STIT AT-TAQWA CIPARAY BANDUNG

Selasa, 09 Agustus 2011

Kitab ‘Inayah al-Muftaqir

Satu lagi sebagai bukti kedigdayaan intelektual Syaikh Mahfuzh adalah kitab ‘Inayah al-Muftaqir yang ditulis tahun 1327 H. Kitab ini merupakan sebuah kitab yang mencoba mengkupas tentang sosok Khadir mulai dari nama, nasab, umur, dan lainnya. Dengan piawinya Syaikh Mahfuzh menghadirkan kepada para pembaca pelbagai riwayat mengenai sosok Khadir.

Dari riwayat-riwayat yang dihadirkan Syaikh Mahfuzh tampak bahwa sosok Khadir ternyata adalah sosok yang diperselisihkan. Namun Syaikh Mahfuzh tidak hanya berhenti pada menghadirkan kepada kita perbedaan-perbedaan riwayat mengenai sosok Khadir. Tetapi ia juga berupaya untuk meneliti lebih lanjut kesahihan riwayat yang ada mengenai Khadir.
Rujukan primer Syaikh Mahfuzh adalah kitab al-Ishabah fi Tamziz ash-Shahabah karya Ibnu Hajar al-‘Asqalani. Perbincangan mengenai sosok Khadir dimulai dengan nasab-nya. Setidaknya ada sepuluh riwayat yang dihadirkan di hadapan pembaca. Di antaranya adalah riwayat yang mengatakan bahwa Khadir adalah anak Nabi Adam as. Ini adalah riwayat ad-Daraqutni melalui Rawwad ibn al-Jarah dari Muaqatil bin Sulaiman dari adh-Dhahak dari Ibn Abbas ra.


Riwayat di atas yang mengatakan bahwa Khadir adalah anak Nabi Adam as merupakan riwayat yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Alasannya, Rawwad merupakan perawi yang berkualitas dha’if, dan Muqatil adalah matruk (orang dituduh sebagai pendusta), sedang adh-Dhahak tidak pernah mendengar riwayat tersebut dari Ibn Abbas. [H. 21].

Riwayat lain mengatakan bahwa Khadir adalah anak dari Qabil bin Adam as. Riwayat ini disebutkan oleh Abu Hatim as-Sijistani di dalam kitab al-Mu’ammirin. Riwayat ini pun tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Dan ada juga riwayat ath-Tahabir dengan sanad jayyid yang mengatakan bahwa Khadir adalah anak dari Persia. [H. 21 dan 22].

Setelah membicang tentang nasab Khadir Syaikh Mahfuzh kemudian menyebutkan alasan di balik nama Khadir. Dinamai Khadir (yang hijau) karena ketika ia sedang duduk di atas tanah tandus tiba-tiba tanah yang didudukinya mengeluarkan tumbuhan hijau. Hal ini sesuai dengan riwayat Ahmad dari Ibn al-Mubarak dari Mu’ammar dari Hamam dari Abi Hurairah. [H. 23].

Di samping itu, hal yang menarik dalam kitabnya, Syeikh Mahfuzh juga menyebutkan perbedaan pendapat mengenai status Khadir, apakah ia seorang nabi atau seoarang wali, atau malaikat? Menurut riwayat Ibn Abbas dan Wahab bin Munabbah, Khadir adalah seorang nabi tetapi bukan rasul. Pandangan ini juga ditegaskan oleh Abu Hayyan yang mengatakan bahwa mayoritas ulama menganggap bahwa Khadir adalah seorang nabi.

Sedangkan menurut sekelompok orang sufi, seperti Abu al-Qasim al-Qusyairi, mengaggap bahwa Khadir adalah seorang wali bukan nabi. Sedang al-Mawardi menyebutkan pandangan ketiga yang menyatakan bahwa Khadir adalah malaikat yang menjelma dalam rupa manusia. Namun ada juga pendapat abstain, artinya tidak mengetahui status Khadir. Hal ini sebagaiamana di katakan oleh Abu al-Khaththab bin Dihyah.

Dari ketiga pendapat tentang status Khadir, pendapat yang kuat menurut Syaikh Mahfuzh adalah pendapat yang mengatakan bahwa Khadir adalah seoarang nabi. Hal ini sebagaimana ditunjukkan dalam  sebuah riwayat yang dikeluarkan ‘Abd bin Hamid melaui ar-Rabi’ bin Anas, ia berkata: “Bahwa ketika Musa bertemu dengan Khadir, ia berkata: ‘as-salam ‘alaika ya Khadir?’ Lantas Khadir menjawab: ‘wa ‘alaika as-salam ya Musa?’. Musa pun bertanya kepad Kahdir: ‘Apa yang membuat kamu tahu kalau aku ini adalah Musa?’. Khadir pun menjawab: ‘Yang memberi tahu kepadaku tentang kamu adalah sama dengan yang memberitahu kepadamu tentang diriku”. [H. 27].

Demikian sedikit tentang isi dari kitab ‘Inayah al-Muftaqirah yang ditulis oleh Syaikh Mahfuzh. Sebuah kitab yang mencoba menghadirkan kontroversi mengenai sosok Khadir yang fenomenal. Dengan membaca kita tersebut kita akan diajak menyelami sosok Khadir dan perbedaan para ulama mengenainya. Membaca kitab ini setidaknya akan menjadikan kita bertambah dewasa dalam menyikapi perbedaan pandangan. Salam…

Tentang Kitab
Judul        : ‘Inayah al-Muftaqir
Penulis     : Syaikh Mahfuzh at-Termasi
Penerbit   : Departemen Agama RI
Cet.         : Pertama, 1429 H / 2008 M
Tebal       : 100 halaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar