Pada
masa Nabi terkadang ada suatu pertanyaan yang dilontarkan kepada
beliau, dengan maksud meminta ketegasan hukum atau memohon penjelasan
secara terperinci tentang urusan-urusan agama, sehingga turunlah
beberapa ayat dari ayat-ayat al-Qur’an, hal yang seperti itulah yang
dimaksud dengan asbabun nuzul atau sebab-sebab turunnya al-Qur’an.
Pemaknaan ayat al-Qur’an seringkali tidak diambil dari makna letter lack.
Oleh karena itu perlu diketahui hal-hal yang berhubungan dengan
turunnya ayat tersebut. Sedemikian pentingnya hingga Ali ibn al-Madiny
guru dari Imam al-Bukhari ra menyusun ilmu asbabun nuzul secara khusus.
Kemudian ilmu asbabun nuzul berkembang sehingga memudahkan para
mufassirin dalam menerjemahkan ayat-ayat al-Qur’an serta memahami isi
kandungannya.
Dalam
tulisan singkat ini akan sedikit membahas tentang hal-hal yang
berkaitan dengan asbab-an-nuzul, mulai dari pengertian, macam-macam
asbabunnuzul, fungsi pentingnya dari asbabunnuzul itu sendiri serta
kaidah yang terkandung dalam penetapan hukum yang terkait dalam
asbabunnuzul. Namun, kesempurnaan makalah ini kami sadari masih
sangatlah jauh, sehingga mungkin bagi kita untuk terus belajar dan
mendalaminya di kesempatan yang mendatang.
A. Pengertian
Menurut bahasa (etimologi), asbabun nuzul berarti turunnya ayat-ayat al-Qur’an[1]
dari kata “asbab” jamak dari “sababa” yang artinya sebab-sebab, nuzul
yang artinya turun. Yang dimaksud disini adalah ayat al-Qur’an. Asbabun
nuzul adalah suatu peristiwa atau saja yang menyebabkan turunnya
ayat-ayat al-Qur’an baik secara langsung atau tidak langsung.
Menurut istilah atau secara terminologi asbabun nuzul terdapat banyak pengertian, diantaranya :
1. Menurut Az-Zarqani
“Asbab
an-Nuzul adalah hal khusus atau sesuatu yang terjadi serta hubungan
dengan turunnya ayat al-Qur’an yang berfungsi sebagai penjelas hukum
pada saat peristiwa itu terjadi”.
2. Ash-Shabuni
“Asbab
an-Nuzul adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan turunnya satu
atau beberapa ayat mulia yang berhubungan dengan peristiwa dan kejadian
tersebut, baik berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi atau kejadian
yang berkaitan dengan urusan agama”.
3. Subhi Shalih
ما نزلت الآية اواآيات بسببه متضمنة له او مجيبة عنه او مبينة لحكمه زمن وقوعه
“Asbabun
Nuzul adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya satu atau beberapa
ayat al-Qur’an yang terkadang menyiratkan suatu peristiwa sebagai respon
atasnya atau sebagai penjelas terhadap hukum-hukum ketika peristiwa itu
terjadi”.[2]
4. Mana’ al-Qathan
مانزل قرآن بشأنه وقت وقوعه كحادثة او سؤال
“Asbab
an-Nuzul adalah peristiwa yang menyebabkan turunnya al-Qur’an berkenaan
dengannya waktu peristiwa itu terjadi, baik berupa satu kejadian atau
berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi”.[3]
5. Nurcholis Madjid
Menyatakan
bahwa asbab al-nuzul adalah konsep, teori atau berita tentang adanya
sebab-sebab turunnya wahyu tertentu dari al-Qur’an kepada Nabi saw baik
berupa satu ayat, satu rangkaian ayat maupun satu surat.[4]
Kendatipun
redaksi pendefinisian di atas sedikit berbeda semua menyimpulkan bahwa
asbab an-nuzul adalah kejadian/peristiwa yang melatarbelakangi turunnya
ayat al-Qur’an dalam rangka menjawab, menjelaskan dan menyelesaikan
masalah-masalah yang timbul dari kejadian tersebut.
Mengutip
pengertian dari Subhi al-Shaleh kita dapat mengetahui bahwa asbabun
nuzul ada kalanya berbentuk peristiwa atau juga berupa pertanyaan,
kemudian asbabun nuzul yang berupa peristiwa itu sendiri terbagi menjadi
3 macam :
1. Peristiwa berupa pertengkaran
Seperti kisah turunnya surat Ali Imran : 100
Yang bermula dari adanya perselisihan oleh kaum Aus dan Khazraj hingga turun ayat 100 dari surat Ali Imran yang menyerukan untuk menjauhi perselisihan.
2. Peristiwa berupa kesalahan yang serius
Seperti kisah turunnya surat an-Nisa’ : 43
Saat itu ada seorang Imam shalat yang sedang dalam keadaan mabuk, sehingga salah mengucapkan surat al-Kafirun, surat An-Nisa’ turun dengan perintah untuk menjauhi shalat dalam keadaan mabuk.
3. Peristiwa berupa cita-cita/keinginan
Ini dicontohkan dengan cita-cita Umar ibn Khattab yang menginginkan maqam Ibrahim sebagai tempat shalat, lalu turun ayat
والتخذ وامن مقام ابراهيم مصلّى
Sedangkan peristiwa yang berupa pertanyaan dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
1. Pertanyaan tentang masa lalu seperti :
štRqè=t«ó¡o„ur `tã “ÏŒ Èû÷ütRös)ø9$# ( ö@è% (#qè=ø?r'y™ Nä3øŠn=tæ çm÷ZÏiB #·ò2ÏŒ ÇÑÌÈ
“Mereka
akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain. Katakanlah: "Aku
akan bacakan kepadamu cerita tantangnya". (QS. Al-Kahfi: 83)
2. Pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu yang sedang berlangsung pada waktu itu seperti ayat:
štRqè=t«ó¡o„ur Ç`tã Çyr”9$# ( È@è% ßyr”9$# ô`ÏB ÌøBr& ’În1u‘ !$tBur OçFÏ?ré& z`ÏiB ÉOù=Ïèø9$# žwÎ) WxŠÎ=s% ÇÑÎÈ
“Dan
mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk
urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan
sedikit". (QS. Al-Isra’ : 85)
3. Pertanyaan tentang masa yang akan datang
y7tRqè=t«ó¡o„ Ç`tã Ïptã$¡¡9$# tb$ƒr& $yg9y™öãB ÇÍËÈ
“(orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari kebangkitan, kapankah terjadinya?”
B. Macam-macam Asbab an-Nuzul
1. Dilihat dari sudut pandang redaksi yang dipergunakan dalam riwayat asbab an-nuzul
a. Sarih (jelas)
Artinya riwayat yang memang sudah jelas menunjukkan asbabunnuzul dengan indikasi menggunakan lafal (pendahuluan).
سبب نزول هذه الآية هذا...
Sebab turun ayat ini adalah
حدث هذا... فنزلت الآية
Telah terjadi …… maka turunlah ayat
سئل رسول الله عن كذا... فنزلت الآية
Rasulullah pernah kiranya tentang …… maka turunlah ayat.
b. Muhtamilah (masih kemungkinan atau belum pasti)
Riwayat belum dipastikan sebagai asbab an-Nuzul karena masih terdapat keraguan.
نزلت هذه الآية فى كذا...
(ayat ini diturunkan berkenaan dengan)
احسب هذه الآية نزلت فىكذا...
(saya kira ayat ini diturunkan berkenaan dengan ……)
ما احسب نزلت هذه الآية الا فىكذا...
(saya kira ayat ini tidak diturunkan kecuali berkenaan dengan …)
2. Dilihat dari sudut pandang terbilangnya asbabun nuzul untuk satu ayat atau terbilangnya ayat untuk satu sebab asbab an-nuzul.
a. Beberapa sebab yang hanya melatarbelakangi turunnya satu ayat
C. Urgensi Asbabun Nuzul
1. Penegasan bahwa al-Qur’an benar-benar dari Allah SWT
2. Penegasan bahwa Allah benar-benar memberikan perhatian penuh pada rasulullah saw dalam menjalankan misi risalahnya.
3. Penegasan bahwa Allah selalu bersama para hambanya dengan menghilangkan duka cita mereka
5. Mengatasi keraguan ayat yang diduga mengandung pengertian umum
6. Mengkhususkan hukum yang terkandung dalam al-Qur’an
7. Mengidentifikasikan pelaku yang menyebabkan turunnya ayat al-Qur’an
8. Memudahkan untuk menghafal dan memahami ayat serta untuk memantapkan wahyu di hati orang yang mendengarnya.[7]
10. Seorang dapat menentukan apakah ayat mengandung pesan khusus atau umum dan dalam keadaan bagaimana ayat itu mesti diterapkan.
D. Cara Mengetahui Riwayat Asbab an-Nuzul
Asbab
an-nuzul adalah peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah saw. Oleh
karena itu, tidak boleh tidak ada jalan lain untuk mengetahuinya selain
berdasarkan periwayatan (pentransmisian) yang benar (naql as-shalih)
dari orang-orang yang melihat dan mendengar langsung turunnya ayat
al-Qur’an.[9]
Al-wahidi berkata :
لا يحل القول فى اسباب نزول الكتاب الاّ بالرواية والسماع ممن شاهدواالتنزيل ووقفوا على الاسباب وبحثوا عن علمها
“Tidak
boleh memperkatakan tentang sebab-sebab turun al-Qur’an melainkan
dengan dasar riwayat dan mendengar dari orang-orang yang menyaksikan
ayat itu diturunkan dengan mengetahui sebab-sebab serta membahas
pengertiannya”.
Sejalan
dengan itu, al-Hakim menjelaskan dalam ilmu hadits bahwa apabila
seorang sahabat yang menyaksikan masa wahyu dan al-Qur’an diturunkan,
meriwayatkan tentang suatu ayat al-Qur’an bahwa ayat tersebut turun
tentang suatu (kejadian). Ibnu al-Salah dan lainnya juga sejalan dengan
pandangan ini.
Berdasarkan
keterangan di atas, maka sebab an-nuzul yang diriwayatkan dari seorang
sahabat diterima sekalipun tidak dikuatkan dan didukung riwayat lain.
Adapun asbab an-nuzul dengan hadits mursal (hadits yang gugur dari
sanadnya seorang sahabat dan mata rantai periwayatnya hanya sampai
kepada seorang tabi’in). riwayat seperti ini tidak diterima kecuali
sanadnya sahih dan dikuatkan hadits mursal lainnya.
Biasanya
ulama menggunakan lafadz-lafadz yang tegas dalam penyampaiannya,
seperti: “sebab turun ayat ini begini”, atau dikatakan dibelakang suatu
riwayat “maka turunlah ayat ini”.
Contoh : “beberapa orang dari golongan Bani Tamim mengolok-olok Bilal, maka turunlah ayat Yaa aiyuhal ladzina amanu la yaskhar qouman”.
E. Kaidah Penetapan Hukum Dikaitkan dengan Asbabun Nuzul
Asbabun
Nuzul sangatlah erat kaitannya dengan kaidah penetapan hukum.
Seringkali terdapat kebingungan dan keraguan dalam mengartikan ayat-ayat
al-Qur’an karena tidak mengetahui sebab turunnya ayat. Contohnya firman
Allah dalam surat al-Baqarah ayat 115 yang artinya :
“Dan
kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Maka kemanapun kamu menghadap di
situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha luas (rahmat-Nya) lagi Maha
Mengetahui”.
Firman
Allah itu turun berkenaan dengan suatu peristiwa yaitu beberapa orang
mukmin menunaikan shalat bersama Rasulullah saw. Pada suatu malam yang
gelap gulita sehingga mereka tidak dapat memastikan arah kiblat dan
akhirnya masing-masing menunaikan shalat menurut perasaan masing-masing
sekalipun tidak menghadap arah kiblat karena tidak ada cara untuk
mengenal kiblat.
Seandainya
tidak ada penjelasan mengenai asbabun nuzul tersebut mungkin masih ada
orang yang menunaikan shalat menghadap ke arah sesuka hatinya dengan
alasan firman Allah surat al-Baqarah ayat 115.[10]
KESIMPULAN
1. Asbabun
nuzul adalah sebab turunnya al-Qur’an (berupa peristiwa/pertanyaan)
yang melatarbelakangi turunnya ayat al-Qur’an dalam rangka menjawab,
menjelaskan dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari kejadian
tersebut.
2. Asbabun nuzul terdiri dari kata asbab (jamak dari sababa yang artinya sebab-sebab), dan nuzul (artinya turun).
3. Macam-macam asbabun nuzul ada 2, yaitu :
a. Dari sudut pandang redaksi yang dipergunakan dalam riwayat asbabun nuzul meliputi sharih dan muhtamilah
b. Dari sudut pandang terbilangnya asbab an-nuzul untuk satu ayat atau terbilangnya ayat untuk satu asbab an-nuzul meliputi :
1) Beberapa sebab yang hanya melatarbelakangi turunnya satu ayat
2) Satu sebab yang melatarbelakangi turunnya beberapa ayat
4. Urgensi asbabun nuzul
a. Penegasan bahwa al-Qur’an benar dari Allah
b. Penegasan bahwa Allah benar-benar memperhatikan Rasul dalam menjalankan misi risalahnya
c. Penegasan bahwa Allah selalu bersama para hambanya dengan menghilangkan duka cita mereka
d. Sarana memahami ayat secara tepat
e. Mengatasi keraguan ayat yang diduga mengandung pengertian umum
f. Mengkhususkan hukum yang terkandung dalam al-Qur’an
g. Mengidentifikasi pelaku yang menyebabkan turunnya ayat
h. Memudahkan menghafal dan memahami ayat serta memantapkan wahyu di hati orang yang mendengarnya
i. Mengetahui makna serta rahasia yang terkandung dalam al-Qur’an
j. Menentukan apakah ayat mengandung pesan khusus/umum.
5. Cara
mengetahui riwayat asbabun nuzul melalui periwayatan yang benar dari
orang-orang yang melihat dan melihat langsung turunnya ayat
6. Kaidah
hukum yang belum jelas dalam al-Qur’an, dapat dipermudah dengan
mengetahui asbab-nuzulnya. Karena dengannya penafsiran ayat lebih jelas
untuk dipahami.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadehirjin, Moh., Al-Qur’an dan Ulumul Qur’an, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Primayasa, 1998.
Al-Qathan, Mana’, Mabahits fi Ulumul Qur’an, Mansyurat al-Ahsan al-Hadits, t.tp., 1973.
Al-Utsaimin, Muhammad bin Shaleh, Dasar-dasar Penafsiran al-Qur’an, Semarang: Dina Utama, 1989.
Anwar, Rosihon, Ulumul Qur’an, Bandung: Pustaka Setia, 2006.
As-Shalih, Subhi, Membahas Ilmu-Ilmu al-Qur’an, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1985.
Shalih, Subhi, Mabahits fi ‘Ulumul Qur’an, Dar al-Qalam li Al-Malayyin, Beirut, 1988.
Syadali, Ahmad, dan Ahmad Rifa’i, Ulumul Qur’an I, Bandung: Pustaka Setia, 2006.
Thaba’thaba’i, Allamah M.H., Mengungkap Rahasia al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1987.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar