BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hermeneutika adalah kata yang sering didengar dalam bidang teologi, filsafat, bahkan sastra, hermeneutika baru muncul sebagai sebuah gaerakan dominan dalam teologi protestan eropa, yang menyatakan bahwa hermeneutika merupakan “titik fokus” dari isu-isu teologis sekarang.
Dari sekian banyak tokoh dalam hermeneutika, kami akan mengungkap sebuah pemikiran dari seorang tokoh yaitu F. E. D. Schleiermacher, yang akan membahas riwayat hidup, latar belakang pemikiran, inti hermeneutika menurut schleiermacher untuk lebih jelasnya kami akan mengupas dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana riwayat hidup Friedrich Ernst Daniel Schleiermacher?
2. Apakah latar belakang pemikirannya?
3. Siapa dan bagaiman 2tokoh yang mempengaruhinya?
4. Apakan inti uraian hermeneutika Friedrich Ernst Daniel Schleiermacher?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui riwayat hidup Friedrich Ernst Daniel Schleiermacher
2. Mengetahui latar belakang pemikirannya
3. Mengetahui Siapa dan bagaiman 2tokoh yang mempengaruhinya
4. Mengetahui inti uraian hermeneutika Friedrich Ernst Daniel Schleiermacher
BAB II
PEMBAHASAN
A. Riwayat Hidup Friedrich Ernst Daniel Schleiermacher
Friedrich Ernst Daniel Schleiermacher dilahirkan di Breslau pada tanggal 21 November 1968 dari keluarga yang sangat teaat dalam agama protestan. Pada tahun 1783 ia mengikuti pendidikan menengah di sekolah Moravian di Niesky. Alasan memasuki sekolah Moravian, selain mengikuti tradisi keluarganya, adalah terutama karenamotivasi yang sangat kuat untuk mengalaman iman yang mendalam hidup kristen.
Tahun 1785 ia bersama dengan teman-temannya perke barby dan melanjutkan studi teologi di sana. Pada tahun 1787 Friedrich Ernst Daniel Schleiermacher menjalani matrikuasi di Universitas Helle, sebuah universitas yang berkembang di bawah filsafat christian wolf dan semler. Ia dikenal sebagai mahasiswa yang tekun dan pandai.
Tahun 1802 Friedrich Ernst Daniel Schleiermacher pindah ke stolp, sebuah kota dekat daerah pantai laut baltik dan mulai tahun 1803 mengajar etika dalam kelompok dosen lutheran di Universitas Helle dan menjadi pengkhotbah universitas itu.
Dengan hadirnya Friedrich Ernst Daniel Schleiermacher di Universitas Halle, maka sejak 1780 perkembangan intelektual cukup menonjol di sana. Perkembangan itu terjadi karena adanya 4 rangkai pemikir mencoba mengatasi dan merubah alam pikiran klasik, Reil sebagai profesor kedokteran, Steffens sebagai Filsuf Alam dan Friedrich Ernst Daniel Schleiermacher sendiri.
Sistem kefilsafatan yang diajarkan oleh Friedrich Ernst Daniel Schleiermacher terutama berkisar pada kuliah-kuliahnya tentang dialektika dan etika filsafati. Selama ia mengajar, ia tidak menerbitkan buku-buku tentang topik kuliahnya.
Dalam bidang hermeneutik, Friedrich Ernst Daniel Schleiermacher menggunakan bidang ini terutama dalam diskusi-diskusi tentang filsafat dan teologi. Baginya, hermeneutik adalah sebuah teori penabaran dan interpretasi teks-teks menenai konsep-konsep tradisional kitab suci dan dogma. Friedrich Ernst Daniel Schleiermacher menerapkan metode-metode philologi untuk membahas tulisan-tulisan biblis (tentang kitab suci bilble) dan menerapakan metode hermeneutik teologis untuk teks-teks yang tidak berhubungan dengan injil (beble). Penerapan metode philologi tersebut Friedrich Ernst Daniel Schleiermacher meninggal dunia pada hari rabu tanggal 12 Februari 1934 karena radang paru-paru. Kematiannya itu membuat seluruh warga civitas akademika Universitas Berlin berduka cita sangat dalam karena kehilangan seorang tokoh besar dan salah satu pendiri universitas tersebut.
B. Latar Belakang Pemikran Tentang Hermeneutik
Walaupun ia hidup di abad yang telah silam, namun Friedrich Ernst Daniel Schleiermacher cukup pantas untuk ditempatkan sebagai tokoh hermeneutik yang berlaku saat ini. Ia membedakan hermeneutik dalam pengertian sebagai “ilmu” atau ‘seni’ memahami dengan hermeneutik yang didefinisikan sebagai studi tentang memahami itu sendiri (Richard E. Palmer, 1969:40) Friedrich Ernst Daniel Schleiermacher menulis sebagai berikut:
“semenjak seni berbicara dan seni memahami berhubungan satu sama lain, maka berbicara hanya merupakan sisi luar dari berfikir, hermeneutik adalah bagian dari seni berpikir itu, dan oleh karenanya bersifat filosofis” (F. E.D. Schleiermacher,1977:97).
Penerapan hermeneutik sangatlah luas, yaitu dalam bdiang teologis, filosofis, linguistik maupun hukum. Secara dasariah hermeneutik adalah filosofis, sebab meruakan bagian dari seni berfikir. Pertama-tama buah pikiran kita mengerti, baru kemudian kita ucapkan. Inilah alasannya mengapa Friedrich Ernst Daniel Schleiermacher menyatakan bahwa bicara kita kembangkan seiring dengan buah pikiran kita.
Yang dimaksudkan oleh Friedrich Ernst Daniel Schleiermacher adalah bahwa ada jurang pemisah antara berbicara atau berfikir yang sifatnya internal dengan ucapan yang aktual. Kita harus berpikir yang sifatnya internal dengan ucapan yang aktual. Kita harus mampu mengdaptasi buah pikiran ke dalam kekhasan lagak ragam dan tata bahasa.
Menurut Friedrich Ernst Daniel Schleiermacher pemahaman hanya terdapat di dalam kedua momen yang saling berpautan satu sama lain. Baik bahasa maupun pembicaranya harus dipahami sebagaimana seharusnya.
C. Dua Pendahuluan F. E. D. Schleiermacher
Untuk mengapresiasi hakekat dan besarnya kontribusi Friedrich Ernst Daniel Schleiermacher terhadap pengembangan teori hermeneutis, perlulah mempertimbangkan konteks hermeneutika pada masanya, dan khususnya kosepsi di bdiang itu yang diberikan oleh dua tokoh besar pada masa itu, Friedrich August Wolf.
F. E. D. Schleiermacher mengembangkan konsep hermeneutikanya ari fromulasi awalnya yang dikelompok-kelompokkan sebagai aporisme pada tahun 1805 dan 1806, sebagaihasil dari dialog kritis dengan ast dan Wolf.
Fredich Ast
Fredch Ast (1778-1841) memberikan dua karya utamanya mengenai filologi pada tahun 1808: Grundlinien der Grammatik, Hermeneutik und kritik (Based Elements Of Grammer, Hermeneuticsand critism) danGrundriss der philologie (Outlnesof philology).
Menangkap ‘spririt’ antiquitas (antiquity, jaman atau barang-barang pubakala), yang diterima dengan sagat jelas dalam warisan literatur. Bentuk fisik dari semua antiquitas menunjukkan pada bentuk dalamnya, sebuah kesatuan dalam keberadaan, harmonis dalam bagian-bagiannya, yang dapat di sebut geist dari Jerman kuno, filologi konsep kesatuan spritual kemanusiaan (Einsheit des Geistes) merupakan basis konsepsi ast tentang lingkaran hermeneutis. Yaitu, karena Geist adalah sumber semua pengembangan dan semua yang akan menjadi kesan spririt keutuhan ditemukan dalam bagian individu; bagian dipahami dari keseluruhan dan keseluruhan dipahami dari harmoni dalam pada bagian-bagian itu sendiri.
Tugas ini secara eksplisit dibagi oleh ast ke dalam tiga bagian, atau bentuk, pemahaman: 1) ‘historis’, yaitu, pemahaman yang terkait dengan isi sebuah karya yang dapat berupa karya artistik, saints, atau umum; 2) ‘gramatis’ yaitu, pemahaman karya yang terkait dengan pandangan utuh sang pengarang dan pandangan (Gist) masa itu. Dua ‘hermeneutik’ yang pertama dalam ast membuat distingsi antara level-level pemahaman, seperti baru saja didiskusikan, dan level eksplannasi. Level pemahaman historis, gramatis, geinstie, merupakan level tiga level eksplanasi; untuk itu, selaran dengan hermeneutik surat (hermeneutik des buchstabens), dan hermeneutik spirit (hermeneutik Geistes).
Satu ide lainnya dari pemikiran ast menggembar-gemborkan sesuatu ke dalam hermeneutika: konsep tentang proses pemahaman itu sendiri sebagai nachbildung, reproduksi. Dalam karyanya grundlinen der gramatik, hermeneutikund kritik, ast melihat proses pemahaman sebagai repetisi (pengulangan) proses kreatif.
Friederch August Wolf
Tujuan hermeneutika, bagi wolf, adalah ‘untuk menangkap pikiran yang dia inginkan.’ Interpretasi adalah dialog, dialog dengarang. Tentusaja tidak harus jatuh ke dalam psikologisme untuk mengesankan bahwa karya adalah sebuah usaha komunikasi, dan bahwa tujuan hermeneutika adalah menyempurnakan komunikasi, yaitu untuk menangkap maksud atau gagasan pengarang seperti yang telah di tangkap.
Sama dengan ast, menurut Friederch August Wolf mengemakan tiga level hermeneutika; tetapi ia kehilangan metafisikan Geistnya ast dalam tingkat ketiga. Melahan ia lebih praktis. Tiga level atau macam hermeneutika itu adalah; interpretation gramatica, historica, dan philosophica. Gramatis, berkaitan dengan semua haldi mana pemahaman bahasa dapat membawa pada tujuan interpretasi. Historis, memperhatikan tidak hanya dengan fakta-fakta historis tetapi juga dengan pengetahuan faktual dari kehidupan pengarang, supaya mendatangkan pengetahuan tentang apa yang pengarang ketahui. Umumnya fakta-fakta historis adalah penting, bahkan untuk mengetahui karakterisik fisik geografis dari negra. Singkatnya, penafsiran harus mempunyai pengetahuan sejarah sebagai suatu yang mungkin. Level filosofis dari interpretasi digunakan sebagai uji ogika ataukontrol terhadap dua level yang lain.
Pada penelurusan singkat mengenai hermeneutikanya ast dan wolf ini membantu mengantarkan hermeneutika filologis masa F. E. D. Schleiermacher. Walalupun ernesti dan pengikutnya, morus, menulis dalambahasa latin, baik ast dan wolf telah menulis dalam bahasa jerman. Unsur interpretasi ‘gramatis’ yang diletakkan oleh ernesti masih dirasakan mendasar dalam pemikiran ast dan wolf; tetapi meskipun menggunakan bahasa jermania lebih bernuansa dan lebih mendalam. Dengan penerjemahan ke dalam bahasa jerman, dan pendalaman level historis dan filosofis dari interpretasi.
D. Inti Uraian Tentang Hermeneutika
Menurut F. E. D. Schleiermacher, adadua tugas hermeneutik yang pada hakikatnya identik satu sama lain, yaitu interpretasi gramatikal dan interpretasi psikologis. Bahasa gramatikal merupakan syarakt berfikir setiap orang. Sedangkan aspek pasikolgois interpretasi memungkinkan seseorang menangkap setitik cahaya pribadi penulis.
Walaupun demikian, F. E. D. Schleiermacher menawarkan sebuah rumusan positif dibidang seni interpretasi, yaitu rekonstruksi historis, bojektif dan subjektif terhadap sebuah pernyataan. Dengan rekonstruksi objektif historis, ia bermaksud membahas sebauh pernytaan dalam hubungan dengan bahasa sebagai keseluruhan. Dengan rekonstruksi subjektif-historis ia bermaksud membahas awal mulanya sebuah peryataan masuk dalam pikiran seseorang.
Oleh F. E. D. Schleiermacher, schleiemacher mengatakan bahwa: pemahaman kita peroleh dengan melihat bagaimana semua bagian itu berhubungan satu sama lain. Rekonstruksi menyeluruh koherensi suatu teks tidak akan pernahlengkap jika detail-detailnya tidak diperhatikan. Keseluruhan proses ini adalah metode hermeneutik, suatu proses mehamai dan interpretasi.
Ada beberapa taraf memahami, demikian juga dengan interpretasi. Taraf pertama ialah interpretasi danpemahaman mekanis: pemahaman dan interpretasi dalam kehidupan kita sehari-hari, di jalan-jalan, bahkan di pasar, atau di mana saja orang berkumpul bersama untuk berbincang-bincang tentang topik umum. Taraf kedua ialah taraf ilmiah dilakukan di universitas-universitas, dimana diharapkanadanya taraf pemahaman dan interpretasi yang lebih tinggi. Taraf keduanya ini dasarnya adalah kekayaan pengalaman dan observasi. Taraf ketiga ilalah taraf seni; disini tidak ada aturan yang mengikat atau membatasi imajinasi.
Bila kita mengerti, kita tidak menyadari pada taraf mana pengertian atau pemahan kita. Jika kita membuat interpretasi terhadap ayat-ayat kitab suci, suatu dokumen historis, kita sangat sering mencacaukan penggunaan ketiga taraf interpretasi tersebut diatas.
F. E. D. Schleiermacher sendiri lebih menekankan seni pada interpretasi. Mungkin karena inilah F. E. D. Schleiermacher menyatakan bahwa ‘sebagai suatu seni, maka tidak ada hermeneutik yang bersifat umum; yang ada hanyalah macam-macam hermeneutik yang sudah di khsuuskan (penggunaanya).’ Pemahaman yang selalu dipasangkan dengan interpretasi tidak lain adalah seni, dalam arti bahwa seseorang tidak dapat meramalkan waktu dan cara seseorang mengerti.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. F. E. D. Schleiermacher lahir di breslau pada tanggal 21 November 1768 dari keluarga yang sangat taat dalam agama protersan.dan meninggal dunia pada hari rabu, 12 Februari 1834 karena terserang radang paru-paru.
2. latar belakang pemikiran F. E. D. Schleiermacher tentang hermeneutika menitik beratkan pada seni dan membedakan pemahaman antara ilmu dan seni.
3. Friedrich Ast dan Frederch August Wolf adalah dua tokoh yang sangat mempenganruhi pemikiran F. E. D. Schleiermacher tentang hermeneutika.
4. Intin dari uraian hermeneutika adalah ada dua tugas hermeneutika yang pada hekekatnya saling identik dan berhubungan antara satu dan yang ain. Dua tugas itu adalah interpretasi gramatikal dan interpretasi psikologis.
DAFTAR PUSTAKA
A. Richard E Palme, Hermeneutika Teori Baru Mengenai Interpretasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003.
Adian Husawi, Abdurrahman Al-Baghdadi, Hermeneutika dan Tafsir Al-Qur’an, Gema Insani, Jakarta, 2007.
E. Sumaryono, Hermeneutika, Sebuah Metode Filsafat, Edisi, Revisi,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar