PENDAHULUAN
- Latar belakang
Al-Quran merupakan sumber hokum pertama dalam agama islam, yang di dalamnya terdapat aspek-aspek yang berhubungan dengan kehidupan manusia. Diantaranya aspek pendidikan, sosial, dan hukum. Dalam mengkaji al-Quran tersebut selai mengetahui arti dan maknanya, juga harus mengetahui penafsiran-penafsiran yang dilakukan oleh para ulama terdahulu. Dalam makalah ini penulis akan memaparkan pandangan atau penafsiaran yang berkaitan dengan surat-surat yang berhubungna dengan ilmu pengetahuan, yaitu:
- surat Ghofir ayat 7
- surat Al-Baqoroh ayat 31-32
- surat Al-Isra` ayat 107-109
- surat Al-Qoshosh ayat 80
- surat Saba` ayat 6
- surat Al-Mujadalah ayat 11.
Selanjutnya, diantara para ulama itu/mufassir yang kami dapatkan literaturnya, yaitu Dr. Quraisy Shihab, ibnu Katsir, dan tafsir Al-Azhar karangan Prof. Dr. Buya Hamka. Makalah ini penulis buat dalam rangka memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Tafsir jurusan Pendidikan Agama islam, dan juga sebagai bahan referensi kedepannya.
- Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penyusun dapat menyusun rmusan masalah sebagai berikut:
1.bagaimana pemaparan para mufassir tentang ayat ilmu pengetahuan diatas?
2. apa isi kandungan dari beberapa ayat tersebut diatas?
BAB II
PEMBAHASAN
Tafsiran tentang ayat-ayat tentang ilmu pengetahuan
- Surat Al- Baqorah ayat 31
Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"
Kata Dia yaitu Allah SWT mengajar Adam nama-nama benda Seluruhnya, yakni memberi potensi pengetahuan tentang nama-nama atau kata-kata yang digunakan menunjuk benda-benda, atau mengajarkannya mengenal fungsi benda-benda. Ayat ini menginformasikan bahwa manusia dianugrahi Allah potensi untuk mengetahuinama dan fungsi serta karakteristik benda-benda, misalnya fungsi api, fungsi angin,dan sebagainya. Dan juga dianugrahi potensi untuk berbahasa. Sistem pengajaran bahasa kepada menusia ( anak kecil) bukan dimulai dengan mengajarkan kata kerja, tetapi mengajarakan terlebih dahulu nama-nama. Ini papa, ini mama, itu mata dan sebagainya. Itulah sebagaian mekna yang di pahami oleh para ulama dari firman-Nya: Dia megajar Adam nama-nama benda seluruhnya.( tafsir Al-Misbah, quraisy Shihab: 145)
Bagi para ulama yang memahami pengajaran nama-namakepada Adam dalam arti mengajarkan kata-kata, diantara mereka ada yang mengatakan bahwa kepada beliau dipaparakan benda-benda itu, dan pada saat yang sama beliau mendengarkan suara yang menyebut nama benda yang dipaparkan itu. Ada juga yang berpendapatbahwa Allah mengilhamkan kepada Adam nama benda itu pada saat dipaparkanya ehingga beliau memiliki kemampuan untuk memberi kepada mesing-masing benda nama-nama yang membedakannyadari benda yang lain. Kata mengajar tidak selalu dalam bentuk pendiktean sesuatu atau menyampaikan suatu kata, tetapi dapat juga dalam arti mengasah potensi yang dimiliki peserta didik sehingga pada akhirnya potensi itu terasah dan daoat melahirkan aneka pengetahuan.( Tafsir Al- Misbah, Quraisy Sihab: 147).
Kata Tsumma, ada yang memahaminya sebagai waktu yang relatif lama antara pengajaran Adam dan pemaparan itu, dan ada juga yang memahaminya bukan dalam art selang waktu, tetapi sebagai isyarat tentang kedudukan yang lebih tinggi, dalm arti pemaparanserta ketidak mampuan malaikatdan jelasnya keistimewaan Nabi Adam melalui penegtahuan yang dimilikinya.(tafsir Al-Misbah, Quraisy Shihab,147).
- Surat Saba` ayat 6
Dan orang-orang yang diberi ilmu (ahli Kitab) berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu Itulah yang benar dan menunjuki (manusia) kepada jalan Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.
Dari ayat tersebut artinya ialah bahwa orang yang diberi ilmu pengetahuan oleh Tuhan,pastilah karena ilmunya itu akan mempercayai kandungan isi Al-Quran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW adalah suatu kebenaran. Diantara isi Al-Quran itu tentang akan adanya hari kiamat kelak. Akan ada lanjutan hidup setelah hidup yang sekarang. Yang dimaksud dengan orang-orang yang diberi ilmu itu menurut Imam An-Thobari dalm tafsirnya ialah ahli kita (pemeluk agama Yahudi dan Nasrani yang menyatakan iman masuk kedalam agama islam). Zamarkasyi dalam tafsirnya menambahkan lagi, bahwa yang dimaksud dengan hal orang yang diberi ilmu ialah sahabat-sahabat Rosulullah SAW. Dan beliaupun menambahkankemungkinan juga umat Muhammad sendiri yang akan datang dibelakang hari setelah Rosulullah Wafat.( tafsir Al-Azhar, HAMKA: 135)
Pendapat Zamarkasyilah yang tepat, bahwa tiap oarang diberi ilmu pengetahuan oleh Tuhan, pastilah pergaya akan adanya hari kiamat. Hasil ilmu pengetahuan dalam menyelidiki alam semesta ini telah sampai kepada pendapat bahwa kiamat, yang berarti kehancuran seluruh alam itu adalah hal yang tidak mustahil. Kemajuan pesat ilmu pengetahuan, menyebabkan akan menambah keimanan pada dirinya, akan tumbuh subur iman itu dan dia akan bertambah yakin. Selain dari kebenaran isi kandungan al-Quran yang di sampaikan Nabi Muhammad itu ialah memberi petunjuk kepada jalan yang perkasa , yaitu jalan lurus yang tidk dapat diganti, peraturan ketat, disiplin yang keras dan ajaran yang perkaa itupun terpuji.( tafsir Al-Azhar, HAMKA: 135)
- Surat Al-Isra` ayat 107-109
Katakanlah: "Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud,
Dan mereka berkata: "Maha Suci Tuhan kami, Sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi".
. Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'.
Allah swt berfirman kepaada nabi Muhammad saw :” katakanla hai Muhammad, kepada kaum musyrik yang kafir kepada Al-Quran yang kamu bawa, ”berimanlah kamu kepada-Nya atau tidak usah beriman”. Yakni sama saja apakah kamu beriman kepada-Nya maupun tidak, maka Al-quran itu merupakan kebenaran yang diturunkan Allah dan telah disebutkan dalam kitab-kitan terdahulu. Oleh karena itu Allah berfirman.”sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuansebelumya”yakni ahli kitab yang sholeh, berpengetahuan, dan mengamalkan pengetahuannya sebagaimana adanya, ”apabila al-Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud” kepada Allah sebagai tanda syukur atas nikmat yang dianugrahkan kepada mereka berupa usia panjang sehingga bersama Rosul yang mulia, penerima Al-Quran. Karena itu, mereka berkata,”maha suci Tuhan Kami”. Yakni menyucikan, mengagungkan,dan mengakui kekuasaan-Nya yang sempurnadan bahwasanya Dia tidak akan menyalahi janji yang ditetapkanmelalui para Nabi terdahuludan pembawa kabar gembira mengenai pengutusan Nabi Muhammad. Karena itu Allah memberitahukan ucapan mereka ,”maha suci Tuhan kami, sesungguhnyajanji Tuhan kami pasti dipenuhi”.(tafsir Ibnu Kasir: 107)
- surat Al-Mujadalah ayat 11
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Allah SWT berfirman guna mendidik hamba-hamban-Nya yang beriman dan memerintahkan kepada mereka agarsatu sama lain saling bersikap baik di majlis, ”hai orang-orang yang beriman,apabila dikatakan kepadamu,`berlapang-lapanglah dalam majlis,`maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan kepadamu”. Kerena siapa yang menanam maka dia akan memanen, sebagaimana hadits Nabi SAW bersabda:
”barangsiapa yang membangun mesjid untuk Allah, maka Allah akan membangun untuknya sebuah rumah di dalam surga”
Ayat ini turun berkenaan dengan majlis-majlis zikir. Yaitu, bahwa apabila nereka melihat salah seorang datang menuju mereka, mereka mempersempit tempat duduk disamping Rosulullah, kemudian Allah memerintahkan kepada mereka untuk melapangkan tempat duduk satu sama lain. Para ahli fiqh berselisih pendaat mengenai boleh tidaknya berdiri untuk menyambut orang yang datang. Perselisihan mereka terbagi kepada beberapa pendapat. Diantara ulama ada yang membolehkan berdiri, dengan berlandaskan pada sebuah hadits:
”berdirilah untuk menyambut pemimpin kamu, lalu duduklah dia”.
Selanjutnya, Allah berfirman:”niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” yaitu janganlah kamu mengira bila kamu memberikan kelapangan kepada sasudaramuyang datang atau bila dia diperintahkan untuk keluar,lalu dia keluar,akan akn mengurangihaknya.bahkn itu merupakan ketingia dan perolehan martabat di sisiallah.ssedangkan allah tidfak akan menyianyiakan hal itu,bahkandia akan memberikan balasan kepadnya di duni adan ahirat.jkkarena orng yang merendahkan diri karna allah,maka allah akan mengangkat derajatnya dan akan mempopulerkan namanya.”Dan Allah maha mengetahui apa yag kamu kerjakan.”yaitu maha mengetahui orang yang mengetehui orang yang berhak untuk mendapatkan hal itu dan orqng tidak berhak mendapatkannya
12. Hai orang-orang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasul hendaklah kamu mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin) sebelum pembicaraan itu. yang demikian itu lebih baik bagimu dan lebih bersih; jika kamu tidak memperoleh (yang akan disedekahkan) Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
13. Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) Karena kamu memberikan sedekah sebelum mengadakan pembicaraan dengan Rasul? Maka jika kamu tiada memperbuatnya dan Allah Telah memberi Taubat kepadamu Maka Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Allah Taala memerintahkan kepada hamba hambanya yang beriamanbikila salah seiorang dari mereka hendak mengtakan pembicaraa rahasiah dengan rasulallah,hendalah mengeluarkan sedekah terlebh dahulu, ynhg akann menkyucikan dan membersihkannya serta mendirikannya layak untuk berdiri di tempt tersebut.itulah sebabny aallah berfirman”yang dermiokian itu lebih baik bagimu dan lebih bersih’kemudin allah SWT berfirman jika kamu tridak memperoleh”yaitu orang yang tiudak mampu mengerjakannya karna miskin,”maka sesunguhnya allah maha pengampun lagi maha penyayang allah tidak memerintahkan hal ini kecuali kepada orang yang mampu melkakukannya.
Allah berpirma,Apoakah kamu takut jik kamj brsedekah sebelum pembicaraan dengan rasul?”yaaitu kamu merasa hawatir terhadap berlanjutny kewajiban untuk mengel;uarkan sedkah sebelum mengadakan pembicaranan denganrasulallah saw.’maka jika amu tidak memoperbuatnya dan allah telah memberi taubat kepadamu maka dirikanlah salat,tunaikanlah zakat dan dn taatlah kepada allah dan raslulya dn allh maha mengetahui apa yang kamu kerjakan,. Malka dihapuslah kewajiban sedekah ini dari mereka dan sungguh telah duikatakan bahwa tidak ada yang mengamalkan aayat inio sebelum dihapusnya melaimkan ali vbin abi tolib
BAB III
SIMPULAN
- surat Al-baqorah: 31 menurut tafsir Al-Misbah adalah Allah SWT mengajarkan Adam as kepada benda-benda terlebih dahulu dibandingkan kata kerja. Kemudian Allah menjelaskan salah satu keistimewaan manusia yaitu mempu mengekspresikan apa yang terlintas di benaknya serta kemampuannya dalm menangkap bahasa sehingga ini mengantarnya”mengetahui”. Di sisi lain,kemampuan menusia merumuskan idea dan memberi nama bagi segala sesuatu merupakan langkah menuju terciptanya manusia berpengetahuan dan lahirnya ilmu pengetahuan.
- surat Saba` ayat 6 menurut tafsir Al-Azar adalah yang dimaksud dengan orang yang diberi ilmu itu adalah sahbat-sahabat Rosulullah SAW dan kemungkinan juga bagi umat Muhammad setelah beliau wafat. Orangorang yang diberi ilmu pastilah percaya akan adanya hari kiamat.
- surat Al-Qoshosh 80 menurut tafsir Al-Azhar: orang yang telah dianugrahi ilmu adalah orang yang berpengalaman. Lebih jauh lagi adalah orang yang tidak lagi terpesona oleh corak lahir dan bungkusan luar.
- surat Ghofir 7 menurut tafsir Al-Azhar: para malaikat yang menanggung arasy dan malaikat disekitarnya seraya memuji Allah swt dengan mengucapkan ”Subhanallah” atas segala kekuasaan dan kebijaksanaan-Nya dan mengucapkan ”Al-Hamdulillah”sebagai tanda syukur dan rasa rendah di hadapan Allah swt, dan berdoa kepada Allah agar dipinta ampunan bagi orang-orang yang berjuang dalam mencari ridho Ilahi, berjuang dalam menghadapi godaan syetan dan iblis.
- surat Al-Mujadalah ayat 11 menurut Tafsir Ibnu Katsir: yaitu janganlah kamu mengira bila kamu memberikan kelapangan kepada sasudaramuyang datang atau bila dia diperintahkan untuk keluar,lalu dia keluar,akan akn mengurangihaknya.bahkn itu merupakan ketingia dan perolehan martabat di sisiallah.ssedangkan allah tidfak akan menyianyiakan hal itu,bahkandia akan memberikan balasan kepadnya di duni adan ahirat.jkkarena orng yang merendahkan diri karna allah,maka allah akan mengangkat derajatnya dan akan mempopulerkan namanya.”Dan Allah maha mengetahui apa yag kamu kerjakan.”yaitu maha mengetahui orang yang mengetehui orang yang berhak untuk mendapatkan hal itu dan orqng tidak berhak mendapatkannya.
6. surat Al-Isra` ayat 107-109 menurut tafsir Ibnu katsir: Allah swt berfirman kepaada nabi Muhammad saw :” katakanla hai Muhammad, kepada kaum musyrik yang kafir kepada Al-Quran yang kamu bawa, ”berimanlah kamu kepada-Nya atau tidak usah beriman”. Yakni sama saja apakah kamu beriman kepada-Nya maupun tidak, maka Al-quran itu merupakan kebenaran yang diturunkan Allah dan telah disebutkan dalam kitab-kitan terdahulu. Oleh karena itu Allah berfirman.”sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuansebelumya”yakni ahli kitab yang sholeh, berpengetahuan, dan mengamalkan pengetahuannya sebagaimana adanya, ”apabila al-Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud” kepada Allah sebagai tanda syukur atas nikmat yang dianugrahkan kepada mereka berupa usia panjang sehingga bersama Rosul yang mulia, penerima Al-Quran. Karena itu, mereka berkata,”maha suci Tuhan Kami”. Yakni menyucikan, mengagungkan,dan mengakui kekuasaan-Nya yang sempurnadan bahwasanya Dia tidak akan menyalahi janji yang ditetapkanmelalui para Nabi terdahuludan pembawa kabar gembira mengenai pengutusan Nabi Muhammad. Karena itu Allah memberitahukan ucapan mereka ,”maha suci Tuhan kami, sesungguhnyajanji Tuhan kami pasti dipenuhi”.
DAFTAR PUSTAKA
Ar-Rifa`i, Muhammad Nasib. Ringkasan tafsir Ibnu katsir jilid 3.____________tt
Ar-Rifa`i, Muhammad Nasib. Ringkasan tafsir Ibnu katsir jilid 4.____________tt
Hamka. Tafsir Al-Azhar juz 19-20. jakarta: Pustaka Punjimas. 1984
Hamka. Tafsir Al-Azhar juz 23-24. Jakarta: Pustaka Punjimas. 1984
Hamka. Tafsir Al-Azhar juz 22. Jakarta: Pustaka Punjimas. 1984
Tidak ada komentar:
Posting Komentar