I. PENDAHULUAN
Semenjak
adanya mahluk yang berfikir yaitu manusia, maka dia terus menerus
berusaha menyingkap rahasia yang meliputi dirinya dan mencari tahu
siapakah yang kuasa menciptakan alam ini, yang rumit susunannya, penuh
dengan benda-benda yang menakjubkan.
Manusia
mengamati segala peristiwa yang menyangkut isi alam dan didapatinya,
bahwa selalu ada perubahan dan peredaran, selalu silih berganti dan
berubah, tidak ada yang tetap dan kekal.[1]
Melalui observasi, eksperimen dan perhitungan manusia mendapatkan bahwa
dunia penuh dengan keteraturan. Didalamnya ada hubungan-hubungan yang
pasti antara unsur-unsur dan fenomenanya yang diatur oleh hukum-hukum
yang pasti dan kokoh. Eksistensi keteraturan yang sistematis tersebut
begitu pasti sifatnya sehingga tidak ada satupun kejadian alam yang
tidak terencana atau tidak ada kaitannya dengan fenomena lainnya.[2]
Al-Qur’an
sebagai sumber dasar untuk mengetahui wawasan Islam atas dunia,
berulang kali menyebutkan tanda-tanda Allah dan menuntut manusia untuk
memikirkannya, dan melalui itu mengetahui sumber eksistensinya, yaitu
Allah.[3]
Kitab
suci al-Qur’an mengajak orang arif, orang yang berfikir, dan orang yang
waspada untuk merenungkan secara mendalam dunia ini dan
keajaiban-keajaiban dan bahkan untuk merenungkan peristiwa-peristiwa
alamiah dan sebab-sebabnya agar dapat memperoleh pengetahuan tentang
Yang Maha Kuasa, Yang Maha Tahu, Yang Maha Arif, dan Pencipta Yang Maha
Esa Pengasih. Ayat-ayat al-Qur’an sebagian dimaksudkan untuk menyadarkan
manusia dan menarik perhatian manusia pada isu-isu yang muncul setelah
eksistensi pencipta seperti tidak bersekutu. Pengetahuan dan kekuasaan
tidak terbatas, kearifan hati, dan sifat-sifat lain, khususnya kekuasaan
untuk membangkitkan kembali manusia dari kematiannya, kemudian memberi
manusia kehidupan abadi dan selama kehidupan inilah manusia akan
mendapat pahala atau hukuman selaras dengan kehidupan yang dijalaninya
di bumi.
Manusia
yang akrab berteman dengan fenomena alam semesta adalah manusia yang
banyak mendapatkan kemudahan dan kenikmatan dari alam semesta itu
sendiri. Pemahaman yang kontekstual, holistik, komprehensif tentang
perilaku alam semesta menjadikan manusia semakin memahami makna
kehidupan dengan berbagai aspeknya yang bersifat multidimensional.[4]
Al
Qur’an menjawab perubahan-perubahan sosial yang serba cepat sebagai
konsekuensi modernisasi, industrialisasi dan kemajuan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (IPTEK) yang berdampak pada kehidupan masyarakat? Terhadap
perubahan sosial tersebut yang sering diiringi oleh ketidakpastian
fundamental di bidang hukum, norma, moral dan nilai kehidupan, tidak
semua orang mampu menyesuaikan diri, sehingga pada gilirannya yang
bersangkutan dapat jatuh sakit karenanya.
Dalam
hal ini akan dikupas berbagai permasalahan kehidupan manusia; khususnya
yang menyangkut kesejahteraan hidup dari sudut pandang ilmu kedokteran
jiwa (psikiatri) dan kesehatan jiwa dengan merujuk pada Al Qur’an dan Al
Hadits. Atas dasar Al Qur’an dan Al Hadits itulah, permasalahan
kehidupan manusia di zaman modern ini seperti stres, kehidupan berumah
tangga, aids, NAZA (Narkotika, Alkohol, Zat Adiktif) dan lain
sebagainya. Namun yang menjadi pokok bahasan di sini adalah masalah
stres, sumber, akibat, reaksi serta penanggulangannya.
II. PEMBAHASAN
A. Stres
Hidup
manusia ditandai oleh usaha-usaha pemenuhan kebutuhan, baik fisik,
mental-emosional, material maupun spiritual. Bila kebutuhan dapat
dipenuhi dengan baik, berarti tercapai keseimbangan dan kepuasan. Tetapi
pada kenyataannya seringkali usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
tersebut mendapat banyak rintangan dan hambatan.
Tekanan-tekanan
dan kesulitan-kesulitan hidup ini sering membawa manusia berada dalam
keadaan stress. Stress dapat dialami oleh segala lapisan umur.
Stress
dapat bersifat fisik, biologis dan psikologis. Kuman-kuman penyakit
yang menyerang tubuh manusia menimbulkan stress biologis yang
menimbulkan berbagai reaksi pertahanan tubuh. Sedangkan stress
psikologis dapat bersumber dari beberapa hal yang dapat menimbulkan
gangguan rasa sejahtera dan keseimbangan hidup.[5]
B. Sumber stres
Sumber stress dapat digolongkan dalam bentuk-bentuk: [6]
1. Krisis
Krisis
adalah perubahan/peristiwa yang timbul mendadak dan menggoncangkan
keseimbangan seseorang diluar jangkauan daya penyesuaian sehari-hari.
Misalnya: krisis di bidang usaha, hubungan keluarga dan sebagainya.
2. Frustrasi
Frustrasi
adalah kegagalan dalam usaha pemuasan kebutuhan-kebutuhan/dorongan
naluri, sehingga timbul kekecewaan. Frustrasi timbul bila niat atau
usaha seseorang terhalang oleh rintangan-rintangan (dari luar:
kelaparan, kemarau, kematian, dan sebagainya dan dari dalam: lelah,
cacat mental, rasa rendah diri dan sebagainya) yang menghambat kemajuan
suatu cita-cita yang hendak dicapainya.
3. Konflik
Konflik
adalah pertentangan antara 2 keinginan/dorongan yaitu antara kekuatan
dorongan naluri dan kekuatan yang mengendalikan dorongan-dorongan naluri
tersebut.
4. Tekanan
Stress
dapat ditimbulkan tekanan yang berhubungan dengan tanggung jawab yang
besar yang harus ditanggungnya. (Dari dalam diri sendiri: cita-cita,
kepala keluarga, dan sebagainya dan dari luar: istri yang terlalu
menuntut, orang tua yang menginginkan anaknya berprestasi).
C. Akibat stres
Akibat
stress tergantung dari reaksi seseorang terhadap stress. Umumnya stress
yang berlarut-larut menimbulkan perasaan cemas, takut, tertekan,
kehilangan rasa aman, harga diri terancam, gelisah, keluar keringat
dingin, jantung sering berdebar-debar, pusing, sulit atau suka makan dan
sulit tidur). Kecemasan yang berat dan berlangsung lama akan menurunkan
kemampuan dan efisiensi seseorang dalam menjalankan fungsi-fungsi
hidupnya dan pada akhirnya dapat menimbulkan berbagai macam gangguan
jiwa.[7]
D. Reaksi terhadap stres
Reaksi seseorang terhadap stress berbeda-beda tergantung dari:
1. Tingkat kedewasaan kepribadian
2. Pendidikan dan pengalaman hidup seseorang
Reaksi psikologis yang mungkin timbul dalam menghadapi stress:
1. Menghadapi langsung dengan segala resikonya.
2. Menarik diri dan tak tahu menahu tentang persoalan yang dihadapinya/lari dari kenyataan.
3. Menggunakan mekanisme pertahanan diri.
E. Penanggulangan stres
1. Mengenal dan menyadari sumber-sumber stress.
2. Membina kedewasaan kepribadian melalui pendidikan dan pengalaman hidup.
3. Mengembangkan
hidup sehat. Antara lain dengan cara: merasa cukup dengan apa yang
dimilikinya, tidak tergesa-gesa ingin mencapai keinginannya, menyadari
perbedaan antara keinginan dan kebutuhan, dan sebagainya.
4. Mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk segala sesuatu yang terjadi dengan tetap beriman kepada-Nya.
5. Minta bimbingan kepada sahabat dekat, orang-orang yang lebih dewasa, psikolog, orang yang dewasa rohaninya, dan sebagainya).
6. Hindarkan
sikap-sikap negatif antara lain: memberontak terhadap keadaan, sikap
apatis, marah-marah. Hal-hal tersebut tidak menyelesaikan masalah tetapi
justru membuka masalah baru.
F. Terapi Penanggulangan Stres
Firman Allah surat Yunus ayat 57 :
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاء
لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ {57}
“Hai
manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk
serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”.
Istilah
stres, cemas dan depresi seringkali digunakan untuk menggambarkan
seseorang yang sedang mengalami problem kehidupan (stresor psikososial)
yang dapat berdampak pada gangguan fungsi organ tubuh dan mental
emosional. Ketiga istilah tersebut seringkali batasannya tidak jelas dan
tumpang tindih.
Dalam
psikiatri dikenal bentuk terapi yang disebut terapi holistic. Dalam
terapi holistic dimaksudkan bentuk terapi yang tidak hanya menggunakan
obat dan ditujukan hanya kepada bentuk gangguan jiwanya saja, melainkan
juga mencakup aspek-aspek lain dari pasien. Terapi holistic adalah
bentuk terapi yang memandang pasien secara keseluruhan (sebagai manusia
seutuhnya).[8]
Dalam hal terapi pada gangguan stres pada gangguan stres dapat diberikan terapi yang meliputi :
1. Psikoterapi psikiatrik
2. Psikoterapi keagamaan
3. Psikofarmaka
4. Terapi somatic
5. Terapi relaksasi
6. Terapi perilaku[9]
III. KESIMPULAN
Kehidupan
manusia berkisar antara kesuksesan, prestasi, kesenangan, kegembiraan
dan kegagalan, penderitaan, dan kecemasan. Banyak penderitaan dan
kegagalan dapat dicegah atau diobati, tentu saja dengan upaya keras.
Jelaslah, manusia bertanggungjawab menundukkan alam dan mengubah
kemalangan hidup menjadi keberuntungan hidup. Namun demikian, banyak
kejadian pahit tak dapat dicegah atau juga tak dapat ditentang. Misal,
ambil contoh usia lanjut. Berangsur-angsur orang pasti berusia lanjut
dan pasti mengalami kemerosotan kondisi jasmani akibat usia lanjut. Usia
lanjut, kemunduran kondisi tubuh dan penyakit membuat hidup orang
lanjut usia terasa sulit. Takut mati dan takut mewariskan dunia fana ini
kepada orang lain selalu terasa menyakitkan hati.
Al-Qur’an
mengajak manusia untuk mengetahui dan memahami pesan moral yang hakiki
melalui penelitian dan observasi terhadap fenomena alam semesta yang
penuh rahasia dan keajaiban, dan akhirnya membawa jiwa manusia
membayangkan keagungan dan kemegahan penciptanya, yaitu Allah.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul G. Djapri, Mengintai Alam Metafisika, PT Bina Ilmu, Surabaya, 1985.
Bahesty dan Bahonar, Dasar Pemikiran Filsafat Islam dalam al-Qur'an, Risalah Masa, Jakarta, 1991.
Dadang Hawari, al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, PT Dana Bhakti Primayasa, Yogyakarta, 1997.
Lukman Saksono, Panca Daya dalam Empat Dimensi Filsafat, PT. Grafikatama Jaya, Jakarta, 1993.
http://www.angelfire.com/mt/matrixs/psikologi.htm#Mengenal%20Schizophrenia
[2] Bahesty dan Bahonar, Dasar Pemikiran Filsafat Islam dalam al-Qur'an, Risalah Masa, Jakarta, 1991, hlm. 46
[3] Ibid, hlm. 54.
[4] Lukman Saksono, Panca Daya dalam Empat Dimensi Filsafat, PT. Grafikatama Jaya, Jakarta, 1993, hlm. 192
[5] http://www.angelfire.com/mt/matrixs/psikologi.htm#Mengenal%20Schizophrenia
[6] Ibid.
[7] Ibid.
[8] Dadang Hawari, al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, PT Dana Bhakti Primayasa, Yogyakarta, 1997, cet.VII, hlm. 66-67
Tidak ada komentar:
Posting Komentar