A.    Perkembangan Alam Pikiran Manusia
Sebagaimana  telah kita ketahui bahwa manusia memiliki quoritas yang tinggi atau  mempunyai rasa ingin tahu rahasia alam dengan menggunakan pengamatan dan  penggunaan pengalaman, tetapi sering tidak dapat menjawab masalah dan  tidak memuaskan. Pada manusia kuno untuk memuaskan diri, mereka mencoba  membuat jawaban sendiri. Misalnya, apakah pelangi itu? Mereka tidak  dapat menjawab. Maka mereka mencoba menjawab dengan mengatakan bahwa  pelangi adalah selendang bidadari, maka timbullah pengetahuan baru yaitu  bidadari. Pengetahuan baru itu yang merupakan kobinasi antara  pengalaman-pengalaman dan kepercayaan disebut mitos. Cerita-cerita mitos  itu disebut legenda. Mitos dapat diterima waktu karena keterbatasan  pengindraan, penalaran dan hasrat ingin tahu yang perlu segera dipahami.
Sehubungan  dengan kemajuan zaman, maka lahirlah ilmu pengetahuan dan metode  pemecahan masalah secara ilmiah yang dikenal dengan metode ilmiah (scientific method).
Puncak  pemikiran mitos adalah pada zaman Babylonia, yaitu kira-kira 700-600  SM. Sebagai contoh, orang Babylonia berpendapat bahwa alam semesta  sebagai ruang setengah bola dengan bumi yang datar sebagai lantainya,  dan langit dengan bintang-bintang sebagai atapnya, dan masih banyak lagi  mitos dari Babylonia. Pengetahuan semacam mitos dapat disebut pseudo science (sains palsu), artinya mirip sains, tetapi bukan sains sebenarnya.
Selanjutnya,  berdasarkan kemampuan berpikir manusia yang makin maju dan perlengkapan  pengamatan makin sempurna, maka mitos makin ditinggalkan orang dan  cenderung menggunakan akal sehat atau rasio.
Berikut  ini saya akan mencoba menyebutkan tokoh-tokoh Yunani dan lainnya yang  telah memberikan sumbangan perubahan berpikir sebagai berikut:
1.          Anaximander,  ia merupakan seorang pemikir kontemporer pada masa Thales, yang  berpendapat bahwa langit yang kita lihat sebenarnya hanya setengah saja.
2.          Anaximanes (560-520 SM.), berpendapat bahwa unsur-unsur dasar pembentukan semua benda itu adalah air, seperti pendapat Thales.
3.          Herakleitos  (560-470 SM.), seorang pengoreksi pendapat Anaximenes bawa justeru  apilah yang menyebabkan adanya transmutasi itu; tanpa api benda-benda  akan tetap seperti adanya.
4.          Phytagoras (500 SM.), yang berpendapat bahwa unsur dasar semua benda semuanya adalah empat, yaitu: tanah, api, udara, dan air.
5.          Demokritas (460-370 SM.), yang berpendapat tentang unsur-unsur dasar benda.
6.          Empedokles  (480-430 SM.), merupakan orang yang menyempurnakan ajaran Phytagoras  tentang empat unsur dasar, yaitu: tanah, air, udara dan api.
7.          Plato  (427-345 SM.), dia mempunyai titik tolak berpikir yang berbeda dengan  orang-orang sebelumnya. Menurut Plato, keanekaragaman yang tampak ini  sebenarnya hanya suatu duplikat saja dari semua yang kekal dan  immaterial.
8.          Aristoteles  (384-322 SM.), dia berpendapat bahwa tidak ada ruang yang hampa, maka  bila suatu ruang tidak terisi oleh suatu benda akan diisi oleh sesuatu  yang immaterial, yaitu ether. Ajaran Aristoteles yang penting adalah pola pikir berdasar logika untuk mencari kebenaran.
9.          Ptolomeus  (127 – 151 M.), seorang tokoh besar setelah Aristoteles. Buah pikirnya  yang penting tentang bumi, sebagai pusat sistem tata surya (geosentris), terbentuk bulat, diam, seimbang tanpa tiang penyangga.
10.      Avicenna  (Ibn Shina abad 11), seorang ahli ilmu pengetahuan terutama dalam  bidang kedokteran, filosuf. Selain Ibnu Shina, ahli lainnya dari dunia  Islam, yaitu: Al-Buruni (abad 11), al-Khawarizzini, al-Farghani,  al-Batani (abad 9), Abul Weva (abad 10), Omar Khayam dan Zarqali (abad  11), al-Kindi, al-Farabi (flosuf abad 10), al-Ghazali (filosof abad 11),  Ibn Rusyd. Pada abad 9-11 semua ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani  diterjemahkan dan dikembangkan ke dalam bahasa Arab.
B.     Proses Perkembangan Pola Pikir
Setelah  kita mengikuti perkembangan alam pikir manusia, yaitu yang bermula dari  rasa ingin tahu yang merupakan ciri khas manusia, kemudian manusia  menggunakan logikanya untuk menjawab fenomena alam yang dihubungkan  dengan kepercayaan dan pengalaman-pengalaman yang disebut dengan mitos,  maka alangkah lebih baiknya jika kita mengetahui proses perkembangan  pola pikir manusia secara terperinci.
Berikut  ini saya akan mencoba menjelaskan bagaimana proses perkembangan pola  pikir manusia dari zaman kuno sampai zaman teknologi.
1.          Rasa Ingin Tahu
Menurut  ilmu alamiah bahwa manusia itu mempunyai ciri-ciri, yaitu jasmaniah  komplek, mengalami metabolisme atau pertukaran zat, bergerak, mudah  terangsang oleh lingkungan, mempunyai potensi untuk berkembang-biak, dan  pada akhirnya akan mati. Dan ciri-ciri di atas ternyata manusia itu  sama dengan binatang atau makhluk lain.
Rasa  ingin tahu yang dimiliki makhluk lain, seperti air dan udara atau benda  mati lainnya, bukanlah atas kehendaknya sendiri, melainkan akibat dari  pengaruh ilmiah yang bersifat kekal.
Makhluk-makhluk  hidup seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang rasa ingin tahunya dengan  cara pertumbuhan atau berpindah, namun pertumbuhan atau gerakan itu  terbatas, yaitu untuk mempertahankan kelestarian hidupnya yang bersifat  tetap dan berlangsung sepanjang zaman.
Kehendak  untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat lain yang dilakukan oleh  binatang, yaitu untuk mengetahui apakah di tempat itu ada cukup makanan  untuknya sendiri atau bersama yang lain? Apakah suatu tempat cukup aman  untuk membuat sarang? dan sebagainya, merupakan pengetahuan bagi  binatang. Namun, pengetahuan itu tidak berubah dari zaman ke zaman (instink).
Bagaimana halnya dengan manusia? Manusia juga memiliki instink  seperti yang dimiliki oleh hewan dan tumbuh-tumbuhan. Tetapi, tidak  tetap sepanjang zaman. Itulah perbedaan manusia dengan makhluk lain  dalam hal rasa ingin tahu.
2.          Mitos
Proses perkembangan pola pikir manusia selanjutnya setelah rasa ingin tahu adalah mitos, yang merupakan objek kajian paper ini. Setelah kita ketahui sedikit tentang mitos  yang telah diulas pada bagian A, maka untuk lebih jelasnya akan dibahas  pada bagian C, yaitu mitos sebagai landasan perkembangan pola pikir  manusia.
3.          Mitos antara Pro dan Kontra
Masyarakat dahulu dapat menerima mitos  karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan pemikirannya,  sedangkan hasrat ingin tahunya berkembang terus. Itulah sebabnya mitos merupakan jawaban yang paling memuaskan pada zaman itu.
Puncak  hasil pemikiran seperti di atas, terjadi pada zaman Babylonia, yaitu  kira-kira 700-600 SM. Kita ambil salah satu contoh, di antaranya Heroskop  atau ramalan nasib manusia berdasarkan perbintangan. Masyarakat waktu  itu, bahkan mungkin masih ada pada masa sekarang, dapat menerima karena  pengetahuan yang mereka peroleh dari kenyataan pengamatan dan pengalaman  tidak dapat digunakan untuk memacahkan masalah hidup yang mereka  hadapi, ini merupakan contoh orang-orang yang pro akan mitos.
Kemampuan berpikir manusia semakin maju disertai perlengkapan pengamatan, misalnya teropong bintang, maka mitos dengan berbagai legendanya makin ditinggalkan dan beralih kepada akal sehat. Inilah contoh dari orang-orang yang kontra akan mitos.
Orang-orang  Yunani yang patut dicatat sebagai pelopor perubahan, sebagaimana yang  telah dijelaskan sedikit pada sub bahasan A adalah sebagai berikut:
a.       Anaximander (610 – 546 SM), 
b.      Anaximanes (560 – 520 SM.), 
c.       Herakleitos (560 – 570 SM,), 
d.      Phytagoras (+ 500 SM.), 
e.       Demokritas (460-370 SM.), 
f.       Empedokles (480-430 SM.), 
g.      Plato (427-345 SM.), 
h.      Aristoteles (384-322 SM.), 
i.        Ptolomeus (127 – 151 M.), 
j.        Ibn Shina (abad 11), 
4.          Terbentuknya Galaxi
Sejak  lama manusia telah berusaha memahami alam semesta ini. Pada zaman  kejayaan Yunani orang percaya baha bumi merupakan pusat dari alam  semesta ini (geosentris). Namun, pandangan itu berubah sejak abad pertengahan, yang dipelopori oleh Copernicus, menjadi heliosentrik,  yaitu mataharilah yang menjadi pusat beredarnya bumi bersama  planet-planet lain. Saat itu dianggap sebagai awal dari perkembangan  ilmu pengetahuan alam. Pengamatan selanjutnya mengungkapkan bahwa  matahari merupakan segala salah satu dari beribu-ribu bintang yang  beredar mengikuti pusatnya, dan matahari termasuk galaksi. Ternyata galaksi itu tidak hanya satu, tetapi beribu-ribu jumlahnya. Galaksi tempat matahari berinduk diberi nama   Milky Way atau Bima Sakti. Yang jadi pertanyaan sekarang adalah, apakah semua galaksi itu berpusat dari suatu induk galaksi? Beberapa teori mengungkapkan sebagai berikut:
a.      Teori Ledakan
Teori  ledakan ini bertolak dari asumsi adanya suatu massa yang sangat besar  dan mempunyai berat jenis yang sangat besar, meledak dengan hebat karena  adanya reaksi inti.
b.      Teori Ekspansi dan Kontraksi
Teori ini berdasarkan pemikiran bahwa ada suatu siklus dari alam semesta, yaitu masa ekspansi dan masa kontraksi. Diduga bahwa siklus ini berlangsung dalam waktu 30.000 juta tahun.
Dalam  masa ekspansi, terbentuklah galaksi serta bintang-bintangnya. Pada masa  kontraksi, galaksi dan bintang-bintang yang meredup dan unsur-unsur  yang terbentuk menyusut mengeluarkan tenaga berupa panas yang sangat  tinggi.
TEORI TERBENTUKNYA GALAKSI
Hipotesis Fowler (1957)
Menurut  Fowler; dua belas ribu juta tahun yang lalu galaksi kita tidaklah  seperti sekarang ini. Bentuknya berupa kabut gas hidrogen yang sangat  besar yang berada di ruang angkasa. Ia bergerak perlahan mengadakan  rotasi, sehingga keseluruhan berbentuk bulat. Karena gaya bertnya, ia  mengadakan kontraksi. Masa bagian luar banyak yang tertinggal dan pada  yang berkisar lambat dan mempunyai berat jenis yang besar terbentuklah  bintang–bintang.
C.    Mitos Merupakan Salah Satu Proses Perkembangan Pola Pikir Manusia
Mitos merupakan suatu perkembangan pola pikir manusia yang kedua setelah rasa ingin tahu.
1.      Pengertian Mitos
Mitos  adalah suatu pengetahuan berdasarkan penghayatan digabungkan dengan  pengalaman dan didasarkan dengan kepercayaan. Dalam istilah lain  disebutkan bahwa mitos adalah pengetahuan baru yang merupakan kombinasi  antara pengalaman-pengalaman dan kepercayaan. 
Dalam kajian ilmu filsafat, mitos ini dibuang jauh-jauh karena tidak sesuai dengan akal sehat atau rasio manusia.
2.      Sejarah Mitos
Bermula  dari rasa ingin tahu yang tinggi yang merupakan ciri khas manusia,  selanjutnya berkembang apa yang dinamakan mitos. Masyarakat zaman pra  Yunani Kuno sekitar tahun 15 – 7 SM. Percaya pada mitos dan itu  merupakan salah satu jaaban yang dihubungkan dengan pengalaman dan  kepercayaan saat itu. Untuk itulah manusia mereka-reka sendiri jawban  atau keingintahuan itu. Sebagai contoh; apakah pelangi itu? Karena tidak  dapat dijawab. Maka mereka-reka jawban bahwa pelangi adalah selendang  "bidadari", maka timbullah pengetahuan baru yaitu "bidadari".
Puncak  pemikiran mitos adalah pada zaman Babylonia, yaitu kira-kira 700 – 600  SM. Maka pada zaman itu manusia ada yang pro dan ada juga yang kontra  pada mitos
3.      Timbulnya Mitos
Mitos timbul disebabkan antara lain oleh keterbatasan alat indra manusia:
a.      Keterbatasan pengetahuan
Keterbatasan pengetahuan ini disebabkan oleh keterbatasan penginderaan, baik langsung maupun tidak langsung.
b.      Keterbatasan penalaran
Yang dimaksud keterbatasan penalaran di sini adalah keterbatasan manusia dalam pemikirannya.
c.       Ingin segera mendapat jawaban
Karena  fenomena alam yang terjadi pada masa lalu mendesak manusia untuk  mengemukakan jawaban, maka timbullah mitos dan ini merupakan jawaban  kenapa mitos diterima pada masa itu.
 
BAGUS
BalasHapusJadi hubungan mitos dan perkembangan pola pikir apa ?
BalasHapus