Teori
atribusi kepemimpinan mengemukakan bahwa kepemimpinan semata-mata
merupakan suatu atribusi yang dibuat orang atau seorang pemimpin
mengenai individu-individu lain yang menjadi bawahannya.
Kepemimpinan Kharismatik
Karisma
merupakan sebuah atribusi yang berasal dari proses interaktif antara
pemimpin dan para pengikut. Atribut-atribut karisma antara lain rasa
percaya diri, keyakinan yang kuat, sikap tenang, kemampuan berbicara dan
yang lebih penting adalah bahwa atribut-atribut dan visi pemimpin
tersebut relevan dengan kebutuhan para pengikut.
Berbagai
teori tentang kepemimpinan karismatik telah dibahas dalam kegiatan
belajar ini. Teori kepemimpinan karismatik dari House menekankan kepada
identifikasi pribadi, pembangkitan motivasi oleh pemimpin dan pengaruh
pemimpin terhadap tujuan- tujuan dan rasa percaya diri para pengikut.
Teori atribusi tentang karisma lebih menekankan kepada identifikasi
pribadi sebagai proses utama mempengaruhi dan internalisasi sebagai
proses sekunder. Teori konsep diri sendiri menekankan internalisasi
nilai, identifikasi sosial dan pengaruh pimpinan terhadap kemampuan diri
dengan hanya memberi peran yang sedikit terhadap identifikasi pribadi.
Sementara itu, teori penularan sosial menjelaskan bahwa perilaku para
pengikut dipengaruhi oleh pemimpin tersebut mungkin melalui identifikasi
pribadi dan para pengikut lainnya dipengaruhi melalui proses penularan
sosial. Pada sisi lain, penjelasan psikoanalitis tentang karisma
memberikan kejelasan kepada kita bahwa pengaruh dari pemimpin berasal
dari identifikasi pribadi dengan pemimpin tersebut.
Karisma
merupakan sebuah fenomena. Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan
oleh seorang pemimpin karismatik untuk merutinisasi karisma walaupun
sukar untuk dilaksanakan. Kepemimpinan karismatik memiliki dampak
positif maupun negatif terhadap para pengikut dan organisasi.
Pemimpin
pentransformasi (transforming leaders) mencoba menimbulkan kesadaran
para pengikut dengan mengarahkannya kepada cita-cita dan nilai-nilai
moral yang lebih tinggi.
Burns
dan Bass telah menjelaskan kepemimpinan transformasional dalam
organisasi dan membedakan kepemimpinan transformasional, karismatik dan
transaksional. Pemimpin transformasional membuat para pengikut menjadi
lebih peka terhadap nilai dan pentingnya pekerjaan, mengaktifkan
kebutuhan-kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi dan menyebabkan para
pengikut lebih mementingkan organisasi. Hasilnya adalah para pengikut
merasa adanya kepercayaan dan rasa hormat terhadap pemimpin tersebut,
serta termotivasi untuk melakukan sesuatu melebihi dari yang diharapkan
darinya. Efek-efek transformasional dicapai dengan menggunakan karisma,
kepemimpinan inspirasional, perhatian yang diindividualisasi serta
stimulasi intelektual.
Hasil
penelitian Bennis dan Nanus, Tichy dan Devanna telah memberikan suatu
kejelasan tentang cara pemimpin transformasional mengubah budaya dan
strategi-strategi sebuah organisasi. Pada umumnya, para pemimpin
transformasional memformulasikan sebuah visi, mengembangkan sebuah
komitmen terhadapnya, melaksanakan strategi-strategi untuk mencapai visi
tersebut, dan menanamkan nilai-nilai baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar