
5. Adab ini berlaku utuk pelaksanaan kedua jenis dzikir tersebut, dzikir nafi itsbat dan dzikir ismu dzat.
6. Adapun amalan dzikir hasanatnya adalah, semua dzikir ma’tsurat (yang diajarkan oleh Nabi) secara umum, dalam setiap kesempatan atau menambahi jumlah dzikir karamat (baik dzikir jahri maupun dzikir sirri) yang telah menjadi kwajiban hariannya dalam hitungan yang sebanyak-banyaknya.
II. Amalan Mingguan
Inti kegiatan dan amalan yang dilaksanakan seminggu sekali oleh adalah pengikut thoriqah ini adalah mujahadah bersama yang biasa disebut tawajjuhan. (pertemuan antara murid dengan mursyid dalam sebuah kegiatan spiritual) yang berisi kegiatan sholat- sholat sunnah, istighotsah, pengajian dan pembacaan rotib khotaman, serta kegiatan kemasyarakatan.
III. Amalan Bulanan
Kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali adalah mujahadah bersama yang berisi; pembacaan rotib istighotsah, dan sholat sunnah, manaqiban, fida’an, pengajian, kegiatan kemasyarakatan).
IV. Amalan Tahunan
Inti kegiatan yang dilaksanakan setahun sekali adalah kholwat (intensifikasi ibadah dan pengamalan ajaran tarekat di dalam ribat atau pesantren).dengan niat ibadah taqarruban ilallah atau mendekatkan diri kepada Allah.
E. Pantangan dalam Tariqoh Qodiriyah Wa Naqsabandiyah
Menurut KH. Arif Mahfudz (mursyid Tariqoh di Sugihwaras) bahwa seorang setelah memasuki tariqoh (menjadi muridnya) ada larangan yang haruS ditinggalkan, yaitu:
1. Bagi kaum laki-laki dilarang mengangkat sebuah truk atau mobil, maksudnya bahwa sebagai laki-laki tidak boleh merasa paling kuat atau jago, menggantungkan hartanya yang aturannya membuat dia lupa bahwasannya segala sesuatu didunia ini bersifat sementara.
2. Bagi kaum perempuan, dilarang menaiki kerbau hamil maksudnya bahwa seorang perempuan itu tidak boleh kebanyakan tingkah dan polah, seorang perempuan seyogyanya bersifat lemah lembut, sopan santun dan andap asor.
F. Silasilah kemursyidan tariqoh Qodiriyah Wa Naqsabandiyah di desa Sugihwaras Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk adalah KH. Arif mahfudz. Berikut lampiran silsilah kemursyidan KH Arif Mahfudz
1. Allah swt
2. Jibril as
3. Nabi Muhammad SAW
4. Ali Bin Abi Tholib
5. Husain Ibnu Ali
6. Ali Zainal Abidin
7. M Al Bakri
8. Ja’far Shodiq
9. Musa Al Hadim
10. Ali Ibnu Musa
11. Ma’ruf Al Saqothi
12. Sarri Al Saqothi
13. Ibnu Qosim Al Junaidi Al Bagdadi
14. Abubakar Al Syibli
15. Abdul Wahid Al Timmimi
16. Abi Al Fajar Al Turthusi
17. Abi Hasan Al Hasari
18. Abi Sa’id Al Mubarok Al Mahzumi
19. Abdul Qodir Jailani
20. Abdul Aziz
21. M. Hattak
22. Syamsudin
23. Syarifudin
24. Zainudin
25. Nurudin
26. Waliyudin
27. Hasyimudin
28. Yahya
29. Abi bakar
30. Abdul Rohim
31. Usman
32. Kamaludin
33. Abdul Fattah
34. Murud
35. Syamsuddin
36. Ahmad Khotib Simbas
37. Abdul karim
38. Ahmad hasbullah 18 n Muh. Madwaro
39. Moh. Kholil
40. Moh. Romli Tamim
41. Moh. Musta’in Romli
42. Ahmad Rifa’i Romli
43. Ahmad Dimsyati Romli
44. Zuhdi Sulaiman
45. Ghozali
46. Arif Mahfudz

DAFATAR PUSTAKA

Basthul Bisri, Maftuh.1999.Manaqib 50 Wali Agung. Lirboyo
Aqib Harisudin.2004.Al Hikmah. Memahami Teosofi Tariqoh Qodiriyah Wa Naqsabandiyah. Surabaya: PT Bina Ilmu
Romli Dimyati ثمرة الفكر ية Rejoso Peterongan Jombang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar