BAB I
PENDAHULUAN
1.1.1. Latar Belakang
Kita sekarang tidak dapat berhenti dengan hanya mengatakan bahwa Remaja itu merupakan peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Dan masalah-masalah yang menyangkut kelompok Remaja kian hari kian bertambah. Berbagai tulisan, ceramah dan seminar yang mengupas berbagai segi kehidupan Remaja dan hubungan Remaja dengan orang tuanya, menunjukkan betapa seriusnya masalah ini dirasakan oleh masyarakat. Dengan perkataan lain, masalah Remaja sudah menjadi kenyataan sosial dalam masyarakat kita. Terlebih lagi jika dipertimbangkan bahwa Remaja sebagai generasi penerus yang akan mengisi berbagai posisi dalam masyarakat yang akan mendatang, yang akan meneruskan kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara di Masa depan.
1.1.1 Rumusan Masalah
- Pengertian Remaja ?
- Apakah makna Remaja itu ?
- Ciri-ciri masa Remaja ?
- Apa saja tugas-tugas perkembangan pada masa Remaja ?
- Apa saja tindakan-tindakan yang dilakukan pada masa Remaja ?
1.1.2 Tujuan
- Mengatahui Remaja
- Mengetahui ciri-ciri Remaja
- Mengetahui tugas-tugas perkembangan pada masa Remaja
- Untuk mengetahui secara mendalam tentang kerakteristik Remaja
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 A. Siapakah Remaja Itu ?
Seringkali dengan gampang Orang mendifisinikan Remaja sebagai periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa, atau masa usia belasan tahun, atau jika seseorang menunjukkan tingkahlaku tertentu seperti susah diatur, mudah terangsang perasaannya dan sebagainya. Tetapi mendefinikan Remaja ternyata tidak semudah itu.
Istilah adolescence atau Remaja berasal dari kata Latin yang berarti “tumbuh” atau “Tumbuh Menjadi Dewasa.” Bangsa primitif-demikian pula orang-orang zaman purbakala-memandang masa buber dan masa Remaja tidak berbeda dengan periode-periode lain dalam rentang kehidupan; anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi.
Istilah adolescence, seperti yang dipergunakan saat ini, mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, Social, dan fisik. Pandangan ini diungkapkan oleh piaget (121) dengan mengatakan; ”Secara psikologi, masa Remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarkat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada pada tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah baik integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber. termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok. Tranformasi intelektual yang khas dari cara berpikir Remaja ini memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan social orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan”.
2.2 B. Remaja menurut hukum
Konsep tenteng “remaja”, bukanlah berasal dari bidang hukum, melainkan berasal dari bidang ilmu-ilmu sosial lainnya seperti Antropologi, Sosiologi, Psikologi, dan Paedagogi. Kecuali itu konsep “remaja” juga merupakan konsep yang relatif baru, yang muncul kira-kira setelah era industrialisasi merata di negara-negara Eropa, Amerika serikat dan negara-negara maju lainnya. Dengan perkataan lain, masalah remaja baru menjadi pusat perhatian ilmu-ilmu sosial dalam 100 tahun terakhir ini saja.
3.1 C. Makna Remaja
Fase remaja merupakan sugmen perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi. Menurut konopka (Pikunas , 1976) masa remaja ini meliputi:
a remaja awal: 12-15 tahun; (early adolescence) seorang remaja pada tahap ini terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis, ia sudah berfantasi erotis. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap “ego” menyebabkan para remaja awal ini sulit mengerti dan dimengerti orang dewasa.
b Remaja madya; 15-18 tahun; (middle adolescence) pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia senang kalau banyak teman yang menyukainya. Ada kecendrungan “narcistic”, yaitu mencintai diri sendiri, dengn menyukai teman-temanyang punya sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu ia berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang mana: peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau materialis dan sebagainya. Remaja harus membebaskan diri dari Oedipoes Complsx(perasaan cinta [pada ibu sendiripaa masa kanak-kanak) dengan mempererat hubungan dengan kawan-kawan dari lain jenis.
c remaja akhir: 19-22 tahun. (late adolescence) Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencaian 5 hal, yaitu:
1. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intellek.
2. Egonya yang mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru.
3. terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi
4. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
5. Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat umum (th public).
Sementara salzman mengemukakan, bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orang tua kearah kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.
4.1 C. Tahun-Tahun Masa Remaja
Lazimnya masa Remaja dianggap mulai pada saat anak secara seksual menjadi matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang secaara hukum. Namun, penelitian tentang perubahan perilaku , sikap dan nilai-nilai sepanjang masa Remaja tidak hanya menunjukkan bahwa setiap perubahan terjadi lebih cepat pada awal masa Remaja daripada tahap akhir masa Remaja, tetapi juga menunjukkan bahwa perilaku, sikap dan nilai-nilai pada awal masa Remaja berbeda dengan pada akhir masa Remaja. Dengan demikian secara umum masa Remaja dibagi menjadi dua bagian ,yaitu awal masa Remaja dan akhir masa Remaja.
Garis pemisah antara awal masa Remaja dan akhir masa Remaja terletak kira-kira disekitar usia 17 tahun; usia saat mana rata-rata setiap Remaja memasuki sekolah menengah tingkat atas. Ketika Remaja duduk dikelas terakhir, biasanya orang tua menganggapnya hampir dewasa dan berada diambang perbatasan untuk memasuki dunia kerja orang dewasa, melanjutkan ke pendidikan tinggi atau menerima pelatihan kerja tertentu..Status disekolah juga membuat Remaja sadar akan tanggung jawab yang sebelumnya belum pernah terpikirkan kesadaran akan setatus formal yang baru, baik di rumah maupun di sekolah yang mendorang sebagian besar Remaja untuk berprilaku lebih matang.
Karena rata-rata laki-laki lebih lambat matang daripada anak perempuan , maka laki-laki mengalami periode awal masa Remaja yang lebih singkat maskipun pada usia 18 tahun ia sudah dianggab dewasa, seperti halnya anak perempuan. akibatnya, seringkali laki-laki tampak kurang matang untuk usianya dibandingkan dengan perempuan. Namun, dengan adanya status yang lebih matang di rumah dan di sekolah, biasanya laki-laki cepat menyesuaikan diri dan menunjukkan perilaku yang lebih matang, yang sangat berbeda dengan perilaku Remaja yang lebih muda.
Awal masa Remaja berlangsung kira-kira dari umur 13 tahun sampai 16 atau 17 tahun, dan akhir masa Remaja bermula dari umur 16 atau 17 tahun sampai 18 tahun, yaitu usia matang secara hukum. Dengan demikian akhir masa Remaja merupakan periode yang sangat singkat.
Awal masa Remaja biasanya disebut sebagai “usia belasan,” kadang-kadang bahkan disebut “usia belasan yang tidak menyenangkan.” maskipun Remaja yang lebih tua sebenarnya mulai tergolong “anak belasan tahun,” sampai ia mencapai usia 21 tahun, namun istilah belasan tahun yang secara populer dihubungkan dengan pola prilaku khas Remaja muda jarang dikenakan pada Remaja yang lebih tua. Biasanya disebut “ permuda“ atau “pemudi” atau malahan disebut “kaulamuda” yang menunjukkan bahwa masyarakat belum melihat adanya perilaku yang matang selama awal masa Remaja (101).
5.1 D. Ciri-Ciri Masa Remaja
Seperti halnya dengan semua periode yang penting semua rentang kehidupan, namun kadar kepentinganya berbeda-beda. Ada beberapa periode yang lebih penting daripada beberapa periode lainnya, karena akibatnya yang langsung terhadap sikap dan perileku, dan ada lagi yang penting karena akibat-akibat jangka panjangnya. Pada periode Remaja, baik akibat langsung maupun akibat jangka panjang tetap penting. Ada periode yang penting karena akibat fisik dan ada lagi karena akibat pisikologis . pada periode Remaja kedua-duanya sama – sama penting.
5.2 E. Perkembangan Pada Masa Remaja
Semua tugas perkembangan pada masa Remaja dipusatkan pada pusaka penanggulangan sikap dan pola perilaku yang kekanak-kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa.
Tugas perkembangan pada masa Remaja membentuk perubahan besar dalam sikap dan pola perilaku anak. Akibatnya, hanya sedikit anak laki-laki dan anak perempuan yang dapat diharapkan untuk menguasai tugas-tugas tersebut selama awal masa Remaja, apalagi mereka yang matangnya terlambat. Kebanyakan harapan yang ditumpukan pada hal ini adalah bahwa Remaja muda akan meletakkan dasar-dasar bagi pembentukan sikap dan pola perilaku.
Penelitian singkat mengenai tugas-tugas perkembangan masa Remaja yang penting akan mengembangkan seberapa jauh perubahan yang akan dilakukan dan masalah yang akan timbul dari perubahan itu sendiri. Pada dasarnya, pentingnya menguasai tugas-tugas perkembangan dalam waktu yang relatif singkat yang dimiliki oleh Remaja amerika sebagai akibat dari perubahan usia kematangan yang sah menjadi 18 tahun. Menyebabkan banyak tekanan yang mengganggu para Remaja.
Seringkali sulit bagi para Remaja untuk menerima keadaan fisik bila sejak kanak-kanak mereka telah mengagungkan konsep mereka tentang penampilan diri pada waktu masa Remaja nantinya.diperlukan waktu untuk memperbaiki konsep ini untuk mempelajari cara-cara memperbaiki penampilan diri sehingga lebih sesuai dengan apa yang dicita-citakan.
Menerima peran seks dewasa yang diakui masyarakat tidaklah mempunyai kesulitan bagi anak laki-laki; mereka telah mendorong dan diarahkan sejak awal masa kanak-kanak. tetapi hal berbeda bagi anak perempuan, sebagai anak-anak, mereka diperbolehkan bahkan didorong untuk memainkan peran sederajat, sehingga usaha untuk mempelajari peran feminim dewasa yang diakui oleh masyarakat dan menerima peran tersebut. Seringkali merupakan tugas pokok yang menyesuaikan diri selama bertahun-tahun.
Karena adanya pertentangan dengan lawan jenis yang seiring perkembangan selama masa kanak-kanak dan masa puber, maka mempelajari hubungan baru dengan lawan jenis berarti harus berawal dari nol dengan tujuan untuk mengetahui hal ihwal lawan jenis dan sebagaimana harus bergaul dengan mereka. Sedangkan pengembangan hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya sesama jenis juga tidak mudah.
Bagi Remaja yang sangat mendambakan kemandirian, usaha untuk mandiri secara emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lain merupakan perkembangan yang mudah. Namun, kemandirian, emosi tidaklah sana dengan kemandirian perilaku. Banyak Remaja yang ingin mandiri juga membutuhkan rasa aman yang diperoleh oleh ketergantungan emosi pada orang tua atau orang-orang dewasa lain. Hal ini menonjol pada Remaja yang statusnya dalam kelompok sebaya yang tidak menyakinkan atau yang kurang memiliki hubungan yang akrab dengan anggota kelompok.
Kemandirian ekonomis tidak dapat dicapai sebelum Remaja memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja. Kalau Remaja memilih pekerjaan yang memerlukan periode pemulihan yang lama, tidak ada jaminan untuk memperoleh kemandirian ekonomis bilamana mereka secara resmi menjadi dewasa nantinya. Secara ekonomis mereka masih harus tergantung selama beberapa tahun sampai pelatihan yang diperlukan untuk bekerja sesuai dengan yang dijalaninya.
Sekolah dan pendidikan tinggi menekankan perkembangan keterampilan intelektual dan konsep yang penting bagi kecakapan sosial. Namun, hanya sedikit Remaja yang mampu menggunakan keterampilan dan konsep ini dalam situasi praktis. Mereka aktif dalam pelbagai aktivitas ektra kurikuler menguasai praktek demikian namun mereka yang tidak aktif karena harus bekerja setelah sekolah atau karena tidak diterima oleh teman-teman tidak memperoleh kesempatan ini.
Sekolah dan pendidikan tinggi juga mencoba untuk membentuk nilai-nilai yang sesuai dengan nilai-nilai kedewasaan, orang tua berperan banyak dalam pengembangan ini. Namun nilai-nilai dewasa bertentangan dengan nilai-nilai teman sebaya, maka Remaja harus memilih yang terakhir bila mengharapkan dukungan teman-teman yang menuntukan kehidupan sosial mereka.
Berhubugan dengan masalah pengembangan nilai-nilai yang selaras dengan dunia nilai orang dewasa yang akan dimasuki adalah tugas untuk mengembangkan perilaku sosial yang bertanggung jawab. Sebagian besar Remaja ingin diterima oleh teman-teman sebaya, tetapi hal ini seringkali diperoleh dengan perilaku yang oleh orang dewasa dianggap tidak bertanggung jawab. Misalnya, kalau menghadapi masalah menolong atau nenipu teman dalam ujian, maka Remaja harus memilih antara standart dewasa dan standart teman-teman.
Kecendrungan kawin menyebakan persiapan perkawinan merupakan tugas pengembangan yang paling penting dalam tahun-tahun Remaja. Meskipun sosial mengenai perilaku seksual yang berangsur-angsur mengendur dapat mempermudah persiapan perkawinan dalam aspek seksual, tetapi aspek perkawinan yang lain hanya sedikit dipersiapkan dirumah, disekolah dan diperguruan tinggi. Dan lebih-lebih lagi persiapan tentang tugas-tugas dan tanggung jawab kehidupan keluarga. Kurangnya persiapan ini merupakan salah satu penyebab dari ”masalah yang tidak teselesaikan” yang oleh Remaja di bawa kedalam masa Remaja.
8.1 F. Perubahan Fisik Selama Masa Remaja
Pertumbuhan fisik jauh dari sempurna pada saat masa puber berakhir, dan juga belum sepenuhnya sempurna pada akhir masa awal Remaja. Terdapat penurunan dalam laju pertumbuhan dan perkembangan internal lebih menonjol dari pada perkembangan eksternal. Hal ini tidak mudah di amati dan diketauhi sebagaimana halnya pertumbuhan tinggi dan berat tubuh atau perkembagan ciri-ciri seks sekunder.
BAB III
PENUTUP
9.1 A. kesimpulan
Remaja merukan nilai penting yang harus diperhatikan dalam kehidupan karena remaja mempunyai ciri-ciri yang sangat mencolak baik pisik ataupun psikis. Remaja merupakan masa-masa transisi peralihan antara masa kanak-kanak kemasa dewasa dan itu sangan dampak sifat dan prilakunya dan pengaruh pada orang0orang yang ada disekitarnya dan perkembangannya mengarahkan dala bentuk kemandirian dan kematangan dalam berfikir.
9.2 B. Saran
Dalam perkembangan remaja merupakan salah satu perjalanan yang bisa mempengaruhi dalam kehidupannya, oleh sebab itu butuh arahan serta didikan agar bisa melewati masa-masa transisi itu dengan baik dalam pisik maupun psikis sehingga bisa mengatasi dan mngaplikasikan perubahan-perubahan itu dal kehidupan sehari-hari.
Sayangnya kita memperhatikan kehidupan Remaja karena yang jelas mayoritas keluarga menerima dan menanggapi kehidupan Remaja agar supaya mereka bisa menerima dan lebih memahami kehidupan masa Remaja yang itu berpengaruh sekali bagi keluarga dan masyarakat umum.
DAFTAR PUSTAKA
- , Dr.H.Syamsu Yusuf LN., M.Pd Pisikologi perkembangan, Anak dan Remaja., PT Remaja Rosdakarya, Bandung
- Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, PT Erlangga, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar