Peserta didik adalah manusia dengan segala fitrahnya. Mereka mempunyai perasaan dan pikiran serta keinginan atau aspirasi. Mereka mempunyai kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi (pangan, sandang, papan), kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, dan kebutuhan untuk mengaktualisasi dirinya (menjadi dirinya sendiri sesuai dengan potensinya). Dalam tahap perkembangannya, peserta didik SMP berada pada tahap periode perkembangan Operasional formal (umur 11/12-18 tahun). Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis. Model berpikir ilmiah dengan tipehipotetico-deductive dan inductive sudah mulai dimiliki anak, dengan kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesa.
Sebagai upaya memahami
mekanisme perkembangan intelektual, Piaget menggambarkan fungsi intelektual
kedalam tiga persfektif, yaitu: (1) proses mendasar bagaimana terjadinya
perkembangan kognitif (asimilasi, akomodasi, dan equilibirium); (2) cara
bagaimana pembentukan pengetahuan; dan (3) tahap-tahap perkembangan intelektual.
Berikut ini disajikan perkembangan yang sangat erat kaitannya dengan
pembelajaran, yaitu perkembangan aspek kognitif, psikomotor, dan afektif.
a. Perkembangan Aspek Kognitif
Periode yang dimulai pada usia 12 tahun, yaitu yang lebih
kurang sama dengan usia peserta didik SMP, merupakan ‘period of
formal operation’. Pada usia ini, yang
berkembang pada peserta didik adalah kemampuan berfikir secara simbolis
dan bisa memahami sesuatu secara bermakna (meaningfully) tanpa memerlukan objek yang konkrit atau
bahkan objek yang visual. Peserta didik telah memahami hal-hal yang
bersifat imajinatif. Implikasinya dalam pembelajaran, bahwa belajar akan
bermakna kalau input (materi pelajaran) sesuai dengan minat dan bakat peserta didik .
Pembelajaran akan berhasil kalau
penyusun silabus dan guru mampu menyesuaikan tingkat kesulitan dan variasi input dengan harapan serta karakteristik peserta
didik sehingga motivasi belajar mereka berada pada tingkat maksimal.
Pada tahap perkembangan
ini juga ada ketujuh kecerdasan dalam Multiple Intelligences yaitu: 1) kecerdasan linguistik (kemampuan berbahasa yang
fungsional), 2) kecerdasan logis-matematis (kemampuan berfikir runtut), 3)
kecerdasan musikal (kemampuan menangkap dan menciptakan pola nada dan irama),
4) kecerdasan spasial (kemampuan membentuk imaji mental tentang realitas), 5)
kecerdasan kinestetik-ragawi (kemampuan menghasilkan gerakan motorik yang halus),
6) kecerdasan intra-pribadi (kemampuan untuk mengenal diri sendiri dan
mengembangkan rasa jati diri), kecerdasan antarpribadi (kemampuan memahami
orang lain). Di antara ketujuh macam kecerdasan ini, apabila guru mampu meramu pembelajaran yang sesuai dengan karakter peserta didik yang dipadukan dengan karakteristik
masing-masing mata pelajaran, maka akan
dapat membantu siswa untuk melalukan eksplorasi dan elaborasi dalam rangka
membangun konsep.
b. Perkembangan
Aspek Psikomotor
Aspek psikomotor
merupakan salah satu aspek yang penting untuk diketahui oleh guru. Perkembangan
aspek psikomotor juga melalui beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut antara lain:
1. Tahap kognitif
Tahap ini ditandai dengan adanya
gerakan-gerakan yang kaku dan lambat. Ini terjadi karena peserta didik
masih dalam taraf belajar untuk mengendalikan gerakan-gerakannya. Dia harus
berpikir sebelum melakukan suatu gerakan.
2. Tahap asosiatif
Pada tahap ini, seorang
peserta didik membutuhkan waktu yang lebih pendek untuk memikirkan
tentang gerakan-gerakannya. Dia mulai dapat mengasosiasikan gerakan yang
sedang dipelajarinya dengan gerakan yang sudah dikenal. Tahap ini masih dalam
tahap pertengahan dalam perkembangan psikomotor.
3. Tahap otonomi
Pada tahap ini, seorang peserta
didik telah mencapai tingkat otonomi yang tinggi. Proses belajarnya
sudah hampir lengkap meskipun dia tetap dapat memperbaiki gerakan-gerakan yang
dipelajarinya. Tahap ini disebut tahap otonomi karena peserta didik
sudah tidak memerlukan kehadiran instruktur untuk melakukan gerakan-gerakan.
c.
Perkembangan Aspek Afektif
Keberhasilan proses
pembelajaran juga ditentukan oleh pemahaman tentang perkembangan aspek afektif
peserta didik . Ranah afektif tersebut mencakup emosi atau perasaan yang
dimiliki oleh setiap peserta didik. Pemahaman terhadap apa yang dirasakan dan
direspon, dan apa yang diyakini dan diapresiasi merupakan suatu hal yang sangat
penting dalam teori pemerolehan bahasa kedua atau bahasa asing. Faktor pribadi
yang lebih spesifik dalam tingkah laku peserta didik yang sangat penting
dalam penguasaan berbagai materi pembelajaran, yang meliputi:
1. Self-esteem, yaitu penghargaan yang diberikan seseorang
kepada dirinya sendiri.
2. Inhibition,
yaitu sikap mempertahankan diri atau melindungi ego.
3. Anxiety (kecemasan), yang meliputi
rasa frustrasi, khawatir, tegang, dsbnya.
4. Motivasi, yaitu dorongan
untuk melakukan suatu kegiatan.
5. Risk-taking,
yaitu keberanian mengambil risiko.
6. Empati, yaitu sifat yang
berkaitan dengan pelibatan diri individu pada perasaan orang lain.
Secara umum, semakin
tinggi tahap perkembangan kognitif seseorang akan semakin teratur dan semakin
abstrak cara berfikirnya. Guru harus memahami tahap-tahap perkembangan
kognitif, psikomotorik, dan afektif peserta didiknya, agar ketika mendesain dan
melaksakan proses pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan yang
telah dijelaskan diatas. Sehingga dapat tercipta proses pembelajaran yang
bermakna (meaningfully).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar