STIT AT-TAQWA CIPARAY BANDUNG

Kamis, 26 Mei 2011

MEDIA MASSA DAN PERUBAHAN SIKAP INDIVIDU

ABSTRAK
Globalisasi yang dipicu oleh kemajuan teknologi komunikasi telah menyentuh hampir semua bidang kehidupan manusia. Media komunikasi visual dan auditif sudah demikian majunya sehingga arus informasi menjadikan dunia seakan begitu dekat dan sempit. Arus informasi dari satu tempat ke tempat yang lainpun sudah tak tercegah. Bersamaan dengan itu media komunikasi semakin dominan menentukan corak dan warna manusia baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial.
Hampir tak seorang pun yang terkena dampak teknologi komunikasi. Gaya hidup, selera, nilai-nilai, norma dan banyak aspek kepribadian manusia ikut dibentuk oleh TV, Radio, Majalah, dan pesan-pesan yang disampaikan lewat berbagai sarana. Setiap hari kita dijejali iklan komersil, setiap hari disuapi orasi politik, dan setiap hari pula kita kenyak dengan pesan ideologi. Pada satu sisi, sikap manusia terbentuk dan berubah oleh dampak modernisasi komunikasi dan pada gilirannya sikap itu sendiri berpengaruh terhadap aspek kehidupan sosial.
Pendahuluan
Media merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan komunikasi kepada khalayak. Media massa sebagai salah satu pilar Masyarakat modern, semakin memiliki peran dalam penanaman nilai-nilai terhadap masyarakat. Fakta empiris menunjukkan objektivitas media massa merupakan hal yang nisbi, malah fakta berbicara bahwa setiap media massa, baik cetak maupun elektronik, mempunya visi dan misi tersendiri yang mempengaruhi pemberitaan di media massa tersebut. Visi dan misi setiap media massa, yang tentu dibuat oleh pemilik media massa tersebut, acapkali terpengaruh oleh salah satu ideologi tertentu. Media massa kemudian dijadikan corong untuk menanamkan ideologi tersebut di masyarakat melalui pemberian atau wacana yang dikembangkan dari sudut pandang ideologi tersebut.
Kecanggihan teknologi dan perkembangan media komunikasi secara tidak sadar telah mengubah tatanan sosial kemasyarakatan yang bersinggungan langsung terhadap sikap individu. Kecenderungan tersebut salah satunya bisa jadi akibat dari media massa dan segala yang ditampilkannya.
Definisi Media Massa
Media massa adalah suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melewati media cetak atau elektronik, sehingga pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Pengertian “dapat” di sini menekankan pada pengertian bahwa jumlah sebenarnya penerima pesan informasi melalui media massa pada saat tertentu tidaklah esensial. Yang penting ialah “the communcator is a social organization capable of reproducing the message and sending it simultaneously to large number of people who are spatially separated.”
Adapun bentuk bedia massa, secara garis besar ada dua jenis, yaitu:
• Media Massa
Surat kabar dan majalah, termasuk buku-buku
• Media elektronik
Televisi dan radio, termasuk Internet
Pengaruh Media Massa
Secara perlahan-lahan Namur efektif, media membetuk pandangan individu terhadap bagaimana seorang individu melihat pribadinya dan bagaimana seorang individu seharusnya berhubungan dengan dunia sehari-hari.
• Pertama, media massa memperlihatkan bagaimana standar hidup layak bagi seorang manusia, dari sini individu menilai apakah individu tersebut telah memenuhi estándar itu dan gambaran ini banyak dipengaruhi dari apa yang dilihat dari media massa.
• Kedua, penawaran-penawaran yang dilakukan di media massa bisa jadi mempengaruhi keinginan individu. Sebagai contoh media massa mengilustrasikan kehidupan keluarga ideal, dan pemirsanya mulai membandingkan dan membicarakan kehidupan keluarga tersebut.
• Ketiga, media visual dapat memenuhi kebutuhan individu akan kepribadian yang lebih baik, pintar, cantik/tampan, dan kuat. Contohnya bagi individu yang ABG akan meniru gaya bicara idola mereka, meniru cara mereka berpakaian maupun mengidentifikasikan mereka sebagai idola mereka.
• Keempat, bagi remaja, mereka tidak hanya berhenti sebagai penonton atau pendengar, mereka juga menjadi “penentu”, dimana mereka menentukan arah media populer saat mereka berekspresi dan mengemukakan pendapatnya.
Secara garis besar media massa mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam pembentukan kognisi seseorang. Media massa memberikan informasi dan pengetahuan yang pada akhirnya dapat membentuk persepsi. Dan penelitian menunjukkan bahwa persepsi mempengaruhi sikap (attitude) dan perilaku seseorang.
Kognisi adalah semua prosesi yang terjadi di fikiran kita, yaitu: melihat, mengamati, mengingat, mempersepsikan sesuatu, membayangkan sesuatu, berfikir, menduga, menilai, mempertimbangkan dan memperkirakan. Berbagai pemberitaan media massa memberikan masukan kepada kognisi individu, dan kognisi akan membentuk sikap.
Konsep Sikap Individu
Sikap merupakan kajian yang sangat krusial karena sikap berperan sangat penting dalam setiap aspek dalam kehidupan sosial.
• Pertama, sikap pada dasarnya mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam hubungan kita dengan orang lain. Sebagai contoh sikap yang positif terhadap seseorang membuat kita senang bertemu dengan orang itu, bahkan melakukan sesuatu untuk dia, mengimitasi perilakunya, dan sebagainya. Sementara sikap yang negatif sebaliknya.
• Kedua, sikap mempengaruhi banyak keputusan-keputusan penting kita. Pilihan kita pada masa pemilihan presiden, gaya hidup, jurusan kuliah, semua dipengaruhi sikap terhadap orang dan objek-objek tersebut.
• Ketiga, sikap menentukan posisi kita ketika kita dihadapkan dengan isu-isu sosial yang krusial.
Ellis mengemukakan tentang sikap sebagai berikut : “Attitude involve some knowledge of situation. However, the essential aspect of the attitude is found in the fact that some characteristic feeling or emotion is experienced. And as we would accordingly expect, some definite tendency to action is associated.” Jadi menurtu Ellis, yang sangat memegang peranan penting di dalam sikap ialah faktor perasaan atau emosi, dan faktor kedua adalah reaksi atau respon, atau kecenderungan untuk bereaksi. Dalam beberapa hal, sikap merupakan penentu yang penting dalam tingkah laku manusia. Sebagai reaksi maka sikap selalu berhubungan dengan dua alternatif, yaitu senang (like) atau tidak senang (dislike), menurut dan melaksanakannya atau menjauhi atau menghindari sesuatu.
Ada tiga komponen sikap, yaitu:
• Afektif (affective), yang di dalamnya termasuk perasaan suka tidak suka terhadap suatu objek atau orang
• Kognitif, termasuk keyakinan tentang objek atau orang tersebut
• Perilaku, yaitu kecenderungan untuk bereaksi tertentu terhadap objek atau orang tersebut.
Pembentukan Sikap : Faktor dan Proses
Pemahaman mengenai mekanisme perubahan dan pengubahan sikap sangat diperlukan karena sebagai manusia kadang-kadang kita berperan sebagai agen perubahan dan kadang-kadang kita berperan sebagai subjek perubahan. Suatu waktu mungkin kita menginginkan orang lain agar mengubah sikap dan lain waktu mungkin kita perlu mempertahankan sikap dari usaha-usaha yang hendak mengubahnya.
Banyak faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap individu, baik yang bersumber dari dalam dirinya (faktor internal) ataupun yang berasal dari luar dirinya (faktor eksternal). Faktor internal merupakan segala sikap dan kecakapan yang dimiliki atau dikuasi individu dalam perkembangannya, diperoleh dari hasil keturunan atau karena interaksi keturunan dengan lingkungan. Faktor eksternal merupakan segal hal yang diterima individu dari lingkungannya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap individu yaitu : pengalaman pribadi; pengaruh orang lain yang dianggap penting; pengaruh kebudayaan; media massa; pengaruh emosional; dan lembaga pendidikan dan agama.
Menurut Baron (1979), ada tiga proses yang sangat sederhana tetapi mempunyai efek yang sangat kuat terhadap pembentukan sikap. Yaitu:
• Classical Conditioning yaitu proses dimana beberapa stimulus yang bersifat netral, yaitu tidak mempunyai efek untuk memicu respon positif ataupun negatif, secara bertahap mempunyai efek itu (memicu respon positif ataupun negatif), setelah dilakukan pemasangan/asosiai dengan stimulus lain yang memang pada dasarnya mempunyai efek memicu respon.
• Instrumental Conditioning merupakan pembentukan sikap yang cukup efektif karena menetapkan sistem reward dan punishment. Individu akan menerima reward apabila menerapkan sikap yang diinginkan dan mendapatkan punishment bila menerapkan sikap yang tidak diinginkan. Sikap bisa bertahan lama dan melekat pada individu apabila pemberian reward menggunakan variable-ratio schedule, yaitu jumlah respon yang diinginkan akan berbeda untuk mendapatkan reward.
• Obsevational Learning (also known as : vacatious learning or sacral learning or modeling or monkey see, monkey do ) is learning that occurs as a function of observing, retaining and in the case of imitation learning, replicating novel behavior executed by others. It is most associated with the work psychologist Albert Bandura, who implemented some of the seminar studies in the area and intimated social learning theory. It involves the process of learning to copy or model the action of another through observing another doing it. Further research has been used to show a connection between observation learning and both classical and operant conditioning.
Jadi Albert Bandura, observatronal learning melibatkan proses pembelajaran meniru atau memperagakan tindakan individu melalui penelitian atau pengamatan yang dilakukan individu terhadap individu lainnya. Sedangkan penelitian yang dilakukan Albert Bandura digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan antara observatronal learning dan juga classical dan operant conditioning.
Penutup
Kemajuan teknologi komunikasi yang ditandai dengan berkembangnya media massa sudah tidak dapat kita pungkiri lagi. Kehadirannya seumpama mata air di tengah gurun pasir yang fatamorgana. Secara perlahan tapi pasti dia dapat menipu mata telanjang kia, karena di dalamnya ada sedikit nilai-nilai yang tidak patut kita contoh namun realitanya kita membutuhkannya. Sebagai individu kita tidak hanya memanfaatkannya sebagai kebutuhan kita, lebih jauh lagi kita dapat memfilter pengaruh media massa yang bisa berdampak buruk bagi kepribadian kita. Selain itu perkembangan media massa sebagai kamajuan teknologi komunikasi dapat membentuk peradaban.
Media massa secara signifikan dapat mengubah dan mempengaruhi pembentukan sikap individu. Unsur-unsur dalam media massa secara sadar maupun tidak telah mengubah tatanan kehidupan sosial bermasyarakat maupun individu. Kecenderungan tersebut bisa mengarahkan kepada berubahan sikap individu yang baik atau tidak, tergantung bagaimana individu tersebut menyikapinya.
Saifuddin Anwar, Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1998)., hlm., 60
Ibid.,
http://purwoko.staff.ugm.ac.id./web/?p=ll
http://jurnal-pemikiranislam.blogspot.com/2009/02/kapitalisasi-media-massa.html
http://re-searchengines.com/mangkoes6-04-2.html
http://id.wikipedia.org/wiki/mediamassa
http://lukmanulhakim.multiply.com/journal/item/ii
Ibid.,
Ibdi.,
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998), hlm., 141
http://lukmanulhakim.multiply.com/journal/item/ii
Anwar, Sikap Manusia,hlm., 60
Nana Syaodih Sukamadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm., 44
http://digilib.petra.ac.id/viewer-php?page=5&qual=high&submitual=next&fname=%2fjiunkpe52fikom%2f2008%2fjiunkpe-ns-s1-2008-s1403097-9175-majapahit-chapter%pdf&submit.x=15&submit.y=15
http://lukmanulhakim.multiply.com/journal/item/ii
Ibid.,
http://omongkosongsibebek.wordpress.com/2007/10/16/menghilangkan-perilaku-diskriminasi-dengan-menggunakan-instrumental-conditional/
http://en.wikipedia.org/wiki/observational learning

Tidak ada komentar:

Posting Komentar