1. Nun[1489], demi kalam dan apa yang mereka tulis,
[1489] Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al Quran seperti: Alif laam miim, Alif laam raa, Alif laam miim shaad dan sebagainya. diantara Ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang Termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian Para Pendengar supaya memperhatikan Al Quran itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa Al Quran itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. kalau mereka tidak percaya bahwa Al Quran diturunkan dari Allah dan hanya buatan Muhammad s.a.w. semata-mata, Maka cobalah mereka buat semacam Al Quran itu.
Allah bersumpah dengan huruf Nun, kalam(pena, alat tulis), sangat erat kaitannya sebagai salah satu huruf abjad dan tulisan, bersumpah dengannya berarti mengangungkan nilainya, dan memberikan arahan kepadanya ditengah – tengah umat yang belum terarah untuk belajar melalui jalan ini. Tulis baca merupakan unsure asasi di dalam pengembanan tugas yang sangat besar yaitu untuk memimpin dunia dengan kepemimpinan yang lurus dan menyebarluaskan akidah dan manhaj dalam kehidupan. Asumsi tersbut dikuatan dengan firman Allah dalam QS. Al – Alaq 1-5
Firman ini ditujukan kepada Nabi yang buta huruf,yang ditakdirkan oleh Allah buta huruf karena suatu hikmah tertentu , permulaan wahyu ini menyeuka kepada beliau untuk menyerukan membaca dan belajar dengan pena, ini merupakan manhaj Illahi untuk mendidik umat ini dan mempersiapkan untuk menunaikan peranan yang besar yang telah ditakdirkan buat mereka didalam ilmunya yang tersembunyi
2. Berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila.
Ayat 2
Dalam ayat yang pendek ini Allah menetapkan dan meniadakan sesuatu . Menetapkan nikmat- Nya atas Nabi-Nya, yang diungkapkan dengan kalimat yang mengesankan adanya kedekatan dan kecintaan, ketika Dia menisbatkan beliau kepada diri-Nya dengan kata-kata Rabbika Tuhanmu, dan ditiadakan-Nya siafat yang diada-adakan oleh orang – orang musysrik yang tidak sinkron dengan nikmat-Nya kepada hamba-Nya yang di nisbatkan _Nya kepada-Nya, didekatkan kepada-Nya dan dipilih-Nya.
3. Dan Sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya.
Ayat 3
Ini adalah ssesuatu yang menenangkan dan menggembirakan dan sebagai ganti kerugian yang melimpah ruah dari semua kerhalangan, kekerasan, dan tuduhan bohong yang dilontarkan oleh orang – orang kafir kepada Nabi Muhammad, Nabi Muhammad akan mendapatkan pahala yang kekal dan terus menerus tidak akan terputus dan berkesudahan.
Ayat 4
Merupakan kesaksian yang besar dan penghormatan agung terhadap Nabi Muhammad, petunjuk kalimat yang agung ini ditunjukkan dengan dari berbagai sedut diantaranya
tampak dari keberadaan kalimat itu sendiri yang datang dari Allah Yang Maha Agung lagi Maha Tinggi
tampak dari sisi kemampuan Nabi Muhammad SAW menerima kalimat ini, keagungan akhlak beliau ini banyak diriwayatkan dalam perjalanan hidup beliau dan melalui lisan sahabat – sahabat beliau.
Ayat 5 – 7
Ayat ini untuk menenangkan hati Nabi SAW dan menggincangkan hati musuh – musuhnya, juga menimbulkan rasa takut ddan ketidaktenangan di dalam hati mereka, Allah akan menyingkap hakikat Nabi-Nya dan hakikat orang – orang yang mendustakan-Nya Allah akan menetapkan siapa yang gila atau sesat, Allah menenangkan hati Nabi Muhammad AWA dengan menyatakan Bahwa Tuhannya itulah “Yang Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah Yang Paling Mengetahui Orang – orang yang mendapat petunjuk.
Ayat 8 -9
Allah menyingkap hakikat mereka yang selalu memusuhi dan menentang kebenaran yang ada pada beliau dan menuduh yang bukan – bukan, padahal akidah mereka rapuh dan labil, Mereka bersedia meninggalkan kebayakan ajaran agama jahiliyah dengan catatan Rosulullah mau meninggalkan sebagian dari apa yang beliau serukan kepada mereka, mereka bersedia berlunak – lunak dan berlemah lembut serta bertoleransi secara lahiriah saja agar rosulullah mu berlunak –lunak dan berlemah lembut kepada mereka, akidah diibaratkan sebagai jual beli, padhal diantara keduanya sangat berbeda, pemilik akidah tidak akan beranjak sedikitpun, karena persoalan yang kecil dan besar dalam akidah sama saja, akidah adalh sebuah hakikat yang bagian – bagiannya saling melengkapi, yang dalam hal ini pemilik atau pemeluknya tidak boleh mematuhi seorang pun dengan meninggalkan bagian – bagian tertentu dari akidahnya.
Kisah penawaran kepada Rosulullah daintaranya dalam riwayat Ibnu Ishaq bahwa Rosulullah tawar menawar dengan Abdul Uzza, al _Walid ibnul Mughirah, Umayyah bin Khalaf dan al-‘Ash bin Wa-il as-Sahmi, sehingga turunnya QS. Al Kafirun.
Ayat 10-16
Merupakan akhlak yang melarang Rosuullah mengikuti seorang yang suka mendustakan dengan sifat – sifat yang tercela dan menjijikan yang kemudian mereka diancam denga kerendahan dan kehinaan , ada yang mengatakan bahwa orang dalam ayat tersebut adalah al-Walid ibnul Mughirah,dan dia pula yang menjadi sasaran turunnya beberapa ayat dalam surat Al Mudtsir ayat 11- 26
Disini Alqu’an menyifatinya dengan sembilan sifat yang semuanya tercela yaitu
Hallaf… Banyak bersumpah
Mahiin… hina
Hammaz… banyak mencela
Masysyaa-in bi namiim… ke sana ke mari menghambur firnah
Mannaa ‘in lil-khairi… sangat enggan berbuat baik, enggan berbuat baik bagi dirinya maupun orang lain.
Mu’tadin.., melampaui batas kebenaran dan keadilan secara mutlak
Atsiin… banyak dosa suka melakukan kemaksiatan – kemaksiatan.
‘utull…. Kaku, kasar
Zaniim… terkenal kejahatannya.
Betapa buruknya orang yang membalas nikmat Allah kepadanya dengan penghinaan terhadap ayat – ayat –Nya, penghinaan terhadap Rosul-Nya dan penentangan terhadap Agama-Nya, ole sebab itu pantaslah orang yang demikian itu merupakan orang yang mempunyai sifat tercela.
Itulah kebinasaan yang layak bagi musuh Islam, musuh Rasul yang Mulia dan mesuh orang yang berakhlak luhur…
***
disarikan dari Tafsir Fi Zhilali Qur'an Karya Said Quthb
[1489] Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al Quran seperti: Alif laam miim, Alif laam raa, Alif laam miim shaad dan sebagainya. diantara Ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang Termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian Para Pendengar supaya memperhatikan Al Quran itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa Al Quran itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. kalau mereka tidak percaya bahwa Al Quran diturunkan dari Allah dan hanya buatan Muhammad s.a.w. semata-mata, Maka cobalah mereka buat semacam Al Quran itu.
Allah bersumpah dengan huruf Nun, kalam(pena, alat tulis), sangat erat kaitannya sebagai salah satu huruf abjad dan tulisan, bersumpah dengannya berarti mengangungkan nilainya, dan memberikan arahan kepadanya ditengah – tengah umat yang belum terarah untuk belajar melalui jalan ini. Tulis baca merupakan unsure asasi di dalam pengembanan tugas yang sangat besar yaitu untuk memimpin dunia dengan kepemimpinan yang lurus dan menyebarluaskan akidah dan manhaj dalam kehidupan. Asumsi tersbut dikuatan dengan firman Allah dalam QS. Al – Alaq 1-5
Firman ini ditujukan kepada Nabi yang buta huruf,yang ditakdirkan oleh Allah buta huruf karena suatu hikmah tertentu , permulaan wahyu ini menyeuka kepada beliau untuk menyerukan membaca dan belajar dengan pena, ini merupakan manhaj Illahi untuk mendidik umat ini dan mempersiapkan untuk menunaikan peranan yang besar yang telah ditakdirkan buat mereka didalam ilmunya yang tersembunyi
2. Berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila.
Ayat 2
Dalam ayat yang pendek ini Allah menetapkan dan meniadakan sesuatu . Menetapkan nikmat- Nya atas Nabi-Nya, yang diungkapkan dengan kalimat yang mengesankan adanya kedekatan dan kecintaan, ketika Dia menisbatkan beliau kepada diri-Nya dengan kata-kata Rabbika Tuhanmu, dan ditiadakan-Nya siafat yang diada-adakan oleh orang – orang musysrik yang tidak sinkron dengan nikmat-Nya kepada hamba-Nya yang di nisbatkan _Nya kepada-Nya, didekatkan kepada-Nya dan dipilih-Nya.
3. Dan Sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya.
Ayat 3
Ini adalah ssesuatu yang menenangkan dan menggembirakan dan sebagai ganti kerugian yang melimpah ruah dari semua kerhalangan, kekerasan, dan tuduhan bohong yang dilontarkan oleh orang – orang kafir kepada Nabi Muhammad, Nabi Muhammad akan mendapatkan pahala yang kekal dan terus menerus tidak akan terputus dan berkesudahan.
Ayat 4
Merupakan kesaksian yang besar dan penghormatan agung terhadap Nabi Muhammad, petunjuk kalimat yang agung ini ditunjukkan dengan dari berbagai sedut diantaranya
tampak dari keberadaan kalimat itu sendiri yang datang dari Allah Yang Maha Agung lagi Maha Tinggi
tampak dari sisi kemampuan Nabi Muhammad SAW menerima kalimat ini, keagungan akhlak beliau ini banyak diriwayatkan dalam perjalanan hidup beliau dan melalui lisan sahabat – sahabat beliau.
Ayat 5 – 7
Ayat ini untuk menenangkan hati Nabi SAW dan menggincangkan hati musuh – musuhnya, juga menimbulkan rasa takut ddan ketidaktenangan di dalam hati mereka, Allah akan menyingkap hakikat Nabi-Nya dan hakikat orang – orang yang mendustakan-Nya Allah akan menetapkan siapa yang gila atau sesat, Allah menenangkan hati Nabi Muhammad AWA dengan menyatakan Bahwa Tuhannya itulah “Yang Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah Yang Paling Mengetahui Orang – orang yang mendapat petunjuk.
Ayat 8 -9
Allah menyingkap hakikat mereka yang selalu memusuhi dan menentang kebenaran yang ada pada beliau dan menuduh yang bukan – bukan, padahal akidah mereka rapuh dan labil, Mereka bersedia meninggalkan kebayakan ajaran agama jahiliyah dengan catatan Rosulullah mau meninggalkan sebagian dari apa yang beliau serukan kepada mereka, mereka bersedia berlunak – lunak dan berlemah lembut serta bertoleransi secara lahiriah saja agar rosulullah mu berlunak –lunak dan berlemah lembut kepada mereka, akidah diibaratkan sebagai jual beli, padhal diantara keduanya sangat berbeda, pemilik akidah tidak akan beranjak sedikitpun, karena persoalan yang kecil dan besar dalam akidah sama saja, akidah adalh sebuah hakikat yang bagian – bagiannya saling melengkapi, yang dalam hal ini pemilik atau pemeluknya tidak boleh mematuhi seorang pun dengan meninggalkan bagian – bagian tertentu dari akidahnya.
Kisah penawaran kepada Rosulullah daintaranya dalam riwayat Ibnu Ishaq bahwa Rosulullah tawar menawar dengan Abdul Uzza, al _Walid ibnul Mughirah, Umayyah bin Khalaf dan al-‘Ash bin Wa-il as-Sahmi, sehingga turunnya QS. Al Kafirun.
Ayat 10-16
Merupakan akhlak yang melarang Rosuullah mengikuti seorang yang suka mendustakan dengan sifat – sifat yang tercela dan menjijikan yang kemudian mereka diancam denga kerendahan dan kehinaan , ada yang mengatakan bahwa orang dalam ayat tersebut adalah al-Walid ibnul Mughirah,dan dia pula yang menjadi sasaran turunnya beberapa ayat dalam surat Al Mudtsir ayat 11- 26
Disini Alqu’an menyifatinya dengan sembilan sifat yang semuanya tercela yaitu
Hallaf… Banyak bersumpah
Mahiin… hina
Hammaz… banyak mencela
Masysyaa-in bi namiim… ke sana ke mari menghambur firnah
Mannaa ‘in lil-khairi… sangat enggan berbuat baik, enggan berbuat baik bagi dirinya maupun orang lain.
Mu’tadin.., melampaui batas kebenaran dan keadilan secara mutlak
Atsiin… banyak dosa suka melakukan kemaksiatan – kemaksiatan.
‘utull…. Kaku, kasar
Zaniim… terkenal kejahatannya.
Betapa buruknya orang yang membalas nikmat Allah kepadanya dengan penghinaan terhadap ayat – ayat –Nya, penghinaan terhadap Rosul-Nya dan penentangan terhadap Agama-Nya, ole sebab itu pantaslah orang yang demikian itu merupakan orang yang mempunyai sifat tercela.
Itulah kebinasaan yang layak bagi musuh Islam, musuh Rasul yang Mulia dan mesuh orang yang berakhlak luhur…
***
disarikan dari Tafsir Fi Zhilali Qur'an Karya Said Quthb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar