ABSTRAKSI
Proses belajar mengajar (PBM) merupakan suatu bentuk komunikasi yaitu komunikasi antara subyek didik dengan pendidik, antara mahasiswa dengan dosen, antara siswa dengan guru”. Di dalam komunikasi tersebut terdapat pembentukan (transform) dan pengalihan (transfer) pengetahuan, keterampilan ataupun sikap dan nilai dari komunikator (pendidik, dosen, guru) kepada komunikan (subyek didik, mahasiswa, siswa) sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
PENDAHULUAN
Pada saat ini masih banyak didapati di berbagai institusi pendidikan, pelatihan, termasuk di Perguruan tinggi, yang dalam mengajar masih konvensional. Dalam arti, pengajar (baik guru atau dosen) mengajar secara alami sesuai dengan bakat mengajar yang dimiliki. Ada juga guru/dosen yang mengajarnya cenderung meniru gaya orang yang dahulu pernah menjadi guru atau dosennya.
Kenyataan diatas akan menimbulkan beberapa persoalan, baik bagi pengajar maupun peserta didik. Tipe pertama misalnya, akan minimblukan masalah bagi dosen/guru yang tidak mempunyai bakat mengajar atau mempunyai keterbatasan dalam menyampaikan pesansecara lisan, adapun untuk tipe kedua, jika tidak hati-hati, dosen/guru cenderung akan meniru gaya orang yang diidolakannya, tanpa melihat sisi kelemahannya.
Bekenaan dengan itu, tulisan ini mencoba memberikan beberapa petunjuk bagi para pembaca yang berprofesi sebagai guru/dosen pengajar atau profesi dalam bentuk bahkan lainnya, khususnya bagi mereka yang bukan lulusan Institut keguruan dan ilmu pendidikan atau Perguruan tinggi sejenis. Tulisan ini disajikan berdasarkan pengalaman penulis mengikuti pendidikan dan pelatihan dalam bidang penyampaian materi dalam mengajar, ditambah pengalaman para penulis menyampaikan materi dalam perkuliahan dan persentasi di berbagai institusi pendidikan dan seminar/pelatihan.
PERMASALAHAN
Dalam penyampaian materi perkuliahan dan pelatihan kepada peserta didik/audien, ada beberapa factor yang perlu dipertimbangkan, diantaranya adalah peserta didik, ruangan kelas, metode dan materi itu sendiri. Untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada suatu perkuliahan atau pelatihan, metode pembelajaran dan komunikasi harus mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dalam setiap proses pembelajaran. Metode pembelajaran dan komunikasi tidak selalu harus sama untuk setiap materi. Oleh sebab itu, muncul pertanyaan teknik dan model komunikasi seperti apa yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan proses belajar mengajar ?.
PEMBAHASAN
Proses belajar (learning) adalah suatu perubahan yang relatif tetap dalam persediaan tingkah laku, yang terjadi sebagai hasil pengalaman. Ini berarti, hanya dapat dikatakan terjadi proses belajar bila seseorang menunjukkan tingkah laku yang tidak sama. Jika ia dapat membuktikan pengetahuan tentang fakta-fakta baru atau ia bisa melakukan sesuatu, yang sebelumnya ia tidak dapat melakukannya. Jadi, proses belajar menempatkan seseorang dari status kemampuan atau kecakapan (ability) yang satu kepada kemampuan/kecakapan yang lain.
Sasaran Belajar Mengajar
Pengajar yang baik seyogyanya memahami karakteristik mahasiswanya agar ia sukses dalam melaksanakan peran mengajarnya. Dalam proses belajar mengajar kemungkinan akan menemui mahasiswa yang sulit untuk melakukan kontak dengan dunia sekitarnya, suka mengasingkan diri, cenderung menutup diri. Dalam kaitan dengan hal ini, maka dosen hendaknya merencanakan proses belajar mengajar yang sesuai dengan keadaan dan kepribadian mahasiswa.
Dosen hendaknya tidak mengabaikan perbedaan yang ada di antara mahasiswa. Dalam konteks ini muncul ke permukaan pentingnya perlu adanya peranan bimbingan dan konseling. Usaha bimbingan dan konseling ini diharapkan dapat mendorong mahasiswa berupaya agar yang bersangkutan tetap mempunyai kesehatan mental dan bisa berinteraksi dengan lingkungannya.
Komponen proses belajar mengajar
Komponen proses belajar mengajar mencakup delapan buah yaitu tujuan, bahan, metode, pengajar, peserta didik, fasilitas, interaksi dan evaluasi. Belajar mengajar sebagai proses (process), pada hakikatnya mengandung tiga unsur yaitu adanya input (bahan mentah yang akan diolah), process (kegiatan mengolah input) dan output (hasil yang telah diolah). Suatu proses dipandang baik apabila kualitas output lebih baik dari pada input. Input proses belajar mengajar adalah mahasiswa sebelum perkuliahan. Proses belajar mengajar adalah interaksi antara komponen-komponen belajar mengajar yaitu tujuan, bahan, metode dosen, mahasiswa, fasilitas dan penilaian. Output dari proses belajar mengajar yaitu peserta didik (mahasiswa) setelah menerima perkuliahan.
Faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar
1.Faktor internal
Segala faktor yang bersumber dari dalam diri mahasiswa, contohnya yaitu kemampuan mahasiswa, motivasi, perhatian, persepsi, pemrosesan informasi mencakup (ingatan, lupa dan transfer)
2.Faktor eksternal
Segala faktor yang bersumber dari luar diri mahasiswa, contohnya yaitu kondisi belajar dan pemberian umpan balik.
Hakikat dan proses komunikasi
1.Komunikasi berasal dari kata latin “communicare” yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan.
2.Komunikasi adalah proses merubah perilaku orang lain.
ENCODING DECODING
Gambar 2. Proses komunikasi dalam proses belajar mengajar
Komunikasi interpersonal dalam kegiatan proses belajar mengajar
1.Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dosen dengan mahasiswa atau antara mahasiswa dengan mahasiswa.
2.Keeefektifan komunikasi tersebut tergantung dari kedua belah pihak, namun, karena dosen yang memegang kendali maka tanggungjawab terjadinya komunikasi interpersonal yang sehat dan efektif terletak di tangan dosen.
Komponen keterampilan berkomunikasi interpersonal
1.Kemampuan untuk mengungkapkan perasaan mahasiswa kemampuan ini berkaitan dengan penciptaan iklim yang positif dalam kegiatan belajar, yang memungkinkan mahasiswa mau mengungkapkan perasaan atau masalah yang dihadapinya tanpa merasa dipaksa.
2.Kemampuan menjelaskan perasaan yang diungkapkan mahasiswa
Bila mahasiswa sudah bebas mengungkapkan perasaan/masalah yang dihadapinya, tugas dosen kini adalah membantu mahasiswa untuk mengklarifikasi ungkapan perasaan tersebut,
Teknik komunikasi dalam proses belajar mengajar
Menurut Uchyana(1984), teknik komunikasi terdiri atas :
1.Komunikasi informatif (informatif communication)
Suatu pesan yang disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang tentang hal-hal baru yang diketahuinya
2.Komunikasi persuasif (persuasive communication)
Proses mempengaruhi sikap, pandangan atau perilaku seseorang dalam bentuk kegiatan membujuk, mengajak, sehingga ia melakukan dengan kesadaran sendiri.
3.Komunikasi instruktif/koersif (instructive/coersive communication)
Komunikasi yang mengandung ancaman, sangsi dan lain-lain yang bersifat paksaan, sehingga orang-orang yang dijadikan sasaran melakukan sesuatu secara terpaksa, karena takut akibatnya.
Pembelajaran yang efektif
Secara umum, strategi pembelajaran dapat dikategorikan kedalam dua kelompok, yaitu
a.Strategi yang diarahkan pengajar atau teacher directed strategies
Yang termasuk dalam dalam kelompok ini adalah ceramah, tanya-jawab dan latihan
b.Strategi yang terpusat pada mahasiswa atau student directed strategis
yang termasuk dalam kelompok ini adalah belajar kelompok, penyikapan yang terbimbing.
Menurut Houston, Cliff, Freiberg dan Warner (1988), Terdapat lima faktor yang menentukan efektivitas mengajar para pengajar.
a.Ekspektasi pengajar tentang kemampuan mahasiswa yang akan dikembangkan
b.Keterampilan pengajar dalam mengelola kelas
c.Jumlah waktu yang digunakan oleh mahasiswa untuk melakukan tugas-tugas belajar yang bersifat akademis
d.Kemampuan pengajar dalam mengambil keputusan pembelajaran
e.Variasi metode mengajar yang dipakai oleh pengajar
KESIMPULAN
1.Tugas perguruan tinggi adalah mewariskan ilmu pengetahuan lewat dosen kepada mahasiswa. Saat ini, tugas tersebut tidak hanya menambah pengetahuannya, tetapi turut pula membantu sikap-sikap dan nilai-nilai (values) yang berhubungan dengan pengembangan kreativitas, sikap kritis, obyektif dan bertanggung jawab.
2.Proses belajar mengajar (PBM) akan lebih berhasil jika terjadi hubungan antara civitas akademika (dosen dan mahasiswa) juga dengan karyawan dan alumni berjalan secara serasi, selaras dan seimbang. Untuk inilah perlu dibina masyarakat akademik dan masyarakat kampus perguruan tinggi yang ideal, dalam arti kampus yang religius, ilmiah dan edukatif.
DAFTAR PUSTAKA
1.Alo Liliweri, 1991. Komunikasi Antar Pribadi, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung
2.Astim Riyanto, 2003. Proses Belajar Mengajar Efektif di Perguruan Tinggi, Yapemdo, Bandung
3.Hisyam Zaini, 2002. Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi, CTSD IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
4.IGAK Wardani, 2001. Dasar-dasar Komunikasi dan Keterampilan Dasar Mengajar, Pusat Antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi – Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta
5.Onong Uchjana Effendy, 1984. Ilmu Komunikasi – Teori dan Praktek, Remaja Karya CV., Bandung
6.Udin S. Winataputra, 2001. Model-model Pembelajaran Inovatif, Pusat Antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi – Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta
Proses belajar mengajar (PBM) merupakan suatu bentuk komunikasi yaitu komunikasi antara subyek didik dengan pendidik, antara mahasiswa dengan dosen, antara siswa dengan guru”. Di dalam komunikasi tersebut terdapat pembentukan (transform) dan pengalihan (transfer) pengetahuan, keterampilan ataupun sikap dan nilai dari komunikator (pendidik, dosen, guru) kepada komunikan (subyek didik, mahasiswa, siswa) sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
PENDAHULUAN
Pada saat ini masih banyak didapati di berbagai institusi pendidikan, pelatihan, termasuk di Perguruan tinggi, yang dalam mengajar masih konvensional. Dalam arti, pengajar (baik guru atau dosen) mengajar secara alami sesuai dengan bakat mengajar yang dimiliki. Ada juga guru/dosen yang mengajarnya cenderung meniru gaya orang yang dahulu pernah menjadi guru atau dosennya.
Kenyataan diatas akan menimbulkan beberapa persoalan, baik bagi pengajar maupun peserta didik. Tipe pertama misalnya, akan minimblukan masalah bagi dosen/guru yang tidak mempunyai bakat mengajar atau mempunyai keterbatasan dalam menyampaikan pesansecara lisan, adapun untuk tipe kedua, jika tidak hati-hati, dosen/guru cenderung akan meniru gaya orang yang diidolakannya, tanpa melihat sisi kelemahannya.
Bekenaan dengan itu, tulisan ini mencoba memberikan beberapa petunjuk bagi para pembaca yang berprofesi sebagai guru/dosen pengajar atau profesi dalam bentuk bahkan lainnya, khususnya bagi mereka yang bukan lulusan Institut keguruan dan ilmu pendidikan atau Perguruan tinggi sejenis. Tulisan ini disajikan berdasarkan pengalaman penulis mengikuti pendidikan dan pelatihan dalam bidang penyampaian materi dalam mengajar, ditambah pengalaman para penulis menyampaikan materi dalam perkuliahan dan persentasi di berbagai institusi pendidikan dan seminar/pelatihan.
PERMASALAHAN
Dalam penyampaian materi perkuliahan dan pelatihan kepada peserta didik/audien, ada beberapa factor yang perlu dipertimbangkan, diantaranya adalah peserta didik, ruangan kelas, metode dan materi itu sendiri. Untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada suatu perkuliahan atau pelatihan, metode pembelajaran dan komunikasi harus mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dalam setiap proses pembelajaran. Metode pembelajaran dan komunikasi tidak selalu harus sama untuk setiap materi. Oleh sebab itu, muncul pertanyaan teknik dan model komunikasi seperti apa yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan proses belajar mengajar ?.
PEMBAHASAN
Proses belajar (learning) adalah suatu perubahan yang relatif tetap dalam persediaan tingkah laku, yang terjadi sebagai hasil pengalaman. Ini berarti, hanya dapat dikatakan terjadi proses belajar bila seseorang menunjukkan tingkah laku yang tidak sama. Jika ia dapat membuktikan pengetahuan tentang fakta-fakta baru atau ia bisa melakukan sesuatu, yang sebelumnya ia tidak dapat melakukannya. Jadi, proses belajar menempatkan seseorang dari status kemampuan atau kecakapan (ability) yang satu kepada kemampuan/kecakapan yang lain.
Sasaran Belajar Mengajar
Pengajar yang baik seyogyanya memahami karakteristik mahasiswanya agar ia sukses dalam melaksanakan peran mengajarnya. Dalam proses belajar mengajar kemungkinan akan menemui mahasiswa yang sulit untuk melakukan kontak dengan dunia sekitarnya, suka mengasingkan diri, cenderung menutup diri. Dalam kaitan dengan hal ini, maka dosen hendaknya merencanakan proses belajar mengajar yang sesuai dengan keadaan dan kepribadian mahasiswa.
Dosen hendaknya tidak mengabaikan perbedaan yang ada di antara mahasiswa. Dalam konteks ini muncul ke permukaan pentingnya perlu adanya peranan bimbingan dan konseling. Usaha bimbingan dan konseling ini diharapkan dapat mendorong mahasiswa berupaya agar yang bersangkutan tetap mempunyai kesehatan mental dan bisa berinteraksi dengan lingkungannya.
Komponen proses belajar mengajar
Komponen proses belajar mengajar mencakup delapan buah yaitu tujuan, bahan, metode, pengajar, peserta didik, fasilitas, interaksi dan evaluasi. Belajar mengajar sebagai proses (process), pada hakikatnya mengandung tiga unsur yaitu adanya input (bahan mentah yang akan diolah), process (kegiatan mengolah input) dan output (hasil yang telah diolah). Suatu proses dipandang baik apabila kualitas output lebih baik dari pada input. Input proses belajar mengajar adalah mahasiswa sebelum perkuliahan. Proses belajar mengajar adalah interaksi antara komponen-komponen belajar mengajar yaitu tujuan, bahan, metode dosen, mahasiswa, fasilitas dan penilaian. Output dari proses belajar mengajar yaitu peserta didik (mahasiswa) setelah menerima perkuliahan.
Faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar
1.Faktor internal
Segala faktor yang bersumber dari dalam diri mahasiswa, contohnya yaitu kemampuan mahasiswa, motivasi, perhatian, persepsi, pemrosesan informasi mencakup (ingatan, lupa dan transfer)
2.Faktor eksternal
Segala faktor yang bersumber dari luar diri mahasiswa, contohnya yaitu kondisi belajar dan pemberian umpan balik.
Hakikat dan proses komunikasi
1.Komunikasi berasal dari kata latin “communicare” yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan.
2.Komunikasi adalah proses merubah perilaku orang lain.
ENCODING DECODING
Gambar 2. Proses komunikasi dalam proses belajar mengajar
Komunikasi interpersonal dalam kegiatan proses belajar mengajar
1.Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dosen dengan mahasiswa atau antara mahasiswa dengan mahasiswa.
2.Keeefektifan komunikasi tersebut tergantung dari kedua belah pihak, namun, karena dosen yang memegang kendali maka tanggungjawab terjadinya komunikasi interpersonal yang sehat dan efektif terletak di tangan dosen.
Komponen keterampilan berkomunikasi interpersonal
1.Kemampuan untuk mengungkapkan perasaan mahasiswa kemampuan ini berkaitan dengan penciptaan iklim yang positif dalam kegiatan belajar, yang memungkinkan mahasiswa mau mengungkapkan perasaan atau masalah yang dihadapinya tanpa merasa dipaksa.
2.Kemampuan menjelaskan perasaan yang diungkapkan mahasiswa
Bila mahasiswa sudah bebas mengungkapkan perasaan/masalah yang dihadapinya, tugas dosen kini adalah membantu mahasiswa untuk mengklarifikasi ungkapan perasaan tersebut,
Teknik komunikasi dalam proses belajar mengajar
Menurut Uchyana(1984), teknik komunikasi terdiri atas :
1.Komunikasi informatif (informatif communication)
Suatu pesan yang disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang tentang hal-hal baru yang diketahuinya
2.Komunikasi persuasif (persuasive communication)
Proses mempengaruhi sikap, pandangan atau perilaku seseorang dalam bentuk kegiatan membujuk, mengajak, sehingga ia melakukan dengan kesadaran sendiri.
3.Komunikasi instruktif/koersif (instructive/coersive communication)
Komunikasi yang mengandung ancaman, sangsi dan lain-lain yang bersifat paksaan, sehingga orang-orang yang dijadikan sasaran melakukan sesuatu secara terpaksa, karena takut akibatnya.
Pembelajaran yang efektif
Secara umum, strategi pembelajaran dapat dikategorikan kedalam dua kelompok, yaitu
a.Strategi yang diarahkan pengajar atau teacher directed strategies
Yang termasuk dalam dalam kelompok ini adalah ceramah, tanya-jawab dan latihan
b.Strategi yang terpusat pada mahasiswa atau student directed strategis
yang termasuk dalam kelompok ini adalah belajar kelompok, penyikapan yang terbimbing.
Menurut Houston, Cliff, Freiberg dan Warner (1988), Terdapat lima faktor yang menentukan efektivitas mengajar para pengajar.
a.Ekspektasi pengajar tentang kemampuan mahasiswa yang akan dikembangkan
b.Keterampilan pengajar dalam mengelola kelas
c.Jumlah waktu yang digunakan oleh mahasiswa untuk melakukan tugas-tugas belajar yang bersifat akademis
d.Kemampuan pengajar dalam mengambil keputusan pembelajaran
e.Variasi metode mengajar yang dipakai oleh pengajar
KESIMPULAN
1.Tugas perguruan tinggi adalah mewariskan ilmu pengetahuan lewat dosen kepada mahasiswa. Saat ini, tugas tersebut tidak hanya menambah pengetahuannya, tetapi turut pula membantu sikap-sikap dan nilai-nilai (values) yang berhubungan dengan pengembangan kreativitas, sikap kritis, obyektif dan bertanggung jawab.
2.Proses belajar mengajar (PBM) akan lebih berhasil jika terjadi hubungan antara civitas akademika (dosen dan mahasiswa) juga dengan karyawan dan alumni berjalan secara serasi, selaras dan seimbang. Untuk inilah perlu dibina masyarakat akademik dan masyarakat kampus perguruan tinggi yang ideal, dalam arti kampus yang religius, ilmiah dan edukatif.
DAFTAR PUSTAKA
1.Alo Liliweri, 1991. Komunikasi Antar Pribadi, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung
2.Astim Riyanto, 2003. Proses Belajar Mengajar Efektif di Perguruan Tinggi, Yapemdo, Bandung
3.Hisyam Zaini, 2002. Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi, CTSD IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
4.IGAK Wardani, 2001. Dasar-dasar Komunikasi dan Keterampilan Dasar Mengajar, Pusat Antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi – Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta
5.Onong Uchjana Effendy, 1984. Ilmu Komunikasi – Teori dan Praktek, Remaja Karya CV., Bandung
6.Udin S. Winataputra, 2001. Model-model Pembelajaran Inovatif, Pusat Antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi – Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar