BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan
adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi Sumber Daya Manusia
(SDM) melalui kegiatan pengajaran. Ada dua buah konsep kependidikan
yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning ) dan pembelajaran ( instruction ). Konsep belajar berakar pada pihak peserta didik dan konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik.
Dalam
proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara peserta
didik dan pendidik. Peserta didik adalah seseorang atau sekelompok orang
sebagai pencari, penerima pelajaran yang dibutuhkannya, sedang pendidik
adalah seseorang atau sekelompok orang yang berprofesi sebagai pengolah
kegiatan belajar mengajar dan seperangkat peranan lainnya yang
memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh pendidik, karena keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya enak menurut siswa, maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran yang diberikan, sehingga diharapkan akan terjadi perubahan dan tingkah laku pada siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motorik dan gaya hidupnya.
Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh pendidik, karena keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya enak menurut siswa, maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran yang diberikan, sehingga diharapkan akan terjadi perubahan dan tingkah laku pada siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motorik dan gaya hidupnya.
B. Penegasan Istilah
1. Metode
Metode adalah cara yang paling tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu.[1]
Dalam proses pendidikan, metode adalah suatu cara dan siasat
penyampaian bahan pelajaran tertentu dari suatu mata pelajaran, agar
siswa dapat mengetahui, memahami, mempergunakan dan menguasai bahan
pelajaran.[2]
Mata
pelajaran Aqidah Akhlak bagian dari struktur kurikulum Madrasah Aliyah.
Aqidah akhlak terdiri dari dua kata yaitu Aqidah dan Akhlak. Aqidah
artinya ikatan hati “bahwa seseorang yang beriman mengikatkan hati dan
perasaan dengan suatu kepercayaan yang tidak dapat ditukar dengan
kepercayaan lain sehingga aiqdah juga dikenal dengan iman”.[3] Sedangkan
akhlak atau khuluq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia,
sehingga dia akan muncul secara spontan bila diperlukan tanpa memerlukan
penilaian atau pertimbangan terlebih dahulu tidak memerlukan dorongan
dari luar.[4]
C. Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian dari Metode Latihan, Metode Proyek, Metode Cerita, Metode
Praktik, Metode Suri Tauladan, Metode Kerjasama, dan Metode Kerja
Kelompok ?
2. Metode apa sajakah yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran akidah akhlak kelas X madrasah aliyah ?
3. Bagaimanakah penerapan metode pada maple akidah akhlak kelas X madrasah aliyah ?
D. Tujuan
Agar
pendidik mampu menerapakan metode yang sesuai dan tepat untuk Materi
Aqidah Akhlak kelas X Madrasah Aliyah dan mendapatkan hasil pembelajaran
yang sesuai dengan kompetensi dasar dan standar kompetensi yang
diharapkan oleh pemerintah.
E. Manfaat
1. Teoritis
Memudahkan pendidik dalam memberikan pemahaman materi pada pesrta didik.
2. Aplikatif
Memudahkan
pendidik untuk menerapkan materi yang di ajarkan agar peserta didik
tidak hanya mengetahui teori saja tetapi juga bisa segera
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
F. Sistematika Penulisan Makalah
Bab I
|
:
|
Dalam
bab ini memuat pendahuluan yang terdiri : latar belakang masalah,
penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sisitematika
penulisan.
|
Bab II
|
:
|
Dalam bab ini diuraikan tentang penjelasan metode metode dalam pembelajaran.
|
Bab III
|
:
|
Dalam bab ini pembahasan dan analisis metode-metode dan penyesuaian dengan materi pembelajaran Aqidah dan Akhlak.
|
Bab VI
|
:
|
Penutup
a. Kesimpulan
b. Rekomendasi
|
Daftar pustaka
| | |
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Metode Pembelajaran Aqidah Akhlak
1. Metode Latihan (Drilling Method)
a. Pengertian
Metode drill
atau disebut latihan adalah suatu metode mengajar dimana siswa langsung
diajak menuju ketempat latihan keterampilan/ eksperimental, seperti
untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara
menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya, dsb.
Metode drill
/ latihan siap dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau
keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan
melakukan secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan.
b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Latihan
1) Kelebihan
a) Peserta didik memperoleh kecakapan motoris, contohnya menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
b) Peserta
didik memperoleh kecakapan mental, contohnya dalam perkalian,
penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
c) Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
d) Peserta didik memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan sesuatu sesuai dengan yang dipelajarinya.
e) Dapat
menimbulkan rasa percaya diri bahwa peserta didik yang berhasil dalam
belajar telah memiliki suatu keterampilan khusus yang berguna kelak
dikemudian hari.
f) Guru
lebih mudah mengontrol dan membedakan mana peserta didik yang disiplin
dalam belajarnya dan mana yang kurang dengan memperhatikan tindakan dan
perbuatan peserta didik saat berlangsungnya pengajaran.
2) Kelemahan
a) Menghambat
bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa
kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
b) Dapat
menimbulkan verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat menghapal.
Dimana peserta didik dilatih untuk dapat menguasai bahan pelajaran
secara hapalan dan secara otomatis mengingatkannya bila ada pertanyaan
yang berkenaan dengan hapalan tersebut tanpa suatu proses berfikir
secara logis.
c) Membentuk
kebiasaan yang kaku, artinya seolah-olah peserta didik melakukan
sesuatu secara mekanis, dalam dalam memberikan stimulus peserta didik
bertindak secara otomatis.
d) Menimbulkan
penyesuaian secara statis kepada lingkungan, dimana peserta didik
menyelesaikan tugas secara statis sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
guru.[5]
c. Langkah-langkah Metode Latihan
a) Harus diusahakn latihan tersebut jangan sampai membosankan anak didik
b) Latihan diatur sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian peserta didik
c) Agar anak didik tidak ragu, maka anak didik lebih dahulu diberikan pengertian dasar tentang materi yang akan diberikan.[6]
2. Metode Proyek (Project Method)
a. Pengertian
Kata proyek berasal dari bahasa latin, yaitu proyektum
yang berarti maksud tujuan, rancangan, rencana. Jadi memproyeksikan
berarti : merancang, merencanakan dengan maksud dan tujuan tertentu.
Mempunyai perencanaan yang baik (planning) di dalam kegiatan-kegiatan
tahunan dan sebagainya.
Dengan
kata lain, metode proyek yaitu cara mengajar dengan jalan memberikan
kegiatan belajar kepada siswa, dengan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk memilih, merancang dan memimpin pikiran serta pekerjaannya.
Anak-anak dilatih agar berencana di dalam tugas-tugasnya.
Metode proyek ini untuk pertama kalinya, diperkenalkan oleh John Dewey. yang kemudian dikembangkan oleh W.H. Kilpatrik. Di Eropa abad XX ini giat sekali mengembangkan metode proyek ini. Di Indonesia metode proyek ini mendapat perhatian yang besar dari kalangan pembaharuan pendidikan dan pengajaran.[7]
Metode proyek ini untuk pertama kalinya, diperkenalkan oleh John Dewey. yang kemudian dikembangkan oleh W.H. Kilpatrik. Di Eropa abad XX ini giat sekali mengembangkan metode proyek ini. Di Indonesia metode proyek ini mendapat perhatian yang besar dari kalangan pembaharuan pendidikan dan pengajaran.[7]
b. Langkah-langkah Metode Proyek
Langkah-langkah metode proyek menurut Dr. Zakiah Darojat adalah sebagai berikut:
a) Merealisasi adanya masalah
b) Menyusun hipotesis
c) Mengumpulkan data dan informasi
d) Menyimpulkan[8]
c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Proyek
1) Kelebihan
a) Dengan pengajaran proyek, dapat membangkitkan dan mengaktifkan siswa, dimana masing-masing belajar dan bekerja sendiri
b) Melalui metode proyek memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk mempraktekkan apa yang telah dipelajari
c) Melalui metode proyek memperhatikan segi minat, perbedaan serta kemampuan masing-masing individu siswa
d) Dapat menumbuhkan sikap sosial dan bekerja sama yang baik
e) Dapat membentuk siswa dinamis dan ilmiah dalam berbuat/berkarya. [9]
2) Kelemahan
a) Memerlukan perencanaan yang matang
b) Bila proyek diberikan terlalu banyak, akan berakibat membosankan bagi siswa
c) Organisasi
bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan
memerlukan kehlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum siap
untuk ini.
d) Harus
dapat memilih topic unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup
fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yangdiperlukan.
e) Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat menaguburkan pokok unit yang dibahas.[10]
3) Metode Cerita (Narative Method)
a. Pengertian
Menurut
Armai Arif, pengantar ilmu dan metodologi pendidikan islam, (2002 :
160) metode kisah mengandung arti suatu cara dalam menyampaikan materi
pelajaran dengan menceritakan secara kronologis tentang bagaimana
terjadinya suatu hal, yang menuturkan perbuatan, pengalaman atau
penderitaan orang lain baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan
saja. Metode kisah yang disampaikan merupakan salah satu metode
pendidikan yang masyhur dan terbaik, sebab kisah itu mampu menyentuh
jiwa jika didasarkan oleh keputusan hati yang mendalam.[11]
Dalam
metode bercerita baik guru maupun siswa dapat berperan sebagai orang
yang menyampaikan materi tersebut. Dengan cara guru bisa memberi tugas
kepada salah seorang siswa atau lebih untuk menceritakan suatau
peristiwa atau topik dalam materi yang dipelajari.
b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Cerita
1) Kelebihan
a) Dapat mengasah daya imajinasi dan daya pikir siswa
b) Media efektif untuk menanamkan berbagai nilai dan etika seta mennumbuhkan rasa simpati siswa
c) Menumbuhkan mint abaca pada peserta didik
d) Dapat memperbanyak kosa kata
2) Kelemahan
a) Sangat memerlukan daya rangsangan imajinasi atau menyajikan secara menarik
b) Banyak dongeng yang mengandung kisah teladan yang buruk
c) Muatan-muatan
pada cerita harus dipertimbbangkan dengan kondisi ppsikologis, jangan
sampai terjadi kesalahpahaman dari cerita tersebut.[12]
4) Metode Praktik (Practicing Method)
a. Pengertian
Metode ini sesuai dengan namanya, lebih menekankan pada kemampuan praktek.[13] Menurut
Prof. Kukuh Fackhurrohman dimaksudkaan supaya mendidik dengan
memberikan materi pendidikan baik menggunakan alat atau benda seperti
diperagakan, dengan harapan anak didik akan menjadi lebih mudah dan
jelas sekaligus dapat mempraktikkan materi yang dimaksudkan.. Metode ini
adalah bentuk metode praktek yang sifatnnya untuk mengembangkan
keterampilan peserta belajar (keterampilan mental maupun fisik/teknis).[14]
Pada
tingkat-tingkat awal materi pelajaran praktis dapat dipilih dan
diterapkan pada hal-hal yang sederhana, apakah itu lewat percakapan
sehari-hari yang ada hubungannya dengan dunia sekolah anak didik atau
lingkungan rumah tangga dan masyarakat lebih luas atau dapat pula
menyebutkan rincian nama-nama benda dan kata kera sebagai dasar
pembentukan bahasa percakapan. Sedangkan pada tingkat lanjutan atas
materi pelajaran dikembangkan lebih luas dan kompleks melalui percakapan
teoritis dan penalaran ilmiah.[15]
b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Praktik
1) Kelebihan
a) Siswa memperoleh ketrampilan langsung atau praktis.
b) Siswa
merasa tidak dipusingkan oleh aturan-aturan atau kaidah-kaidah
gramatikal karena pelajaran gramatikal hanya diajarkan sambil lalu,
sebagai penajam pemahaman
c) Pengajaran
dapat dinamis (hidup) dan menyenangkan, apalagi sesekali guru dapat
menyelingi dengan percakapan lucu dan media peragaan yang menarik
2) Kelemahan
a) Memerlukan guru yang betul-betul mahir dan aktif dalam bidangnya
b) Pada
tingkat-tingkat dasar (awal) metode ini masih sulit diterapkan karena
perbendaharaan kata dan bahasa anak didik masih terbatas, bahkan terasa
kaku. Guru harus memperbanyak menghafalkan pola-pola kalimat yang baik
kepada murid-murid
c) Pada
umumnya kemampuan aplikatif anak didik sangat ditentukan oleh faktor
motivasi dari pihak guru disamping gaya dan simpatik kepribadian guru.
Dan ini jarang dimiliki dalam satu pribadi guru. Guru perlu sering
memotivasi anak didik disela-sela mengajar.
d) Kekurangan media peraga sebagai penguat persepsi dan ingatan dapat merupakan sisi lain kekurangan metode ini
5) Metode Suri Tauladan (Good Example Method)
a. Pengertian
Menurut
Prof. Pupuh Faturrohman metode suri tauladan dapat diartikan sebagai
“keteladanan yang baik”. Dengan adanya teladan yang baik itu, maka akan
menubuhkan hasrat bagi orang lain untuk meniru atau menngikutinya,
karena memang pada dasarnya dengan adanya contoh ucapan, perbuatan, dan
contoh tingkah laku yang baik dalam hal apapun maka hal itu merupakan
suatu amaliah yang paling penting dan paling berkesan, baik bagi
pendidikan anak, maupun dalam kehidupan dan pergaulan manusia
sehari-hari.[16]
Metode
ini merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dianggap besar
pengaruhnya. Hal ini sudah dibuktikan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai
hasilnya apapun yang diajarkan dapat diterima dengan segera dari dalam
keluarga dan oleh masyarakat pengikutnya karena ucapannya menembus ke
hati mereka.[17]
6) Metode Kerjasama (Cooperation Method)
a. Pengertian
Menurut
Prof. Kukuh Faturrohman (2007 : 64) metode kerjasama adalah upaya
saling membantu antara dua orang atau lebih, antara individu dengan
kelompok lainnya dalam melaksanakan tugas atau menyelesaikan problema
yang dihadapai dan menggarap berbagai program yang bersifat prospektif,
guna mewujudkan kemaslahatan dan kesejahteraan bersama.[18]
7) Metode Kerja Kelompok (Cup Cluster Method)
a. Pengertian
Metode
kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung
pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan
(kelompok) tersendiri atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub
kelompok)[19]
Metode
kerja kelompok ialah suatu cara menyajikan materi pelajaran dimana guru
mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok atau grup tertentu
untuk menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan dengan cara bersama-sama
dan bergotong-royong.
Istilah
kerja kelompok mengandung arti bahwa siswa-siswa dalam suatu kelas
dibagi dalam beberapa kelompok baik kelompok yang kecil maupun kelompok
yang besar. Pengelompokan biasanya didasarkan atas prinsip untuk
mencapai tujuan bersama.[20]
b. Langkah-Langkah Metode Kerja Kelompok
1) Menentukan kelompok
2) Memberi tugas-tugas kepada kelompok.[21]
c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Kerja Kelompok
1) Kelebihan
a) Dapat memupuk rasa kerjasama.
b) Suatu tugas yang luas dapat segera diselesaikan.
c) Adanya persaingan yang sehat.
2) Kelemahan
a) Adanya
sifat-sifat pribadi yang ingin menonjolkan diri atau sebaliknya yang
lemah merasa rendah diri dan selalu tergantung kepada orang lain.
b) Bila kecakapan tiap anggota tidak seimbang, akan rnenghambat kelancaran tugas, atau didominasi oleh seseorang.[22]
BAB III
ANALISIS PROGRAM PEMBELAJARAN
A. SK, KD, Materi, dan Metode Pembelajaran
1. Akidah Akhlak Kelas X Semester I
No
|
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Materi
|
Metode
|
1
|
Memahami prinsip-prinsip dan metode peningkatan kualitas ibadah
|
1. Menjelaskan prinsip-prinsip akidah
2. Menjelaskan metode-metode peningkatan kualitas akidah
3. Menerapkan prinsip-prinsip akidah dalam kehidupan
4. Menerapakan metode-metode peningkatan kualitas akidah dalam kehidupan
|
a. Pengertian akidah
b. Prinsip-prinsip akidah
c. Ruang lingkup akidah
d. Metode peningkatan akidah
e. Kualitas akidah dalam kehidupan
|
a) Ceramah
b) Singkronik analitik
c) Empiris
d) Suri tauladan
|
2
|
Memahami tauhid
|
1. Menjelasakan pengertian tauhid dan istilah-istilah lainnya
2. Mejelaskan macam-macam tauhid (uluhiyyah, rububuyyah, mulkiyah, dan rahmaniyah)
3. Menunjukkan perilaku bertauhid
4. Menerapkan perilaku bertauhid dalam
kehidupan sehari-hari
|
a. Pengertian tauhid
b. Makna kalimat tauhid La Ilaha Illallah
c. Macam-macam tauhid
d. Urgensi mengenal Allah
e. Nilai positif tauhid
f. Sosok teladan bertauhid
|
a) Ceramah
b) Suri tauladan
c) Empiris praktik
|
3
|
Memahami syirik dalam islam
|
1. Menjelasaka pengertian syirik
2. Mengidentifikasi macam-macam syirik
3. Menunjukkan perilaku orang yang berbuat syirik
4. Menjelaskan akibat perbuatan syirik
5. Membiasakan diri
menghindari hal-hal yang mengarah kepada
perbuatan syirik dalam kehidupan sehari-hari
|
a. Pengertian syirik
b. Klasifikasi syirik
c. Macam-macam syirik
d. Kriteria orang yang syirik
e. Akibat negative perbuatan syirik
f. Hikmah menghindari perbuatan syirik
|
a) Ceramah
b) Proyek
c) Praktik
d) deduktif
|
4
|
Memahami masalah akhlak
|
1. Menjelaskan pengertian akhlak
2. Menjelaskan induk-induk akhlak terpuji dan induk-induk
3. Akhlak tercela
Menjelaskan macam-macam metode
peningkatan kualitas
akhlak
4. Menerapkan metode-metode peningkatan kualitas akhlak dalam kehidupan
|
a. Pengertian akhlak
b. Ruang lingkup akhlak terpuji
c. Gambaran umum aklak tercela
d. Metode peningkatan kuualitas akhlak
e. Kualitas akhlak dalam kehidupan
|
a) Ceramah
b) Tanya jawab
c) Suri tauladan
d) Praktik
|
2. Akidah Akhlak Kelas X Semester II
No
|
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Materi
|
Metode
|
1.
|
Meningkatkan keimanan kepada Allah melalui sifat-sifatnya dalam asmaul husna
|
1. Menguraikan sepuluh Asmaul Husna (Al muqsit, Al Waris, An Nafi’, Al Basit, Al Hafiz, Al Waliyy, Al wadud, Ar Rofi’, Al Mu’izz, Al ‘Afuww)
2. Menunjukkan bukti kebenaran tanda-tanda kebesaran melalui sifat Allah dalam sepuluh Asmaul Husna (Al muqsit, Al Waris, An Nafi’, Al Basit, Al Hafiz, Al Waliyy, Al wadud, Ar Rofi’, Al Mu’izz, Al ‘Afuww)
3. Menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan sepuluh Asmaul Husna (Al muqsit, Al Waris, An Nafi’, Al Basit, Al Hafiz, Al Waliyy, Al wadud, Ar Rofi’, Al Mu’izz, Al ‘Afuww)
4. Meneladani sifat-sifat Allah yang terkandung dalam sepuluh Asmaul Husna (Al muqsit, Al Waris, An Nafi’, Al Basit, Al Hafiz, Al Waliyy, Al wadud, Ar Rofi’, Al Mu’izz, Al ‘Afuww)
|
a. Pengertian asmaul husna
b. Menguraikan sepuluh asmaul husna
c. Bukti kebenaran dalam sepuluh asmaul husna
d. Perilaku orang yang mengamallakan sepuluh asmaul husna
e. Meneladani sifat Allah dalam sepuluh asmaul husna
|
a) Ceramah
b) Praktik
c) Cerita
d) suri tauladan
|
2.
|
Membiasakan perilaku terpuji
|
1. Menjelaska pengertian dan pentingnya
Husnudzan dan bertaubat.
2. Mengidentifikasi bentuk dan contoh-contoh
perilaku husnudzan dan bertaubat.
3. Menunjukkan nilai-nilai positif dari husnudzan dan bertauabat dalam fenomena kehidupan
4. Membiasakan perilaku husnudzzan dan
bertaubat.
|
a. Husnudzan
b. Taubat
|
a) Ceramah
b) Proyek
c) Cerita
d) Tanya jawab
e) Diskusi
f) Praktik
|
3.
|
Menghidari perilaku tercela
|
1. Menjelasakan pengertian ria,aniaya,dan diskriminasi.
2. Mengidentifikasi bentuk dan contoh-contoh
perbuatan ria,aniaya, dan diskriminasi.
3. Menunjukkan nilai-nilai negatif akibat perbuatan ria,aniaya,dan diskriminasi.
4. Membiasakan diri menghindari hal-hal yang mengarah pada perilaku ria,aniaya,dan diskriminasi.
|
a. Ria
b. Aniaya(Zalim)
c. Diskriminasi
|
a) Ceramah
b) Proyek
c) Cerita
d) Tanya jawab
e) Praktik
f) Empiris
|
Sumber : Roli Abdul Rahman dan M. Khamzah, Menjaga Akidah dan Akhlak, jilid 1 untuk kelas X MA, Surakarta : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2007.
- Kegiatan pembelajaran
1. Menurut
analisa pemakalah dalam materi “memahami prinsip-prinsip dan
peningkatan kualitas ibadah”, lebih tepat jika menggunakan metode
ceramah, singkronik analitik, empiris, dan suri tauladan. Dimana materi
yang dibahas membutuhkan penjelasan tentang prinsip-prinsip akidah serta
bagaimana cara menerapkan prinsip-prinsip akidah dalam kehidupan
sehari-hari. Tidak hanya itu siswa dituntut untuk menerapkan
metode-metode penningkatan kualitas akidah dalam kehidupan.
2. Pada
materi “memahami tauhid”, pemakalah mengambil kesimpulan metode yang
tepat untuk materi ini adalaah metode ceramah, suri tauladan, empiris,
dan praktik. Karena dalam materi ini dibutuhkan penjelasan dan
pengertian tauhid. Tidak hanya itu, dalam materi ini membahas tentang bagaimana perilaku orang yang bertauhid dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Dalam
materi memahami syirik dalam islam, pemakalah menerapkan metode
ceramah, proyek, praktik, deduktif. Pendidik dituntut bisa menjelaskan
pengertian syirik, mengidentifikasi macam-macam syirik, memberikan
contoh perilaku orang yang berbuat syirik, menjelasakan akibat perbutan
syirik serta menerapkan pada peserta didik tentang membiasakan diri
menghindari hal-hal yang mengarah pada perbuatan syirik dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Dalam
materi “memahami maslah akhlak” pemakalah menerapkan metode ceramah,
Tanya jawab, suri tauladan, dan praktik. Karena dalam materi ini
dibutuhkan penjelasan tentang pengertian akhlak, induk-induk akhlak
terpuji dan induk-induk akhlak tercela, macam-macam metode peningkatan
kualitas akhlak serta penerapan metode-metode peningkatan kualitas
akhlak dalam kehidupan. Dalam materi ini pendidik dapat menggunakan
pendekatan CTL yaitu, peserta didik mampu menhindari akhlak-akhlak
tercela dan menerapkan akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari.
5. Pada
materi “meningkkatkan keimanan pada Allah SWT melalui sifat-sifatnya
dalam asmaul husna”, menurut pemakalah metode yang sesuai untuk
diterapkan adalah metode ceramah, praktik, cerita, suri tauladan. Dalam
materi ini pendidik dituntut untuk bisa menguraikan sepuluh asmaul
husna, menunjukkan bukti kebenaran tanda-tanda kebesaran melalui sifat
Allah SWT dalam asmaul husna, menunjukkan perilaku orang yang
mengamalkan sepuluh asmaul husna dan dapat meneladani sifat-sifat Allah
SWT yang terkandung dalam sepuluh asmaul husna.
6. Untuk
materi “membiasakan perilaku terpuji”. Metode yang sesuai digunakan
adalah metode ceramah, proyek, cerita, Tanya jawab, praktik, dan
diskusi. Pendidik menjelaskan pengertian dan pentingnya husnudzon dan
bertaubat, mengidentifikasi bentuk dan contoh-contoh perilaku husnudzon
dan taubat, menunjukkan nilai-nilai positif dari husnudzon dan bertaubat
dalam fenomena kehidupan. Kemudian pendidik mengajak peserta didik
membiasakan perilaku husnudzon dan bertaubat, dalam hal ini pendidik
bisa menggunakan pendekatan CTL agar peserta didik bisa diajak
mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.
7. Untuk
materi yang terakhir yaitu “menghindari perilau tercela”, metode yang
tepat yang digunakan adalah Metode Ceramah, cerita, Tanya jawab, praktik
dan empiris. Dalam materi ini
pendidik diharuskan untuk bisa menjelaskan pengertian ria, aniaya, dan
diskriminasi, mengidentifikasi bentuk dan contoh-contoh perbuatan ria,
aniaya, an diskriminasi. Menunjukkan nilai-nilai negative akibat
pebuatan ria, aniaya, dan diskriminasi. Kemudian siswa diharuskan bisa
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan membiasakan diri
menghindari hal-hal yang mengarah pada perilaku ria, aniaya, dan
diskriminasi untuk hal ini bisa diterapakan dengan pendekatn CTL.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengertian
metode latihan, metode proyek, metode cerita, metode praktik, metode
suri tauladan, metode kerjasama, metode kerja kelompok.
a) Metode drill
atau disebut latihan adalah suatu metode mengajar dimana siswa langsung
diajak menuju ketempat latihan keterampilan/ eksperimental, seperti
untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara
menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya, dsb.
b) Metode
proyek yaitu cara mengajar dengan jalan memberikan kegiatan belajar
kepada siswa, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih,
merancang dan memimpin pikiran serta pekerjaannya. Anak-anak dilatih
agar berencana di dalam tugas-tugasnya.
c) Metode
cerita atau metode kisah mengandung arti suatu cara dalam menyampaikan
materi pelajaran dengan menceritakan secara kronologis tentang bagaimana
terjadinya suatu hal, yang menuturkan perbuatan, pengalaman atau
penderitaan orang lain baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan
saja.
d) Menurut
Prof. Kukuh Fackhurrohman metode praktik dimaksudkaan supaya pendidik
mendidik dengan memberikan materi pendidikan yang baik dengan
menggunakan alat atau benda seperti diperagakan, dengan harapan anak
didik akan menjadi lebih mudah dan jelas sekaligus dapat mempraktikkan
materi yang dimaksudkan.
e) Menurut
Prof. Pupuh Faturrohman metode suri tauladan dapat diartikan sebagai
“keteladanan yang baik”. Dengan adanya teladan yang baik itu, maka akan
menubuhkan hasrat bagi orang lain untuk meniru atau mengikutinya.
f) Menurut
Prof. Kukuh Faturrohman (2007 : 64) metode kerjasama adalah upaya
saling membantu antara dua orang atau lebih, antara individu dengan
kelompok lainnya dalam melaksanakan tugas atau menyelesaikan problema
yang dihadapai dan menggarap berbagai program yang bersifat prospektif,
guna mewujudkan kemaslahatan dan kesejahteraan bersama.
g) Metode
kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung
pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan
(kelompok) tersendiri atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub
kelompok).
2. Metode yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran akidah akhlak Madrasah Aliyah
a. Materi
Memahami prinsip-prinsip dan metode peningkatan kualitas ibadah
menggunakan metode ceramah, singkronik analitik, empiris, dan suri
tauladan.
b. Materi Memahami tauhid menggunakan metode ceramah, suri tauladan, empiris, dan praktik.
c. Materi Memahami syirik dalam islam menggunakan metode ceramah, proyek, praktik, deduktif.
d. Materi Memahami masalah akhlak menggunakan metode ceramah, Tanya jawab, suri tauladan, dan praktik.
e. Materi
Meningkatkan keimanan kepada Allah melalui sifat-sifatnya dalam asmaul
husna menggunakan metode ceramah, praktik, cerita, suri tauladan.
f. Materi Membiasakan perilaku terpuji menggunakan metode ceramah, proyek, cerita, Tanya jawab, praktik, dan diskusi.
g. Materi Menghidari perilaku tercela menggunakan metode Ceramah, cerita, Tanya jawab, praktik dan empiris.
B. Saran
- Sebagai mahasiswa tarbiyah yang kelak akan mengampu mata pelajaran pendidikan agama islam, hendaknya mengetahiu dan memahami macam-macam metode pembelajaran, sehingga nantinya setelah menjadi pendidik kita dapat menggunakan metode apa saja yang sesuai dengan mata pelajaran pendidikan agam islam, sehingga tidak mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran.
- Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, hendaknya metode-metode pembelajaran yang ada dapat di aplikasikan dengan tepat sesuai dengan mata pelajaran dan materi yang diajarkan, sehingga tercapai hasil lpembelajaran yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Daradjat, Zakiah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1995.
Kaeany, Islam, Iman dan Amal Soleh, Jakarta : Rineka Cipta, 2000.
Ilyas, Yunahar, Kuliah Akhlaq, Yogyakarta ; LPPI, 2002
Tafsir, Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2003 Cet ke-7.
Yusuf, Tayar dan Anwar, Syaiful., Metodologi Pengajaran Agama Dan Bahasa Arab, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1995.
Khoiri, Nur, Metode Pembelajaran PAI, 2011.
Sabri, Ahmad, Strategi Belajar Mengajar Dan Micro Teaching, Jakarta : Quantum Teaching, 2005.
Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno, Sabri., Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman, Bandung : PT. Refika Aditama, 2009, cet. III.
Roli Abdul Rahman dan M. Khamzah, Menjaga Akidah dan Akhlak, jilid 1 untuk kelas X MA, Surakarta : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2007.
http://www.docstoc.com/docs/70951291/PENDEKATAN-DAN-METODE-PENDIDIKAN ISLAM
http://alhafizh84.wordpress.com/2010/02/07/metode-praktek-dan-teori-practice.html
[1] Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2003), Cet ke-7, hlm. 9
[3] Kaeany, Islam, Iman dan Amal Soleh, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000) hlm. 58
[4] Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta ; Lppi, 2002), hlm. 2
[6] Nur Khoiri, Metode Pembelajaran PAI, (2011), hlm. 55
[8] Nur Khoiri, Op. Cit., hlm. 56
[10] Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar., Metodologi Pengajaran Agama Dan Bahasa Arab, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1995), hlm. 89
[11]http://www.mizan-poenya.co.cc/2011/02/metode-kisah-cerita-dalam-pendidikan.html
[12] Nur khoiri., op. cit. hlm. 57
[13] http://alhafizh84.wordpress.com/2010/02/07/metode-praktek-dan-teori-practice.html
[14] Nur Khoiri, op. cit., hlm. 58
[15] http://alhafizh84. op cit.
[16] Pupuh Fathurrohman, dan Sabri Sutikno., Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman, (Bandung : PT. Refika Aditama, 2009), cet. III, hlm. 62
[17]http://www.docstoc.com/docs/70951291/PENDEKATAN-DAN-METODE-PENDIDIKAN ISLAM
[18] Nur Khoiri, op., cit. hlm 59
[19] Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Dan Micro Teaching, (Jakarta : Quantum Teaching, 2005),hlm. 60
[21] Ibid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar