A. PENDAHULUAN
Salah satu aliran aksiolgis dalam filsafat adalah Hedonisme. Hedonisme erat kaitannya dengan Epicurus. Sebab dialah yang menggagas hedonisme.
B. MENGENAL EPICURUS
Greek philosopher who believed that the world is a random combination of atoms and That pleasure is the highest good (341-270 BC). (wordnetweb.princeton.edu/perl/webwn ).
Greek philosopher who believed that the world is a random combination of atoms and That pleasure is the highest good (341-270 BC). (wordnetweb.princeton.edu/perl/webwn ).
Fokus pemikirannya bahwa tujuan hidup manusia adalah mencapai kenyamanan batin, dan kebebasan dari rasa sakit. Seluruh sensasi keinginan adalah fitrah, dan layak untuk di puaskan. Intinya, karena manusia akan mati, maka manusia harus senang. (http://mbethy.multiply.com/journal/item/12)
Pendapat Epicurus tentang agama dan Tuhan
“…Atau Tuhan mau menghapuskan keburukan, tetapi tidak mampu. Atau sebenarnya ia mampu, tetapi tidak mau. Atau ia tidak mampu dan tidak mau. Jikalau ia mau, tetapi tidak mampu, ia lemah…. Jikalau ia mampu, tetapi tidak mau, dia jahat…. Tetapi, jikalau Tuhan mampu dan mau menghapuskan kejahatan, … lantas bagaimana kejahatan ada di dunia?” (Lee Strobel, The Case for Faith, Zondervan, 2000:25. bdk. Teodice. (2006:230).
(http://www.mail-archive.com/ppiindia@yahoogroups.com/msg66868.html)
Pandangan Epicurus tentang kenikmatan
“Epicurus merekomendasikan kepada kita untuk mengejar kesenangan dan kebahagiaan, namun harus diingat, dia tidak pernah mengajarkan bahwa kita harus menjalani kehidupan dengan mementingkan diri sendiri (selfish) yang berdampak kepada terhalangnya kesenangan dan kebahagiaan untuk orang lain.” (http://omnilogos.blogspot.com/2009/05/epistemologi-hedonisme-epicurus.html)
C. Lebih Jauh tentang Epicurus
1. Epicurus was an early thinker to develop the notion of justice as a social contract. He defined justice as an agreement “neither to harm nor be harmed. …
en.wikipedia.org/wiki/Epicureanism
2. Epicurus defined philosophy as the art of making life happy and strictly subordinated metaphysics to ethics, naming pleasure as the highest …
www.answers.com/topic/epicurus
3. Happiness is an essential part of every life, …
www.academon.com/lib/essay/epicurus-epicureanism.html
en.wikipedia.org/wiki/Epicureanism
2. Epicurus defined philosophy as the art of making life happy and strictly subordinated metaphysics to ethics, naming pleasure as the highest …
www.answers.com/topic/epicurus
3. Happiness is an essential part of every life, …
www.academon.com/lib/essay/epicurus-epicureanism.html
D. PANDANGAN ISLAM TENTANG KENIKMATAN HIDUP
Dalam doa sapu jagat kita berdoa: Ya Allah berikanlah kepada kami kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat serta jauhkanlah kami dari siksa api neraka. Islam menghendaki umatnya menikmati kehidupan ini. Islam juga memberikan jalan menuju hidup yang penuh dengan kesenangan itu yakni dengan ibadah. Kebahagiaan berasal dari hati yang tenang, sedangkan hati yang tenang berasal dari jiwa yang selalu mengigat Allah. Dan mengingat Allah merupakan substansi dari Ibadah. Tiada substansi tanpa aksidensi. Bahkan menurut filsafat eksisteisialisme, aksidensi mendahului substansi. Ini berarti, untuk mencapai hati yang tenang, butuh ibadah dengan demikian ketenangan hidup akan bisa diraih.
PANDANGAN HEDONISME
Hedonism’s View of Moral Education. Hedonism believes in pleasure as the highest good and humankind’s proper or sole aim. Moral education which is based on this philosophy will result in learners who pursue satisfaction of desires or wishes or immediate physical-biological enjoyment and thus neglect the mental-spiritual aspects of the education as these aspects do not offer immediate satisfaction and physical-biological enjoyment. As a result, teachers and learners place heavy emphasis on educational activities which are concrete and useful for practical purposes in life.Pandangan Hedonisem terhadap Pendidikan Moral
Hedonisme percaya kenikmatan tertinggi dari manusia sebagai baik dan benar atau satu-satunya tujuan. Pendidikan moral yang didasarkan pada filosofi ini akan menghasilkan peserta didik yang mengejar kepuasan keinginan atau impian atau kesenangan fisik-biologis yang segera dan lalai terhadap aspek-aspek mental rohani pendidikan sebab dianggap tidak segera menawarkan kepuasan fisik-biologis dan kesenangan. Akibatnya, peserta didik dan guru mempatkan kegiatan pendidikan yang konkrit dan bermanfaat bagi keperluan dalam kehidupan praktis sebagai titik tekan yang utama.
Sumber: http://journal.um.ac.id/index.php/ilmu-pendidikan/article/view/876
Tidak ada komentar:
Posting Komentar