STIT AT-TAQWA CIPARAY BANDUNG

Sabtu, 21 Mei 2011

Terbentuknya Alam Semesta

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana kita ketahui bahwa alam semesta ini banyaklah terdapat teka-teki yang perlu kita kaji akan kebenarannya melalui teori-teori dan nash-nash al-Qur'an selaku pedoman umat islam yang berisi tentang segala objek dan referensi yang utama dalam setiap kegiatan ilmiah dimanapun.

Alam semesta ini terbentuk dengan sendirinya melalui beberapa tahapan dan proses yang terjadi sehingga alam ini terbentuk indah serta bisa menjadi tempat kita melalui proses kehidupan ini beberapa ilmu pengetahuan telah memberikan teori-teorinya dalam hal sepengetahuan kita.
Hanya ini latar belakang untuk lebih Jelasnya semua kejadian alam semesta ini perlu kita bahas bab pembahasan.
Sebagian pendapat orang Babylonia, alam semesta merupakan suatu ruangan/selungkup, dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit beserta bintang sebagai atapnya. Jadi, alam semesta atau jagad raya adalah suatu ruangan yang maha besar yang didalamnya terdapat kehidupan yang biotik dan abiotik, serta didalamnya terjadi segala peristiwa alam baik yang dapat diungkapkan manusia maupun yang tidak. Pengertian alam semesta mencakup tentang makrokosmos dan mikrokosmos. Makrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya bintang, planet dan galaksi. Mikrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amuba dan sebagainya.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana terbentuknya alam semesta?
2. Teori apa saja yang membahas tentang terbentuknya alam semesta dan manfaatnya.
B. Tujuan Masalah
1. Agar mengetahui bagaimana terbentuknya alam semesta.
2. Agar kita tahu teori apa saja yang membahas tentang terbentuknya alam semesta dan manfaatnya.
- Untuk Diri Sendiri
1. Agar wawasan yang saya miliki lebih luas.
C. Manfaat
Adapun manfaat dalam penulisan makalah ini ialah :
a. Akan menjadi salah satu pengalaman yang akan memperluas cakrawala pemikiran dan wawasan pengetahuan, khususnya dalam pembentukan alam semesta.
b. Sebagai tambahan pembendaharaan karya tulis ilmiah atau sebagai input yang sangat penting tentang temuan ilmiah dan koleksi perpustakaan yang dapat dijadikan referensi pengajaran dan perbandingan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Terbentuknya Alam Semesta
1. Teori Ledakan
Big Banor Theoras: berpikir tolak dari asumsi adanya suatu massa yang sangat besar, meledak dengan hebat karena adanya reaksi inti. Massa itu kemudian bergerak mengembang dengan sangat cepatnya menjauhi pusat ledakan.[1]
Menurut teori ini terdapat beberapa masa yang penting selama terjadinya alam semesta, yaitu:
a. Masa Quark yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10-4 detik, pada masa ini partikel-partikel saling bertumpang tindih mdan tidak berstruktur serta diikuti dengan kecepatan 109 ton tiap senticuiter kubek
b. Masa batas dinding planet yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10-43 detik berdasarkan hasil perhitungan planet
c. Masa Jiffy yatiu cuaca pada saat alam semeseta berumur 10-23 detik dengan jari-jari alam semesta 10-23 cm dengan kecepatan 1055 dari kecepatan air
d. Masa pembentukan Lipton yaitu cuaca pada saat alam semesta berumur setelah 10-4 detik.
e. Pada masa radiasi yaitu cuaca alam semesta berumur 1 detik sampai satu juta kemudian pada saat terbentuknya fusi hydrogen menjadi helium mempunyai suhu 109 derajat Kelvin. Pada saat usia alam semesta berumur 105 sampai 106 tahun mempunyai suhu 3000 derajat Kelvin.
f. Masa pembentukan Tata Surya yaitu pada usia 4,6 x 109 tahun. [2]

2. Teori Ekspansi Dan Kontraksi
Teori ini berlandaskan pemikiran bahwa ada suatu siklus dari alam semesta, yaitu "Masa Ekspansi" dan "Masa Kontraksi" diduga bahwa siklus ini berlangsung dalam waktu 30.000 juta tahun.
Dalam masa ekspansi kemudian terbentuklah galaksi-galaksi serta bintang-bintangnya. Ekspansi ini didukung oleh adanya tenaga yang bersumber dari reaksi inti hidrogen yang pada akhirnya akan membentuk berbagai unsur-unsur terbentuk menyusul dengan mengeluarkan tenaga berupa panas yang sangat tinggi. Disamping itu, terdapat suatu hipotesis menarik yang diajukan oleh Fowler tentang terjadinya galaksi[3] yakni :kira-kira 12.000 juta tahun yang lalu, galaksi di alam semesta yang jumlahnya ribuan tidaklah seperti galaksi yang ada saat ini. Saat itu, galaksi masih merupakan kabut gas hydrogen yang sangat besar. Kabut gas hydrogen tersebut bergerak perlahan dan berputar pada porosnya sehingga seolah-olah berbentuk bulat karena gaya beratnya. Kabut tersebut kemudian berkontraksi sehingga bagian luarnya banyak yang tertinggal.[4]
Gumpalan tersebut hydrogen yang sudah menjadi bintang tersebut juga melakukan kontraksi secara perlahan, kemudian setelah berjuta-juta tahun bintang tersebut mempunyai bentuk seperti benua langit sekarang ini.
B. Terjadinya Bumi dan Tata Surya
Ptolomeus berpendapat bahwa semua benda di angkasa bergerak mengelilingi bumi, sehingga teorinya disebut sebagai geosentris. Begitu juga Copernicos, Astronom Polandia dengan teorinya heliosentris, dan didukung oleh Galileo Galeili. Tahun 1686, Issac Newton dengan teori gravitasinya menjelaskan bahwa kunci dan planet-planet lainnya mengorbit karena prinsip gravitasi.
Sehubungan dengan hipotesis terjadinya sistem tata surya terdapat bebrapa hipotesis, yang secara kategorikal dikelompokkan sebagai berikut:
1. Hipoteisi Nebular (kabut)
Terdapat, paling tidak dua tokoh yang dapat diidentifikasi sebagai pencetus hipotesis nebular, yakni Immanuel kant dan Piere Simon Marquis de Laplace.
Immanuel kant (1724-1804) berdasarkan hukum Newton tentang gravitasi, Kant mengatakan bahwa, asal segalanya ini adalah dari gas yang bermacam-macam, yang tarik menarik membentuk kabut besar. Terjadinya benturan masing-masing gas, menimbulkan panas pijarlah. Dan itulah asal dari pada matahari. Matahari berputar kencang dan di khatulistiwanya mempunyai kecepatan linier paling besar, sehingga terlepaslah fragmen-fragmen. Fragmen-fragmen inilah yang tadinya pijar melepaskan banyak panas dan mengembun kemudian cair dan bagian luarnya makin padat, demikianlah terjadi planet-planet termasuk bumi kita ini.
Dibagian khatulistiwa terjadilah pemisahan fragmen dari kabut tersebut. Fragmen yang dilemparkan kabut keluar mendingin, mengembun, mencari dan akhirnya menjadi planet dan membentuk planet-planet.
Hampir semua dengan teori kant adalah hipotesis piere simon marquis de Laplace (1729-1827), seorang mata cendikiawan perancis yang menyatakan: diagnosa terdapat kabut asal yang telah berputar, berpijar dan panas. Putaran kabut yang berpijar secara mendingin semakin cepat berutar, gas tersebut semakin mendingin dan menyusut sehingga bentuknya menyerupai lingkaran. Semakin cepat putarannya, semakin mendekati equator karena gaya gravitasi, bentuk gumpalan gas di bagian tengah tidak begitu besar sehingga terjadi pemisahan fragmen-fragmen tersebut berbentuk seperti cincin atau gelang yang bergerak mengelilingi kabut induknya. Setelah gelangan fragmen pertama terlepas dari induknya, terlepas pula cincin fragmen yang kedua, ketiga dan seterusnya sampai yang kesembilan. Cincin itu semakin mendingin, menyusut lalu membentuk planet, semuanya mengorbit induknya, satelit atau bulan yang mengelilingi planet-planet tersebut terjadi dengan cara yang semua.
2. Hipotesis tidak (Hipotesis Pasang Surut Gas)
Diungkapkan oleh Jeans dab Haroid Jeffreys tahun 1919. Menurut hipotesis ini planet merupakan percikan dari matahari yang sampai dini masih ada percikan itu disebut tidak. Tidak yang besar yang kemudian akan menjadi planet itu disebabkan karena adanya dua buah matahari yang bergerak saling mendekat. Peristiwa ini tentu jarang sekali terjadi namun jika ada dua buah bintang yang bergerak mendekat satu sama lain, maka akan terbentuklah planet-planet bara seperti teori di atas.
Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan di atas, dapat ditegaskan bahwa teori-teori tersebut hanyalah sekedar menguji hipotesis. Setelah teruji teori-teori tersebut masih sangat mungkin diperbaiki dengan teori-teori yang lebih akurat. Namun demikian, teori-teori tersebut masih banyak diyakini orang sampai sekrang.
Adapun perspektif al-Qur'an tentang terjadinya alam semesta dapat disajikan sebagai berikut:
1. Al-Qur'an menegaskan bahwa pada awalnya alam semesta merupakan sesuatu yang padu atau meninggal yang kemudian Tuhan pisahkan. Dalam surat al-Anbiya' ayat 30 dinyatakan awalan
Artinya : Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?[5]
Dari ayat di atas, dapat duga bahwa perspektif al-Quran nampaknya sesuai dengan teori pengetahuan modern, misalnya hipotesis Big Bag, yakni bahwa alam semesta pada awalnya merupakan massa yang sangat besar dan panas lalu meledak karena adanya reaksi inti dan kemudian membantu sehingga terbentuk planet-planet termasuk planet bumi. Dengan kata lain, sebagaimana dinyatakan oleh Jeans alam semesta ini pada awalnya adalah gas yang berserekan secara teratur di angkasa luas, sedangkan kabut-kabut atau kumpulkan kosmos itu tercipta dari gas-gas tersebut yang telah mendingin untuk kemudian memadat.
C. Asal Mula Kehidupan Di Bumi
Terdapat dua mazhab teori yang mengungkapkan asal-usul kehidupan di bumi yaitu:
1. Teori abiogenist (Generation Spontanin).
Teori ini beranggapan bahwa mahluk hidup terjadi dengan sendirinya dari mahluk pana ahli sebelumnya, abad ke 17. pendapat teori ini sedemikian extreme misalnya diyatakan kecobong berasal dari lumpur, ulat berasal dari bangkai, bahkan dari gandum dapat berubah menjadi tikus hanya dalam satu malam.
2. Teori biogenesis
Teori biogenesis menyatakan bahwa mahluk hidup berasal dari mahluk hidup yang lain. Teori ini memiliki bebrapa sub madhab yaitu:
a. Semua kehidupan berasal dari telur (omne vivum ex ovo). Tokohnya adalah Francisco Redi. Redi membuktikan bahwa ulat dari bangkai berasal dari telur yang meletakkan telurnya dengan sengaja.
b. Semua kehidupan berasal dari jasad hidup sebelumnya. Dengan kata lain, adanya jasad hidup (omne ovoum ex vivum) pelopornya adalah Lazzaro Spalllazani dengan ekspirementasi terhadap kaldu dapat membusuhkan kaldu itu, bila kaldu ditutup rapat setelah memilih maka tidak terjadi pembusukan. Sedemikian jauh sehingga hampir semua ahli biologi sepakat bahwa pemula kehidupan terjadi di bumi ini, tidak diluar bumi. Mereka menemukan makhluk hidup bersel satu sebagai pemula kehidupan, yang kemudian terjadi evolusi organik menjadi evolusi organik menjadi bersel banyak.[6] Lebih lanjut opharin, seorang sarjana rusia mengemukakan hipotesis bahwa terdapat makhluk peralihan dari mahkluk tidak hidup ke mahkluk hidup. Opahrin menegaskan hipotesisnya berdasarkan penelitian ilmu kimia, yakni bahwa tubuh orgnisme 99% terdiri dari senyawa karbon, hydrogen, oksigen dan nitrogen. Pendapat Opharin ini dikuatkan JBS haldane, sehingga teori keduanya dikenal dengan opharine haldane theory. Dengan asal-mula kehidupan termasuk asal-usul manusia di bumi berdasarkan perspektif Al-Qur'an , akan diuraikan terutama pada pembatasan tentang teori evolusi dan rekayasa reproduksi menurut Al-Qur'an akan diuraikan terutama pada pembatasan tentang reproduksi menurut al-Qur'an. Pada bab berikutnya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah kami membahas tentang terbentuknya alam semesta dapat kami simpulkan bahwa alam semesta alam semesta atau jagad raya adalah suatu ruangan yang maha besar yang didalamnya terdapat kehidupan yang biotik dan abiotik, serta didalamnya terjadi segala peristiwa alam baik yang dapat diungkapkan manusia maupun yang tidak.
Ada beberapa teori yang harus kita ketahui dalam pembentukan alam semesta diantaranya :1) Teori ledakan, 2) teori Ekpansi dan kontraksi. Ada juga beberapa teori yang mendukung terbentuknya alam semesta diantaranya adalah terjadi bumi dan tata surya serta asal-usul terjadinya kehidupan di bumi.
B. Saran-Saran
Demikian pembuatan makalah ini semoga dapat dijadikan proses pembelajaran khususnya dalam mengetahui proses terjadinya alam semesta Dan juga Makalah ini dapat dijadikan acuan bagi pembaca untuk mendapatkan tambahan nama sain dalam bidang astronomi serta dapat memadukan teori-teori rasional dengan memadukan konsep-konsep tentang pembentukan alam semesta.

DAFTAR PUSTAKA
Mien Rosmini, ct. al, Ilmu Alamiah Dasar. Semarang: IKIP Semarang Press, 1989
Ahmad, Baiquni. Al-Qur'an Dan Ilu Pendidikan Kealaman. Jakarta : Dana Bhakti Prima Yasa, 1996.
Edi, Susanto. Buku Ajar Ilmu Alamiah Dasar. Pamekasan : STAIN Pamekasan Press 2006.
Hamzah, Ali. Fahmi Basyas, Ilmu Alamiah Dasar, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta,1998, Jakarta.
Handayani MM, Sri, Buku Ajar Ilmu Alamiah Dasar,____________,________
Jasin, Maskoeri. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Rajawali Persada. 1987.
Mas'ud, Ibnu dan Paryono, Joko. Ilmu Alamiah Dasar. Bandung: Pustaka Setia. 1999.
Mawardi dan Hidayati, Nur. llmu Alamiah Dasar. Ilmu Sosial Dasar. Ilmu Budaya Dasar. Bandung : Pustaka Setia. 2004.
Yasin. Maskoeri, Ilmu Alamiah Dasar,RT. Raja Grafindo Persada, 2005, Jakarta.
Firmansyah, Farid,Ilmu Alamiah Dasar, Pamekasan : STAIN Pamekasan, 2007
Ahmadi, Abu dan A. Supatmo. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rineka Cipta. 2004
Aly, Abdullah, Eny Rahma, Ilmu Alamiah Dasar, Bumi Aksara, 1996, Jakarta.
Baiquni, Ahmad, Al-Qur'an dan Ilmu Pengatahuan Kealaman , Dana Bhakti Prima Yasa ; 1996, Cet 1, Jakarta


[1] Baiquni, Ahmad. Al-Qur'an Dan Ilu Pendidikan Kealaman. Jakarta : Dana Bhakti Prima Yasa, 1996. hlm., 211
[2] Mien Rosmni, ct. al, Ilmu Alamiah Dasar (semarang: IKIP Semarang Press, 1989) h.38
[3] Galaksi adalah calon bintang/sekolonpok bintang yang jumlahnya
[4] Susanto, Edi. Buku Ajar Ilmu Alamiah Dasar. Pamekasan : STAIN Pamekasan Press 2006. hlm., 16
[5] Terjemahan Al-Qur'an Pada surat Al-Anbiya' ayat 30
[6]Ibid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar