STIT AT-TAQWA CIPARAY BANDUNG

Selasa, 20 September 2011

FILSAFAT HATI NURANI (Bag.2)

2. Pengertian hati nurani secara metafisika
Hati Nurani adalah kesadaran akan kewajiban berhadapan dengan sistuasi konkret yang saya hadapi kini dan disini. Berkaitan dengan adanya kesadaran (conscientia = bersama dengan, turut mengetahui) tentang perbuatan dan tentang pelaku (diri sendiri). Semacam instansi dalam bati kita, yang menilai dari segi moral perbuatan-perbuatan yang kita lakukan. Cara berfungsinya Sebagai vindex : menilai perbuatan yang telah berlangsung Sebagai index : menilai perbuatan yang akan datang Sebagai ludex : menilai perbuatan yang sedang dilakukan. Kemutlakan hati nurani, tuntutannya mutlak, tidak dapat di tawar-tawar. Memerintahkan tanpa syarat (imperatif kateoris). Mengikuti hati nurani merupakan hak dasar bagi setiap orang. Hati nurani adalah norma terakhir bagi perbuatan-perbuatan kita. Hati nurani bisa keliru tuntutannya mutlak tapi belum tentu benar (bisa benar bisa salah). Perlu dibedakan : saat sebelum keputusan diambil, Saat keputusan diambil. Sifat personal dan Adipersonal hati nurani; bersifat personal karena selalu berkaitan erat dengan pribadi yang bersangkutan dan hanya memberi penilaiannya tentang perbuatan saya sendiri. Bersifat Adipersonal, karena Hati nurani (Nur = cahaya) berarti hati yang diterangi, terhadap hati nurani seakan kita menjadi “pendengar”, mempunyai aspek transenden, yang melebihi pribadi kita, dan karena aspek adipersonal ini, hati nurani memiliki dimensi religius. Penentuan baik buruk , benar salah. Perbuatan yang dilakukan atas desakan hati nurani belum tentu secara objektif juga baik.Yang sebenarnya mau diungkapkan bukanlah baik buruknya perbuatan itu sendiri, melainkan bersalah tidaknya si pelaku. Maka kita tidak pernah boleh bertindak bertentangan dengan hati nurani kita. Akan tetapi manusia wajib juga mengembangkan hati nuraninya dan seluruh kepribadian etisnya samapi menjadi matang dan seimbang (yang subjektif dan objektif menjadi sama).

C. Hakikat-hakikat Hati Nurani
1. Penghayatan atas yang baik dan yang buruk di dalam tingkah laku yang konkret.
Hati nurani merupakan penerapan kesadaran moral yang tumbuh dan berkembang dalam hati manusia dalam situasi konkret.
2. Kekuatan Hati Melebihi Kekuatan Pikiran.
Akal manusia sungguh sangat liberal dan radikal mampu menembus ruang dan waktu mengembara dari khayal ke khayal, mampu berfikir untuk berkreasi dan berinovasi, membuat aturan-aturan untuk dirinya dan sesamanya, bahkan dengan akal itu pula manusia dapat berbuat sangat kejam, melanggar norma-norma yang dapat merusak sistem kehidupan. Dengan akal pula manusia mampu menguasai bumi dengan cara mengolah sumber-sumber daya yang ada di bumi dan memanfaatkannya untuk kepentingan dirinya, bahkan manusia mampu pergi ke ruang angkasa, menginjakan kakinya di bulan dan suatu saat nanti akan dapat pula mengeksplorasi sumber daya di ruang angkasa.
Itulah akal manusia yang dianugerahkan Tuhan hanya untuk manusia, anugrah ini tentunya harus dipergunakan untuk mensyukuri nikmatnya, akal yang senantiasa bersyukur ini disebut akal sehat, akal sehat selalu bersanding dengan hati nurani.
Hati nurani atau hati kecil hati adalah hati yang selalu diliputi cahaya sang Maha Pencipta, mengikuti irama alam semesta yang memang diciptakan Tuhan untuk manusia maka tatkala manusia yang berhati nurani melihat ketidak sesuaian atau adanya ketidak selarasan dengan alam ini maka dirinya kan tergerak untuk merubahnya dan menyesuaikan dengan keselarasan alam tadi.
Ketika seseorang dengan hati nurani, melihat ada orang lain yang patut ditolong pasti akan ditolongnya tanpa menghiraukan apa jenis warna kulitnya dari bangsa atau kelompok mana yang ditolong itu berasal. Dengan hati nurani juga manusia bisa berbuat baik untuk seluruh mahluk yang ada di alam ini dengan memberi perlindungan secara maksimal dengan menjaga keseimbangannya. Inilah manusia yang dapat memberi rahmat atas alam ini, pembawa damai dan toleransi.
3. Pemberi Peringatan yang Paling Halus.
Hati nurani itu penuh dengan nilai-nilai kemanusiaan, dan kebenaran yang hakiki. Dengan demikian kenapa hati nurani ini tidak kita jadikan sebagai salah satu pertimbangan yang mendasar didalam pengambilan suatu keputusan terhadap apa yang akan kita kerjakan. Suatu philosofi yang mendasarkan bahwa seseorang jika melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hati nuraninya, maka dia akan dihantui oleh kesalahan-kesalahan. tersebut. Ada lagi kata-kata “orang lain mungkin dapat anda tipu, tapi hati nurani anda, pasti akan sulit untuk anda bohongi”. Kata-kata ini bermakna cukup mendalam sebagai hukuman bagi seseorang yang melakukan suatu hal yang bertentangan dengan nurani. Bahkan hukuman ini mungkin lebih keras dari hukuman fisik, karena hal ini merupakan hukuman bathin, atau yang biasa disebut “tekanan bathin”. Marilah kita selalu bercermin kepada hati nurani, karena didalamnya terkandung nilai-nilai luhur, yang akan membawa kemaslahatan bagi kita sendiri dan orang-orang disekitar kita. Janganlah pertimbangan-pertimbangan negatif lebih mendominasi, sehingga menyebabkan “buta”nya hati nurani. Kembalilah kepada pemikiran-pemikiran positif dalam mencermati suatu masalah dengan koridornya adalah hati nurani. Janganlah konsep materialistis sampai mengesampingkan hati nurani, kita tidak akan mampu lari dari kesalahan-kesalahan akibat melawan nurani itu.
4.Hati nurani merupakan martabat terdalam diri manusia.
Hati nurani diberikan secara langsung oleh Sang Pencipta kepada manusia. Anugrah inilah yang mampu membantu manusia dalam membedakan suatu hal yang baik dan yang buruk. Hati nurani inilah yang memberikan dorongan bagi manusia untuk melakukan sesuatu ataupun tidak melakukan sesuatu. Karenanya apabila kita tidak mengikuti apa yang dikatakan oleh hati nurani, maka hal itu sama dengan mengkhianati martabat terdalam yang ada pada diri kita serta menghancurkan integritas pribadi kita sebagai manusia.
5. Hati nurani tempat kesadaran manusia untuk merefleksikan diri.
Kesadaran inilah yang mampu membedakan manusia dengan mahluk ciptaan Tuhan lainnya. Hati nurani inilah yang menuntut manusia untuk melakukan perbuatan yang bersifat moral (baik dan buruk). Tidak hanya itu, hati nurani juga memiliki kemampuan untuk mengetahui dan menilai suatu perbuatan bersifat moral ataupun amoral, dengan kata lain hati nurani juga dapat dijadikan sebagai “saksi” yang mengetahui perbuatan yang kita lakukan.
Suara hati menilai suatu tindakan manusia benar atau salah , baik atau buruk. Hati nurani tampil sebagai hakim yang baik dan jujur, walaupun dapat keliru.
6. Bersifat retrospektif dan prospektif.
Hati nurani retrospektif memberikan penilaian terhadap perbuatan-perbuatan yang telah berlangsung di masa lampau. Hati nurani retrospektif mampu mencela dan menuduh apabila perbuatan yang dilakukan manusia tergolong amoral (perbuatan yang buruk), memberikan kepuasan apabila perbuatan yang dilakukan terpuji dan dianggap baik. Dengan demikian hati nurani dapat dianggap sebagai badan kehakiman dalam batin manusia mengenai perbuatan yang telah berlangsung. Apabila hati nurani memberikan tuduhan yang menggelisahkan ini berarti manusia miliki a bad conscience, sedangkan apabila hati nurani memberikan kesenangan atas suatu tingkah laku baik ini menunjukkan bahwa manusia memiliki a good conscience.
7. Hati nurani juga berkaitan dengan personal dan adipersonal manusia.
Hati nurani personal berkaitan dengan pribadi yang bersangkutan. Hati nurani ini akan berkembang seiring dengan perkembangan seluruh kepribadian manusia, dan hanya memberikan penilaian atas perbuatannya sendiri. Sedangkan pada aspek adipersonal hati nurani mempunyai suatu aspek transenden yang artinya melebihi pribadi kita. Bagi umat beragama hati nurani adipersonal berkaitan dengan dimensi religius.
8. Pegangan menuju keputusan yang baik dan benar.
Dalam setiap pertimbangan yang kita miliki dan dalam melakukan atau memutuskan sesuatu selalu dipengaruhi oleh logika dan hati nurani. Ada kalanya logika manusia tidak dapat memberikan keputusan terbaik, maka diharapkan hati nurani memegang kendali atas keputusan kita. Hati nurani merupakan salah satu ”otak” dalam pengambilan keputusan disamping logika. Hati nurani dapat juga memberikan penilaian dan rasa tanggung jawab terhadap keputusan tersebut.Hati nurani memiliki fungsi sebagai ”juri” atas diri kita. Hati nurani akan terus memberikan penilaian terhadap perbuatan, keputusan, dan cara hidup kita.
9. hati nurani makin lama makin terasa dan memiliki peranan
Seiring perkembangan zaman, terjadi pula banyak perubahan dalam tatanan masyarakat, termasuk di dalamnya perubahan di bidang tata moral masyarakat. Dalam kehidupan moral sehari-hari, peranan hati nurani makin lama makin memiliki peranan. Jika dalam masyarakat tidak ada lagi konsensus mengenai norma moral, dan jika kesadaran bersama akan patokan menjadi kabur, maka perbuatan seringkali tergantung pada keyakinan pribadi dan pada hati nurani. Agar mampu mengambil keputusan yang baik dan benar, seseorang harus memiliki hati nurani yang dewasa dan matang.
10. hati nurani yang luhur dapat membuat manusia melakukan hal besar, dan di sisi lain, hati nurani yang tersesat dapat membuat manusia melakukan hal yang sama sekali tidak berperikemanusiaan
11. Pengendali Hidup Manusia
Institusi pengendali hidup manusia sebenarnya tidak satu perkara atau hal, melainkan banyak hal, diantara pengendali itu ada yang saling menguatkan, ada yang saling merobohkan. Pengendali hidup manusia adalah kebutuhan jasmaniah, kondisi alam lingkungannya, peradaban dimana ia dilahirkan, akal fikirannya, perasaannya, keyakinannya, situasi politik dan sosialnya, serta hati nuraninya.
Hati nurani merupakan tempat keberadaan nilai-nilai yang bersifat fitrah. Dalam setiap diri kita tertanam nilai-nilai fitrah seperti kasih sayang, kesabaran, kelemah-lembutan, serta kerinduan akan kebenaran yang hakiki. Hati nurani merupakan kekuatan pendorong bagi manusia untuk selalu rindu pada kebenaran. Sehingga apabila kehidupan sosial kita dibangun di atas hati nurani, maka kehidupan sosial kita akan aman damai.
12. Kebaikan ini akan terasa mudah apabila kita sering mengikuti hati nurani dalam berbicara dan bertindak
Hati nurani cenderung kepada kebaikan. Kebaikan ini akan terasa mudah apabila kita sering mengikuti hati nurani dalam berbicara dan bertindak. Namun, bagi seseorang yang sudah terbiasa melakukan sesuatu tidak berdasarkan hati nurani hal ini akan menjadi berat. Perlu kekuatan yang luar biasa untuk mengikuti hati nurani. Terutama hal yang belum bisa diterima oleh keadaan sekitar. Disini keyakinan dan optimisme perlu ditanamkan dalam pikiran dan hati kita. Setiap manusia pastilah mempunyai hati nurani. Kejujuran yang ada di dalam hati manusia. Seringkali kita melakukan tindakan yang sesuai dengan hati nurani. Kata hati nurani tidak pernah bohong. Namun, banyak konsekuensi yang akan kita dapatkan apabila kita mengkuti hati nurani. Karena seringkali hati nurani yang kita rasakan tidak mudah diterima oleh keadaan sekitar kita. Sehingga kadang-kadang ada tarik menarik antara mengikuti hati nurani atau mengingkarinya.
E. Virtualisasi dan Revitalisasi Hati Nurani
Hati nurani butuh penyegaran, didikan, latihan, rekreasi, reorientasi, penanaman paradigma. Hati nurani merupakan pemberian Sang Pencipta yang perlu dibina. Pembinaan ini ada yang halus dan jitu, ada yang kuran tepat dan longgar, serta ada pula yang tumpul. Hati nurani yang tumpul biasanya disebabkan adanya salah didikan yang ditanamkan sejak kecil. Keadaan hati nurani (longgar, tumpul, maupun jitu), semuanya bergantung pada pendidikan lingkungan. Karenanya dibutuhkan suatu pembinaan terhadap hati nurani agar moral manusia tetap terjaga.
Orang dari jaman dahulupun sudah menyadari akan peran informasi-informasi yang didapatkan dari lingkungan terhadap perilaku manusia. Kualitas hati nurani yang dimiliki seseorang tidak dapat lepas dari pengaruh lingkungan. sekitar orang tersebut. Secara tidak langsung kualitas hati nurani seseorang dipengaruhi oleh lingkungannya. Melalui lingkunganlah seseorang membentuk nilai-nilai moral dan tanggung jawab. Lingkungan merupakan menjadi sumber pengetahuan bagi hati nurani. Lingkungan yang berpengaruh itu dapat berupa keluarga, teman, pergaulan, budaya, agama, dan tradisi. Jika seseorang hidup dalam lingkungan yang baik maka hati nurani yang terbentuk akan memiliki kualitas yang baik dan sebaliknya.
Kesadaran manusia dalam bertindak dan merfleksikan apa yang telah dilakukan sangat dipengaruhi oleh hati nurani. Hati nurani inilah yang mendorong manusia untuk melakukan perbuatan moral (baik atau buruk), serta melakukan penilaian terhadap sikap yang telah ataupun hendak dilakukan. Dalam hal ini hati nurani melakukan penilaian suatu tindakan baik secara retrospektif maupun prospektif, dan bertindak sebagai “saksi” atas perbuatan yang telah dilakukan. Peran hati nurani yang begitu besar dalam mempengaruhi sikap serta tindakan yang diperbuat menuntut pengelolaan hati nurani yang baik, dan tepat.
Pembinaan hati nurani yang tidak tepat dapat berakibat pada rusaknya nilai – nilai moral yang ada dalam diri manusia.
Hati nurani , sebagai penilaian dari suatu perbuataan, tidak luput dari kemungkinan untuk keliru. Kepincangan dan gangguan hati nurani tersebut akan sangat berpengaruh pada saat seseorang membuat keputusan. Hati nurani yang terganggu atau pincang dapat mengakibatkan orang sulit mengambil keputusan, bahkan dapat menentukan keputusan yang salah secara moral.
hati nurani dapat juga menjadi tumpul/salah/tersesat jika manusia tersebut tidak pernah mendengarkan suara hati nuraninya ataupun karena lingkungan yang ada disekitar mausia tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar