STIT AT-TAQWA CIPARAY BANDUNG

Sabtu, 01 Februari 2014

Tafsir Tarbawi: MATERI PENDIDIKAN

I.         PENDAHULUAN
Al-qur’an merupakan kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril secara berangsur-angsur dan Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang  sangatlah sempurna dimana didalamnya banyak mengandung ajaran serta ilmu-ilmu yang sangatlah kompleks.
Dan diantara objek kajian keilmuan yang terdapat dalam Al-Qu’an yakni adalah meliputi segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, karena kitab suci Al-Qur’an dalam berbagai ayatnya mengingatkan kepada manusia agar menggunakan indera dan intelektual kita untuk memperhatikan, merenungkan dan memikirkan tentang ciptaan Allah SWT agar kita mendapatkan ilmu yang benar yang dapat membawa kita semakin dekat dengan Allah SWT.
Maka dari itu dalam makalah ini akan membahas beberapa ayat yang berkenaan dengan materi pendidikan yang terdapat dalam Al-Qur’an dan diantara ayat-ayat tersebut adalah Surat Al-Baqarah ayat 29, Al-Mulk 1-4, dan Surat Al-a’raf ayat 54

  1. II.      RUMUSAN MASALAH
    1. Bagaimana Tafsiran Surat Al-Baqarah Ayat 29?
    2. Apa maksud dari Surat Al-Mulk Ayat 1-4?
    3. Apa maksud dari isi Surat Al-A’raf Ayat 54?
  1. III.   PEMBAHASAN
    1. A.    Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 29
uqèd “Ï%©!$# šYn=y{ Nä3s9 $¨B ’Îû ÇÚö‘F{$# $YèŠÏJy_ §NèO #“uqtGó™$# ’n<Î) Ïä!$yJ¡¡9$# £`ßg1§q|¡sù yìö7y™ ;Nºuq»yJy™ 4 uqèdur Èe@ä3Î/ >äóÓx« ×LìÎ=tæ ÇËÒÈ
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan dia Maha mengetahui segala sesuatu”. (QS. Al-Baqarah: 29).
Dalam penggalan terjemahan ayat tersebut yang berbunyi “Kemudian Dia berkehendak menuju ke langit”. Kata kemudian dalam ayat ini bukan berarti selang masa tapi dalam arti peringkat, yakni peringkat sesuatu yang disebut sesudahnya yaitu langit dan apa yang ditampungnya lebih agung, lebih besar, indah dan misterius daripada bumi. Maka Dia, yakni Allah menyempurnakan mereka yakni menjadikan tujuh langit dan menetapkan hukum-hukum yang mengatur perjalanannya masing-masing, serta menyiapkan sarana yang sesuai bagi yang berada disana. Itu semua diciptakannya dalam keadaan sempurna dan amat teliti. Dan itu semua mudah bagi-Nya karena Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.[1]
Dari uraian diatas dapat diketahui, yakni berkaitan dengan materi pendidikan yang terkandung dalam ayat tersebut, menjelaskan bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta merupakan salah satu dari beberpa bukti keagungan Allah SWT yang menuntut kita untuk mempelajarinya sehingga dapat menambah keimanan kita terhadap kekuasaan Allah SWT.
Sebagaimana dalam buku karya DR. Nurwajah Ahmad E.Q disitu disebutkan bahwa Alqur’an berulangkali menampilkan fenomena alam semesta, yang target akhir dari itu semua adalah kesadaran atas eksistensi diri sebagai makhluk yang tidak memiliki arti apa-apa dihadapan sang penguasa. Oleh sebab itu dalam setiap ayat yang menjelaskan fenomena alam senantiasa dikaitkan dengan dorongan terhadap manusia unrtuk melakukan pengamatan, penyelidikan yang akan menambah pengetahuan manusia.[2]   Maka dengan demikian manusia harus menggunakan segala kekayaan alam bukan semata-mata untuk kepentingan fisik dan intelektual tetapi lebih penting lagi adalah untuk moral dan spiritual.[3]
Ayat ini turun dalam rangka Al-Taubih (ejekan) dan Al-Ta’ajjub (keanehan) yang disebabkan karena sifat ingkar yang ditunjukkan oleh orang-orang fasik dengan menyebutkan bukti-bukti yang mendorong mereka agar memiliki keimanan dan menjauhi kekafiran.[4]
Adapun diantara bukti-bukti tersebut adalah adanya kenikmatan yang menunjukkan kekuasaan Allah SWT, yang diperlihatkan dengan permulaan penciptaan makhluk-Nya hingga berakhirnya kehidupan ini.
Maka dari uraian-urain tersebut diatas dapat difahami bahwasanya yang terkandung dalam Surat Al Baqarah ayat 29 adalah berbicara tentang penciptaan alam semesta dalam rangka memberi peringatan orang – orang fasik. kemudian Allah juga menciptakan segala apa yang ada di bumi dan di langit untuk manusia, dengan demikian ayat tersebut tidak membicarakan proses penciptaan alam, melainkan lebih ditunjukan untuk menjelaskan posisi alam sebagai tempat yang penuh karunia tuhan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia sehingga manusia dapat bersyukur atas karunia tersebut dan meningkatkan keimanannya.
  1. B.     Surat Al-Mulk Ayat 1-4
x8t»t6s? “Ï%©!$# Ínωu‹Î/ à7ù=ßJø9$# uqèdur 4’n?tã Èe@ä. &äóÓx« 퍃ωs% ÇÊÈ “Ï%©!$# t,n=y{ |NöqyJø9$# no4qu‹ptø:$#ur öNä.uqè=ö7u‹Ï9 ö/ä3•ƒr& ß`|¡ômr& WxuKtã 4 uqèdur Ⓝ͕yèø9$# â‘qàÿtóø9$# ÇËÈ “Ï%©!$# t,n=y{ yìö7y™ ;Nºuq»yJy™ $]%$t7ÏÛ ( $¨B 3“ts? †Îû È,ù=yz Ç`»uH÷q§9$# `ÏB ;Nâq»xÿs? ( ÆìÅ_ö‘$$sù uŽ|Çt7ø9$# ö@yd 3“ts? `ÏB 9‘qäÜèù ÇÌÈ §NèO ÆìÅ_ö‘$# uŽ|Çt7ø9$# Èû÷üs?§x. ó=Î=s)Ztƒ y7ø‹s9Î) çŽ|Çt7ø9$# $Y¥Å™%s{ uqèdur ׎Å¡ym ÇÍÈ
1)      Maha Suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,
2)      Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,
3)      Yang Telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka Lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?
4)      Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.” (QS. Al-Mulk: 1-4).
Al-Maraghi menjelaskan bahwa ayat yang berbunyi “tabaaraka………….syin’in qadir”, maksudnya adalah bahwa di tangan (kekuasaan) Allah-lah kerajaan dunia dan akhirat. Selanjutnya potongan ayat “al-ladzi khalaqa al ma     utu wal hayata”, maksudnya adalah Allah-lah yang menentukan hidup dan mati melalui batas-batas yang tidak dilampaui dan tidak pula diketahui, melainkan Dia saja yang dapat mengetahuinya.[5]
Dari penjelasan tersebut terlihat jelas bahwa materi pendidikan yang terkandung di dalamnya adalah berkaitan erat dengan posisi alam semesta dan segala isinya untuk di pelajari supaya manusia dapat mengambil manfaatnya, dan supaya manusia mengetahui segala apa yang ada di muka bumi ini adalah ciptaan dan kekuasan-Nya, sehingga manusia itu dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaanya.
  1. C.    Surat Al-A’raf Ayat 54
žcÎ) ãNä3­/u‘ ª!$# “Ï%©!$# t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚö‘F{$#ur ’Îû Ïp­GÅ™ 5Q$­ƒr& §NèO 3“uqtGó™$# ’n?tã ĸóyêø9$# ÓÅ´øóムŸ@ø‹©9$# u‘$pk¨]9$# ¼çmç7è=ôÜtƒ $ZWÏWym }§ôJ¤±9$#ur tyJs)ø9$#ur tPqàf‘Z9$#ur ¤Nºt¤‚|¡ãB ÿ¾Ín͐öDr’Î/ 3 Ÿwr& ã&s! ß,ù=sƒø:$# âöDF{$#ur 3 x8u‘$t6s? ª!$# >u‘ tûüÏHs>»yèø9$# ÇÎÍÈ

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang Telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu dia bersemayam di atas ‘Arsy[548]. dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-A’raf: 54).

[548] bersemayam di atas ‘Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dan kesucian-Nya.
Menurut tafsir al-maraghi, kata Ar-Rabb berarti Tuhan pemilik, pengendali dan pendidik. Sedang Al-Illah ialah sesembahan yang diseru supaya menghilangkan bahaya atau mendatangkan keuntungan, dan yang didekaati dengan ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan yang di harapkan dapat menjadikan-Nya rela. Kemudian kata As Samawati Wal Ard yaitu langit dan bumi, yang dimaksud ialah alam atas dan alam bawah. Sedangkan kata Al Yaum, waktu yang istimewa, lain dari pada yang lain, karena peristiwa yang terjadi padanya, seperti halnya keistimewaan hari yang lazim kita kenal dengan adanya terang, karena terjadinya perang dan permusuhan padanya. Hari-hari yang enam ini yang di maksud bukan seperti di muka bumi, karena hari di muka bumi siang dan malamnya bejumlah dua puluh empat jam. Padahal waktu itu ada setelah diciptakanya bumi.[6]
Menurut penulis bahwa materi yang terkandung dalam surat Al-A’raf, yaitu materi yang berkaitan dengan alam semesta seperti Ilmu Biologi, Astronomi, atau Ilmu Falak. Hal tersebut terbukti dengan adanya kata-kata yang menunjukan alam semesta seperti As Samawaat Wal Ard, Al Yaum, Al Arsy, Al Khalqu.


  1. IV.        SIMPULAN
Dari uraian pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa materi pendidikan yang terkandung di dalam Al Quran Surat Al-Baqarah ayat 29 yaitu tentang penciptaan alam semesta dalam rangka memberi peringatan orang-orang fasik. Selain itu Allah juga menciptakan segala apa yang ada di bumi dan di langit. Dengan demikian ayat tersebut tidak membicarakan proses penciptaan alam, melainkan lebih ditunjukan untuk menjelaskan posisi alam sebagai tempat yang penuh karunia tuhan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia.
Dalam Surat Al-Mulk ayat 1-4 menjelaskan tentang posisi alam semesta dan segala isinya untuk di pelajari supaya manusia dapat mengambil manfaatnya.
Sedangkan dalam Surat Al-A’raf ayat 54 yaitu Ilmu-ilmu yang berkaitan dengan alam semesta seperti ilmu falak, biologi, fisika, dan lain-lain.
  1. V.           PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat kami buat, sebagai manusia biasa kita menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Nurwadjah, Tafsir Ayat Ayat Pendidikan (Bandung : Marja, 2007), Cet. 1
Al Maraghi, Ahmad Musthofa, penerjemah Bahrun Abubakar, Terjemah Tafsir Al Maraghi, (Semarang: PT. Karya Toha Putera, 1986), Cet. I
Masruri, Hadi, M. dan Imron Rossidy, Filsafat Sains Dalam Alqu’an,(Malang,: UIN Malang Press, 2007)
Nata, Abuddin, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), Cet. I
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), cet. X


[1] M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), cet. X, hlm. 138
[2] Nurwadjah Ahmad, Tafsir Ayat Ayat Pendidikan, (Bandung : Marja, 2007), Cet. 1, hlm. 129
[3] M. Hadi Masruri dan Imron Rossidy, Filsafat Sains Dalam Alqu’an, (Malang,: UIN Malang Press, 2007 ),  hlm. 46
[4] Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), Cet. I, hlm. 105
[5] Ibid., hlm. 111
[6] Ahmad Musthofa Al Maraghi, penerjemah Bahrun Abubakar, Terjemah Tafsir Al Maraghi, (Semarang: PT. Karya Toha Putera, 1986), Cet. I, hlm. 296-297.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar