Pendidikan sangat diperlukan sebagai proses yang mampu membangun
potensi manusia menuju kemajuan dalam segala aspek. Pendidikan menurut
Islam atau Pendidikan Islami, yakni pendidikan yang dipahami dan yang
dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung
dalam sumber dasarnya, yaitu Al-qur’an dan Al-Sunnah.[1]
Kemajuan ilmu dan teknologi yang makin canggih dewasa ini telah
menimbulkan berbagai macam perubahan dalam kehidupan manusia, termasuk
perubahan dalam tatanan sosial dan moral. Dibalik kemajuan yang demikian
pesat itu, mulai terasa pengaruh yang kurang menggembirakan, yaitu
mulai tampak dan terasa nilai-nilai luhur agama, adat dan norma sosial
yang selama ini sangat diagungkan bangsa indonesia mulai menurun bahkan
kadangkala diabaikan, karena ingin meraih kesuksesan dalam karier dan
kehidupan. Untuk menangkal kesemuanya ini salah satu upaya yang dianggap
ampuh adalah melalui jalur pendidikan, terutama pendidikan agama
khususnya pendidikan agama Islam. Sebab pendidikan agama Islam
berorientasi pada pembekalan kemampuan intelektual tinggi yang memiliki
akhlaqul karimah yang baik.
Pendidikan haruslah dilihat sebagai bagian yang utuh, yang
memposisikan guru, materi pelajaran yang diberikan, proses pendidikan,
lingkungan rumah, sosial atau masyarakat, ekonomi, dan budaya lingkungan
siswa sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam proses pembentukan
karakter (building) siswa menjadi anak yang sholeh.[2]
II. RUMUSAN MASALAH
- Pengertian Ilmu Pendidikan Islam
- Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam
III. PEMBAHASAN
- A. Pengertian
Ilmu menurut John G. Kemeny dalam bukunya A Philosopher Look at
Sciense, adalah “All Knowledge Collected By Means Of The Scientific
Method”, dalam batasan ini ilmu terdiri atas pengetahuan.[3]
Artinya bahwa ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang tersusun secara
sistematis dan mempunyai metode-metode tertentu yang bersifat ilmiah.
Ada beberapa pengertian mengenai makna dari Pendidikan Islam, antara lain:
- Menurut Musthafa Al-Ghulayaini, bahwa Pendidikan Islam adalah menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan air petunjuk dan nasihat, sehingga akhlak tersebut menjadi salah satu kemampuan dalam jiwanya, kemudian buahnya berwujud keutamaan, kebaikan, dan cinta bekerja untuk kemanfaatan tanah air.
- Hasil Seminar Pendidikan Islam se-Indonesia tgl 7-11 Mei 1960 di Cipayung Bogor, menyatakan bahwa Pendidikan Islam adalah bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.[4]
Dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Islam adalah bimbingan yang
dilakukan oleh seseorang dewasa kepada anak didik dalam masa
pertumbuhan, agar ia memiliki kepribadian muslim.
Secara garis besar Ilmu pendidikan Islam dapat diartikan sebagai
studi tentang proses kependidikan yang didasarkan pada nilai-nilai
filosofis ajaran Islam yang berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi
Muhammad SAW.[5]
- B. Ruang Lingkup Pendidikan Islam
Bahwasanya ada beberapa ruang lingkup pendidikan Islam antara lain :
- 1. Tujuan Pendidikan Ilmu
Secara umum, pendidikan Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan,
pemahaman, penghayatan, dan pengalaman peserta didik tentang agama
Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada
Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. (GBPP PAI, 1994).[6]
Tujuan pendidikan Islam harus berorientasi pada hakekat pendidikan yang meliputi beberapa aspeknya, misalnya tentang :
- Memperhatikan sifat-sifat dasar manusia yaitu konsep tentang manusia sebagai makhluk unik yang mempunyai potensi bawaan seperti fitrah, bakat minat, dan karakter yang berkecenderungan pada Al-Hanif (rindu akan kebenaran dari Tuhan) berupa agama Islam ( Al Kahfi ayat 29) sebatas kapasitas dan ukuran yang ada.
- Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam
Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam mengandung nilai yang dapat
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia di dunia untuk mengelola dan
memanfaatkan dunia sebagai bekal kehidupan di akherat.[7]
- 2. Pendidik
Saat ini pendidik diposisikan sebagai fasilitator/mediator yang
bertugas menfasilitasi atau membantu siswa selama proses penbelajaran
berlangsung. Pendidik tidak lagi dianggap sebagai satu-satunya sumber
informasi, sebab informasi juga bisa diperoleh dari peserta didik.
Penciptaan suasana menyenangkan dan adanya kesadaran emosional yang
tidak dalam keadaan tertekan akan mengaktifkan potensi otak dan
menimbulkan daya berpikir yang intuitif dan holistik.[8]
- 3. Peserta didik
Siswasebagai objek utama dalam pendidikan memegang peranan yang
sangat strategis. Artinya bahwa siswa dapat dijadikan sebagai salah satu
indikator terwujudnya sekolah berkualitas. Siswa sebagai salah satu
input di sekolah, sangat mempengaruhi pembentukan sekolah yang
berkualitas. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya
latar belakang peserta didik, kemampuan peserta didik, prinsip hidup,
dan sebagainya.
- 4. Model Pendidikan Islam
Model-model pembelajaran :
- Modelpemprosesan informasi guru menjelaskan bagaimana siswa selaku individu memberi respon yang datang dari lingkungannya.
- Model pribadi diorientasikan kepada perkembangan diri siswa selaku individu.
- Model interaksi sosial menekankan hubungan siswa dengan lingkungannya di sekolah, terutama di dalam kelas.
- Model perilaku siswa diarahkan kepada suatu pola belajar yang lebih terfokus pada hal-hal yang spesifik.[9]
- 5. Materi Pendidikan Islam
Materi pendidikan Islam yang harus dipahami oleh peserta didik adalah
Al-Qur’an. Baik ketrampilan membaca, menghafal, menganalisa, dan
sekaligus mengamalkan ajaran-ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal
ini dimaksudkan agar ajaran yang terkandung di dalam Al-Qur’an tertanam
dalam jiwa anak didik sejak dini.
- 6. Alat Pendidikan Islam
Merupakan alat-alat yang dapat digunakan selama melaksanakan
pendidikan Islam, agar tujuan pendidikan Islam tersebut lebih berhasil.[10]
- 7. Evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran pada
khususnya, dan sistem pendidikan pada umumnya. Artinya evaluasi
merupakan suatu kegiatan yang tidak mungkin dielakkan dalam setiap
proses pembelajaran. Dengan kata lain, kegiatan evaluasi, baik evaluasi
hasil belajar maupun evaluasi pembelajaran, merupakan bagian integral
yang tidak terpisahkan dari kegiatan pendidikan.[11]
Tujuan dari evaluasi pembelajaran PAI :
- Merangsang kegiatan siswa dalam menempuh program pendidikan.
- Mencari dan menentukan faktor-faktor penyebab keberhasilan atau kegagalan siswa dalam mengikuti program pendidikan pada umumnya dan program pembelajaran pada khususnya.
- Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan, dan bakat siswa yang bersangkutan.
- Memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa yang diperlukan oleh orang tua siswa dan lembaga pendidikan.
- Memperbaiki mutu proses pembelajaran baik cara belajar siswa maupun metode yang digunakan pendidik dalam mengajar.[12]
Jadi, tujuan utama dari evaluasi yaitu untuk mendapatkan informasi
yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan pembelajaran oleh siswa,
sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya.
IV. KESIMPULAN
Ilmu pendidikan Islam dapat diartikan sebagai studi tentang proses
kependidikan yang didasarkan pada nilai-nilai filosofis ajaran Islam
berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.
Ada beberapa hal yang menjadi ruang lingkup dari Ilmu Pendidikan Islam, diantaranya yaitu :
- Tujuan Pendidikan Ilmu
- Pendidik
- Peserta didik
- Model Pendidikan Islam
- Materi Pendidikan Islam
- Alat Pendidikan Islam
- Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Abdurrahman Saleh. 1990. Jakarta: Rineka Cipta
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta Selatan: Ciputat Pers
Junaedi , Mahfud. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Semarang: RaSAIL
Muhaimin. 2002. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mujib. Abdul. 2006.Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana
Mukhtar. 2003. Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Misaka Galiza
Sudiyono. 2009. Ilmu Pendidikan Islam Jilid I. Jakarta: PT. Rineka Cipta
[1] Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam , (Bandung:PT.Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 29
[2] Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Misaka Galiza, 2003), hlm. 13
[3] Mahfud Junaedi, Ilmu Pendidikan Islam, (Semarang: RaSAIL, 2010), hlm. 4
[4] Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam Jilid I, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009), hlm. 8-9
[5] Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2009), hlm. 13
[6] Muhaimin, Op. Cit, hlm.78
[7] Abdul Mujib,Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 70
[8] Mukhtar, Op. Cit, hlm. 25
[9] Ibid, hal.132-133
[10] Sudiyono, Op. Cit, hlm. 12
[11] Ibid, hlm.147
[12] Ibid, hlm. 153
Tidak ada komentar:
Posting Komentar