STIT AT-TAQWA CIPARAY BANDUNG

Minggu, 22 Mei 2011

PENTINGNYA PENDIDIKAN AKIDAH TERHADAP KEMEROSOTAN MORAL

Akidah dan moral merupakan dua segmen yang sangat signifikan bagi umat Islam terutama dalam pengembangan jiwa remaja yang identik dengan anak manusia yang selalu menginginkan kebebasan, serta merupakan fase dimana ia mengalami proses pencarian identitas diri, guna meneguhkan kometmen untuk menjalani kehidupan dalam tatanan sosial. Sehingga pada masa ini, remaja memiliki potensi yang sangat bagus jika diarahkan pada hal-hal yang bersifat positif. Namun di era modern ini, yakni makin pesatnya perkembangan IPTEK remaja mengalami masalah pokok yang sangat memprihatinkan yaitu dekadensi moral dan hilangnya nilai-nilai sosial. Sehingga yang terjadi sangat bertolak belakang dengan apa yang diinginkan yakni terjebaknya mereka pada formalisme hidup tanpa mengerti esensi hidup itu sendiri yang berujung pada ambruknya moral remaja.
Dalam realitas sosial, masyarakat pada umumnya beranggapan bahwa adanya krisis moral yang menimpa remaja disebabkan oleh kurangnya penghayatan terhadap nilai-nilai agama, karena apabila akidah dan moralnya kuat, akan mampu mengendalikan tingkah laku yang hanya merugikan serta bertentangan dengan kehendak dan pandangan masyarakat. Maka jelaslah bahwa tanpa pendidikan akidah dan penanaman moral yang benar kepribadian remaja tidak akan terarah bahkan berdampak pada meningkatnya kenakalan remaja yang hanya akan membuat mereka terpuruk dalam kesia-siaan hidup dan kehidupan.
Menurut Chistoper J. Lucas: pendidikan adalah sebagai markas penyimpanan kekuatan luar biasa. Yakni yang memiliki akses ke seluruh aspek kehidupan, memberi imformasi yang paling berharga mengenai pegangan hidup masa depan, serta membantu generasi dalam mempersiapkan kebutuhan esensialnya dalam menghadapi perubahan.
Jadi, pendidikan akidah merupakan penanaman kepercayaan terhadap kekuasaan Dzat yang mengatur alam semesta, juga dapat disebut sebagai peningkatan keimanan yang dapat membentuk moral (akhlak) sehingga bisa mengendalikan tingkah laku dan perbuatan. Sedangkan moral mempunyai arti yang sangat signifikan bagi kehidupan manusia. Tanpa moral yang baik kehidupan masyarakat menjadi tidak tertib, bahkan akan menimbulkan kemiskinan rohani yang menghilangkan nilai-nilai kemanusiaan dalam jiwa remaja.
Menurut H. Wagner, “Kepercayaan agama dapat berfungsi sebagai kerangka moral serta merupakan stabilisator tingkah laku.” Sehingga dapat memberikan perlindungan dan rasa aman kepada remaja yang berusaha untuk mengembangkan eksistensi diri.
Dalam hal ini, Islam adalah agama yang sangat memperhatikan masalah pendidikan, sebagaimana Al Qur’an dan Assunnah secara eksplisit menganjurkan, agar para pemeluk Islam, meningkatkan kecakapan dan akhlak generasi muda. Sebab pendidikan adalah berupa penanaman modal manusia untuk masa depan dengan membekali generasi muda budi pekerti luhur dan kecakapan yang tinggi. Sebagaimana dijelaskan dalam Surat An-Nisa’: 9 yang berbunyi :
واليخش الدين لو تركوا من خلفهم ﺫرية ضعافا خافوا عليهمصلى فليتقوا الله واليقولوا قولا سديدا.
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS. An-Nisa’: 9)
Ayat diatas mengingatkan agar kaum Muslimin waspada untuk tidak meninggalkan keturunan yang lemah, yang akan menimbulkan berbagai kekhawatiran.
Maka gambaran umum yang tampak, jika dalam jiwa dan kepribadian remaja sudah tertanam akidah dan moral yang tinggi tindak kriminalitas dan perbuatan negatif tidak akan terjadi. Bahkan eksistensi remaja tidak hanya mendapatkan derajat yang tinggi dan terhormat di mata masyarakat dunia. Namun juga dijanjikan kenikmatan dan kebahagiaan yang kekal dan abadi di akhirat. Sebagaimana firman-Nya:
ان الدين امنوا وعملوا ا الصلحت اولئك هم البرية. جزاؤهم عند ربهم جنت عدن تجرى من تحتها الانهر خلدين فيها ابداصلى رضى الله عنهم ورضوا عنهج ﺫالك لمن ﺧﺷﻰ ربه.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhan-Nya. (QS. Al-Bayyinah: 7-8)
Kebahagian menurut Islam adalah hakekat spiritual yang kekal, yang secara sadar dapat dialami dalam kehidupan sekarang dan akan datang (akhirat). Jadi, salah satu alternatif yang sangat relevan yakni dengan menanamkan pendidikan akidah pada remaja guna mengokohkan pribadi positif sebagai langkah utama untuk mengubah pola hidup yang sangat memprihatinkan ke pola hidup Islami yang mencerminkan kejernihan spiritual dan hati nurani, juga mampu menyeimbangkan unsur-unsur jasmani dan rohani yang meliputi semua aspek kehidupan. Dari kehidupan individu, sosial, budaya juga menyangkut hubungan vertikal kepada Allah. Dengan orientasi utama terciptanya pola pikir, pola tindak dan pola sikap yang baik pada setiap diri remaja.
Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islam, yang diturunkan Allah SWT. melalui rasul serta Nabi terakhir, yakni Muhammad Saw. sebagai pembawa rahmat bagi umat manusia secara keseluruhan. Allah menjelaskan dalam firman-Nya:
وما ارسلناك الا رحمة للعالمين.
“Dan tidaklah kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”(QS. Al-Anbiya’; 107)
Maka jelaslah bahwa Muhammad sebagai rasul yang membawa rahmat untuk sekalian alam, juga sebagai contoh dan teladan paling baik untuk umat manusiapun, hubungan manusia dengan Allah, harus bersumber pada tanggung jawab manusia selaku khalifah Allah dan pemikul firman-Nya.
ولقدمكنكم فى الارض وجعلنالكم فيها معايشقلى قليلا ما تشكرون.
“Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersukur. (QS. Al-A’raf; 222)
Seharusnya ayat ini menjadi tuntunan khusus bagi manusia yang bertanggungjawab dan bersyukur dalam menggunakan sains dan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, baik material maupun spiritual.
Oleh sebab itu, pendidikan akidah sangat penting sekali. Karena dikaitkan dengan realitas sosial dimana gaya hidup Barat yang disebut westernisasi sudah menyentuh wilayah yang cukup substansial yaitu pengkaburan spiritualitas nilai-nilai agama. Sehingga para remaja menjadikan agama hanya sebagai tameng hidup life service belaka. Jadi dalam upaya ini diharapkan remaja harus mampu menyeimbangkan antara meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kuatnya akidah dalam kepribadian remaja yang mencerminkan keluhuran bangsa itu sendiri. Sehingga penanaman pendidikan akidah yang benar harus dilakukan dengan cara yang lebih mantap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar