A. Latar Belakang
Pada awal kehidupan di dunia, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksi. Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pada ikan.
Pada binatang, selain untuk seks, komunikasi juga dilakukan untuk menunjukkan keunggulan, biasanya dengan sikap menyerang. Munurut sejarah evolusi sekitar 250 juta tahun yang lalu munculnya “otak reptil” menjadi penting karena otak memungkinkan reaksi-reaksi fisiologis terhadap kejadian di dunia luar yang kita kenal sebagai emosi. Pada manusia modern, otak reptil ini masih terdapat pada sistem limbik otak manusia, dan hanya dilapisi oleh otak lain “tingkat tinggi”.
Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, lisan, “gesture” dan ”broadcasting”. Komunikasi dapat berupa intekaktif, transaktif, betujuan atau tak bertujuan..
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
Dewasa ini komunikasi menjadi lebih cepat, efektif, dan efisien dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia zaman sekarang. Bahkan dapat dikatakan, seluruh aspek kehidupan seperti bidang sosial, politik, dan ekonomi, telah bersentuhan dengan teknologi. Dalam bidang sosial, teknologi telah mempercepat terjadinya komunikasi dan mampu mempererat hubungan manusia dari berbagai belahan dunia.
B. Perkembangan Teknologi Komunikasi
Menurut Robert l. Mathis dan Jhon H. Jackson (2004) kontributor utama globalisasi adalah perkembangan dan evolusi telekomunikasi dan teknologi yang membantu pengiriman informasi yang cepat. Teknologi komunikasi seperti satelit telah menghadirkan televisi dan layanan telepon nirkabel ke desa-desa terpencil di Afrika, India, China, dan Amerika Latin. Pertumbuhan pengunaan internet di seluruh dunia telah menjadikan orang-orang dan perusahaan-perusahan dapat dengan mudah berkomunikasi dan memiliki akses data dalam jumlah yang sangat besar.
Pada awal kehidupan di dunia, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksi. Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pada ikan.
Pada binatang, selain untuk seks, komunikasi juga dilakukan untuk menunjukkan keunggulan, biasanya dengan sikap menyerang. Munurut sejarah evolusi sekitar 250 juta tahun yang lalu munculnya “otak reptil” menjadi penting karena otak memungkinkan reaksi-reaksi fisiologis terhadap kejadian di dunia luar yang kita kenal sebagai emosi. Pada manusia modern, otak reptil ini masih terdapat pada sistem limbik otak manusia, dan hanya dilapisi oleh otak lain “tingkat tinggi”.
Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, lisan, “gesture” dan ”broadcasting”. Komunikasi dapat berupa intekaktif, transaktif, betujuan atau tak bertujuan..
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
Dewasa ini komunikasi menjadi lebih cepat, efektif, dan efisien dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia zaman sekarang. Bahkan dapat dikatakan, seluruh aspek kehidupan seperti bidang sosial, politik, dan ekonomi, telah bersentuhan dengan teknologi. Dalam bidang sosial, teknologi telah mempercepat terjadinya komunikasi dan mampu mempererat hubungan manusia dari berbagai belahan dunia.
B. Perkembangan Teknologi Komunikasi
Menurut Robert l. Mathis dan Jhon H. Jackson (2004) kontributor utama globalisasi adalah perkembangan dan evolusi telekomunikasi dan teknologi yang membantu pengiriman informasi yang cepat. Teknologi komunikasi seperti satelit telah menghadirkan televisi dan layanan telepon nirkabel ke desa-desa terpencil di Afrika, India, China, dan Amerika Latin. Pertumbuhan pengunaan internet di seluruh dunia telah menjadikan orang-orang dan perusahaan-perusahan dapat dengan mudah berkomunikasi dan memiliki akses data dalam jumlah yang sangat besar.
II. LANDASAN TEORI DAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI
A. Pengertian Teknologi
Kata teknologi secara harfiah berasal dari bahasa Latin ”texere” yang berarti menyusun atau membangun. Sehingga istilah teknologi seharusnya tidak terbatas pada penggunaan mesin, meskipun dalam arti sempit hal tersebut sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Roger (1983) teknologi adalah suatu rancangan (desain) untuk alat bantu tindakan yang mengurangi ketidakpastian dalam hubungan sebab akibat dalam mencapai suatu hasil yang diinginkan. Suatu teknologi biasanya mempunyai dua aspek yaitu aspek hardware (terdiri dari material atau objek fisik) dan aspek software (
Jacques Ellul (1967) mengartikan teknologi sebagai keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia. Gary J. Anglin (1991) mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem, untuk memecahkan masalah (Yusufhadi Miarso, 2004).
Kata teknologi secara harfiah berasal dari bahasa Latin ”texere” yang berarti menyusun atau membangun. Sehingga istilah teknologi seharusnya tidak terbatas pada penggunaan mesin, meskipun dalam arti sempit hal tersebut sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Roger (1983) teknologi adalah suatu rancangan (desain) untuk alat bantu tindakan yang mengurangi ketidakpastian dalam hubungan sebab akibat dalam mencapai suatu hasil yang diinginkan. Suatu teknologi biasanya mempunyai dua aspek yaitu aspek hardware (terdiri dari material atau objek fisik) dan aspek software (
Jacques Ellul (1967) mengartikan teknologi sebagai keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia. Gary J. Anglin (1991) mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem, untuk memecahkan masalah (Yusufhadi Miarso, 2004).
B. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
Menurut Laswell (1979) agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik harus memiliki komponen-komponen komunikasi yaitu:
1. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
2. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
3. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
4. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
5. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
Proses berlangsungnya komunikasi dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua belah pihak.
2. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.
3. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti kedua pihak.
4. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.
The International Commission for the Study of Communication Problems (1980) menekankan pengertian komunikasi sebagai proses dalam mempertukarkan berita, data, pendapat, dan pesan antara perorangan dan masyarakat. Komunikasi mempunyai peranan sentral dalam segala kegiatan sosial, ekonomi, dan politik dalam masyarakat, nasional maupun internasional.
C. Model- model Komunikasi
1. Model dasar : Stimulus Respon
Model iModel komunikasi paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi, khususnya yang beraliran behavioristik. Komunikasi dianggap sebagai suatu proses aksi-reaksi yang sangat sederhana. Model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal (lisan – tulisan), isyarat-isyarat non verbal, gambar-gambar, dan tindakan-tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Model ini mengabaikan adanya faktor manusia seperti sistem internal individu. Singkatnya model ini menggangap bahwa komunikasi itu bersifat statis. Manusia selalu berperilaku karena adanya stimulus atau rangsangan dari luar, bukan berdasarkan kehendak, keinginan atau kemauan bebasnya. Oleh karena itu model ini kurang tepat kalau diterapkan pada proses komunikasi manusia.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
Menurut Laswell (1979) agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik harus memiliki komponen-komponen komunikasi yaitu:
1. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
2. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
3. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
4. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
5. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
Proses berlangsungnya komunikasi dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua belah pihak.
2. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.
3. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti kedua pihak.
4. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.
The International Commission for the Study of Communication Problems (1980) menekankan pengertian komunikasi sebagai proses dalam mempertukarkan berita, data, pendapat, dan pesan antara perorangan dan masyarakat. Komunikasi mempunyai peranan sentral dalam segala kegiatan sosial, ekonomi, dan politik dalam masyarakat, nasional maupun internasional.
C. Model- model Komunikasi
1. Model dasar : Stimulus Respon
Model iModel komunikasi paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi, khususnya yang beraliran behavioristik. Komunikasi dianggap sebagai suatu proses aksi-reaksi yang sangat sederhana. Model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal (lisan – tulisan), isyarat-isyarat non verbal, gambar-gambar, dan tindakan-tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Model ini mengabaikan adanya faktor manusia seperti sistem internal individu. Singkatnya model ini menggangap bahwa komunikasi itu bersifat statis. Manusia selalu berperilaku karena adanya stimulus atau rangsangan dari luar, bukan berdasarkan kehendak, keinginan atau kemauan bebasnya. Oleh karena itu model ini kurang tepat kalau diterapkan pada proses komunikasi manusia.
2. Model Aristoteles
Aristoteles merupakan filosof yang paling dini mengkaji komunikasi, Model Aristoteles adalah model yang paling klasik atau disebut juga model retoris (Mulyana, 2005) Oleh karena itu model ini merupakan penggambaran dari komunikasi retoris, komunikasi publik atau pidato. Aristoteles adalah orang pertama yang merumuskan model komunikasi verbal pertama. Proses komunikasi terjadi ketika ada seorang pembicara berbicara kepada orang lain atau khalayak lain dalam rangka merubah sikap mereka.
Aristoteles mengemukakan tiga unsur yang harus ada dalam proses komunikasi, yaitu: pembicara (speaker), pesan (message), dan pendengar (listener). Dia mengemukakan bahwa persuasi dapat dicapai oleh:
a. Siapa anda (etos –kepercayaan anda)
b. Apa argumen anda (logos –logika dalam pendapat anda)
c. Dengan memainkan emosi khalayak (pathos –emosi khalayak).
Salah satu kelemahan model ini adalah bahwa proses komunikasi dipandang sebagai suatu yang statis dan tidak memperdulikan saluran, umpan balik, efek, dan kendala2, di samping itu, model ini juga berfokus pada komunikasi yang disengaja (komunikator mempunyai keinginan secara sadar untuk merubah sikap orang lain).
Aristoteles merupakan filosof yang paling dini mengkaji komunikasi, Model Aristoteles adalah model yang paling klasik atau disebut juga model retoris (Mulyana, 2005) Oleh karena itu model ini merupakan penggambaran dari komunikasi retoris, komunikasi publik atau pidato. Aristoteles adalah orang pertama yang merumuskan model komunikasi verbal pertama. Proses komunikasi terjadi ketika ada seorang pembicara berbicara kepada orang lain atau khalayak lain dalam rangka merubah sikap mereka.
Aristoteles mengemukakan tiga unsur yang harus ada dalam proses komunikasi, yaitu: pembicara (speaker), pesan (message), dan pendengar (listener). Dia mengemukakan bahwa persuasi dapat dicapai oleh:
a. Siapa anda (etos –kepercayaan anda)
b. Apa argumen anda (logos –logika dalam pendapat anda)
c. Dengan memainkan emosi khalayak (pathos –emosi khalayak).
Salah satu kelemahan model ini adalah bahwa proses komunikasi dipandang sebagai suatu yang statis dan tidak memperdulikan saluran, umpan balik, efek, dan kendala2, di samping itu, model ini juga berfokus pada komunikasi yang disengaja (komunikator mempunyai keinginan secara sadar untuk merubah sikap orang lain).
3. Model Lasswell
Harold Laswell (1948) menyebutkan sebuah model komunikasi yang mungkin paling dikenal sepanjang masa. Model ini muncul dalam perkembangan studi Laswell tantang propaganda politik. Model ini merupakan sebuah pandangan umum tentang komunikasi yang dikembangkan dari batasan ilmu politik. Who says what in which channel to whom with what effect ?
Konsep Model Laswell sama dengan model Aristoteles yaitu sama-sama menekankan pada elemen speaker, message & audience (tetapi menggunakan istilah yang berbeda), Baik Laswell maupun Aristoteles sama-sama melihat komunikasi sebagai proses satu arah dimana inidividu dipengaruhi individu lain sebagai akibat dari pengiriman pesan (Ruben, 1992)
Penggambaran Laswell tentang berbagai bidang dalam penelitian komunikasi memang berguna tetapi disisi lain penggambaran tersebut terlalu menyederhanakan bidang penelitian komunikasi itu sendiri. Braddock (1958) menambahkan dua hal dalam model Laswell yang dapat mempengaruhi tindakan komunikasi, yaitu:
1. Dalam situasi dan keadaan bagaimana sebuah pesan itu dikirimkan
2. Untuk tujuan apa komunikator mengirimkan pesan
Menurut Windahl model Laswell ini menggambarkan karakter awal model komunikasi. Sudah dianggap taken for granted bahwa komunikator itu selalu memiliki kesadaran untuk mempengaruhi komunikan, jadi komunikasi dilihat sebagai suatu proses persuasif. Lasswell mengemukakan tiga fungsi komunikasi yaitu: pengawasan lingkungan, korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan, dan transmisi warisan sosial.
Harold Laswell (1948) menyebutkan sebuah model komunikasi yang mungkin paling dikenal sepanjang masa. Model ini muncul dalam perkembangan studi Laswell tantang propaganda politik. Model ini merupakan sebuah pandangan umum tentang komunikasi yang dikembangkan dari batasan ilmu politik. Who says what in which channel to whom with what effect ?
Konsep Model Laswell sama dengan model Aristoteles yaitu sama-sama menekankan pada elemen speaker, message & audience (tetapi menggunakan istilah yang berbeda), Baik Laswell maupun Aristoteles sama-sama melihat komunikasi sebagai proses satu arah dimana inidividu dipengaruhi individu lain sebagai akibat dari pengiriman pesan (Ruben, 1992)
Penggambaran Laswell tentang berbagai bidang dalam penelitian komunikasi memang berguna tetapi disisi lain penggambaran tersebut terlalu menyederhanakan bidang penelitian komunikasi itu sendiri. Braddock (1958) menambahkan dua hal dalam model Laswell yang dapat mempengaruhi tindakan komunikasi, yaitu:
1. Dalam situasi dan keadaan bagaimana sebuah pesan itu dikirimkan
2. Untuk tujuan apa komunikator mengirimkan pesan
Menurut Windahl model Laswell ini menggambarkan karakter awal model komunikasi. Sudah dianggap taken for granted bahwa komunikator itu selalu memiliki kesadaran untuk mempengaruhi komunikan, jadi komunikasi dilihat sebagai suatu proses persuasif. Lasswell mengemukakan tiga fungsi komunikasi yaitu: pengawasan lingkungan, korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan, dan transmisi warisan sosial.
4. Model Shannon dan Weaver
Model ini melihat komunikasi sebagai transmisi pesan yang mengungkapkan isu “efek” dan bukannya “makna”. Efek secara tak langsung menunjukkan adanya perubahan yang bisa diukur dan diamati pada penerima yang disebabkan unsur-unsur yang bisa diidentifikasi dalam prosesnya. (Fiske, 1990:46). Model ini lebih sesuai diterapkan pada kajian komunikasi massa, hal ini disebabkan latar belakang mereka yang merupakan insinyur yang bekerja untuk laboratorium telephone Bell di Amerika Serikat. Tujuan mereka adalah untuk memastikan “the maximum efficiency” dari kabel telephone dan gelombang radio. Mereka mengembangkan sebuah model komunikasi yang ditujukan untuk membantu mengembangkan sebuah teori matematis dari komunikasi (Chandler).
Model ini terdiri dari enam elemen :
a. Information Source adalah yang memproduksi pesan
b. Transmitter yang menyandikan pesan dalam bentuk sinyal
c. Channel adalah saluran pesan
d. Receiver adalah pihak yang menguraikan/mengkonstruksikan pesan dari sinyal
e. Destination adalah dimana pesan sampai
f. Noise adalah segala macam gangguan yang mempengaruhi pesan sehingga menyebabkan sinyal yang berbeda dari yang dikirimkan (sifatnya disfungsional ).
Shannon dan Weaver mengidentifikasi 3 level masalah dalam studi komunikasi :
1. Level A ( masalah teknis ), bagaimana simbol2 komunikasi dapat
ditransmisikan secara akurat ?
2. Level B (masalah semantik), bagaimana simbol2 yang ditransmisikan secara persis menyampaikan makna yang diharapkan?
3. Level C (masalah keefektifan), bagaimana makna yang diterima secara efektif mempengaruhi tingkah laku dengan cara yang diharapkan?
Model ini melihat komunikasi sebagai transmisi pesan yang mengungkapkan isu “efek” dan bukannya “makna”. Efek secara tak langsung menunjukkan adanya perubahan yang bisa diukur dan diamati pada penerima yang disebabkan unsur-unsur yang bisa diidentifikasi dalam prosesnya. (Fiske, 1990:46). Model ini lebih sesuai diterapkan pada kajian komunikasi massa, hal ini disebabkan latar belakang mereka yang merupakan insinyur yang bekerja untuk laboratorium telephone Bell di Amerika Serikat. Tujuan mereka adalah untuk memastikan “the maximum efficiency” dari kabel telephone dan gelombang radio. Mereka mengembangkan sebuah model komunikasi yang ditujukan untuk membantu mengembangkan sebuah teori matematis dari komunikasi (Chandler).
Model ini terdiri dari enam elemen :
a. Information Source adalah yang memproduksi pesan
b. Transmitter yang menyandikan pesan dalam bentuk sinyal
c. Channel adalah saluran pesan
d. Receiver adalah pihak yang menguraikan/mengkonstruksikan pesan dari sinyal
e. Destination adalah dimana pesan sampai
f. Noise adalah segala macam gangguan yang mempengaruhi pesan sehingga menyebabkan sinyal yang berbeda dari yang dikirimkan (sifatnya disfungsional ).
Shannon dan Weaver mengidentifikasi 3 level masalah dalam studi komunikasi :
1. Level A ( masalah teknis ), bagaimana simbol2 komunikasi dapat
ditransmisikan secara akurat ?
2. Level B (masalah semantik), bagaimana simbol2 yang ditransmisikan secara persis menyampaikan makna yang diharapkan?
3. Level C (masalah keefektifan), bagaimana makna yang diterima secara efektif mempengaruhi tingkah laku dengan cara yang diharapkan?
5. Model Schramm
Dalam sebuah artikel “How Communication Works” yang dipublikasikan tahun 1954, Wilbur Schramm membuat 3 model yang dimulai dari komunikasi manusia yang sederhana, kemudian mengembangkan dengan memperhitungkan pengalaman dua individu hingga model komunikasi yang interaktif. Menurut Schram komunikasi senantiasa membutuhkan setidaknya tiga unsur, yaitu :
a. Sumber bisa berupa :
• Seorang individual berbicara, menulis , menggambar, bergerak
• Sebuah organisasi komunikasi (koran, rumah produksi, televisi)
b. Pesan dapat berupa tinta dalam kertas, gelombang suara dalam udara, lambaian tangan, atau sinyal-sinyal lain yang memiliki makna.
c. Sasaran dapat berupa individu yang mendengarkan, melihat, membaca, anggota dari sebuah kelompok seperti diskusi kelompok, mahasiswa dalam perkuliahan, khalayak massa, pembaca surat kabar, penonton televisi,dll.
Schramm melihat komunikasi sebagai usaha yang bertujuan untuk menciptakan commonness antara komunikator dan komunikan. Hal ini karena komunikasi berasal dari kata latin communis yang artinya common (sama).
Schramm mengenalkan konsep field of experience, yang menurut Schramm sangat berperan dalam menentukan apakah komunikasi diterima sebagaimana yang diinginkan oleh komunikan.
Schramm menekankan bahwa tanpa adanya field of experience yang sama (bahasa yang sama, latar belakang yang sama, kebudayaan yang sama,dan lain-lain) hanya ada sedikit kesempatan bahwa suatu pesan akan diinterpretasikan dengan tepat. Dalam hal ini model Schramm diatas adalah pengembangan dari model Shannon dan Weaver. Schramm mengatakan bahwa pentingnya feedback adalah suatu cara untuk mengatasi masalah noise. Menurut Schramm feedback membantu kita untuk mengetahui bagaimana pesan kita diinterpretasikan.
• Sumber dapat menyandi dan sasaran dapat menyandi balik pesan
berdasarkan pengalaman yang dimilikinya masing-masing
• Jika wilayah irisan semakin besar, maka komunikasi lebih mudah dilakukan.
Pada model ini Schramm percaya bahwa ketika komunikan memberikan umban balik maka ia akan berada pada posisi komunikator (source). Setiap individu dilihat sebagai sumber sekaligus penerima pesan dan komunikasi dilihat sebagai suatu proses sirkular daripada suatu proses satu arah seperti pada dua model Shramm sebelumnya. Model yang ketiga ini disebut juga model Osgood dan Schramm.
Dalam sebuah artikel “How Communication Works” yang dipublikasikan tahun 1954, Wilbur Schramm membuat 3 model yang dimulai dari komunikasi manusia yang sederhana, kemudian mengembangkan dengan memperhitungkan pengalaman dua individu hingga model komunikasi yang interaktif. Menurut Schram komunikasi senantiasa membutuhkan setidaknya tiga unsur, yaitu :
a. Sumber bisa berupa :
• Seorang individual berbicara, menulis , menggambar, bergerak
• Sebuah organisasi komunikasi (koran, rumah produksi, televisi)
b. Pesan dapat berupa tinta dalam kertas, gelombang suara dalam udara, lambaian tangan, atau sinyal-sinyal lain yang memiliki makna.
c. Sasaran dapat berupa individu yang mendengarkan, melihat, membaca, anggota dari sebuah kelompok seperti diskusi kelompok, mahasiswa dalam perkuliahan, khalayak massa, pembaca surat kabar, penonton televisi,dll.
Schramm melihat komunikasi sebagai usaha yang bertujuan untuk menciptakan commonness antara komunikator dan komunikan. Hal ini karena komunikasi berasal dari kata latin communis yang artinya common (sama).
Schramm mengenalkan konsep field of experience, yang menurut Schramm sangat berperan dalam menentukan apakah komunikasi diterima sebagaimana yang diinginkan oleh komunikan.
Schramm menekankan bahwa tanpa adanya field of experience yang sama (bahasa yang sama, latar belakang yang sama, kebudayaan yang sama,dan lain-lain) hanya ada sedikit kesempatan bahwa suatu pesan akan diinterpretasikan dengan tepat. Dalam hal ini model Schramm diatas adalah pengembangan dari model Shannon dan Weaver. Schramm mengatakan bahwa pentingnya feedback adalah suatu cara untuk mengatasi masalah noise. Menurut Schramm feedback membantu kita untuk mengetahui bagaimana pesan kita diinterpretasikan.
• Sumber dapat menyandi dan sasaran dapat menyandi balik pesan
berdasarkan pengalaman yang dimilikinya masing-masing
• Jika wilayah irisan semakin besar, maka komunikasi lebih mudah dilakukan.
Pada model ini Schramm percaya bahwa ketika komunikan memberikan umban balik maka ia akan berada pada posisi komunikator (source). Setiap individu dilihat sebagai sumber sekaligus penerima pesan dan komunikasi dilihat sebagai suatu proses sirkular daripada suatu proses satu arah seperti pada dua model Shramm sebelumnya. Model yang ketiga ini disebut juga model Osgood dan Schramm.
6. Model Newcomb
Menurut Newcomb bentuk situasi komunikasi yang paling sederhana digam-barkan oleh situasi dimana Mr. A berbicara dengan Mr.B tentang sesuatu hal yang dilabeli X atau dikenal juga dengan “AtoBreX situation”. Model ini juga dikenal sebagai teori keseimbangan (Bettinghaus, 1968).
A= Source
B = Receiver
C = Object / concept
Ada 6 situasi yang mungkin muncul dalam “AtoBreX situation” :
a. Situasi dimana A dan B saling suka satu sama lain dan
mereka memiliki sikap yang sama terhadap X.
+ +
+
Balance
b. Situasi komunikasi dimana A dan B saling suka
satu sama lain tetapi mereka tidak sependapat tentang X.
+ -
+
imbalance
c. Situasi komunikasi dimana A dan B saling suka satu sama lain dan mereka sama-sama tidak suka terhadap X.
–
+
balance
d. Situasi komunikasi dimana A dan B tidak memiliki positive attitudde (tidak
saling suka) tetapi mereka sama- sama menyukai X.
+ +
-
imbalance
e. Situasi komunikasi dimana A dan B sama-sama memiliki negative attitute
dan mereka memiliki pandangan yang berbeda terhadap X.
+ -
-
balance
f. Situasi komunikasi dimana A dan B sama-sama tidak suka satu sama lain
tetapi mereka juga sama-sama tidak suka terhadap X.
–
-
imbalance
Menurut Newcomb bentuk situasi komunikasi yang paling sederhana digam-barkan oleh situasi dimana Mr. A berbicara dengan Mr.B tentang sesuatu hal yang dilabeli X atau dikenal juga dengan “AtoBreX situation”. Model ini juga dikenal sebagai teori keseimbangan (Bettinghaus, 1968).
A= Source
B = Receiver
C = Object / concept
Ada 6 situasi yang mungkin muncul dalam “AtoBreX situation” :
a. Situasi dimana A dan B saling suka satu sama lain dan
mereka memiliki sikap yang sama terhadap X.
+ +
+
Balance
b. Situasi komunikasi dimana A dan B saling suka
satu sama lain tetapi mereka tidak sependapat tentang X.
+ -
+
imbalance
c. Situasi komunikasi dimana A dan B saling suka satu sama lain dan mereka sama-sama tidak suka terhadap X.
–
+
balance
d. Situasi komunikasi dimana A dan B tidak memiliki positive attitudde (tidak
saling suka) tetapi mereka sama- sama menyukai X.
+ +
-
imbalance
e. Situasi komunikasi dimana A dan B sama-sama memiliki negative attitute
dan mereka memiliki pandangan yang berbeda terhadap X.
+ -
-
balance
f. Situasi komunikasi dimana A dan B sama-sama tidak suka satu sama lain
tetapi mereka juga sama-sama tidak suka terhadap X.
–
-
imbalance
7. Model Ritual
Seperti yang sudah dijelaskan pada model-model awal komunikasi bahwa proses komunikasi bersifat linear (satu arah ). Proses dari sumber ke tujuan. Perkembangan terbaru dari model komunikasi menawarkan adanya interaksi, umpan balik, dan paradigma interpretative dalam komunikasi antar manusia. James Carey (1975) yang mulai mengkritisi model “transmisi” . Dia memberikan pandangan alternatif yaitu model ritual. Karena komunikasi berhubungan dengan berbagi (sharing), partisipasi, asosiasi, kenggotaan dan kepercayaan yang sama.
Model Ritual tidak diarahkan untuk perluasan pesan tetapi kepada pemeliharaan masyarakat dan bukan pada tindakan dalam memberikan /menyampaikan informasi tetapi pada terciptanya kepercayaan bersama.
Ritual atau model komunikasi ekspresif bergantung pada berbagi makna / pemahaman. Pesan dalam model komunikasi ritual biasanya bersifat laten dan ambigu tergantung pada asosiasi-asosiasi pesan yang tidak dipilih oleh partisipan tetapi sudah tersedia / dikondisikan oleh kebudayaan. Saluran dan pesan biasanya susah untuk dipisahkan. Komunikasi ritual juga relatif tidak lekang dimakan waktu dan tidak berubah.
Model pohon natal dari komunikasi ritual menggambarkan hal tersebut, di dalam satu kebudayaan sedikitnya, menandakan gagasan dan nilai-nilai keramahtamahan, persahabatan/beasiswa dan perayaan yang (mana) secara luas dipahami bersama, sekalipun hanya samar-samar dan dengan berbagai cara. Model ini diterapkan pada periklanan dan politik. Prinsip-prinsip model ritual seringkali dieksploitasi (penggunaaan simbol-simbol tertentu, tampilan-tampilan laten untuk nilai-nilai budaya dan tradisi.
Seperti yang sudah dijelaskan pada model-model awal komunikasi bahwa proses komunikasi bersifat linear (satu arah ). Proses dari sumber ke tujuan. Perkembangan terbaru dari model komunikasi menawarkan adanya interaksi, umpan balik, dan paradigma interpretative dalam komunikasi antar manusia. James Carey (1975) yang mulai mengkritisi model “transmisi” . Dia memberikan pandangan alternatif yaitu model ritual. Karena komunikasi berhubungan dengan berbagi (sharing), partisipasi, asosiasi, kenggotaan dan kepercayaan yang sama.
Model Ritual tidak diarahkan untuk perluasan pesan tetapi kepada pemeliharaan masyarakat dan bukan pada tindakan dalam memberikan /menyampaikan informasi tetapi pada terciptanya kepercayaan bersama.
Ritual atau model komunikasi ekspresif bergantung pada berbagi makna / pemahaman. Pesan dalam model komunikasi ritual biasanya bersifat laten dan ambigu tergantung pada asosiasi-asosiasi pesan yang tidak dipilih oleh partisipan tetapi sudah tersedia / dikondisikan oleh kebudayaan. Saluran dan pesan biasanya susah untuk dipisahkan. Komunikasi ritual juga relatif tidak lekang dimakan waktu dan tidak berubah.
Model pohon natal dari komunikasi ritual menggambarkan hal tersebut, di dalam satu kebudayaan sedikitnya, menandakan gagasan dan nilai-nilai keramahtamahan, persahabatan/beasiswa dan perayaan yang (mana) secara luas dipahami bersama, sekalipun hanya samar-samar dan dengan berbagai cara. Model ini diterapkan pada periklanan dan politik. Prinsip-prinsip model ritual seringkali dieksploitasi (penggunaaan simbol-simbol tertentu, tampilan-tampilan laten untuk nilai-nilai budaya dan tradisi.
D. Pengertian Teknologi Komunikasi
Menurut BNET Business Dictionary (2008) Teknologi Komunikasi adalah sistem elektronik yang digunakan untuk berkomunikasi antar individu atau kelompok orang. Teknologi komunikasi menfasilitasi komunikasi antar individu atau kelompok orang yang tidak bertemu secara fisik di lokasi yang sama. Teknologi komunikasi dapat berupa telpon, telex, fax, radio, televisi, audio video’ electronic data interchange and e-mail.
Teknologi komunikasi adalah peralatan-peralatan perangkat keras, struktur organisasi, dan nilai sosial dengan mana individu mengumpulkan, memproses dan terjadi pertukaran informasi dengan individu lain (Rogers, 1986).
Menurut BNET Business Dictionary (2008) Teknologi Komunikasi adalah sistem elektronik yang digunakan untuk berkomunikasi antar individu atau kelompok orang. Teknologi komunikasi menfasilitasi komunikasi antar individu atau kelompok orang yang tidak bertemu secara fisik di lokasi yang sama. Teknologi komunikasi dapat berupa telpon, telex, fax, radio, televisi, audio video’ electronic data interchange and e-mail.
Teknologi komunikasi adalah peralatan-peralatan perangkat keras, struktur organisasi, dan nilai sosial dengan mana individu mengumpulkan, memproses dan terjadi pertukaran informasi dengan individu lain (Rogers, 1986).
E. Perkembangan Teknologi Komunikasi
Menurut Rogers (1986) terdapat empat era (zaman) evolusi komunikasi manusia yaitu:
a. Era komunikasi tulisan (4000 SM s.d. sekarang)
b. Era Komunikasi cetak (1456 M s.d. sekarang)
c. Era Telekomunikasi (1844 M s.d. sekarang) dan
d. Era Komunikasi interaktif (1946 M s.d. sekarang)
Secara singkat perkembangan era teknologi komunikasi tersebut terdapat dalam tabel di bawah ini:
Era Tahun Deskripsi
35.000 SM Bahasa mungkin sudah ada/digunakan pada periode Cro-Magnon
22.000 SM Lukisan-lukisan gua oleh manusia prasejarah
I 4000 SM s.d sekarang
4.000 SM
1041 M
Menurut Rogers (1986) terdapat empat era (zaman) evolusi komunikasi manusia yaitu:
a. Era komunikasi tulisan (4000 SM s.d. sekarang)
b. Era Komunikasi cetak (1456 M s.d. sekarang)
c. Era Telekomunikasi (1844 M s.d. sekarang) dan
d. Era Komunikasi interaktif (1946 M s.d. sekarang)
Secara singkat perkembangan era teknologi komunikasi tersebut terdapat dalam tabel di bawah ini:
Era Tahun Deskripsi
35.000 SM Bahasa mungkin sudah ada/digunakan pada periode Cro-Magnon
22.000 SM Lukisan-lukisan gua oleh manusia prasejarah
I 4000 SM s.d sekarang
4.000 SM
1041 M
1241 M The Writing Era of Communication
Bangsa Sumeria menulis pada tanah tanah liat
Di China, Pi Sheng menciptakan tipe percetakan buku yang dapat digerakan
Tipe Logam telah menggantikan huruf-huruf dari tanah liat di korea
II 1456 M s.d. sekarang
1456 M
Bangsa Sumeria menulis pada tanah tanah liat
Di China, Pi Sheng menciptakan tipe percetakan buku yang dapat digerakan
Tipe Logam telah menggantikan huruf-huruf dari tanah liat di korea
II 1456 M s.d. sekarang
1456 M
1833 M
1839 M The Printing Era of Communication
Bible Gutenberg dicetak dengan tipe logam yang dapat digerakan dan cetakan tangan
Media sirkulasi masa mulai dengan yang pertama kali surat kabar ”penny press” yaitu New York Sun
Suatu praktik metode Fotografi dikembangkan oleh Daguerre yang digunakan oleh surat kabar.
III 1844 M s.d. sekarang
1844 M
1876 M
1894 M
Bible Gutenberg dicetak dengan tipe logam yang dapat digerakan dan cetakan tangan
Media sirkulasi masa mulai dengan yang pertama kali surat kabar ”penny press” yaitu New York Sun
Suatu praktik metode Fotografi dikembangkan oleh Daguerre yang digunakan oleh surat kabar.
III 1844 M s.d. sekarang
1844 M
1876 M
1894 M
1895 M
1912 M
1920 M
1933 M
1941 M Telecommunication Era
Samuel Morse mentransmisikan pesan melalui telegraf pertama kali
Alexander Graham Bell mengirimkan pesan melalui telepon pertama kali
Gambar bergerak diciptakan dan pertama kalinya film ditunjukkan kepada publik
Guglielmo Marconi mentransmisikan pesan melalui radio
Lee de Forest menemukan kualitas pengeras suara dari tabung hampa
Jadwal peyiaran radio secara teratur pertama kali oleh KDKA di Pittsburg
Demonstrasi Televisi oleh RCA
Pertama kali siaran televisi komersial
IV 1946 s.d sekarang
1946 M
1912 M
1920 M
1933 M
1941 M Telecommunication Era
Samuel Morse mentransmisikan pesan melalui telegraf pertama kali
Alexander Graham Bell mengirimkan pesan melalui telepon pertama kali
Gambar bergerak diciptakan dan pertama kalinya film ditunjukkan kepada publik
Guglielmo Marconi mentransmisikan pesan melalui radio
Lee de Forest menemukan kualitas pengeras suara dari tabung hampa
Jadwal peyiaran radio secara teratur pertama kali oleh KDKA di Pittsburg
Demonstrasi Televisi oleh RCA
Pertama kali siaran televisi komersial
IV 1946 s.d sekarang
1946 M
1947
1956
1957
1969
1957
1969
1971 Interactive Communication Era
Komputer mainframe pertama kali, ENIAC, dengan 18.000 tabung hampa udara, diciptakan di Universitas Pennylvania
William Shockley, John Bardeen, dan walter Brattain di Laboratorium Bell menciptakan transistor tipe solid-state yang dapat mengubah pembesaran pesan elektronik
Ampex Company di Redwood City California menciptakan Videotape
Rusia meluncurkan satelit ruang angkasa (Sputnik) pertama kali
Pendaratan manusia di bulan pertama kali oleh NASA yang dipandu oleh minicomputer yang berukuran 2 x 1,5 feet, atau 3000 kali lebih kecil dibandingkan dengan komputer ENIAC
Penciptaan microprosesor, suatu unit kontrol komputer (Central Processing
Unit/CPU) pada chip semi konduktor oleh Ted Hoff at Intel Corporation
Lanjutan
1975
1975
Komputer mainframe pertama kali, ENIAC, dengan 18.000 tabung hampa udara, diciptakan di Universitas Pennylvania
William Shockley, John Bardeen, dan walter Brattain di Laboratorium Bell menciptakan transistor tipe solid-state yang dapat mengubah pembesaran pesan elektronik
Ampex Company di Redwood City California menciptakan Videotape
Rusia meluncurkan satelit ruang angkasa (Sputnik) pertama kali
Pendaratan manusia di bulan pertama kali oleh NASA yang dipandu oleh minicomputer yang berukuran 2 x 1,5 feet, atau 3000 kali lebih kecil dibandingkan dengan komputer ENIAC
Penciptaan microprosesor, suatu unit kontrol komputer (Central Processing
Unit/CPU) pada chip semi konduktor oleh Ted Hoff at Intel Corporation
Lanjutan
1975
1975
1976
1977
1979 Mikrokomputer pertama kali, Altair 8800 dipasarkan
Home Box Office (HBO) mulai mentransmisikan program sistem TV-cabel melalui satelit, yang memacu pertumbuhan TV-cabel di Amerika serikat (mencapai 40% rumah tangga) pada pertengahan tahun 1980
Sistem teletex pertama kali diadakan oleh BBC dan ITV, dengan ”pages” (frame) dari text dan informasi grafik yang ditransmisikan ke TV rumah dengan sinyal siaran TV normal
Qube, sistem TV-cabel interaktif pertama kali, mulai dioperasikan di Columbus, Ohio
Sistem video text pertama yang diadakan oleh British Post Office
Home Box Office (HBO) mulai mentransmisikan program sistem TV-cabel melalui satelit, yang memacu pertumbuhan TV-cabel di Amerika serikat (mencapai 40% rumah tangga) pada pertengahan tahun 1980
Sistem teletex pertama kali diadakan oleh BBC dan ITV, dengan ”pages” (frame) dari text dan informasi grafik yang ditransmisikan ke TV rumah dengan sinyal siaran TV normal
Qube, sistem TV-cabel interaktif pertama kali, mulai dioperasikan di Columbus, Ohio
Sistem video text pertama yang diadakan oleh British Post Office
Teknologi komunikasi dan informasi sebagai suatu produk dan proses
telah berkembang sedemikian rupa sehingga mempengaruhi segenap kehidupan
manusia dalam berbagai bentuk aplikasi. Tofler yang dikutif oleh
Yusufhadi Miarso (2004) menggambarkan perkembangan itu sebagai revolusi
yang berlangsung dalam tiga gelombang, yaitu: Gelombang ke-1: timbul
dalam bentuk teknologi pertanian yangh telah berlangsung ribuan tahun,
Gelombang ke-2: teknologi industri yang berlangsung hanya dalam masa 300
tahun, dan Gelombang ke-3: merupakan revolusi teknologi elektronik dan
informatik, yang berlangsung hanya dalam kurun waktu puluhan tahun saja.
Rujukan penting yang terkandung dalam teknologi komunikasi, sebagai berikut:
• Proses harus rasional dan efisien
• Harus menyistem karena segala sesuatu akan mempunyai dampak dan dipengaruhi oleh hal-hal lain dalam lingkungannya
• Harus bersistem, yaitu mempertimbangkan segala variabel yang mungkin berpengaruh dalam menentukan prosedur tindakan agar proses itu efektif
• Melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan
• Mengarah pada pemecahan masalah bersama
• Memadukan berbagai prinsip, konsep, dan gagasan
• Mempertimbangkan kondisi lingkungan (lokal, nasional, maupun internasional) untuk mencapai tujuan.
Menurut Harry Oshima (1976) teknologi komunikasi dalam masyarakat yang menganut strategi pembangunan ”labor intensive” akan mempunyai peranan:
• Menimbulkan revolusi pertanian
• Mempromosikan industri kecil
• Pengembangan sosial politik
• Mengatasi oposisi
Alvin Tofler (1980) berpendapat bahwa industri elektronik dan komputer sebagai ”tool of tomorrow” merupakan tulang punggung industri dalam era Gelombang ke-3, dan yang akan membawa perubahan besar dalam perekonomian dan sosial politik. Lebih jauh dia mengemukakan bahwa teknologi komunikasi telah mampu mengurangi transportasi, dan berakibat pada gerakan de-urbanisasi, bahkan telah mendorong tumbuhnya telecommunity. Menurutnya keputusan Presiden Soeharto untuk membangun sistem komunikasi dengan satelit domestik merupakan lambang bahwa Gelombang ke-3 memberikan kemungkinan pilihan bagi negara yang melakukan transformasi.
Teknologi komunikasi di Indonesia mendapat perhatian yang sangat besar dari pemerintah terbukti dengan adanya undang undang yang mengatur tentang telekomunikasi yaitu UU. No. 36 tahun 1999. Bobot misi telekomunikasi/ telematika tertuang pada pasal 3 yang berbunyi:
”Telekomunikasi diselenggarakan dengan tujuan untuk mendukung persatuan dan kesatuan bangsa, meningkatkan kesejahteraan, dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata, mendukung kehidupan ekonomi dan kegiatan pemerintahan, serta meningkatkan hubungan antar bangsa”
Rujukan penting yang terkandung dalam teknologi komunikasi, sebagai berikut:
• Proses harus rasional dan efisien
• Harus menyistem karena segala sesuatu akan mempunyai dampak dan dipengaruhi oleh hal-hal lain dalam lingkungannya
• Harus bersistem, yaitu mempertimbangkan segala variabel yang mungkin berpengaruh dalam menentukan prosedur tindakan agar proses itu efektif
• Melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan
• Mengarah pada pemecahan masalah bersama
• Memadukan berbagai prinsip, konsep, dan gagasan
• Mempertimbangkan kondisi lingkungan (lokal, nasional, maupun internasional) untuk mencapai tujuan.
Menurut Harry Oshima (1976) teknologi komunikasi dalam masyarakat yang menganut strategi pembangunan ”labor intensive” akan mempunyai peranan:
• Menimbulkan revolusi pertanian
• Mempromosikan industri kecil
• Pengembangan sosial politik
• Mengatasi oposisi
Alvin Tofler (1980) berpendapat bahwa industri elektronik dan komputer sebagai ”tool of tomorrow” merupakan tulang punggung industri dalam era Gelombang ke-3, dan yang akan membawa perubahan besar dalam perekonomian dan sosial politik. Lebih jauh dia mengemukakan bahwa teknologi komunikasi telah mampu mengurangi transportasi, dan berakibat pada gerakan de-urbanisasi, bahkan telah mendorong tumbuhnya telecommunity. Menurutnya keputusan Presiden Soeharto untuk membangun sistem komunikasi dengan satelit domestik merupakan lambang bahwa Gelombang ke-3 memberikan kemungkinan pilihan bagi negara yang melakukan transformasi.
Teknologi komunikasi di Indonesia mendapat perhatian yang sangat besar dari pemerintah terbukti dengan adanya undang undang yang mengatur tentang telekomunikasi yaitu UU. No. 36 tahun 1999. Bobot misi telekomunikasi/ telematika tertuang pada pasal 3 yang berbunyi:
”Telekomunikasi diselenggarakan dengan tujuan untuk mendukung persatuan dan kesatuan bangsa, meningkatkan kesejahteraan, dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata, mendukung kehidupan ekonomi dan kegiatan pemerintahan, serta meningkatkan hubungan antar bangsa”
Dari bunyi pasal 3 di atas telekomunikasi yang merupakan bagian dari
teknologi komunikasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara di Indonesia, karena dapat menjadi alat pemersatu bangsa
dan masuk ke berbagai ranah kehidupan.
Teknologi Komunikasi telah memberikan dua dampak yang sangat besar artinya dalam pola pembangunan, yaitu percepatan sejarah dan mobilisasi lingkungan (Daniel Lerner, 1976).
Teknologi Komunikasi telah memberikan dua dampak yang sangat besar artinya dalam pola pembangunan, yaitu percepatan sejarah dan mobilisasi lingkungan (Daniel Lerner, 1976).
III. DAMPAK TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Teknologi Komunikasi telah memberikan dua dampak yang sangat besar artinya dalam pola pembangunan, yaitu percepatan sejarah dan mobilisasi lingkungan (Daniel Lerner, 1976, dikutif oleh Yusufhadi Miarso, 2004).
Dampak dari teknologi komunikasi yaitu terjadinya perubahan pada tingkah laku individual yang meliputi pengetahuan, sikap, atau tindakan yang terjadi sebagai akibat dari penyampaian pesan komunikasi (Rogers, 1986).
Menurut Eric Ashby (1972) teknologi komunikasi telah menimbulkan revolusi yang keempat. Revolusi pertama terjadi ribuan tahun yang lalu sejak masyarakat membedakan tanggung jawab orang dewasa, dan tugas mendidik para muda beralihdari orang tua ke guru dan dari rumah ke sekolah. Revolusi kedua terjadi dengan dipergunakannya bahasa tulisan sebagai sarana pendidikan. Revolusi ketiga berlangsung dengan ditemukannya teknik percetakan yang memungkinkan tersedianya buku secara meluas. Revolusi keempat ditandai dengan perkembangan elektronik terutama dalam bentuk radio, televisi, pita rekanman, dan komputer.
Teknologi Komunikasi telah memberikan dua dampak yang sangat besar artinya dalam pola pembangunan, yaitu percepatan sejarah dan mobilisasi lingkungan (Daniel Lerner, 1976, dikutif oleh Yusufhadi Miarso, 2004).
Dampak dari teknologi komunikasi yaitu terjadinya perubahan pada tingkah laku individual yang meliputi pengetahuan, sikap, atau tindakan yang terjadi sebagai akibat dari penyampaian pesan komunikasi (Rogers, 1986).
Menurut Eric Ashby (1972) teknologi komunikasi telah menimbulkan revolusi yang keempat. Revolusi pertama terjadi ribuan tahun yang lalu sejak masyarakat membedakan tanggung jawab orang dewasa, dan tugas mendidik para muda beralihdari orang tua ke guru dan dari rumah ke sekolah. Revolusi kedua terjadi dengan dipergunakannya bahasa tulisan sebagai sarana pendidikan. Revolusi ketiga berlangsung dengan ditemukannya teknik percetakan yang memungkinkan tersedianya buku secara meluas. Revolusi keempat ditandai dengan perkembangan elektronik terutama dalam bentuk radio, televisi, pita rekanman, dan komputer.
A. Dampak Positif Teknologi Komunikasi
Menurut laporan the Carnegie Commission on Higher Education (1972) revolusi keempat telah berlangsung selama tiga dekade dan telah mampu menunjukkan karakteristik futuristiknya. Media baru telah menawarkansejumlah alternatif pemecahan masalah, tidak hanya yang akseptable tetapi juga yang spektakuler. Berbagai implikasi perkembangan teknologi, khususnya pada jenjang pendidikan tinggi antara lain:
Pembelajaran di luar kampus untuk orang dewasa akan semakin berkembang
Mahasiswa dalam perguruan tinggi kecil akan mempunyai akses lebih besar dari berbagai sumber
Perpustakaan berkembang menjadi pusat sumber belajar dalam berbagai bentuk
Tumbuhnya profesi baru dalam bidang media dan teknologi
Dalam sejarah perkembangan pendidikan, teknologi komunikasi adalah bagian dari media yang digunakan untuk menyampaikan pesan ilmu pada orang banyak, mulai dari teknologi percetakan beberapa abad yang lalu, seperti buku yang dicetak, hingga media telekomunikasi seperti, suara yang direkam pada kaset, video, televisi, dan CD.
Perkembangan teknologi komunikasi seperti Internet telah mengarahkan sejarah teknologi pendidikan pada alur yang baru. Layanan online dalam pendidikan pada dasarnya adalah memberikan pelayanan pendidikan bagi pengguna (mahasiswa) dengan menggunakan internet sebagai media. Layanan online ini dapat terdiri dari berbagai tahapan dari proses program pendidikan seperti: pendaftaran, test masuk, pembayaran, perkuliahan, penugasan kasus, pembahasan kasus, ujian, penilaian, diskusi, pengumuman, dll. Pendidikan jarak jauh dapat memanfaatkan teknologi internet secara maksimal, dapat memberikan efektifitas dalam hal waktu, tempat dan bahkan meningkatkan kualitas pendidikan.
Dengan media internet sangat dimungkinkan untuk melakukan interaksi antara dosen dan siswa baik dalam bentuk real time (waktu nyata) atau tidak. Dalam bentuk real time dapat dilakukan misalnya dalam suatu chatroom, interaksi langsung dengan real audio atau real video, dan online meeting. Yang tidak real time bisa dilakukan dengan mailing list, discussion group, newsgroup, dan buletin board. Dengan cara diatas interaksi dosen dan mahasiswa di kelas mungkin akan tergantikan walaupun tidak 100%. Bentuk-bentuk materi, ujian, kuis dan cara pendidikan lainnya dapat juga diimplementasikan ke dalam web, seperti materi dosen dibuat dalam bentuk presentasi di web dan dapat di download oleh siswa.
Demikian pula dengan ujian dan kuis yang dibuat oleh guru/dosen dapat pula dilakukan dengan cara yang sama. Penyelesaian administratif juga dapat diselesaikan langsung dalam satu proses registrasi saja, apalagi di dukung dengan metode pembayaran online.
Pendidikan jarak jauh secara online mengatasi keterbatasan yang ada pada jenis-jenis pendidikan jarak jauh yang lain (yang sebenarnya juga sudah sarat teknologi), yaitu pendidikan jarak jauh dengan satelit serta teknologi televisi. Pada kedua teknologi di atas, mahasiswa masih harus berjalan ke fasilitas-fasilitas pendidikannya; sedangkan peralatannya bersifat khusus dan mahal. Kini dengan pendidikan online lewat internet, mahasiswa dapat belajar sendiri dari rumah dengan peralatan komputer sendiri.
Para ahli sepakat bahwa belajar melalui televisi dan film (audio visual) lebih berhasil ketimbang belajar melalui radio (audio). Sebab, dengan televisi atau film kesan yang dihasilkannya lebih “dalam” lantaran ia masuk melalui kedua sensor channel (mata dan telinga). Media teknologi komunikasi ini rupanya telah meluas dipakai di pelbagai sekolah tidak hanya di kota-kota besar akan tetapi juga di daerah-daerah. Model pembelajaran yang dipilih (teacher centered learnig, student centered learning atau problem based learning).
1. Aplikasi teknologi komunikasi dalam pembelajaran antara lain:
2. Pembelajaran Berbantuan Komputer atau ”Computer Assisted Instruction” (CAI)
3. Pembelajaran Berbasis Komputer atau “Computer Based Instruction” (CBI)
4. Pelatihan Berbasis Komputer atau “Computer Based Training” (CBT),
5. Perpustakaan Elektronik (e-library)
6. Laboratorium Elektronik (e-laboratory)
7. Pembelajaran Berbasis Multimedia
Menurut website http://www.nsba.org (2008) pembelajaran di abad ke-21 harus memiliki persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
Ketergantungan lebih besar pada komunikasi baru dan teknologi komputasi yang mendukung tingkat riset dan kreativitas siswa.
Satu perubahan di dalam peran dari para guru dari “para orang bijaksana di atas panggung” sampai penasihat-penasihat, peneliti-peneliti, penerbit-penerbit, para pemakai teknologi, produsen-produsen pengetahuan, pecinta risiko dan pelajar-pelajar kekal.
Keterlibatan orang tua untuk memainkan peran utama di dalam pendidikan anak-anak mereka dan untuk bekerja dengan aktif dengan para guru untuk menghubungkan pendidikan yang informal dan formal.
Belajar bermitra dari bisnis-bisnis lokal dan organisasi-organisasi masyarakat lain sehingga mereka secara aktif dilibatkan di dalam kebijakan-kebijakan sekolah.
Kerja sama/kolaborasi yang membawa para siswa, para guru, dan peneliti-peneliti bersama-sama untuk menciptakan kurikulum baru.
Secara umum keuntungan teknologi komunikasi dalam bidang pembelajaran, yaitu:
Kemudahan mengakses berbagai informasi
Memperkaya program pembelajaran
Mengurangi/meminimalisasi biaya
Mengurangi waktu, sehingga dapat meningkatkan produktivitas
Mempermudah penjadwalan
Dapat mendatangkan benefit
Dengan demikian aplikasi teknologi komunikasi dalam pembelajaran dewasa ini mutlak diperlukan.
Menurut laporan the Carnegie Commission on Higher Education (1972) revolusi keempat telah berlangsung selama tiga dekade dan telah mampu menunjukkan karakteristik futuristiknya. Media baru telah menawarkansejumlah alternatif pemecahan masalah, tidak hanya yang akseptable tetapi juga yang spektakuler. Berbagai implikasi perkembangan teknologi, khususnya pada jenjang pendidikan tinggi antara lain:
Pembelajaran di luar kampus untuk orang dewasa akan semakin berkembang
Mahasiswa dalam perguruan tinggi kecil akan mempunyai akses lebih besar dari berbagai sumber
Perpustakaan berkembang menjadi pusat sumber belajar dalam berbagai bentuk
Tumbuhnya profesi baru dalam bidang media dan teknologi
Dalam sejarah perkembangan pendidikan, teknologi komunikasi adalah bagian dari media yang digunakan untuk menyampaikan pesan ilmu pada orang banyak, mulai dari teknologi percetakan beberapa abad yang lalu, seperti buku yang dicetak, hingga media telekomunikasi seperti, suara yang direkam pada kaset, video, televisi, dan CD.
Perkembangan teknologi komunikasi seperti Internet telah mengarahkan sejarah teknologi pendidikan pada alur yang baru. Layanan online dalam pendidikan pada dasarnya adalah memberikan pelayanan pendidikan bagi pengguna (mahasiswa) dengan menggunakan internet sebagai media. Layanan online ini dapat terdiri dari berbagai tahapan dari proses program pendidikan seperti: pendaftaran, test masuk, pembayaran, perkuliahan, penugasan kasus, pembahasan kasus, ujian, penilaian, diskusi, pengumuman, dll. Pendidikan jarak jauh dapat memanfaatkan teknologi internet secara maksimal, dapat memberikan efektifitas dalam hal waktu, tempat dan bahkan meningkatkan kualitas pendidikan.
Dengan media internet sangat dimungkinkan untuk melakukan interaksi antara dosen dan siswa baik dalam bentuk real time (waktu nyata) atau tidak. Dalam bentuk real time dapat dilakukan misalnya dalam suatu chatroom, interaksi langsung dengan real audio atau real video, dan online meeting. Yang tidak real time bisa dilakukan dengan mailing list, discussion group, newsgroup, dan buletin board. Dengan cara diatas interaksi dosen dan mahasiswa di kelas mungkin akan tergantikan walaupun tidak 100%. Bentuk-bentuk materi, ujian, kuis dan cara pendidikan lainnya dapat juga diimplementasikan ke dalam web, seperti materi dosen dibuat dalam bentuk presentasi di web dan dapat di download oleh siswa.
Demikian pula dengan ujian dan kuis yang dibuat oleh guru/dosen dapat pula dilakukan dengan cara yang sama. Penyelesaian administratif juga dapat diselesaikan langsung dalam satu proses registrasi saja, apalagi di dukung dengan metode pembayaran online.
Pendidikan jarak jauh secara online mengatasi keterbatasan yang ada pada jenis-jenis pendidikan jarak jauh yang lain (yang sebenarnya juga sudah sarat teknologi), yaitu pendidikan jarak jauh dengan satelit serta teknologi televisi. Pada kedua teknologi di atas, mahasiswa masih harus berjalan ke fasilitas-fasilitas pendidikannya; sedangkan peralatannya bersifat khusus dan mahal. Kini dengan pendidikan online lewat internet, mahasiswa dapat belajar sendiri dari rumah dengan peralatan komputer sendiri.
Para ahli sepakat bahwa belajar melalui televisi dan film (audio visual) lebih berhasil ketimbang belajar melalui radio (audio). Sebab, dengan televisi atau film kesan yang dihasilkannya lebih “dalam” lantaran ia masuk melalui kedua sensor channel (mata dan telinga). Media teknologi komunikasi ini rupanya telah meluas dipakai di pelbagai sekolah tidak hanya di kota-kota besar akan tetapi juga di daerah-daerah. Model pembelajaran yang dipilih (teacher centered learnig, student centered learning atau problem based learning).
1. Aplikasi teknologi komunikasi dalam pembelajaran antara lain:
2. Pembelajaran Berbantuan Komputer atau ”Computer Assisted Instruction” (CAI)
3. Pembelajaran Berbasis Komputer atau “Computer Based Instruction” (CBI)
4. Pelatihan Berbasis Komputer atau “Computer Based Training” (CBT),
5. Perpustakaan Elektronik (e-library)
6. Laboratorium Elektronik (e-laboratory)
7. Pembelajaran Berbasis Multimedia
Menurut website http://www.nsba.org (2008) pembelajaran di abad ke-21 harus memiliki persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
Ketergantungan lebih besar pada komunikasi baru dan teknologi komputasi yang mendukung tingkat riset dan kreativitas siswa.
Satu perubahan di dalam peran dari para guru dari “para orang bijaksana di atas panggung” sampai penasihat-penasihat, peneliti-peneliti, penerbit-penerbit, para pemakai teknologi, produsen-produsen pengetahuan, pecinta risiko dan pelajar-pelajar kekal.
Keterlibatan orang tua untuk memainkan peran utama di dalam pendidikan anak-anak mereka dan untuk bekerja dengan aktif dengan para guru untuk menghubungkan pendidikan yang informal dan formal.
Belajar bermitra dari bisnis-bisnis lokal dan organisasi-organisasi masyarakat lain sehingga mereka secara aktif dilibatkan di dalam kebijakan-kebijakan sekolah.
Kerja sama/kolaborasi yang membawa para siswa, para guru, dan peneliti-peneliti bersama-sama untuk menciptakan kurikulum baru.
Secara umum keuntungan teknologi komunikasi dalam bidang pembelajaran, yaitu:
Kemudahan mengakses berbagai informasi
Memperkaya program pembelajaran
Mengurangi/meminimalisasi biaya
Mengurangi waktu, sehingga dapat meningkatkan produktivitas
Mempermudah penjadwalan
Dapat mendatangkan benefit
Dengan demikian aplikasi teknologi komunikasi dalam pembelajaran dewasa ini mutlak diperlukan.
B. Dampak Negatif Teknologi Komunikasi
1 . Dampak Negatif Pada Anak-anak
Aplikasi dari perkembangan teknologi komunikasi salah satunya adalah ditemukannya televisi, radio, internet, handphone dan lain-lain. Tidak selamanya teknologi komunikasi memiliki dampak yang positif dalam kehidupan. Tidak ada penemu yang berani menjamin bahwa penemuannya tidak akan menimbulkan dampak yang negative. Apalagi sesuatu hal yang berhubungan dengan kebebasan dan keterbukan. Dengan berkembangnya teknologi komunikasi, dapat dipastikan semakin kecil jarak ruang dan waktu.
Salah satu obyek yang akan terpengaruh dengan adanya kemajuan teknologi komunikasi adalah anak-anak. Semua hal kemajuan teknologi komunikasi sudah pasti sangat berpengaruh pada kehidupan anak-anak. Anak-anak merupakan penerus bangsa yang sudah pasti harus kita didik dengan baik. Selain iti mereka harus dikontrol oleh orang tua saat berinteraksi dengan teknologi komunisaksi. Jangan sampai mereka terpengaruh atau tergiur dengan hal-hal negative yang ditimbulkan dari teknologi tersebut. Anak-anak juga harus dibatasi saat menonton TV dan mendengar radio, jangan sampai mereka ketagihan dan melupakan pendidikan.
Selain itu anak-anak juga jangan terlalu dibebaskan dalam mengakses internet. Dengan adanya internet, keterbukaan dan kebebasan menjadi hal yang biasa. Apapun dapat diakses dengan mudah melalui internet. Memang tidak semua teknologi komuniaksi menimbulkan dampak yang positif. Teknologi komunikasi juga dapat menyebabkan kebebasan yang kebablasan bila digunakan secara berlebihan.
1 . Dampak Negatif Pada Anak-anak
Aplikasi dari perkembangan teknologi komunikasi salah satunya adalah ditemukannya televisi, radio, internet, handphone dan lain-lain. Tidak selamanya teknologi komunikasi memiliki dampak yang positif dalam kehidupan. Tidak ada penemu yang berani menjamin bahwa penemuannya tidak akan menimbulkan dampak yang negative. Apalagi sesuatu hal yang berhubungan dengan kebebasan dan keterbukan. Dengan berkembangnya teknologi komunikasi, dapat dipastikan semakin kecil jarak ruang dan waktu.
Salah satu obyek yang akan terpengaruh dengan adanya kemajuan teknologi komunikasi adalah anak-anak. Semua hal kemajuan teknologi komunikasi sudah pasti sangat berpengaruh pada kehidupan anak-anak. Anak-anak merupakan penerus bangsa yang sudah pasti harus kita didik dengan baik. Selain iti mereka harus dikontrol oleh orang tua saat berinteraksi dengan teknologi komunisaksi. Jangan sampai mereka terpengaruh atau tergiur dengan hal-hal negative yang ditimbulkan dari teknologi tersebut. Anak-anak juga harus dibatasi saat menonton TV dan mendengar radio, jangan sampai mereka ketagihan dan melupakan pendidikan.
Selain itu anak-anak juga jangan terlalu dibebaskan dalam mengakses internet. Dengan adanya internet, keterbukaan dan kebebasan menjadi hal yang biasa. Apapun dapat diakses dengan mudah melalui internet. Memang tidak semua teknologi komuniaksi menimbulkan dampak yang positif. Teknologi komunikasi juga dapat menyebabkan kebebasan yang kebablasan bila digunakan secara berlebihan.
2. Dampak Negatif Pada Pendidikan
Perkembangan baru teknologi komunikasi dalam kenyataannya melahirkan persoalan yang lain. Kehadiran media baru, sebagai contoh, di samping melahirkan banyak kajian baru, pada tataran yang lain melahirkan kesulitan baru yang harus dijawab dan disiasati dengan cara yang baru pula. Aho (2005), dalam hal ini menengarai dua masalah penting yang terkait dengan hadirnya media baru tadi, yaitu masalah sertifikasi dan program pendidikan yang applicable. Dua persoalan ini, perlu digarisbawahi, harus dipikirkan agar tidak menjadi persoalan laten yang kian bertumpuk ketika kemajuan teknologi komunikasi menjadi semakin kompleks.
Menurut Hans Jonas sebagaimana digambarkannya dalam buku The Imperative Responsibility: In Search of an Ethics for the Technological Age (1984: London), ada dua argumen mendasar mendasari keterkaitan teknologi dengan eksistensi manusia. Argumen pertama adalah posisi sentral manusia. Berbeda dengan Abad Pertengahan, di era modern eksistensi manusia menjadi pusat (antroposentris). Konsep bahwa manusia adalah subjek bagi dirinya sendiri diajarkan sebagai pandangan universal. Konsekuensi pemahaman itu ialah bahwa manusia menjadi penguasa atas dirinya dan alam semesta.
Paradigma antroposentris di atas menjadi pendorong bagi manusia modern untuk melakukan perubahan dalam segala aspek kehidupannya. Perubahan itu tidak saja berkaitan dengan paradigma berpikir, melainkan juga bersangkut-paut dengan pola hidup keseharian. Argumen kedua adalah kemajuan. Kemajuan merupakan ideologi manusia modern. Karena ideologi itu, manusia modern selalu berusaha untuk melawan status quo. Status quo dipandang sebagai musuh yang paling berbahaya karena menghambat kemajuan itu sendiri.
Dalam rangka mewujudkan kemajuan, teknologi memiliki peran penting. Jonas bahkan lebih jauh memperlihatkan bahwa teknologi sendiri merupakan simbol kemajuan yang paling dominan di era modern. Simbol-simbol itu terungkap dalam sarana-sarana yang digunakan. Ia bahkan melihat teknologi telah pula meningkatkan produktivitas yang sangat tinggi dalam bidang ekonomi global. Bagi konsumen teknologi telah membawa mimpi-mimpi baru, yakni mimpi untuk menikmati kehidupan yang lebih menyenangkan.
Akan tetapi, ada dua masalah yang harus dicairkan dan mendapat respons. Pertama masalah dana yang harus disediakan. Apakah dana yang tersedia cukup untuk pengadaan peralatan ini, andaikata tiap-tiap sekolah musti dilengkapi dengan peralatan ini? Kedua, sejauh mana media yang diperlukan dapat disediakan? Ini sebenarnya masalah perencanaan dan pengambil keputusan akhir, sebab ia akan menyangkut pula masalah kebijaksanaan.
Sementara itu, timbul lagi pertanyaan lain, mengingat bahwa pemanfaatan media teknologi komunikasi telah menjadi bagian dalam sistem pendidikan nasional Indonesi, maka pembangunan pusat-pusat media secara menyeluruh merupakan suatu keharusan. Masalahnya sekarang, sejauh mana dana yang dapat disediakan untuk ini? Lantas, apakah pemerintah sendiri yang harus menanggungnya atau sama-sama memikulnya dengan masyarakat? Meskipun dana pendidikan yang dikucurkan pemerintah tidak menyentuh angka 20 persen sesuai dengan anggaran yang dijanjikan.
Dengan adanya media instruksional apakah peran guru dapat dihilangkan? Tentu saja tidak. Dalam kehidupan sekarang dan di masa yang akan datang, sebenarnya bila kita tetap berpegang teguh pada sistem konvensional sedangkan tuntutan pendidikan itu makin bertambah, maka tidaklah mungkin guru mampu melaksanakan tugasnya sebagaimana dibebankan ke pundaknya. Maka dengan adanya media instruksional ini bisa jadi beban guru terbantu.
Kemudian, menjadi pemikiran kita pula dengan adanya lembaga yang bertanggung jawab terhadap pengadaan media yang diperlukan, maka mau tak mau sekolah-sekolah yang ada harus pula mempunyai semacam “ruang media”. Ini merupakan konsekuensi logis, sebab saat sekarang dan masa yang akan datang, peran media instruksional ini akan bergulir seiring bersama dengan tatap muka dalam mengembangkan dunia pendidikan. Konsekuensi yang akan terjadi adalah pergeseran nilai-nilai kuliah yang tadinya sangat rigid dan harus diambil di universitas lokal menjadi terbuka untuk diambil dari universitas lain di dunia.
Perkembangan baru teknologi komunikasi dalam kenyataannya melahirkan persoalan yang lain. Kehadiran media baru, sebagai contoh, di samping melahirkan banyak kajian baru, pada tataran yang lain melahirkan kesulitan baru yang harus dijawab dan disiasati dengan cara yang baru pula. Aho (2005), dalam hal ini menengarai dua masalah penting yang terkait dengan hadirnya media baru tadi, yaitu masalah sertifikasi dan program pendidikan yang applicable. Dua persoalan ini, perlu digarisbawahi, harus dipikirkan agar tidak menjadi persoalan laten yang kian bertumpuk ketika kemajuan teknologi komunikasi menjadi semakin kompleks.
Menurut Hans Jonas sebagaimana digambarkannya dalam buku The Imperative Responsibility: In Search of an Ethics for the Technological Age (1984: London), ada dua argumen mendasar mendasari keterkaitan teknologi dengan eksistensi manusia. Argumen pertama adalah posisi sentral manusia. Berbeda dengan Abad Pertengahan, di era modern eksistensi manusia menjadi pusat (antroposentris). Konsep bahwa manusia adalah subjek bagi dirinya sendiri diajarkan sebagai pandangan universal. Konsekuensi pemahaman itu ialah bahwa manusia menjadi penguasa atas dirinya dan alam semesta.
Paradigma antroposentris di atas menjadi pendorong bagi manusia modern untuk melakukan perubahan dalam segala aspek kehidupannya. Perubahan itu tidak saja berkaitan dengan paradigma berpikir, melainkan juga bersangkut-paut dengan pola hidup keseharian. Argumen kedua adalah kemajuan. Kemajuan merupakan ideologi manusia modern. Karena ideologi itu, manusia modern selalu berusaha untuk melawan status quo. Status quo dipandang sebagai musuh yang paling berbahaya karena menghambat kemajuan itu sendiri.
Dalam rangka mewujudkan kemajuan, teknologi memiliki peran penting. Jonas bahkan lebih jauh memperlihatkan bahwa teknologi sendiri merupakan simbol kemajuan yang paling dominan di era modern. Simbol-simbol itu terungkap dalam sarana-sarana yang digunakan. Ia bahkan melihat teknologi telah pula meningkatkan produktivitas yang sangat tinggi dalam bidang ekonomi global. Bagi konsumen teknologi telah membawa mimpi-mimpi baru, yakni mimpi untuk menikmati kehidupan yang lebih menyenangkan.
Akan tetapi, ada dua masalah yang harus dicairkan dan mendapat respons. Pertama masalah dana yang harus disediakan. Apakah dana yang tersedia cukup untuk pengadaan peralatan ini, andaikata tiap-tiap sekolah musti dilengkapi dengan peralatan ini? Kedua, sejauh mana media yang diperlukan dapat disediakan? Ini sebenarnya masalah perencanaan dan pengambil keputusan akhir, sebab ia akan menyangkut pula masalah kebijaksanaan.
Sementara itu, timbul lagi pertanyaan lain, mengingat bahwa pemanfaatan media teknologi komunikasi telah menjadi bagian dalam sistem pendidikan nasional Indonesi, maka pembangunan pusat-pusat media secara menyeluruh merupakan suatu keharusan. Masalahnya sekarang, sejauh mana dana yang dapat disediakan untuk ini? Lantas, apakah pemerintah sendiri yang harus menanggungnya atau sama-sama memikulnya dengan masyarakat? Meskipun dana pendidikan yang dikucurkan pemerintah tidak menyentuh angka 20 persen sesuai dengan anggaran yang dijanjikan.
Dengan adanya media instruksional apakah peran guru dapat dihilangkan? Tentu saja tidak. Dalam kehidupan sekarang dan di masa yang akan datang, sebenarnya bila kita tetap berpegang teguh pada sistem konvensional sedangkan tuntutan pendidikan itu makin bertambah, maka tidaklah mungkin guru mampu melaksanakan tugasnya sebagaimana dibebankan ke pundaknya. Maka dengan adanya media instruksional ini bisa jadi beban guru terbantu.
Kemudian, menjadi pemikiran kita pula dengan adanya lembaga yang bertanggung jawab terhadap pengadaan media yang diperlukan, maka mau tak mau sekolah-sekolah yang ada harus pula mempunyai semacam “ruang media”. Ini merupakan konsekuensi logis, sebab saat sekarang dan masa yang akan datang, peran media instruksional ini akan bergulir seiring bersama dengan tatap muka dalam mengembangkan dunia pendidikan. Konsekuensi yang akan terjadi adalah pergeseran nilai-nilai kuliah yang tadinya sangat rigid dan harus diambil di universitas lokal menjadi terbuka untuk diambil dari universitas lain di dunia.
3. Dampak Negatif Pada Moral Masyarakat
Faktor utama dalam pendidikan jarak jauh secara online yang dikenal sebagai distance learning yang selama ini dianggap masalah adalah tidak adanya interaksi antara dosen dan mahasiswanya. Ideologi kemajuan tidak terlepas dari masalah moral. Sekurang-kurangnya tiga masalah moral mendasar yang muncul dalam ideologi ini. Pertama, ketidakadilan sosial. Tidak semua orang bisa dan mampu bersentuhan langsung dengan teknologi canggih. Dengan kata lain, hanya segelintir orang yang mampu menggunakan teknologi.
Dampaknya, hasil-hasil teknologi komunikasi juga hanya dapat dinikmati segelintir orang. Lebih lagi orang-orang seperti itu sering kali menggunakan teknologi komunikasi sebagai alat untuk menguasai kelompok yang tidak memiliki akses terhadap teknologi tersebut. Dampaknya, jurang antara orang yang memiliki akses dengan teknologi dan orang yang sama sekali tidak memiliki akses, sangat dalam. Di sini justru terjadi ketidakadilan sosial. Dengan demikian teknologi komunikasi berperan pula menimbulkan kesenjangan sosial.
Kedua, bangkitnya sifat utopis. Ide kemajuan yang digaungkan teknologi komunikasi telah menyebar ke seluruh dunia. Tetapi bagi sebagian besar manusia di belahan dunia ini, khususnya di negara-negara yang berkembang, ide kemajuan itu hanyalah utopia, sebuah angan-angan belaka.
Ketiga, potensi deviasi fungsi teknologi. Seperti dikatakan di atas, di satu sisi teknologi telah memperbaiki kehidupan manusia modern, pada sisi lain teknologi memungkinkan tindakan kejahatan semakin cepat dan meluas.
Pertanyaan lebih lanjut, bagaimana meminimalkan dampak negatif dari teknologi komunikasi itu sendiri? Menjawab pertanyaan ini kata yang paling tepat adalah bangkitnya tanggung jawab moral dalam pengunaan teknologi komunikasi. Ranah kebangkitan tanggung jawab moral ini dimungkinkan oleh tiga hal.
Pertama, kesadaran yang terus-menerus akan sifat dan ciri teknologi komunikasi itu sendiri. Teknologi hanyalah alat, bukan menjadi tuan bagi manusia. Sebagai alat ia memiliki keterbatasan. Justru karena keterbatasan itulah kepedulian terhadapnya sangat diperlukan. Kesadaran yang besar di kalangan orang-orang yang dekat dan bersentuhan dengan penggunaan teknologi akan mampu mengurangi dampak destruktif dari teknologi bagi keselamatan manusia yang menggunakannya.
Kedua, terkait dengan butir di atas, tanggung jawab moral juga terungkap dalam hal maksimalisasi hasil pekerjaan. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang mampu bekerja secara maksimal dan konsisten dengan aturan yang sudah ditetapkan.
Ketiga, dampak dalam penggunaan teknologi komuinikasi. Tanggung jawab moral dalam penggunaan teknologi komunikasi tidak saja pada perawatan terus menerus dan maksimalisasi kegunaannya, tetapi juga pada dampak negatif yang diakibatkan dalam penggunaannya.
Faktor utama dalam pendidikan jarak jauh secara online yang dikenal sebagai distance learning yang selama ini dianggap masalah adalah tidak adanya interaksi antara dosen dan mahasiswanya. Ideologi kemajuan tidak terlepas dari masalah moral. Sekurang-kurangnya tiga masalah moral mendasar yang muncul dalam ideologi ini. Pertama, ketidakadilan sosial. Tidak semua orang bisa dan mampu bersentuhan langsung dengan teknologi canggih. Dengan kata lain, hanya segelintir orang yang mampu menggunakan teknologi.
Dampaknya, hasil-hasil teknologi komunikasi juga hanya dapat dinikmati segelintir orang. Lebih lagi orang-orang seperti itu sering kali menggunakan teknologi komunikasi sebagai alat untuk menguasai kelompok yang tidak memiliki akses terhadap teknologi tersebut. Dampaknya, jurang antara orang yang memiliki akses dengan teknologi dan orang yang sama sekali tidak memiliki akses, sangat dalam. Di sini justru terjadi ketidakadilan sosial. Dengan demikian teknologi komunikasi berperan pula menimbulkan kesenjangan sosial.
Kedua, bangkitnya sifat utopis. Ide kemajuan yang digaungkan teknologi komunikasi telah menyebar ke seluruh dunia. Tetapi bagi sebagian besar manusia di belahan dunia ini, khususnya di negara-negara yang berkembang, ide kemajuan itu hanyalah utopia, sebuah angan-angan belaka.
Ketiga, potensi deviasi fungsi teknologi. Seperti dikatakan di atas, di satu sisi teknologi telah memperbaiki kehidupan manusia modern, pada sisi lain teknologi memungkinkan tindakan kejahatan semakin cepat dan meluas.
Pertanyaan lebih lanjut, bagaimana meminimalkan dampak negatif dari teknologi komunikasi itu sendiri? Menjawab pertanyaan ini kata yang paling tepat adalah bangkitnya tanggung jawab moral dalam pengunaan teknologi komunikasi. Ranah kebangkitan tanggung jawab moral ini dimungkinkan oleh tiga hal.
Pertama, kesadaran yang terus-menerus akan sifat dan ciri teknologi komunikasi itu sendiri. Teknologi hanyalah alat, bukan menjadi tuan bagi manusia. Sebagai alat ia memiliki keterbatasan. Justru karena keterbatasan itulah kepedulian terhadapnya sangat diperlukan. Kesadaran yang besar di kalangan orang-orang yang dekat dan bersentuhan dengan penggunaan teknologi akan mampu mengurangi dampak destruktif dari teknologi bagi keselamatan manusia yang menggunakannya.
Kedua, terkait dengan butir di atas, tanggung jawab moral juga terungkap dalam hal maksimalisasi hasil pekerjaan. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang mampu bekerja secara maksimal dan konsisten dengan aturan yang sudah ditetapkan.
Ketiga, dampak dalam penggunaan teknologi komuinikasi. Tanggung jawab moral dalam penggunaan teknologi komunikasi tidak saja pada perawatan terus menerus dan maksimalisasi kegunaannya, tetapi juga pada dampak negatif yang diakibatkan dalam penggunaannya.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok
orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan
efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh
penerima pesan tersebut.
Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya melalui kata-kata (lisan), gerak anggota tubuh, atau melalui media tertentu. Komunikasi yang baik memiliki komponen komunikasi yaitu:
Pengirim atau komunikator (sender), Pesan (message, Saluran (channel), Penerima atau komunikate (receiver, dan Umpan balik (feedback).
Komunikasi menjadi lebih cepat, efektif, dan efisien dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia zaman sekarang. Bahkan dapat dikatakan, seluruh aspek kehidupan telah bersentuhan dengan teknologi komunikasi.
Teknologi Komunikasi memiliki dampak positif yang besar terhadap pendidikan, tetapi juga memiliki dampak negatif, oleh karena itu perlu meminimalisasi dampak negatif tersebut.
Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya melalui kata-kata (lisan), gerak anggota tubuh, atau melalui media tertentu. Komunikasi yang baik memiliki komponen komunikasi yaitu:
Pengirim atau komunikator (sender), Pesan (message, Saluran (channel), Penerima atau komunikate (receiver, dan Umpan balik (feedback).
Komunikasi menjadi lebih cepat, efektif, dan efisien dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia zaman sekarang. Bahkan dapat dikatakan, seluruh aspek kehidupan telah bersentuhan dengan teknologi komunikasi.
Teknologi Komunikasi memiliki dampak positif yang besar terhadap pendidikan, tetapi juga memiliki dampak negatif, oleh karena itu perlu meminimalisasi dampak negatif tersebut.
V. DAFTAR PUSTAKA
http://dictionary.bnet.com/definition/communication+technology.html
http://www.nsba.org/sbot/toolkit/vftie.html
http://pikiran-rakyat.com/cetak/2006/072006/05/99forumguru.htm
http://www.denpasar.go.id/main.php?act=i_opi&xid=14
http://www.lippotel.com/id/gsm_1800_id.asp
http://www.suarapembaruan.com/News/2007/03/17/Editor/edit01.html
Mathis, Robert L, and Jhon H. Jacson. 2004. Human Resources Management. Ohio: Thomson South Western Publisher.
Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana.
Niemiec, Anne. 1982. “An Interactive Telecommunications System for
Health care”. Communications Technology in Education and Training.
Proceedings of the Fourth national Conference on Communications
technology in Education and Training, March 15-17,1982.: Maryland:
Information Dynamics, Inc.
Prawiradilaga, Dewi Salma dan Evelin Siregar. 2004. Mozaik Teknologi
Pendidikan. Artikel “Mengenali Arti, Fungsi, dan Manfaat Telematika”
(Naswil Idris dan F.B. Moerwanto). Jakarta: Prenada Media.
Rogers, Everett M. 1986. Communication Technology The New Media in Society. London: The Free Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar