Pelayanan
bimbingan dan konseling semakin populer dikenal oleh masyarakat,
khususnya di sekolah. Banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari
program bimbingan dan konseling di sekolah. Para
siswa yang berbakat memerlukan bimbingan untuk menemukan dan
mengembangkan potensi yang dimilikinya sehingga akan menjadi pribadi
yang unggul, secara akademis dan akhlak. Ada
juga sebagian siswa yang membutuhkan konseling karena banyak menghadapi
problema yang dapat mengganggu eksistensi dan proses dalam belajar.
Pelanggaran terhadap peraturan sekolah juga memerlukan konseling agar
sikap pelanggaran terhadap peraturan dapat dikurangi, sehingga akan
terbentuknya kedisiplinan siswa yang tinggi. Tawuran antar pelajar,
pemakaian obat-obatan terlarang, video porno, seharusnya juga menjadi
perhatian yang besar dari tenaga BK di sekolahan. Ada
banyak sekali fungsi bimbingan dan konseling di sekolah, fungsi satu
berkaitan erat dengan fungsi yang lainnya. Seseorang yang sudah
bekerjapun membutuhkan fungsi BK untuk lebih mengembangkan segala
potensinya dalam bekerja, dan pengembangan karirnya sesuai dengan
harapan yang diinginkan. Dengan melalui proses konseling, klien akan
dapat menghadapi dan menyelesaikan segala macam masalah yang dapat
menghancurkan karir/pekerjaan.
Pengembangan
bakat, minat dan hobi dapat diketahui dengan mengadakan tes, baik dalam
bentuk tes verbal (kata-kata) dan dalam bentuk tes gambar. Dalam fungsi
bimbingan dan konseling juga membantu pemilihan yang tepat terhadap
jurusan yang akan diambil oleh peserta didik. Adapun masalah yang akan
dibahas disini tentang fungsi bimbingan dan konseling adalah sebagai
berikut : Fungsi pencegahan (preventif), Fungsi pemahaman, Fungsi pengentasan, Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, Fungsi penyaluran, dan Fungsi penyesuaian.
1. Fungsi Pencegahan (Preventif)
Fungsi
pencegahan dalam pelaksanaannya bagi konselor merupakan bagian dari
tugas kewajibannya yang amat penting. Dalam dunia kesehatan mental
“pencegahan” didefinisikan sebagai upaya mempengaruhi dengan cara yang
positif dan bijaksana, lingkungan yang dapat menimbulkan kesulitan atau
kerugian itu benar-benar terjadi (Horner & McElhaney, 1993).[1]
Lingkungan merupakan hal yang penting, karena lingkungan yang baik akan
memberikan pengaruh positif terhadap individu. Lingkungan yang
mendukung harus dipelihara dan dikembangkan. Sedangkan lingkungan yang
sekiranya dapat menimbulkan pengaruh yang negatif harus diubah, sehingga
hal yang diperkirakan tidak dapat menjadi kenyataan. Ruang kelas yang
gelap dan kotor, pekarangan sekolah yang sempit, sarana belajar yang
kurang memadai, hubungan guru-murid yang kurang serasi, semuanya akan
menimbulkan kerugian-kerugian bagi siswa itu sendiri. Pencegahan di sini
juga bisa berarti menahan atau menghindarkan dari bahaya yang akan
timbul dari sesuatu yang bersifat negatif.
Layanan bimbingan bisa berfungsi pencegahan, yang artinya merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah.[2]
Bentuk kegiatannya bisa berupa orientasi, bimbingan karir,
inventarisasi data. Bentuk orientasi yang biasa dilakukan adalah untuk
memberikan pencegahan terhadap sesuatu yang tidak diinginkan, misalnya
diadakan orientasi tentang bahayanya narkoba, itu dimaksudkan dengan
adanya pengetahuan tentang berbagai jenis narkoba serta bahayanya bagi
tubuh kita apabila dikonsumsi, maka akan mencegah pemakaian narkoba di
kalangan pelajar. Dengan adanya pengarahan dari tenaga BK di sekolahan
para siswa akan lebih terarah dalam setiap tindakan, sehingga akan
mencegah dari kerusakan dan bentuk gangguan dalam proses belajar
mengajar. Dengan adanya fungsi pencegahan yang baik, maka perkembangan
potensi akan menjadi lebih baik.
Peningkatan
kemampuan khusus individu diperlukan untuk memperkuat perkembangan dan
kehidupannya. Ketrampilan pemecahan masalah, ketrampilan belajar dengan
berbagai aspeknya, ketrampilan berkomunikasi dan hubungan sosial,
pengaturan pemasukan-pengeluaran uang merupakan beberapa contoh
kemampuan yang perlu ditingkatkan pada individu.
2. Fungsi Pemahaman
Fungsi
pemahaman yang dimaksud yaitu bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai
dengan keperluan pengembangan siswa. Pemahaman ini mencakup:[3]
a. Pemahaman tentang diri siswa, terutama oleh siswa sendiri, orang tua, guru dan guru pembimbing.
b. Pemahaman
tentang lingkungan siswa (termasuk di dalamnya lingkungan keluarga dan
sekolah), terutama oleh siswa sendiri, orang tua, guru, dan guru
pembimbing.
c. Pemahaman
tentang lingkungan yang lebih luas (termasuk di dalamnya informasi
pendidikan, jabatan, pekerjaan, dan atau karir, dan informasi
budaya/nilai-nilai), terutama oleh sekolah.
Fokus
utama pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu klien dengan berbagai
permasalahannya, dan dengan tujuan-tujuan konseling. Berkenaan dengan
kedua hal tersebut, pemahaman yang sangat perlu dihasilkan oleh
pelayanan bimbingan dan konseling adalah pemahaman tentang diri klien
beserta permasalahannya oleh klien sendiri, dan oleh pihak-pihak yang
akan membantu klien, serta pemahaman tentang lingkungan klien oleh
klien.[4]
Pemahaman
masalah oleh individu sendiri merupakan modal dasar bagi pemecahan
masalah tersebut, apabila pemahaman masalah telah tercapai, agaknya
pelayanan bimbingan dan konseling telah menjalankan fungsi pemahaman
dengan baik. Pemahaman masalah siswa sama bergunanya dengan pemahaman
tentang individu pada umumnya oleh orang tua dan guru sebagaimana telah
dijelaskan di atas, yaitu untuk kepentingan berkenaan dengan perhatian
dan pelayanan orang tua terhadap anak, dan pengajaran oleh guru terhadap
siswa. Para
siswa perlu memahami dengan baik lingkungan sekolah, dan juga perlu
diberi kesempatan untuk memahami berbagai informasi yang berguna
berkenaan dengan pendidikan yang sekarang dijalaninya dengan pendidikan
jenjang selanjutnya dan yang berhubungan dengan pekerjaannya di kemudian
hari.
3. Fungsi Pengentasan
Istilah
fungsi pengentasan ini dipakai sebagai pengganti istilah fungsi kuratif
atau fungsi terapeutik dengan arti pengobatan atau penyembuhan. Tidak
dipakainya istilah tersebut karena istilah itu berorientasi bahwa
peserta didik adalah orang yang “sakit” serta untuk mengganti istilah
“fungsi perbaikan” yang berkonotasi bahwa peserta didik yang dibimbing
adalah orang “tidak baik atau rusak”. Melalui fungsi pelayanan ini akan
menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang
dihadapi oleh peserta didik. Pelayanan bimbingan dan konseling berusaha
membantu pemecahan masalah-masalah yang dihadapi oleh peserta didik,
baik dalam sifatnya, jenisnya maupun bentuknya. Pelayanan dan pendekatan
yang dipakai dalam pemberian bantuan ini dapat bersifat konseling
perorangan ataupun konseling kelompok.[5]
Jadi,
dalam pelaksanaan fungsi pengentasan bimbingan dan konseling menganggap
bahwa orang yang mengalami masalah itu berada dalam keadaan yang tidak
mengenakkan, sehingga harus diangkat dan dientaskan dari keadaan
tersebut.[6]
4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi
pemeliharaan dan pengembangan akan menghasilkan terpeliharanya dan
berkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam
rangka perkembangan dirinya secara terarah mantap dan berkelanjutan.[7]
Dalam fungsi ini, hal-hal yang dipandang sudah bersifat positif dijaga
agar tetap baik dan dimantapkan. Dengan demikian, dapat diharapkan
peserta didik dapat mencapai perkembangan kepribadiannya secara optimal.
Dalam
pelayanan bimbingan dan konseling, fungsi pemeliharaan dan pengembangan
dilaksanakan melalui berbagai pengaturan, kegiatan, dan program.[8]
Dalam fungsi ini, sesuatu yang dipelihara bukanlah sekedar
mempertahankan agar tetap utuh, tetapi diusahakan agar bertambah baik,
lebih menyenangkan, dan memiliki nilai tambah daripada yang terdahulu.
5. Fungsi Penyaluran
Dalam
fungsi penyaluran, siswa dibimbing agar mendapatkan kesempatan
penyaluran kepribadian, bakar, minat, hobi yang dimiliki, sehingga dapat
dikembangkan. Dalam fungsi ini, layanan yang dapat dibentuk misalnya
menyusun program belajar, pengembangan bakat dan minat, serta
perencanaan kariernya.
6. Fungsi Penyesuaian
Dalam
fungsi ini, layanan bimbingan adalah terciptanya penyesuaian antara
siswa dan lingkungannya. Dengan demikian, timbul kesesuaian antara
pribadi siswa dan sekolah. Kegiatan dalam layanan fungsi ini dapat
berupa orientasi sekolah dan kegiatan-kegiatan kelompok.
KESIMPULAN
Dari pembahasan tentang fungsi bimbingan dan konseling, dapat disimpulkan :
1. Fungsi
pencegahan adalah layanan bimbingan dan konseling yang merupakan suatu
usaha untuk mencegah terjadinya suatu masalah, sehingga situasi yang
dikhawatirkan akan memberi pengaruh negatif tidak menjadi kenyataan.
2. Fungsi
pemahaman merupakan usaha yang memberikan pemahaman tentang suatu
masalah kepada peserta didik, agar mereka lebih memahami tentang masalah
yang sedang dihadapi, sehingga bisa terpecahkan.
3. Fungsi pengentasan memberikan solusi terhadap masalah sehingga teratasinya berbagai permasalahan.
4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan adalah pertahanan serta inovasi terhadap sesuatu sehingga lebih berarti dan bermakna.
5. Fungsi
penyaluran adalah memberikan kesempatan untuk menyalurkan bakat, minat,
hobi yang dimiliki sehingga potensi yang dimiliki dapat berkembang
lebih maksimal.
6. Fungsi penyesuaian adalah kesesuaian antara siswa dengan keadaan lingkungan, baik lingkungan belajar dan lingkungan sekitar.
DAFTAR PUSTAKA
Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995.
_______________, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002.
Hallen A., Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat Pers, 2002.
Priyatno, Ermananti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999.
[1] Prof. Dr. Priyatno, Drs. Ermananti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999, hlm. 203.
[2] Drs. Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995, hlm. 8.
[3] Drs. Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002, hlm. 26-27.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar