STIT AT-TAQWA CIPARAY BANDUNG

Sabtu, 13 Agustus 2011

AHMAD MUSTHAFA AL-MARAGHI

Tahun Lahir : 1883 M.
Tahun Wafat : 1952 M.
Nama lengkapnya adalah Ahmad Musthafa bin Muhammad bin Abdul Mun'im al-Maraghi. Kadang-kadang nama tersebut diperpanjang dengan kata Beik, sehingga menjadi Ahmad Musthafa al-Maraghi Beik. Ia berasal dari keluarga yang sangat tekun dalam mengabdikan diri kepada ilmu pengetahuan dan peradilan secara turun-temurun, sehingga keluarga mereka dikenal sebagai keluarga hakim. Beliau lahir di kota Marāghah, sebuah kota kabupaten di tepi barat sungai Nil sekitar 70 Km. di sebelah selatan kota Kairo, pada tahun 1300 H./1883 M. Nampaknya, kota kelahirannya inilah yang melekat dan menjadi nisbah bagi dirinya, bukan keluarganya. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa nama al-Maraghi tidak mutlak menunjukkan kepada dirinya. Ia wafat pada usia 69 tahun (1371 H./1952 M.) di Hilwan, sebuah kota kecil di sebelah selatan kota Kairo.
Ayahnya mempunyai 8 orang anak. Lima di antaranya laki-laki, yaitu Muhammad Musthafa al-Maraghi, Ahmad Musthafa al-Maraghi, Abdul Aziz al-Maraghi, Abdullah Musthafa al-Maraghi, dan Abdul Wafa' Mustafa al-Maraghi. Hal ini perlu dijelaskan sebab seringkali terjadi salah kaprah tentang siapa sebenarnya penulis tafsir al-Maraghi di antara kelima putra Mustahafa itu. Hal yang sering membingungkan karena Musthafa al-Maraghi juga terkenal sebagai seorang mufassir. Memang benar bahwa sebagai mufassir Muhammad Musthafa juga melahirkan sejumlah karya tafsir, hanya saja ia tidak berhasil menafsirkan al-Qur'an secara menyeluruh. Ia hanya berhasil menulis tafsir beberapa bagian al-Qur'an, seperti surat al-Hujurat dan lain-lain. Dengan demikian, jelaslah yang dimaksud di sini adalah Ahmad Musthafa al-Maraghi, adik kandung dari Muhammad Musthafa al-Maraghi.

Masa kanak-kanaknya dilalui dalam lingkungan keluarga. Pendidikan dasarnya ia tempuh pada sebuah Madrasah di desanya, tempat di mana ia mempelajari al-Qur'an, memperbaiki bacaan, dan menghafal ayat-ayatnya, sehingga sebelum mencapai umur yang ke-13 tahun ia sudah menghafal seluruh ayat al-Qur'an. Di samping itu, ia juga mempelajari ilmu tajwid dan dasa-dasar ilmu agama yang lain.
Setelah menamatkan pendidikan dasarnya tahun 1314 H./1897 M, al-Maraghi melanjutkan pendidikannya ke Universitas al-Azhar di Kairo atas persetujuan orang tuanya, di samping mengikuti kuliah di Universitas Darul 'Ulum Kairo. Dengan kesibukannya belajar di dua perguruan tinggi ini, al-Maraghi dapat disebut sebagai orang yang beruntung, sebab keduanya berhasil diselesaikan pada saat yang sama, tahun 1909 M.
Pada perguruan tinggi tersebut, al-Maraghi mendapatkan bimbingan langsung dari tokoh-tokoh ternama dan ahli di bidangnya masing-masing pada waktu itu, seperti: Syekh Muhammad Abduh, Syekh Muhammad Bukhait al-Muthi'i, Ahmad Rifa'i al-Fayumi, dan lain-lain. Merekalah antara lain yang menjadi narasumber bagi al-Maraghi, sehingga ia tumbuh menjadi sosok intelektual muslim yang menguasai hampir seluruh cabang ilmu agama.
Setelah menamatkan pendidikannya di Universitas al-Azhar dan Darul 'Ulum, ia terjun ke masyarakat, khususnya di bidang pendidikan dan pengajaran. Beliau mengabdi sebagai guru di beberapa madrasah dengan mengajarkan beberapa cabang ilmu yang telah dipelajari dan dikuasainya. Beberapa tahun kemudian, ia diangkat sebagai Direktur Madrasah Mu'allimin di Fayum, sebuah kota setingkat kabupaten yang terletak 300 Km. sebelah barat daya kota Kairo. Dan, pada tahun 1916, ia diminta sebagai Dosen Utusan untuk mengajar di Fakultas Filial Universitas al-Azhar di Qurthum, Sudan, selama empat tahun.
Pada tahun 1920, setelah tugasnya di Sudan berakhir, ia kembali ke Mesir dan langsung diangkat sebagai dosen Bahasa Arab di Universitas Darul 'Ulum serta dosen Ilmu Balaghah dan Kebudayaan pada Fakultas Bahasa Arab di Universitas al-Azhar. Pada rentang waktu yang sama, al-Maraghi juga mengajar di beberapa madrasah, di antaranya Ma'had Tarbiyah Mu'allimah, dan dipercaya memimpin Madrasah Utsman Basya di Kairo. Karena jasanya di salah satu madrasah tersebut, al-Maraghi dianugerahi penghargaan oleh raja Mesir, Faruq, pada tahun 1361 H.
Dalam menjalankan tugas-tugasnya di Mesir, al-Maraghi tinggal di daerah Hilwan, sebuah kota satelit yang terletak sekitar 25 Km. sebelah selatan kota Kairo. Bahkan, ia menetap di sana sampai akhir hayatnya. Untuk mengenang jasa dan pengabdiannya, namanya kemudian diabadikan sebagai nama salah satu jalan yang ada di kota tersebut.
Al-Maraghi adalah salah seorang tokoh terbaik yang pernah dimiliki oleh dunia Islam. Dalam usianya yang terbentang selama 71 tahun, ia telah melakukan banyak hal. Selain mengajar di beberapa lembaga pendidikan yang telah disebutkan, ia juga memberikan sumbangsih yang besar terhadap umat ini lewat beragam karyanya. Salah satu di antaranya adalah Tafsīr al-Marāghi, sebuah kitab tafsir yang beredar di seluruh dunia Islam sampai saat ini. Adapun karya-karyanya yang lain, yaitu:
1. Al-Hisbat fi al-Islâm;
2. Al-Wajîz fi Ushûl al-Fiqh;
3. 'Ulûm al-Balâghah;
4. Muqaddimat at-Tafsîr;
5. Buhûts wa Ārâ' fi Funûn al-Balâghah; dan
6. Ad-Diyânat wa al-Akhlâq.
(Keterangan ini merujuk pada kitab Al-Mufassirūn Hayātuhum wa Manhajuhum karya Sayyid Muhammad Ali Iyazi. Keterangan Ali Iyazi direferensikan pada kitab Al-A'lam karya az-Zarkaly dan kitab Minhaj al-Madrasat al-'Aqliyah al-Hadītsah karya Fahd ar-Rumy; Dirujukkan pula pada kitab At-Tafsīr al-'Ilmy li al-Qur'ān fi al-Mīzān karya Ibn Hajar; Muhammad Husein azh-Zhahabi memasukkan juga al-Maraghi dalam pembahasan tafsirnya, tetapi yang dijelaskan di situ tentang Muhammad Musthafa al-Maraghi (pengarang Buhuts Tafsiriyat), yang lahir tahun 1881 M. dan wafat tahun 1945, kakak kandung dari Ahmad Musthafa al-Maraghi yang dijelaskan oleh Ali Iyazi di atas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar