Al-Qur’an sebagai kitab utama, mengandung ilmu yang sangat dalam. Untuk megupasnya diperlukan seorang penyelam tangguh untuk mengambil harta yang ada di dasarnya.
Ilmu tafsir bisa mendorong kita untuk mengetahui ilmu-ilmu Al-Qur’an sedikit mendalam, serta mendorong kita untuk mengetahui hal-hal yang menunjang pemahaman Al-Qur’an yang mulia ini, berupa usaha yang maksimal, kesungguhan yang optimal pembahasan yang mendalam. Kesemuanya itu harus dicurahkan dalam rangka studi di Al-Qur’an yang mulia. Betapa usaha para guru besar yang ternama dan Ulama yang terkenal, dimana mereka telah menghabiskan usia demi terjaminnya pemikiran atas wahyu yang murni sebagai pedoman/undang-undang yang berharga, sejak awal diturunkannya Al-Qur’an sampai saat kini.
Mereka pulang ke rahmatulah dengan meninggalkan kekayaan ilmu pengetahuan yang melimpah ruah untuk kita, yang sumbernya tak akan kering dan mutiaranya yang tak akan habis di sepanjang masa. Namun, sekalipun dengan penuh kesungguhan telah mereka curahkan (dari dahulu hingga sekarang), sungguh Al-Qur’an tetap merupakan lautan yang dalam dimana memerlukan penyelam yang terjun ke dalamnya untuk dapat mengambil mutiara dan permata dari dasarnya.
Para pujangga, sastrawan, cendekiawan dan penyair telah berlomba dalam mengomentari Al-Qur’an dengan mengemukakan keindahan dan kelebihannya. Rasanya kami belum menemui keterangan yang indah dan bernilai tinggi selain dari gambaran yang dibawakan oleh Muhammad (Rasulullah) ibnu Abdillah SAW. sebagal pembawa risalah, dimana beliau bersabda: “(Inilah) kitab Allah (Al-Qur’an), yang di dalamnya tertera berita/catatan sejarah jaman masa lampau (orang-orang yang sebelum kamu) dan gambaran jaman masa mendatang serta ketentuan tentang sesamamu. Ia adalah pemisah (hak dan batil) yang bukan dongeng (sandiwara). Siapa saja yang meninggalkannya niscaya akan rusak binasa dan siapa yang berpedoman dengan lainnya, niscaya akan sesat. Ia adalah petunjuk Allah yang paten, peringatan yang luas dan jalan yang lurus. Dengan berpedoman padanya hawa nafsu tak akan menyeleweng dan ucapan tidak akan bercampur baur.
Dalam menggali isinya ulama tidak merasa kenyang atau bosan bahkan sebaliknya. Keindahannya takkan hilang lantaran sering dibaca dan diulang, serta keajaiban-keajaibannya tak akan terputus. Ia adalah suatu bacaan dimana para jin tak terhenti mengagumi manakala mendengarnya, sehingga dikalangan mereka ada yang mengatakan: “Kami telah mendengarkan bacaan (Al-Qur’an) yang sungguh menakjubkan dan memberi petunjuk ke jalan yang benar karena itu kami beriman kepadanya.” Barangsiapa berkata berpijak kepadanya niscaya tepat, barangsiapa yang mengamalkan isinya niscaya akan diberi jasa imbalan. Barangsiapa menetapkan hukum berdasarkan atasnya niscaya akan adil. Dan barangsiapa mengajak orang lain untuk berpegang kepadanya niscaya akan diberi petunjuk ke jalan yang lurus”.
Apa yang dimaksud dengan Ilmu Al-Qur’an
Yang dimaksud dengan ilmu Al-Qur’an adalah seluruh pembahasan yang berbubungan dengan Al-Qur’anul Majid yang abadi, baik dari segi penyusunannya, pengumpulnnnya, sistimatikanya, perbedaan antara surat Makiyah dan Madaniyah, pengetahuan tentang nasikh dan mansukh, pembahasan tentang ayat-ayat yang muhkamat dan mutasyabihat, serta pembahasan-pembahasan lain yang berhubungan dan ada sangkut pautnya dengan Al-Qur’anul ‘Azhim.
Adapun tujuan dari study ilmu ini ialah:
1. Agar dapat memahami Kalam Allah ‘Azza Wajala, sejalan dengan keterangan dan penjelasan dari Rasul SAW, serta sejalan pula dengan keterangan yang dikutip oleh para sahabat dan thabi’in tentang interpretasi mereka prihal Al-Qur’an.
2. Agar mengetahui cara dan gaya yang dipergunakan oleh para mufassir (ahli tafsir) dalam menafsirkan Al-Qur’an dengan disertai sekedar penjelasan tentang tokoh-tokoh ahli tafsir yang ternama serta kelebihan-kelebihannya.
3. Agar mengetahui persyaratan-persyaratan dalam menafsirkan Al-Qur’an.
4. Dan ilmu-ilmu lain yang dibutuhkan untuk itu.
1. Agar dapat memahami Kalam Allah ‘Azza Wajala, sejalan dengan keterangan dan penjelasan dari Rasul SAW, serta sejalan pula dengan keterangan yang dikutip oleh para sahabat dan thabi’in tentang interpretasi mereka prihal Al-Qur’an.
2. Agar mengetahui cara dan gaya yang dipergunakan oleh para mufassir (ahli tafsir) dalam menafsirkan Al-Qur’an dengan disertai sekedar penjelasan tentang tokoh-tokoh ahli tafsir yang ternama serta kelebihan-kelebihannya.
3. Agar mengetahui persyaratan-persyaratan dalam menafsirkan Al-Qur’an.
4. Dan ilmu-ilmu lain yang dibutuhkan untuk itu.
Definisi Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah Kalam Allah yang tiada tandingannya (mu’jizat), diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril alaihis salam, ditulis dalam mushhaf-mushhaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir (oleh orang banyak), serta mempelajarinya merupakan suatu ibadah, dimulai dengan surat Al-Fâtihah dan ditutup dengan surat An-Nâs.
Definisi tersebut telah disepakati oleh para Ulama dan Ahli ushul. Allah menurunkan Al-Qur’an adalah untuk menjadi undang-undang bagi ummat manusia dan petunjuk serta sebagai tanda atas kebenaran Rasul dan penjelasan atas kenabian dan kerasulannya, juga sebagai alasan (hujjah) yang kuat di hari Kemudian dimana akan dinyatakan bahwa Al-Qur’an itu benar-benar diturunkan dari Dzat Yang Maha Bijaksana lagi Terpuji. Nyatalah bahwa Al-Qur’an adalah mu’jizat yang abadi yang menundukkan semua generasi dan bangsa sepanjang masa. Dalam hal ini Syauqy mengemukakan:
- Para Nabi dahulu datang
- membawa ayat dan hilang
- sedang engkau
- datang membawa
- kitab abadi,
- ayat-ayatnya tetap baru,
- meski masa telah berlalu
- dihias dengan keindahan asli
- abadi dan nurani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar